Chapter 5 - Duel

"Ahh maaf aku tidak sengaja, tadi ada seseorang yang membuatku tersandung," kata Ruri sambil mengambil gelasnya.

Ruri Narendra, dia adalah seorang laki-laki berumur 13 tahun yang di kehidupan sebelumnya bernama Andre, ia mati karena tertembus oleh sebuah peluru sniper saat ia membantu menyerang para perampok bank, saat ia sadar bahwa sekarang dia sudah mati, Andre pun memulai hidup baru sebagai Ruri Narendra di Dunianya yang Baru.

Kehidupannya di dunia itu baru saja dimulai. Di sekolah barunya, pada siang hari itu, Ruri merasa dirinya sedang berada dalam masalah, karena dengan tidak sengaja ia telah menumpahkan minuman ke pakaian seseorang yang tadinya tidak ingin ia lihat lagi.

"Kau bergurau? Apa kau pikir aku akan memaafkanmu begitu saja?!!" ucap Arya kesal langsung memukul Ruri dan membuat Ruri jatuh terkapar.

"Hei Arya apa yang kau lakukan HAH?!" kata Clarissa mendekati Arya.

"Hah? Apa maksudmu? Aku hanya memberi pelajaran pada anak baru yang membuatku kesal," katanya sambil menatap Clarissa.

Suasana semakin tegang, murid-murid lain hanya melihat suasana itu yang semakin lama semakin memburuk, memang, karena di kantin itu hanya ada anak anak dari Lower Class, sedangkan kantin High Class dan Middle Class berada di lantai atas.

"Yang membuat Ruri terjatuh adalah temanmu sendiri, aku lihat dengan mataku sendiri," ucap Clarissa sambil menunjuk kearah seseorang yang duduk sambil tersenyum.

"Tapi yang menumpahkan minumannya dia kan?" tanya Arya sambil menunjuk Ruri yang mulai bangkit.

Clarissa tak bisa berkata-kata lagi hanya bisa menatap tajam Arya karena sifat buruk orang itu.

"Hah? Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau ingin kupukul juga?" tanya Arya mulai kesal karena Clarissa selalu menatapnya dengan tatapan seperti orang ingin membunuh.

"Jangan berani-beraninya kau menyentuh Clarissa...!!!"

Ruri bangkit dan berlari ke arah Arya lalu memukulnya, akan tetapi hal itu dapat di atasi Arya dengan tangan besarnya yang menahan pukulan Ruri.

"Heh? Apa kau ingin mengajakku berduel?" tanya Arya tersenyum sambil mendorong Ruri kebelakang.

"Aku tidak tau itu, tapi sepertinya itu adalah hal yang menarik," kata Ruri sambil tersenyum dan meludah sedikit karena ada darah yang keluar saat pukulan tadi.

"Hei Ruri, jangan! Kau hanya akan membahayakan dirimu sendiri," ucap Dhafin mendekati Ruri.

"Iya Ruri, Dhafin benar, kamu jangan terpancing oleh omongannya," kata Clarissa yang juga mendekati Ruri.

"Biarkan saja, aku hanya ingin memberi pelajaran pada orang ini," ucap Ruri yang menatap tajam Arya.

"Aku mohon Ruri jangan kau lakukan itu, aku tidak ingin kau terluka lebih dari ini," ucap Clarissa khawatir.

Ruri memegang pundak Clarissa dan mengatakan.

"Tenang saja, aku tidak akan kalah."

Clarissa terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Berjanjilah, kalau kau akan menang," kata Clarissa pelan.

Ruri terkejut dan kemudian tersenyum.

"Iya, aku janji," ucap Ruri dengan yakin.

Clarissa dan Dhafin mundur sedikit.

"Heh? Sudah selesaikah membuat strateginya?" tanya Arya sambil tersenyum.

"Aku tidak butuh strategi untuk menghajarmu," kata Ruri.

"Baiklah akan kumulai," ucap Arya sambil menekan tombol biru dan mengatakan.

"Aku Arya Bera, menantang duel anak baru yang berada di hadapanku ini," ucapnya dengan keras.

Jam tangan Arya dan Ruri pun bersinar.

Dengan segera Ruri mengikuti perkataan dan pergerakan Arya yang menekan tombol biru di jamnya.

"Aku Ruri menerima tantangan Arya untuk berduel," kata Ruri.

Seketika tubuh mereka berdua bercahaya.

"Hei kau mau lihat? Sepertinya menarik, anak baru dengan Arya," bisik murid-murid di kantin itu sambil menekan jam mereka.

"Jadi ini adalah jam yang dibuat dengan sihir?" gumam Ruri.

Dan dalam hitungan detik mereka berdua pun berpindah ke tempat yang mirip sebuah arena.

Ruri pun terkejut apa yang dilihatnya, karena tiba-tiba saja ia berada disebuah lapangan dengan bentuk segi 8 dan banyak penonton disekelilingnya yang tidak lain anak-anak di kantin tadi.

"Karena kau mungkin belum tahu akan hal ini, aku dengan senang hati akan memberitahumu tentang aturannya," kata Arya dari sebrang sana.

" .... "

Ruri hanya diam menunggu penjelasan dari orang itu.

"Kita berdua akan terus bertarung, sampai salah satu dari kita ada yang menyerah atau tidak sadarkan diri, apa kau sudah paham?" ucap Arya sambil tersenyum.

"Tentu saja," kata Ruri cepat.

"Ohh iya dan satu hal lagi," ucap Arya sambil mengeluarkan bola api sebesar bola basket dan mengarahkannya ke penonton dan seketika meledak. Terlihat jelas seperti pelindung berwarna hijau yang menahan ledakan dari api itu.

"Apa kau melihatnya? Penonton sudah dilindungi oleh sebuah protector yang mengelilingi arena ini, jadi kau tidak usah khawatir dan keluarkan saja seluruh kemampuanmu," ucapnya sambil mengeluarkan pedang dari balik apinya yang baru saja dibuatnya.

"Apa berbagai macam sihir diperbolehkan?" tanya Ruri tiba-tiba.

"Tentu saja, jadi keluarkan saja seluruh kemampuanmu itu," ucap Arya yang mulai berlari untuk menyerang.

Arya mengayunkan berkali-kali pedangnya akan tetapi Ruri hanya menghindar tak melawan.

"Ada apa? Kau hanya menghindar?" ucap Arya kembali mengayunkan pedangnya.

"Ahh bagaimana ini? Aku tidak berpikir dia akan melakukan pertarungan jarak dekat," gumam Ruri yang masih berusaha menghindari serangan Arya.

Ruri pun mencari kesempatan untuk menjauh dari Arya untuk mendapat kesempatan menyerang balik dengan sihirnya.

"Heh? Jadi kau hanya bisa berlari dan menghindar?" ucap Arya tersenyum.

"Tidak, aku akan mulai serius," ucap Ruri sambil berlari mengitari Arya yang terdiam di tengah.

"Fire ball...!!!" ucap Ruri sambil berkali-kali menembakkan bola api ke Arya.

"Lemah!" ucap Arya yang menebas bola api itu dengan mudah.

Ruri terkejut karena melihat Arya dapat menebas api itu dengan mudah.

"Kalau menggunakan api itu seperti ini," ucap Arya sambil menembakkan bola Api dengan cepat ke arah Ruri.

Karena tidak dapat menghindar serangan api yang beruntun itu, Ruri pun sedikit terhempas karena terkena serangan Api Arya.

"Ahh aku tidak menyangka, bahwa dia juga bisa menggunakan sihir jarak jauh," gumam Ruri kembali bangkit.

"Hei anak baru, apa hanya itu kemampuanmu? Kalau begitu sayang sekali kau tidak akan bisa menang melawanku," ucapnya dengan nada mengejek.

"Cih ... Diam kau!" ucap Ruri sambil mengayunkan tangannya untuk menggunakan wind slash.

Akan tetapi Arya hanya menghindar lalu berlari cepat mengarah ke Ruri dan mengayunkan pedangnya yang tepat mengenai tubuh Ruri.

Ruri terlempar keatas dan Arya menembakkannya dengan bola apinya.

Penonton hanya diam melihat Ruri terkena serangan telak dari Arya.

Saat Ruri terjatuh, ia pun bangkit kembali.

"I-ini belum seberapa ... " ucap Ruri yang mencoba bangkit.

"Heh? Kau tidak menyerah ya? Hahaha hebat, HEBAT!" ucap Arya sambil tertawa melihat Ruri yang babak belur itu mencoba bangkit.

"Sudah lahh Ruri, jangan paksakan dirimu!" suara Clarissa dari arah para penonton.

"Clarissa juga ada disini?" ucap Ruri pelan yang melihat Clarissa yang berdiri menatapnya.

"Maafkan aku Clarissa, tapi ini masih belum selesai," ucap Ruri pelan kemudian berlari lurus menuju Arya.

"Heh? Semangat yang bagus," kata Arya sambil mengayunkan pedang dengan menyamping yang berniat untuk menebas tubuh Ruri.

Dengan sigap Ruri mengolongi pedang tersebut dan menebas bagian belakang Arya menggunakan Wind Slash.

Tak berhenti disitu, karena tebasan itu, Arya menjadi sulit bergerak, dan dengan cepat Ruri menyerang kembali dengan bola api beruntun.

Arya pun terlempar menuju pinggir arena.

Penonton pun bersorak melihat Ruri berhasil membalas serangan.

Ruri menghela nafas sambil tersenyum melihat ke arah teman-temannya.

Akan tetapi hal itu menyebabkan Arya menjadi murka.

"DASAR ANAK BARU SIALAN!!" ucap Arya geram yang mencoba bangkit dan berlari cepat menuju Ruri.

Melihat itu, sontak Ruri langsung melompat menjauh dan menembakkan bola api.

Ruri pun terkejut, melihat Arya tidak menghindari atau menebas bola apinya akan tetapi ia menerima serangan Ruri.

Karena Arya terus berlari dengan cepat, Arya tidak menyianyiakan kesempatan menyerang saat Ruri menyentuh lantai.

Arya mengayunkan pedangnya tepat mengenai badan Ruri.

Ruri yang sedikit terlempar mencoba kembali bangun akan tetapi ia telah melihat Arya sudah tepat berada di depannya lalu Arya dengan kuat menendang tubuh Ruri sampai terpental jauh ke ujung arena hingga menyentuh tembok.

Arya yang termakan emosi itu tidak berhenti sampai disitu. Arya berkali-kali menembakkan bola Api ke arah Ruri sampai lawannya tak bisa bergerak.

Setelah berhenti menembakkan bola api beruntun, Arya mengakhirinya dengan bola api raksasa dan mengarahkan langsung ke tubuh Ruri dan seketika saja meledak.

Setelah ledakan itu, Ruri jatuh tengkurap tidak bergerak sama sekali.

"RURII...!!!" Teriak Clarissa dan Dhafin.

"HEI ARYA, APA YANG KAU LAKUKAN HAH?" tanya Dhafin setengah berteriak.

"Apa? Aku hanya menyerangnya seperti biasa, agar dia tidak sadarkan diri," kata Arya yang sudah kembali tenang.

"KALAU SEPERTI ITU, RURI BISA MATI TAU?!" kata Dhafin lagi dengan kesal.

"Dia sendiri yang memilih berjuang sampai akhir," ucapnya tersenyum.

"RURI HENTIKAN!!!" ucap Clarissa yang melihat Ruri berniat menyerang dengan keadaan terlungkup seperti itu.

Ruri mengacungkan jari kearah Arya sambil berkata.

"Lightning Strike...!!!" ucap Ruri yang di barengi oleh sebuah sambaran listrik kecil dari ujung jari telunjuknya tepat mengenai tubuh Arya.

Semua yang menyaksikan diam karena terkejut.

Karena sambaran listrik itu Arya sempat terjatuh sebentar. Akan tetapi, dengan kaki gemetar Arya bangkit kembali.

"DASAR BOCAH SIALAN...!!!" kata Arya sambil berlari dan menendang tubuh Ruri yang masih tergeletak.

Ruri berkali-kali terhempas kesana kemari karena tendangan dari Arya.

"Baiklah akan aku akhiri semuanya disini," ucap Arya sambil mengeluarkan pedang dari api yang ia buat dan berjalan mendekati Ruri.

Ruri melihat jelas tubuh Arya yang memegang sebuah pedang api sudah berada di dekatnya.

"Sepertinya sudah berakhir," ucap Ruri tersenyum sambil menutup matanya.

Arya pun mengayunkan pedangnya ke tubuh Ruri yang tergeletak dan tiba-tiba saja terdengar suara Clarissa.

"RURII... KAU HARUS MENEPATI JANJIMU...!!!"

Seketika Ruri terkejut, ia membuka matanya dan langsung berkata.

"Water sources, Freeze ... Ice sword ... !!!"

*Taaaaanng ...

Suara pedang beradu.

"A-apa ... !!!" ucap Arya terkejut karena Ruri menahan pedang apinya menggunakan pedang es yang dibuat dalam sekejap mata.

"Kau ... kau akan ku potong potong!" ucap Arya sambil mengangkat pedangnya dan kembali mengayunkan kearah Ruri.

*Taaaaanng ...

Akan tetapi, Ruri yang masih dalam posisi terdesak itu malah tersenyum.

"Jadi begitu."

"Apa maksudmu, HAH..?!" tanya Arya yang masih terus mengayunkan pedangnya.

*Taaaaanng....

"Melawan orang sepertimu, sepertinya hal yang mudah, hanya saja aku tidak menyadarinya dari tadi" ucap Ruri sambil menendang tubuh Arya dengan kedua kakinya hingga mundur sedikit.

Dengan cepat Ruri pun bangkit dan melompat menjauh kebelakang.

"Hahah kau bilang mudah? Apa kau sedang bergurau? Kau selalu hampir kalah kalau aku tidak menahan diri," ucapnya sambil tertawa.

"Hmm itu tadi, tapi sekarang, aku akan mengalahkanmu dengan sekali serang," ucap Ruri sambil mengubah bentuk pedang es nya menjadi seperti sebuah tongkat yang panjang.

"Apa kau pikir bisa melukaiku dengan es tumpul seperti itu?" ucap Arya tersenyum.

"Berisik ... " ucap Ruri sambil melempar tongkat es nya dan menendangnya jauh keatas langit.

Hal itu membuat penonton dan Arya fokus melihat tongkat Ruri yang jauh melesat keatas langit.

Ruri pun memundurkan sedikit kaki kanan dan membungkukkan badannya sambil mengatakan.

"Strengthens endurance. Active," setelah mengucapkan itu tubuh Ruri mengeluarkan aura biru, hal itu menarik kembali perhatian Arya ke Ruri.

Semua orang terkejut setelah melihat Ruri.

"A-apa itu?" kata Arya yang melihat aura biru Ruri mulai mengalir dan terpusat ke bagian tangan kanannya.

"Entahlah ... Aku juga ingin tahu itu," kata Ruri sambil tersenyum.

"Speed up movement. Active" ucap Ruri lagi yang kemudian melesat dengan kecepatan tinggi menuju Arya untuk memukul tubuhnya.

Karena terkejut, lantas Arya langsung mengayunkan pedangnya untuk menebas Ruri.

Semua terjadi dengan seketika ...

*Taaaaaasss ...

Pedang Api arya hancur dan karena pukulan Ruri itu Arya terpental jauh sampai membentur dinding.

Andai saja dinding itu tidak dilapisi dengan protector, mungkin saja Arya sudah menembus dinding itu.

"Menyerahlah Arya!" ucap Ruri.

Arya perlahan mulai kembali bangkit sambil mengelap darah yang keluar dari mulutnya.

"TIDAK AKAN...!!!" kata Arya sambil menembakkan bola api raksasa mengarah ke Ruri.

"Dasar keras kepala," ucap Ruri sambil menangkap tongkat es nya yang baru saja jatuh dan menancapkannya ke lantai.

"Ice Wall ... !!!" kata Ruri yang dibarengi oleh dinding es besar muncul dihadapannya.

*Duuaaaaarrrr...!!!!

Ledakan besar pun tak terhindarkan.

Karena ledakan itu, hal ini menghasilkan banyak kabut yang keluar.

Pandangan semua orang pun menjadi terbatas, Ruri dan Arya tak terlihat di arena, yang nampak hanya kabut putih tebal yang menutupi seluruh arena.

Setelah kabut mulai memudar terlihat Ruri berdiri di depan Arya yang tubuhnya membeku.

"Menyerahlah...!!!" kata Ruri sambil mengacungkan tongkat es mengarah ke Arya.

"Cihh ... baiklah aku menyerah ... " ucap Arya kesal dengan memalingkan wajahnya.

Jam tangan milik Ruri pun bersinar dan bertuliskan kata "Win"

Seketika penonton pun bersorak-sorak.

"Woooaaahhh....!!! Hebat Ruri, kau bisa mengalahkannya!" kata para penonton kegirangan.

Ruri pun melepaskan es di tubuh Arya dan menghadap ke arah Clarissa, Dhafin, dan Naila sambil tersenyum.

"Aku sudah menepati janjiku," ucap Ruri kepada Clarissa yang jauh berada diatas sana.

"Iyaa, kau berhasil," ucap Clarissa tersenyum yang tak terasa mulai meneteskan air mata.

Baru sebentar saja kebahagiaan atas kemenangan Ruri, tiba-tiba saja ...

"Awas ... Ruriii...!!!" kata seluruh murid-murid.

*crrruuuukk....

Sebuah pedang api menembus tubuh Ruri.

"A-apa yang kau lakukan HAH?!!" kata Ruri melihat kebelakang.

"Aku hanya tidak ingin diriku dipermalukan seperti ini," ucap Arya tersenyum sambil mecabut pedangnya dan pergi keluar Arena bersama kawanannya.

"HEI ARYA APA YANG KAU LAKUKAN...!!!" ucap semua murid-murid.

Sementara Clarissa, Dhafin dan Naila segera melompat ke dalam arena dan berlari ke arah Ruri yang jatuh tidak berdaya.

Murid-murid lain mengejar Arya tapi tertahan oleh Pak Nathan.

"Sudah hentikan, masalah Arya biar aku yang urus, kalian bantu Clarissa dan yang lainnya saja untuk membawa Ruri ke UKS," kata Pak Nathan.

"Tapi pak," ucap salah satu murid.

"Sudah lakukan saja," ucap Pak Nathan yang mengejar Arya sambil berjalan.

Para murid pun menurutinya.

"Ayo cepat kita bawa Ruri ke UKS," ucap Dhafin yang menggendong Ruri sambil menekan tombol jam dan berpindah tempat kembali ke sekolah.

Dengan cepat seluruh murid-murid Lower Class pun membawa Ruri ke UKS.

Terpopuler

Comments

System

System

simp MC

2021-06-24

1

ᴿᶠ°U͠líᥒ ིྀᥒᥙһᥲ☘​᭄ᵈⁱ ᵃˡᵃᵐ ᵍᵃⁱᵇ

ᴿᶠ°U͠líᥒ ིྀᥒᥙһᥲ☘​᭄ᵈⁱ ᵃˡᵃᵐ ᵍᵃⁱᵇ

Ruri yang duel aku yang deg deg an thor. semangat terus nulis nya.🤗

2021-05-06

1

★Merepotkan~

★Merepotkan~

Semangat terus, mudah-mudahan sukses nih novel😁😎, sudahku beri 5 like dan rate...

Salam dari [Hantu Sialan!!], jangan lupa mampir ya😉👍...

2020-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Prolog
2 Chapter 2 - Sihir?
3 Chapter 3 - Kota di Dunia Baru
4 Chapter 4 - Hari pertama sekolah
5 Chapter 5 - Duel
6 Chapter 6 - Iblis?
7 Chapter 7 - Ujian
8 Chapter 8 - Ujian (bagian 2)
9 Chapter 9 - Menjadi orang kedua di dunia baru
10 Chapter 10 - Kecurigaan & Rencana Berburu
11 Chapter 11 - Berburu & Siluman Mitologi
12 Chapter 12 - Taurus Major
13 Chapter 13 - Taurus Major (bagian 2)
14 Chapter 14 - Stealth Crystal
15 Chapter 15 - Pencuri?
16 Chapter 16 - Pencuri? (bagian 2)
17 Chapter 17 - Checkmate
18 Chapter 18 - Rencana yang berjalan lancar
19 Chapter 19 - Kembali ke Kota
20 Pengumuman
21 Chapter 20 - Distorsi & Iblis
22 Chapter 21 - Mimpi buruk
23 Chapter 22 - Bukan mimpi?
24 Chapter 23 - Black Curse
25 Chapter 24 - Raja iblis?
26 Info Season 2?
27 New World With Magical Sparks Season 2
28 Chapter 25 - Pertemuan
29 Chapter 26 - Kaila Felicia & Petapa Kehidupan
30 Chapter 27 - Harapan?
31 Chapter 28 - Awal Perjalanan
32 Chapter 29 - Terungkapnya seorang Pembunuh & Rencana menjadi Petualang
33 Chapter 30 - Menjadi Petualang Sementara
34 Chapter 31 - Naga Merah
35 Chapter 32 - Naga Merah (bagian 2)
36 Chapter 33 - Ungkapan
37 Chapter 34 - Berjumpa Kembali
38 Chapter 35 - Menyerahkan Diri
39 Chapter 36 - Eksekusi
40 Chapter 37 - Mencegah berlangsungnya Eksekusi
41 Chapter 38 - Ketetapan Hati
42 Chapter 39 - Perubahan Rencana
43 Chapter 40 - Bertanggung Jawab Menahan Serangan Monster
44 Chapter 41 - Permintaan
45 Chapter 42 - Hoursy Loungjer
46 Chapter 43 - Avion
47 Chapter 44 - Selesai & Pergi
48 Chapter 45 - Menuju The Red Queen of Volcano
49 Chapter 46 - Berhadapan Langsung dengan Hoursy Loungjer
50 Chapter 47 - Friska Clarissa
51 Chapter 48 - Awal dari sebuah Akhir?
52 Chapter 49 - Awal dari sebuah Perjalanan Baru
53 Pengumuman!!!
54 Chapter 50 (Tambahan) - Ruri's Story : While Under the Black Curse
55 Pengumuman Season 3
56 Chapter 51 - Kembali & Rencana Liburan
57 Chapter 52 - Liburan
58 Chapter 53 - Sejarah & Rencana Menemui Keempat Raja Iblis
59 Chapter 54 - Kembali Memulai Perjalanan & Hiro seorang Anak Bangsawan
60 Chapter 55 - Hiro
61 Chapter 56 - Cisa si Gadis Tangguh
62 Chapter 57 - Memasuki Wilayah Iblis
63 Chapter 58 - Pertemuan Dengan Keempat Raja Iblis
64 Chapter 59 - Perjanjian Perdamaian & ONE
65 Chapter 60 - ONE
66 Chapter 61 - Kenyataan
67 Chapter 62 - Dewa & Rencana Menyatukan Dunia
68 Chapter 63 END - New World With Magical Sparks
69 Pengumuman
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Chapter 1 - Prolog
2
Chapter 2 - Sihir?
3
Chapter 3 - Kota di Dunia Baru
4
Chapter 4 - Hari pertama sekolah
5
Chapter 5 - Duel
6
Chapter 6 - Iblis?
7
Chapter 7 - Ujian
8
Chapter 8 - Ujian (bagian 2)
9
Chapter 9 - Menjadi orang kedua di dunia baru
10
Chapter 10 - Kecurigaan & Rencana Berburu
11
Chapter 11 - Berburu & Siluman Mitologi
12
Chapter 12 - Taurus Major
13
Chapter 13 - Taurus Major (bagian 2)
14
Chapter 14 - Stealth Crystal
15
Chapter 15 - Pencuri?
16
Chapter 16 - Pencuri? (bagian 2)
17
Chapter 17 - Checkmate
18
Chapter 18 - Rencana yang berjalan lancar
19
Chapter 19 - Kembali ke Kota
20
Pengumuman
21
Chapter 20 - Distorsi & Iblis
22
Chapter 21 - Mimpi buruk
23
Chapter 22 - Bukan mimpi?
24
Chapter 23 - Black Curse
25
Chapter 24 - Raja iblis?
26
Info Season 2?
27
New World With Magical Sparks Season 2
28
Chapter 25 - Pertemuan
29
Chapter 26 - Kaila Felicia & Petapa Kehidupan
30
Chapter 27 - Harapan?
31
Chapter 28 - Awal Perjalanan
32
Chapter 29 - Terungkapnya seorang Pembunuh & Rencana menjadi Petualang
33
Chapter 30 - Menjadi Petualang Sementara
34
Chapter 31 - Naga Merah
35
Chapter 32 - Naga Merah (bagian 2)
36
Chapter 33 - Ungkapan
37
Chapter 34 - Berjumpa Kembali
38
Chapter 35 - Menyerahkan Diri
39
Chapter 36 - Eksekusi
40
Chapter 37 - Mencegah berlangsungnya Eksekusi
41
Chapter 38 - Ketetapan Hati
42
Chapter 39 - Perubahan Rencana
43
Chapter 40 - Bertanggung Jawab Menahan Serangan Monster
44
Chapter 41 - Permintaan
45
Chapter 42 - Hoursy Loungjer
46
Chapter 43 - Avion
47
Chapter 44 - Selesai & Pergi
48
Chapter 45 - Menuju The Red Queen of Volcano
49
Chapter 46 - Berhadapan Langsung dengan Hoursy Loungjer
50
Chapter 47 - Friska Clarissa
51
Chapter 48 - Awal dari sebuah Akhir?
52
Chapter 49 - Awal dari sebuah Perjalanan Baru
53
Pengumuman!!!
54
Chapter 50 (Tambahan) - Ruri's Story : While Under the Black Curse
55
Pengumuman Season 3
56
Chapter 51 - Kembali & Rencana Liburan
57
Chapter 52 - Liburan
58
Chapter 53 - Sejarah & Rencana Menemui Keempat Raja Iblis
59
Chapter 54 - Kembali Memulai Perjalanan & Hiro seorang Anak Bangsawan
60
Chapter 55 - Hiro
61
Chapter 56 - Cisa si Gadis Tangguh
62
Chapter 57 - Memasuki Wilayah Iblis
63
Chapter 58 - Pertemuan Dengan Keempat Raja Iblis
64
Chapter 59 - Perjanjian Perdamaian & ONE
65
Chapter 60 - ONE
66
Chapter 61 - Kenyataan
67
Chapter 62 - Dewa & Rencana Menyatukan Dunia
68
Chapter 63 END - New World With Magical Sparks
69
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!