BAB 3 : Teror Tak Kasat Mata

Aleena tak bisa memejamkan matanya, lalu tanpa sengaja matanya melirik kaca rias besar yang ada di dalam kamarnya itu. Kaca rias yang besarnya 1x4 meter. Di dalam bayangan kaca rias itu Aleena melihat bayangan dirinya sendiri yang sedang berbaring di atas ranjang.

"Ya Allah... Sepi banget ini... Bosan... Tapi kalau keluar kamar dan nonton TV bareng Gun juga aku males... Meti udah masuk kamar" gumam Aleena sendiri.

Lama-kelamaan rasa sepi itu menjadi semakin dalam. Bukan hanya sepi tapi menjadi mencekam... Aleena merasa tidak sendirian di dalam kamar besar itu. Seperti ada tatapan mata. Mata siapa?! Sudah jelas ia sendiri di kamar itu. Sementara suasana menjadi semakin hening.

"Sebaiknya aku mendengarkan musik saja" batin Aleena lalu bangkit dari posisi berbaringnya dan berniat untuk mengambil HP nya agar bisa mendengarkan musik melalui headset.

Sekali lagi tak sengaja Aleena melirik cermin rias besar yang ada di dalam kamarnya. Mata Aleena membesar dan jantungnya berdegup kencang! Di dalam bayangan kaca rias itu Aleena melihat ada bayangan ranjangnya sendiri dan di atas ranjang itu ada seseorang yang sedang berbaring sambil memandang pada dirinya!

Bayangan seorang pemuda tampan yang sedang berbaring di atas ranjang sambil memandang pada Aleena! Bahkan bayangan pemuda tampan didalam kaca rias itu tersenyum pada Aleena!

"Astaghfirullah!" seru Aleena dan seketika itu juga bayangan pemuda tampan dalam kaca rias itu menghilang dan kembali memunculkan bayangan Aleena sendiri yang sedang berbaring dengan wajah yang pucat!

Saat itu juga bulu kuduk di tengkuk Aleena berdiri! Aleena tanpa fikir panjang segera berlari keluar kamarnya dan memekik memanggil Gun. "Gun!!!" Aleena menghambur memeluk Gun.

"Ada apa Al?" tanya Gun yang kaget mendengar pekikan Aleena dan mendapati Aleena sedang memeluknya.

Meti yang juga belum tidur dan mendengar pekikan Aleena ikut keluar dari dalam kamarnya lalu menghampiri Aleena dan Gun.

"Ada apa Al?" tanya Meti.

"Itu! Didalam bayangkan kaca rias yang ada di kamar ku! Ada sebuah bayangan! Tapi bukan bayangan diriku sendiri! Melainkan bayangan seorang pemuda yang sedang berbaring! Malah dia tersenyum padaku!" kata Aleena panik.

"Masa sih?!" Gun tak percaya lalu masuk kedalam kamar Aleena dan memeriksa kaca rias yang ada didalam kamar itu. Gun meraba-raba permukaan kaca rias itu dan tidak menemukan apapun yang ganjil disana. Aleena dan Meti segera ikut masuk kedalam kamar.

"Ah! Gak ada apa-apa! Itu cuma bayangan kita bertiga yang kelihatan!" kata Gun.

"Kamu tidak percaya padaku, Gun?" tanya Aleena.

"Emangnya kamu lagi ngapain tadi?" tanya Gun.

"Aku lagi tiduran aja kok!" jawab Aleena.

"Mungkin yang kamu lihat itu halusinasi kali" kata Meti.

"Entahlah. Aku juga bingung! Mungkin juga tadi itu memang halusinasi. Aku tadi merasa sangat kesepian" kata Aleena.

"Mau aku temenin?" tanya Meti.

"Gak usah deh... Aku mau tidur lagi saja..." jawab Aleena.

"Aku juga mau tidur. Kalau ada apa-apa lagi, ketuk aja pintu kamar ku" kata Gun.

"Iya Gun. Makasih"

Gun dan Meti pun keluar dari kamar itu. Aleena pun mencoba untuk segera tidur. Dengan cara mendengarkan musik melalui headset akhirnya dia dapat tertidur.

Tak lama Aleena bangun kembali dari tidurnya. Suasana hening dan mencekam. Tak ada suara apapun yang terdengar. Aleena merasa asing didalam kamar itu.

Tiba-tiba gorden kamar Aleena bergoyang-goyang seperti ada angin besar yang mencoba menyibakkan gorden itu.

Aleena bangun dari ranjang nya dan menghampiri jendela yang mungkin tidak tertutup rapat dan mengakibatkan gorden di kamarnya itu bergoyang-goyang.

Tapi saat Aleena sampai di depan jendela kamarnya itu. Gorden yang tadinya tampak bergoyang-goyang mendadak berhenti bergoyang. Aleena menghela nafas panjang. Berniat untuk naik lagi ke atas ranjang nya.

"Aleena..." Tiba-tiba ada suara berat memangil namanya dari luar jendela.

Aleena menajamkan pendengarannya dan suara itu terdengar lagi. Berat dan terkesan keluar dari dalam sumur dan bergema. "Aleena..."

Aleena penasaran dan menyibakkan gorden jendela kamarnya. Alangkah kagetnya Aleena melihat diluar kamarnya, di taman dekat ayunan besi tua dia melihat ada satu sosok wanita berwajah pucat. Menatapnya dengan mata nyalang dan tangannya menggapai-gapai sambil memanggil-manggil namanya!

"Aleena... Aleena... Aleena..."

Dengan ketakutan Aleena segera menutup gorden jendela kamarnya. Tapi suara itu malah makin jelas terdengar bahkan seperti ada di dalam kamarnya!

"Aleena... Sebaiknya kau segeralah pulang...! Tinggalkan tempat ini...!" Suara itu bahkan kini menyuruh Aleena untuk pulang!

"Aleena! Pulanglah...!" Suara itu terdengar miris dan menakutkan!

Aleena menutup kedua telinganya dan memejamkan matanya berharap teror itu segera berakhir! Tapi bukannya berakhir malah seperti ada dua tangan yang mencekal kedua tangannya, memaksanya untuk membuka telinganya!

Cekalan itu begitu kuat tapi saat Aleena membuka matanya tidak ada sosok yang kelihatan! Aleena merasa tidak sanggup lagi untuk menahan tarikan pada kedua tangannya. Akhirnya dia pun menjerit histeris!

"Tidak...!!!"

Dan saat itulah Aleena terjaga dari tidurnya dan mendapati dirinya masih berada di atas ranjang nya sendiri dan masih dalam keadaan mendengarkan musik melalui headset.

Aleena menarik headset dari telinganya dan mengusap wajahnya. "Ya Allah... Aku hanya bermimpi... Mimpi itu begitu nyata... Ada seseorang yang menyuruhku untuk pulang... Ada apa sebenarnya dengan rumah ini?" batin Aleena.

Jam di Hp nya menunjukkan pukul setengah 3 dini hari. Masih terlalu gelap untuk bangun. Aleena membuka selimutnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan meringkuk ketakutan didalam nya.

Akhirnya dengan penuh rasa ketakutan Aleena berhasil juga untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu akibat mimpi seram itu.

Saat terbangun pagi harinya Aleena merasa lega sudah melihat cahaya diluar jendela kamarnya pertanda hari sudah pagi. Baru kali ini Aleena bersyukur bisa bangun lagi di pagi hari.

Aleena segera pergi mandi dan bersiap untuk bekerja di hari pertama nya ini. Aleena keluar kamar dan melihat Gun dan Meti sedang sarapan.

"Ayo sarapan dulu Al" ajak Gun.

"Iya" Aleena pun ikut sarapan bersama Gun dan Meti.

"Om Hans gak ikut sarapan?" tanya Aleena.

"Sarapannya di antar ke ruang kerjanya" jawab Meti.

"Kalau sudah selesai sarapan, kamu temui dia di ruang kerjanya" kata Gun.

"Iya"

"Gimana semalam? Kamu bisa tidur?" tanya Meti.

"Bisa, aku tidur dengan mendengarkan musik melalui headset" jawab Aleena.

"Syukurlah"

Di ruang kerjanya, Om Hans sudah menunggu Aleena. Seusai sarapan Aleena segera menghampiri Om Hans.

"Aleena, apa kamu sudah siap bekerja hari ini?" tanya Om Hans.

"Siap Om" jawab Aleena.

"Mari kita berangkat sekarang!"

"Iya Om"

"Oh ya, bagaimana pengalaman pertama kamu tidur di rumah ini? Om harap kamu tidak bermimpi buruk!" kata Om Hans seraya menyeringai penuh misteri pada Aleena dan membuat Aleena terhenyak.

Terpopuler

Comments

anggrymom

anggrymom

wah, bs jadi tumbal nih aleena. jgn2 istrinya sm pembantu n pelayannya dlu jg. woah makin seru nih novel

2021-04-26

1

Mina Karel

Mina Karel

muja kali ya oom hans

2021-03-17

1

Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope

Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope

Jadi serius ngikutin 👍❤️👍❤️👍

2021-02-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!