BAB 5 : Andit Ferdian Nugraha

Aleena kembali menunggui toko sendirian. Fiersa sudah pergi, tanpa mau bercerita lebih jauh lagi tentang kecurigaannya pada Om Hans.

"Fiersa cuma bilang kalau Andit itu suka bertengkar sama Om Hans. Cuma sampai disitu. Dia tidak mau melanjutkan ceritanya lagi. Kenapa ya? Apa karena pecahnya cermin itu?" Aleena bertanya-tanya didalam hatinya.

Hingga akhirnya Gun datang dan membawakannya makan siang. Aleena menceritakan tentang pecahnya kaca cermin yang tergantung di dinding.

"Kaca nya pecah sendiri, Gun. Nanti aku akan menggantinya dengan yang baru" kata Aleena.

"Kamu nanti bilang saja deh sama Om Hans. Sekarang sebaiknya kamu makan dulu. Udah siang" kata Gun.

Aleena mulai makan siang.

"Aku pergi dulu ya Al" kata Gun.

"Tunggu Gun!" panggil Aleena.

"Ada apa?" tanya Gun.

"Tadi aku kenalan sama cowok. Namanya Fiersa. Katanya dia teman nya Andit. Andit itu anaknya Om Hans ya?"

"Oh iya. Namanya Andit. Orangnya asyik dan baik banget! Beda deh sama Om Hans!"

"Bedanya?"

"Andit orangnya ramah. Banyak ngomong. Sekarang setelah dia pergi entah kemana, aku jadi merasa kehilangan. Dulu, walaupun aku ini sopir di keluarganya, tapi dia gak pernah anggap aku ini bawahannya. Malah dia sering ajak aku main PS di kamarnya" tutur Gun.

"Emangnya kamarnya dimana?"

"Di lantai atas. Tepat di atas kamar kamu"

"Andit, namanya bagus! Orangnya pasti keren ya?"

"Iya! Dia sih bukannya keren lagi! Namanya Andit Ferdian Nugraha. Neta sama Yani aja dulu naksir lho sama dia! Kamu juga kalau nanti Andit pulang pasti akan naksir sama dia!"

"Yakin banget kamu!"

"Lihat saja nanti!"

"Tapi kan dia sudah hilang selama setahun. Kira-kira dia kemana ya?"

"Mudah-mudahan saja dia masih hidup. Aku ingat, sebulan setelah Mama nya meninggal. Aku hari itu terakhir bertemu dengannya. Pipi Andit merah. Katanya dia di tampar oleh Om Hans"

"Kok bisa gitu ya?"

"Ya. Hubungan nya gak harmonis dengan Om Hans"

"Andit itu seusai siapa sih?"

"Sekarang ini umurnya ada 25 tahun lah"

"Aku rasa nanti pasti Andit akan pulang lagi. Om Hans kan kaya raya dan Andit adalah pewaris tunggal nya"

"Mudah-mudahan sih. Aku juga kangen sama orang baik seperti dia. Ya udah kamu lanjutkan makan nya ya! Aku pergi dulu. Takutnya Om Hans nyariin aku. Aku sering di suruh bawa mobil angkutan barang di kantor"

"Iya Gun"

Selepas Gun pergi, Aleena kembali menunggui toko itu sendiri lagi. Hari itu lumayan banyak juga pembeli yang datang.

Sorenya Aleena pulang dengan di jemput Gun. Sampai di rumah, Aleena menceritakan tentang pecahnya kaca cermin yang tergantung di dinding toko pada Om Hans.

"Aku akan menggantinya dengan yang baru Om" kata Aleena.

"Tidak apa-apa Al, cuma kaca saja! Nanti akan Om suruh Gun untuk beli yang baru!" kata Om Hans.

"Maaf ya Om"

"Ya. Tapi aneh! Kaca itu tidak pernah jatuh sebelumnya! Paku nya kuat!"

"Pakunya memang tidak lepas Om! Masih menempel di dinding! Tapi kaca itu jatuh sendiri!"

"Apa kamu menyenggolnya?"

"Tidak Om!"

"Aneh! Atau... Kamu sedang membicarakan saya?!" Om Hans menatap Aleena lekat-lekat membuat perasaan tidak enak di hati Aleena.

"E... Enggaklah Om! Membicarakan Om dengan siapa? Saya kan kerja sendiri" kata Aleena terpaksa berbohong karena sebenarnya dia memang sedang membicarakan Om Hans bersama Fiersa saat itu.

"Ya sudah! Masalah kaca itu gak usah di bahas lagi! Om mau ke lantai atas dulu. Mau istirahat!" kata Om Hans lalu naik ke lantai 2.

Aleena menarik nafas lega karena Om Hans tidak bertanya lebih jauh lagi.

"Aneh sekali orang itu! Apa benar kata Fiersa? Kalau dia punya semacam mahluk yang selalu menjaganya?" batin Aleena.

Malamnya Aleena segera masuk kamar setelah makan malam.

"Gak nonton TV dulu Al?" tanya Meti.

"Enggak ah" jawab Aleena.

Di kamarnya Aleena berbaring. Hatinya masih gelisah ingat kata-kata Om Hans tadi yang menuding bahwa Aleena membicarakannya.

Tiba-tiba terdengar suara mendesis. "St...! St...!"

Aleena celingukan. Suara itu kembali terdengar. "St...!" Suaranya terdengar dari cermin rias besar di kamarnya!

Aleena bangkit dari tempat tidurnya dan menghampiri cermin rias itu. Tampak hanya bayangannya sendiri.

Aleena ulurkan tangannya meraba permukaan cermin itu. Dan seketika itu juga mata Aleena membelalak dan jantungnya berdegup kencang!

Tiba-tiba bayangan di cermin itu berubah drastis! Bukan hanya sekedar bayangan dekorasi kamarnya yang berubah! Tapi saat itu di cermin muncul bayangan seorang pemuda tampan yang seminggu lalu pernah dilihat Aleena di cermin rias itu juga!

Pemuda itu itu seperti berdiri berhadapan hanya terhalang cermin dengan Aleena!

"Wek!" malahan pemuda tampan itu terlihat menjulurkan lidahnya pada Aleena! Aleena berdiri tegang dengan mata mendelik!

Saat itulah pintu kamar Aleena terbuka! Seketika itu juga bayangan dalam cermin rias itu berubah menjadi normal kembali!

Saat itu Meti yang masuk kedalam kamar Aleena dan memergoki Aleena mematung tegang di depan cermin dengan mata mendelik tanpa berkedip!

"Al! Aleena!" panggil Meti panik!

Gun segera muncul juga dikamar Aleena karena mendengar suara Meti memanggil Aleena dengan panik.

"Al! Kamu kenapa?" tanya Gun sambil mengguncang bahu Aleena.

Aleena seperti baru tersadar. Matanya mengerjap. "Meti... Gun..."

"Kamu kenapa Al?" tanya Meti.

"Di cermin rias ini... Met..." Aleena berkata dengan nafas tersengal-sengal.

"Minum dulu Al!" kata Gun lalu mengambilkan Aleena air putih yang langsung diminum habis oleh Aleena.

Gun menaruh gelas itu di meja dan menarik Aleena duduk di atas ranjang. "Ada apa Al?" tanyanya.

"Ada bayangan seorang cowok lagi di cermin itu!" Aleena ketakutan sambil menunjuk cermin rias di kamarnya. "Malah tadi cowok itu menjulurkan lidahnya padaku! Ih seram...!!! Tapi..." Aleena berhenti bicara.

"Tapi apa Al?" tanya Gun.

"Tapi dia tampan sekali!"

Gun sampai menepak jidatnya sendiri! "Aleena ini! Katanya seram tapi bilang tampan juga! Dasar cewek!" rutuk Gun dalam hatinya.

"Menjulurkan lidahnya?" tanya Meti.

"Menjulurkan lidahnya... Aku jadi ingat seseorang yang suka sekali menjulurkan lidahnya seperti itu" kata Gun.

"Andit?!" tanya Aleena.

"Yes! Tepat! Andit!" seru Gun.

"Masa sih? Aku takut Gun..."

"Al, jangan-jangan Andit udah meninggal ya? Dan yang kamu lihat adalah hantu nya!" Gun jadi sedih campur takut.

"Hus! Kamu jangan bicara seperti itu!" hardik Aleena.

"Ya mungkin saja kan? Terus roh nya Andit suka sama kamu..."

"Gun!" bentak Aleena.

"Maaf Al... Tapi apa kamu masih ingat wajahnya?"

"Masih!"

"Kalau saja ada foto Andit, kita bisa membuktikan nya! Nanti coba aku cari foto-fotonya! Di kamarnya sih banyak! Sayangnya kita gak boleh naik ke lantai 2"

"Aku gak akan takut lagi! Kalau memang itu adalah Andit! Aku akan bertanya dimana dia sekarang! Aku akan membantu Fiersa yang sangat merindukan sahabatnya itu!" tekad Aleena.

Terpopuler

Comments

Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope

Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope

🙈🙈🙈

2021-02-18

2

Amaira Singkil

Amaira Singkil

lanjut

2021-01-18

1

🍒A L I N E A🍒

🍒A L I N E A🍒

Semangat up nya thor🙌🏻
Aku mampir nih dengan like dan rate nya♡
Jangan lupa feedback ke novelku yah
❤️Menjadi istri presdir ❤️
Terimakasih ditunggu kehadiranya 🤗

2020-10-12

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!