Pancaran sinar yang masuk dari celah tirai jendela itu sedikit demi sedikit membangunkan sang pemilik kamar. qia menutupi wajahnya dengan bantal dan kicauan burung yang begitu merdu seakan datang untuk membangunkannya, hingga mereka pun berhasil membangunkannya. hingga qia memutuskan untuk bangun.
"sepertinya mz affan sudah jalan" melihat kearah jam , qia melihat secarik kertas disamping jam.
' selamat pagi istriku sayang , kamu sudah bangun ya , maaf ya aku berangkat kerja tidak memberitahumu , karna aku tidak tega jika harus membangunkanmu,
i love you'
qia tersenyum membaca isi kertas kecil itu.
selepas mandi , qia turun membawa suprei yang ada darah dirinya.
"nyonya makanannya sudah siap"
"iya makasih bi , oh ya bi' kemarilah sebentar "
"iya nya ada apa"
"jam berapa tadi mas affan berangkat?"
"jm 6:00 nya"
"oh,bibi kapan ke pasar? qia ikut ya"
"jangan nya , bibi' takut tuan marah karna kalau tau nyonya ke pasar"
"gpp bi' , mas affan tidak akan marah kok , nanti qia yang bakal kasi tau mas affan, qia ingin belanja bi"
"baiklah nya, sebentar lagi bibi' mau kepasar, isi kulkas sudah habis nya , beras juga sudah sedikit"
"baiklah bi' , kalau sudah mau berangkat pangil qia ya" bi inem mengangguk.
* * * * *
Hari ini qia dan bi inem pergi ke pasar menggunakan sepeda beat yang affan belikan untuk qia 1 bulan setelah menikah , affan takut qia bosan dirumah. qia bahkan menggunakannya jika ia berkunjung kerumah ayahnya saja.
"bi' hari ini qia mau masak kesukaan mas affan" ujar pada bi inem dengan ceria. bi inem melihat majikannya hari ini berbeda dia sangat ceria beda dengan biasanya yang hanya tertawa ketika gladis berkunjung kerumah affan.
"nyonya memangnya tau kesukaan mas affan?" qia mengangguk. meskipun qia tidak banyak bicara dengan affan tentu dia tau kesukaan affan.
"mas affan bilang dia sangat suka rendang sapi bi " bi inem mengangguk. mungkin dipikir tuannyalah yang cerita pada nyonya mudanya itu. padahal qia tidak sengaja mendengar pembicaraan affan dan mama kirana ketika makan.
yang membuatnya kaget , kesukaan radit sama dengan keluarganya sendiri. ibu qia sangat suka sekali masak rendang sapi khas padang itu yang slalu bikin ayahnya tambah cinta sama ibunya. qia juga sering melihat adegan mesra ayah dan ibunya itu meski dulu mereka hidupnya tak seperti sekarang. tapi berkat papa affan , keluarga qia merasakan kemewahan.
"pak daging sapinya 1 kilo ya,saya mau yang daging super ya pak" bapak itu mengangguk diirigi senyum.
"ini neng,oh ya saya kasih gratis tulangan didalamnya"
"berapa pak?"
"150ribu neng, sepertinya saya kenal. siapa ya?" pedagang daging sapi itu mengingat-ngingat.
"iya pak saya yang dulu sering ikut ibu kirana kemari"
"oh iya iya pangling aku , sudah pakai hijab jadi lupa, gamana kabar ibu neng"
"ibu sudah lama meninggal pak"
"innalillahiwainnalillahirojiun , pantesan tidak pernah kemari. maaf ya neng saya gatau . turut berduka cita"
"iya pak gpp. trimakasih tulangannya pak, mari saya permisi dulu pak, ayo bi' ". bapak penjual daging sapi itupun tersenyum ramah dengan anggukannya.
kemudian qia menuju tempat rempah , membeli rempah untuk bumbu halusnya . dia sudah tau apa saja yang mau dia beli. selain buka youtube dia juga masih sedikit ingat sekali apa saja yang ibunya beli. selesai berbelanja qia mengajak bi inem untuk minum es karna sangat haus.
"bi ayo duduk"
"ngak ah non"
"gpp kok duduk saja, mbk" sambil memanggil pelayan. "bibi mau apa"
"terserah nona sajalah"
"es tes 2 ya steak juga 2"
"baik, ditunggu ya sebentar" qia tersenyum
"oh ya bi , ceritakan dong sama qia tentang keluarga bibi, bibi punya anak gak?"
"bibi punya anak non 2 namanya bayu dan ayu"
"bayu sama ayu sudah menikah?"
"belum non , bayu saat ini sedang mencari pekerjaan sedangkan ayu masih SMA"
"pasti bibi butuh biaya yang besar ya"
"iya non"
"apa gaji bibi cukup"
"kalau ayu tidak minta macem-macem ya cukup non"
"oh , biasa bi anak remaja"
...'kasian juga bi inem, biar nanti aku kasi tau affa'...
"kalau bayu belum dapat pekerjaan?
"belum non sudah 2 tahun ini dia pengangguran"
"2tahun bi?"
"iya non , bayu pemalas non" bi inem menunduk sedih.
"ini pesanannya,silahkan"
"sabar bi' mungkin masih belum rejeki"
"iya non"
"ayo bi silahkan dimakan"
bisa ditebak oleh qia, ke dua anaknya sangat membuatnya memutar otak. berarti tidak salah lagi gadis remaja yang sedang berdebat dengan bi inem itu adalah putrinya. ya qia melihat kejadian itu dari atas balkon ,dimana putri bi inem marah-marah entah masalah apa qia juga tidak tau. qia sangat merasa iba padanya.
"bisa bi?" qia memberitahu cara memakannya. bi inem terlihat malu.
selesai makan mereka pulang , qia langsung memcuci dan memotong daging itu. bi inem mengupas bumbu dan memblindernya setelah memilah bumbu apa saja yang harus dipakai sesuai perintah nyonya nya. qia mulai memasak rendangnya hingga tercium aromanya.
affan meminta bi inem untuk tidak memberitahu qia, bi inem kemudian meninggalkan tuan dan nyonyanya di dapur.
affan menutup mata qia.
"sayang ah, ini pasti kamu "
"tara, ini bunga buat kamu " membuka tangannya, lalu memberikan serprise.
"makasih ya sayangku" memeluk affan
"kamu masak rendang ya?"
"kok kamu tau sih"
"tau donk, itukan ke sukaanku"
"ini juga kesukaan ku , ayah dan mama tau"
"oh ya ,aneh gitu ya bisa sama"
"takdir tuhan, kamu tumben jam segini pulang" sambil mencicipi rasanya.
"aku rindu kamu makanya segera pulang"
"apa tidak apa-apa pulang lebih awal"
"aku pemilik perusahaan sayang , lagian di kantor lagi gak ada kerjaan jadi aku pulang"
"oh begitu ya" memutar badan kemudian mengalungkan tangannya ke leher affan. "sayang nanti kita kerumah ayah ya, aku ingin liat kondisi ayah secara langsung , kalau cuma lewat hp rinduku masih ada"
"ya sudah nanti kita kesana"
"apa kamu sudah mau makan? aku ambilkan ya, eits tapi, ganti pakaianmu dulu"
"baiklah istriku tercinta"
"sayang ah , kamu meluknya jangan gini amet nanti bibi' dateng loh"
"iya iya,
"aku tunggu kamu di ruang tv ya"
"ok siap"
tak lama kemudian , affan turun dengan celana santainya.
"suapin aku dong"
"ih manja amet sih suamiku"
"gpp, kan manjanya sama istri"
qia menyuapi affan yang seperti anak kecil , affan balik menyuapi qiana. affan kali ini iseng, ia mengarahkan sendok ke arah dia ketika sudah mau sampai ia putar balik sendok kemulutnya sendri dan memakannya sendri.berkali-kali affan mengisengi qia hingga diruang tv penuh canda tawa mereka.
"sayang masakanmu enak, boleh nambah?"
"boleh dong sayang"
tunggu kelanjutannya ya. 😎😎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Yani
So sweet
2021-06-10
0
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
so sweat...😍😍😍
2021-03-12
1
𝑨͢𝒔𝒌𝒂
semangat terus kak
2021-02-22
0