Chapter 2 - Sihir?

"Dimana ini ?" pikirku yang masih kebingungan karena tiba-tiba sudah berada di hutan sendirian.

"Bukankah tadi aku sudah mati? Atau jangan jangan?" ucapku sambil mengecek bagian tubuhku yang sebelumnya terdapat luka tembak.

"Hah ... Hilang? Dan ... Kenapa aku memakai pakaian seperti ini?" ucapku yang terkejut karena luka tembak didadaku hilang dan memakai baju yang tak pernah kulihat.

Akupun berusaha tidak memikirkannya dan segera berusaha keluar dari hutan ini untuk mencari tahu apa yang sebenarnya telah terjadi.

Sudah 15 menit aku berjalan menyusuri hutan akan tetapi tak kunjung mencapai ujungnya, namun selama berjalan aku sempat menemukan sebuah sungai, dengan segera akupun mendekat dan sedikit terheran melihatnya.

"Sungainya kok bisa sejernih ini?" tanyaku entah kepada siapa sambil melihat kedalam air.

Akupun terkejut melihat sesosok mirip perempuan didalam air dan sedikit menjauh dari sungai.

"Siapa itu?" ucapku sambil melihat kembali kedalam air.

"A-apa itu hanya bayanganku? Ta-tapi ... kenapa mirip perempuan?" pikirku melihat sesosok mirip perempuan dengan panjang rambut yang hampir sepundak dan berwarna putih keperak-perakan.

Setelah aku yakin, bahwa sesosok mirip perempuan itu adalah bayanganku sendiri, akupun berniat untuk memeriksa bagian bawahku dengan keringat dingin yang mulai menyelimutiku.

"Kalau wajahku mirip perempuan, akankah bagian ini juga?" ucapku sambil mencoba melirik kebawah dan membuka celana untuk memastikan, tapi...

"Tidak tidak tidak tidak ... Aku belum siap untuk melihatnya," kataku sambil menutup mataku.

"Tapi, ini adalah satu satunya cara untuk memastikan bahwa aku ini laki-laki atau perempuan, andai bagian atasku ini menonjol, mungkin aku tidak akan mencoba berpikir melihat bagian bawahku." pikirku sambil menyiapkan diri.

Setelah ku intip sedikit, tiba-tiba saja perasaan lega dan kecewa menjadi satu.

"Cihh ... ternyata benar, aku laki-laki." ucapku pelan dengan sedikit merasa kecewa.

"Ehh sebentar. Aku merasa seperti sudah mati, lalu tiba-tiba aku berada di hutan sendirian, fisikku pun telah berubah total, dan bahkan aku sempat mencurigai kelaminku sendiri," ucapku sambil memikirkan tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa ini yang dinamakan ... reinkarnasi?" ucapku yang teringat akan novel dan buku cerita yang pernah kubaca dan disana juga sering sekali melihat kata itu. (re*i***nkarnasi)

"Kalau itu benar, aku harus mencari tau tentang dunia ini terlebih dahulu, sebelum aku berbaur dengan orang-orang di dunia ini. Tapi, orang-orang berada dimana? Yang kutemukan hanya pepohonan, dan rasanya aneh sekali, kalau dingat-ingat sebelumnya aku belum pernah melihat satupun hewan disini, bukankah ini aneh?" pikirku.

"Ahh ... lebih baik aku memikirkan cara keluar dari sini, mungkin mengikuti arus sungai akan sangat membantu," ucapku sambil berjalan mengikuti arus sungai.

Baru 5 menit mengikuti arus sungai, aku sudah melihat ujung sungai ini. Akan tetapi, yang kulihat adalah sebuah jurang. Dari ketinggian aku bisa melihat di depan sana hutan sudah tak nampak lagi dan aku bisa melihat sebuah kota yang dikelilingi oleh dinding tebal yang tingginya mencapai kira-kira 50 meter.

"Jadi, untuk kesana, aku harus mengitari jurang melalui hutan ini," pikirku.

"Hadehhh ... ini akan menjadi perjalanan yang cukup panjang," ucapku pelan sambil sedikit mengeluh.

Tidak lama kemudian aku mendengar suara langkah kaki mendekat. Kupikir seseorang, akan tetapi alangkah terkejutnya aku saat tahu bahwa yang mendekat itu adalah seekor hewan yang mirip serigala, hanya saja bertanduk.

Dengan segera aku membuat langkah perlahan kekanan untuk mencari cara supaya bisa kabur keluar dari hutan, dan harap-harap ada yang menolongku.

"Tapi, akankah aku sempat sampai keluar hutan tanpa kehilangan nyawaku?" pikirku yang mulai khawatir melihat serigala bertanduk itu mulai mendekat.

"Akan kuusahakan, ingat, ini hanyalah seekor serigala, tidak lebih pintar dari kumpulan perampok bank," pikirku untuk menenangkan diri dan memikirkan sedikit ide yang entah bisa berhasil ataupun tidak.

Aku terus menggerakan langkahku dengan tenang supaya serigala itu tidak langsung menerjang kearahku.

Setelah sampai di tempat yang kuinginkan yaitu berdiri membelakangi sebuah pohon yang agak besar, akupun sudah bersiap untuk rencanaku ini yang entah berhasil atau tidak itu.

Setelah dekat jarak antara serigala itu dengan ku kira-kira 3 meter, aku melihat jelas serigala itu berhenti dan bersiap seperti mengambil ancang-ancang untuk menerkam mangsa.

Saat serigala itu melompat kearahku, dengan sigap aku menunduk lalu berguling ke depan untuk menghindarinya dan berlari sekuat tenaga menuju keluar hutan.

Aku sempat menoleh kebelakang untuk melihat keadaan serigala itu harap harap makhluk itu pingsan, akan tetapi serigala itu hanya terjatuh karena menabrak pohon, kemudian segera bangun, dan kembali mengejarku.

"Ahhh ... kenapa tidak pingsan aja sihh itu serigala?!" ucapku sambil berlari ketakutan.

Setelah aku kembali menengok kebelakang.

"Waahhhh ... Kenapa serigala ini larinya cepet banget?!" teriakku melihat serigala itu yang sudah tepat berada di belakangku.

"Andai saja aku bisa berlari lebih cepat," gumamku dengan sedikit mempercepat langkahku.

Saat aku memfokuskan untuk berlari lebih cepat lagi, tiba-tiba saja tubuhku merasa seperti mempusatkan sesuatu dari seluruh tubuhku menuju bagian kaki, dan disaat itu pula, entah lariku melaju lebih cepat atau pepohonan yang serasa bergerak kearah berlawanan aku tidak tahu, karena saking cepatnya aku melaju.

"Ahhh ... apa ini?" ucapku yang tidak bisa mengendalikan langkahku.

Sering kali aku hampir menabrak sebuah pohon karena tidak dapat mengendalikan diri, akan tetapi hal itu terjadi juga, saat aku menerobos semak-semak akupun terjatuh dan melesat ke arah pohon.

Akupun bangun dan terduduk sedikit merasa kesakitan.

"Aduhhh ... tadi itu apaan sihh? Ilusi? Atau apa?" ucapku sambil melihat kakiku.

"Mungkin aku salah liat, tapi ... Kenapa jarakku dan serigala itu jauh sekali?" kataku sambil menoleh kearah belakang yang terlihat serigala bertanduk itu masih mengejarku namun jaraknya sekitar 300 meteran dari tempatku terduduk.

Tanpa memikirkan apa yang telah terjadi, akupun mencoba untuk kembali berlari, akan tetapi kakiku serasa lemas dan mati rasa.

"Kenapa kakiku ini harus begini dalam waktu yang tidak tepat sihh?!" gumamku.

Aku hanya merangkak ke tepi pohon sambil melihat serigala itu yang semakin lama kian mendekat.

"Siapapun tolong aku!!!" teriakku melihat serigala itu yang sudah dekat dan melompat kearahku.

" .... "

" .... "

"Fire ball..!!!" suara seorang laki-laki yang dibarengi oleh lontaran bola api sebesar bola kasti tepat mengenai tubuh serigala itu.

Karena terkejut melihat apa yang baru saja terjadi, aku hanya diam terpaku melihat itu.

Walaupun sedikit terbakar, serigala itu bangkit kembali lalu menyerang orang yang melempar bola api tersebut, akan tetapi laki-laki itu tidak menyerangnya hanya diam dan tersenyum

"A-awass...!!!" kataku.

Sesaat sebelum mengenai laki-laki itu tiba-tiba saja ...

"Wind slash...!!!" kata seorang perempuan melompat dari balik semak-semak, sambil mengeluarkan 2 buah tebasan angin yang samar samar terlihat, tepat mengenai mata serigala bertanduk itu.

Serigala itu hanya melompat-lompat tidak karuan karena matanya yang terluka.

"Dhafin ayo sekarang kita pergi!" ucap perempuan tadi sambil berlari meninggalkan laki-laki itu.

Kulihat laki-laki itu menghampiriku dan mengatakan.

"Ayo kita perg! Sebelum semuanya terlambat," ucapnya sambil membantuku berdiri dan menarikku keluar dari tempat itu.

...****************...

"Sepertinya Horned wolf itu tidak melihat kita sebelum ia sempat pulih kembali," ucap perempuan itu sambil melihat ke arah hutan.

"Sepertinya begitu," sambung laki-laki itu.

"Hmm anuu ... Sebenarnya tadi itu makhluk apa?" tanyaku.

"Hah? Kamu belum pernah melihat Horned wolf?" ucap laki-laki itu kembali bertanya.

"Belum."

Kedua orang itu terkejut dan langsung saling bertatapan seperti orang mendengar hal yang aneh.

"Hmm ngomong-ngomong siapa namamu?" tanya perempuan itu.

"Ohh iya aku lupa, tidak mungkin aku menggunakan nama Andre di tempat seperti ini. Hmm ... kira-kira nama apa yang cocok dengan fisikku yang sekarang yaa ... ?" pikirku.

"Namaku Ruri ... Ruri Narendra," ucapku.

"Ruri kahh...? Sepertinya aku tidak pernah melihatmu, berarti kamu bukan dari sini ya?" ucap laki-laki itu.

Perempuan itu tiba-tiba saja memukul kepala temannya itu.

"Kamu ini yaahh ... kalau orang lain menyebutkan namanya, kau juga harus memberi tahu namamu," kata perempuan itu.

"Ahh iya iya maaf, perkenalkan namaku Dhafin Adrian, salam kenal." kata laki-laki itu.

"Dan namaku Friska Clarissa, salam kenal," sambung perempuan yang menyebut dirinya Clarissa.

Karena aku tidak tahu apa yang akan kujawab, aku hanya mengikuti kata-kata mereka.

"Ahh i-iya, salam kenal," ucapku sambil tersenyum paksa.

"Sepertinya aku terlihat seperti orang bodoh," gumamku yang membayangkan raut wajah baruku yang tersenyum karena terpaksa itu.

"Bagaimana, kalau kita bicarakan ini, di tempat yang lebih layak?" ucap Clarissa mengusulkan.

"Ahh iya kau benar, rasanya tidak enak juga kalau berbicara disini," kata Dhafin.

"Ehh sebelum itu, boleh aku bertanya satu hal," ucapku tiba-tiba.

"Tanya apa?"

"Bagaimana cara kalian mengeluarkan api dan angin tajam itu?" tanyaku yang tidak mengerti.

Mereka saling bertatapan dan tertawa terpingkal pingkal.

"Ahh maaf maaf, mungkin maksudmu sihir yang kami pakai tadi?" ucap Clarissa yang masih sedikit tertawa.

"Kau pasti bercanda, bukankah di sekolah sudah diajari?" ucap Dhafin.

"Aku tidak sekolah," ucapku asal.

"Ohh jadi begitu, tunggu sebentar," ucap Dhafin lalu ia menutup mata dan seperti membaca sesuatu yang di akhiri dengan kata Fire ball.

"Fire ball...!!!" ucap Dhafin sambil memperlihatkan bola api yang berada ditangannya dan berkata.

"Ini adalah sihir api, walaupun sihirku ini masih ditingkat rendah, tapi suatu saat aku pasti bisa membuat yang lebih besar lagi," Jelas Dhafin.

"Wahhh hebat," ucapku terkagum-kagum melihat bola api yang berada ditangan Dhafin.

"Ahh biasa saja ... Hahah," kata Dhafin sambil tertawa sedikit.

"Jadi bagaimana cara kau melakukan itu? Apa aku juga bisa melakukannya?" tanyaku yang ingin sekali mencobanya.

"Bisa saja, tapi kau harus menghafal mantra dan mengetahui cara mengeluarkannya, seperti yang kubilang, ini harus membutuhkan belajar dan kerja keras," kata Dhafin.

"Cara mengeluarkan?"

"Ahh untuk soal menjelaskan aku kurang pandai, intinya kau harus fokus mengumpulkan mana ditanganmu sambil membayangkan api yang akan keluar dari sana, akan tetapi kalau masih seperti kita ini, rasanya tanpa membaca mantra itu hampir mustahil," jelasnya.

"Mana? Apa itu?" tanyaku yang masih penasaran.

"Bagaimana kalau kita jelaskan itu di kota saja?" kata Dhafin.

"Sekarang saja, aku mohon!" ucapku sambil memelas.

"Ahh sepertinya kita harus mengadakan sekolah disini," ucap Dhafin sambil tersenyum kearah Clarissa.

"Kak, bagaimana kalau kau saja yang menjelaskan tentang mana, soalnya aku juga belum terlalu paham akan hal itu, hehe," ucap Dhafin meminta Clarissa untuk menjelaskan.

"Hadehh, kebiasaan ... " ucap Clarissa sambil menepuk kepalanya sendiri.

"Sebenarnya aku juga belum terlalu tau tentang mana, mungkin akan kujelaskan bagian intinya saja," kata Clarissa.

Akupun menganggukkan kepala.

"Mana itu, seperti energi dalam tubuh kita yang berfungsi untuk mengeluarkan sebuah sihir, apapun bentuk sihirnya, kira-kira seperti itu, mungkin, benar kan Fin?" Kata Clarissa.

"Iya kurang lebih seperti itu," jawab Dhafin.

"Jadi dengan adanya mana, kita bisa mengeluarkan beragam macam jenis sihir?" tanyaku yang kesekian kalinya.

"Tidak, seseorang biasanya hanya bisa membuat satu, dua atau tiga jenis sihir, walaupun ada yang bisa mengeluarkan beberapa, namun orang itu jarang sekali ada, biasanya orang-orang seperti itu sudah berada di kelas atas," jelas Clarissa.

"Apa mungkin, saat dikejar Horned wolf tadi, aku menggunakan sihir? Dan apa yang kurasakan saat itu adalah mana? " pikirku.

"Baiklah aku ingin mencobanya," ucapku yang membuat mereka terkejut.

"Mencoba apa?" tanya mereka berbarengan.

"Sihir, mungkin aku akan mencoba sihir api seperti Dhafin," ucapku.

"Memangnya kau sudah tau mantranya?" tanya Dhafin.

"Tidak, tapi akan kucoba."

"Hehh ... mantranya saja kau belum tau, bagaimana caranya kau melakukannya? Baiklah coba saja," tanya Dhafin sambil tersenyum.

Aku mengangguk dan mendekat kearah sebuah pohon dan memejamkan mata.

"Menggerakan suatu energi berada dalam tubuhku yang bernama mana dan memusatkannya ke telapak tanganku, lalu membayangkan sebuah bola api, dan menganggap seolah-olah api itu keluar dari tanganku," kataku berulang kali dan segera mencobanya.

Setelah itu, aku mencoba menggerakan mana yang ada dalam diriku seperti di hutan tadi, akan tetapi sekarang aku memusatkannya ke telapak tangan dan membayangkan bola api berukuran sedang.

Saat aku membuka mata dan menganggap api itu keluar dari tanganku, terlihat bola api berukuran bola basket berada ditanganku.

"Apa ini berhasil?" tanyaku sambil tersenyum kepada mereka berdua yang mulutnya terbuka lebar karena terkejut.

"Ba-bagaimana kau melakukan itu?" tanya Dhafin yang masih tidak percaya.

"Sebelum itu, bagaimana cara menghilangkan api ini?" ucapku yang mulai panik.

"H-hah? Kau tidak bisa menghilangkannya?"

"Aku tidak tahu, kan aku baru saja belajar mengeluarkannya," ucapku sambil tersenyum dengan keringat dingin yang mulai menyelimuti tubuhku.

"Aku lempar ke pohon ini saja yak?" tanyaku sambil bersiap mengambil ancang-ancang untuk melemparnya.

"Ja-jangan nanti pohonnya terbakar," ucap Clarissa.

"Lalu ku buang kemana ini?"

"Buang saja ke langit," ucap Clarissa menyarankan.

"Baiklah," ucapku cepat sambil melempar api itu ke atas dan seketika meledak.

"Huhhh ... sampai kaget aku," ucapku sambil duduk dan tertawa sedikit setelah apa yang terjadi.

"Bagaimana kau melakukan itu?" tanya Dhafin mengulangi pertanyaannya.

"Aku hanya melakukan seperti yang kau katakan." ucapku sambil tersenyum.

Terpopuler

Comments

巴耶若果蛇王任何人與您聯絡或查看您在

巴耶若果蛇王任何人與您聯絡或查看您在

maaf kurang bisa menanggapi. mohon di latih lagi ya. saya baca sampai sini saja 🫠

2024-12-02

1

ベルゼブブ

ベルゼブブ

mantap

2022-01-18

1

Hp24

Hp24

itu Ernest kan? dari anime yang MC nya suka robot raksasa seperti Gundam, masuk isekai terus buat Gundam sendiri di akademi dan kerajaan

2020-11-24

5

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Prolog
2 Chapter 2 - Sihir?
3 Chapter 3 - Kota di Dunia Baru
4 Chapter 4 - Hari pertama sekolah
5 Chapter 5 - Duel
6 Chapter 6 - Iblis?
7 Chapter 7 - Ujian
8 Chapter 8 - Ujian (bagian 2)
9 Chapter 9 - Menjadi orang kedua di dunia baru
10 Chapter 10 - Kecurigaan & Rencana Berburu
11 Chapter 11 - Berburu & Siluman Mitologi
12 Chapter 12 - Taurus Major
13 Chapter 13 - Taurus Major (bagian 2)
14 Chapter 14 - Stealth Crystal
15 Chapter 15 - Pencuri?
16 Chapter 16 - Pencuri? (bagian 2)
17 Chapter 17 - Checkmate
18 Chapter 18 - Rencana yang berjalan lancar
19 Chapter 19 - Kembali ke Kota
20 Pengumuman
21 Chapter 20 - Distorsi & Iblis
22 Chapter 21 - Mimpi buruk
23 Chapter 22 - Bukan mimpi?
24 Chapter 23 - Black Curse
25 Chapter 24 - Raja iblis?
26 Info Season 2?
27 New World With Magical Sparks Season 2
28 Chapter 25 - Pertemuan
29 Chapter 26 - Kaila Felicia & Petapa Kehidupan
30 Chapter 27 - Harapan?
31 Chapter 28 - Awal Perjalanan
32 Chapter 29 - Terungkapnya seorang Pembunuh & Rencana menjadi Petualang
33 Chapter 30 - Menjadi Petualang Sementara
34 Chapter 31 - Naga Merah
35 Chapter 32 - Naga Merah (bagian 2)
36 Chapter 33 - Ungkapan
37 Chapter 34 - Berjumpa Kembali
38 Chapter 35 - Menyerahkan Diri
39 Chapter 36 - Eksekusi
40 Chapter 37 - Mencegah berlangsungnya Eksekusi
41 Chapter 38 - Ketetapan Hati
42 Chapter 39 - Perubahan Rencana
43 Chapter 40 - Bertanggung Jawab Menahan Serangan Monster
44 Chapter 41 - Permintaan
45 Chapter 42 - Hoursy Loungjer
46 Chapter 43 - Avion
47 Chapter 44 - Selesai & Pergi
48 Chapter 45 - Menuju The Red Queen of Volcano
49 Chapter 46 - Berhadapan Langsung dengan Hoursy Loungjer
50 Chapter 47 - Friska Clarissa
51 Chapter 48 - Awal dari sebuah Akhir?
52 Chapter 49 - Awal dari sebuah Perjalanan Baru
53 Pengumuman!!!
54 Chapter 50 (Tambahan) - Ruri's Story : While Under the Black Curse
55 Pengumuman Season 3
56 Chapter 51 - Kembali & Rencana Liburan
57 Chapter 52 - Liburan
58 Chapter 53 - Sejarah & Rencana Menemui Keempat Raja Iblis
59 Chapter 54 - Kembali Memulai Perjalanan & Hiro seorang Anak Bangsawan
60 Chapter 55 - Hiro
61 Chapter 56 - Cisa si Gadis Tangguh
62 Chapter 57 - Memasuki Wilayah Iblis
63 Chapter 58 - Pertemuan Dengan Keempat Raja Iblis
64 Chapter 59 - Perjanjian Perdamaian & ONE
65 Chapter 60 - ONE
66 Chapter 61 - Kenyataan
67 Chapter 62 - Dewa & Rencana Menyatukan Dunia
68 Chapter 63 END - New World With Magical Sparks
69 Pengumuman
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Chapter 1 - Prolog
2
Chapter 2 - Sihir?
3
Chapter 3 - Kota di Dunia Baru
4
Chapter 4 - Hari pertama sekolah
5
Chapter 5 - Duel
6
Chapter 6 - Iblis?
7
Chapter 7 - Ujian
8
Chapter 8 - Ujian (bagian 2)
9
Chapter 9 - Menjadi orang kedua di dunia baru
10
Chapter 10 - Kecurigaan & Rencana Berburu
11
Chapter 11 - Berburu & Siluman Mitologi
12
Chapter 12 - Taurus Major
13
Chapter 13 - Taurus Major (bagian 2)
14
Chapter 14 - Stealth Crystal
15
Chapter 15 - Pencuri?
16
Chapter 16 - Pencuri? (bagian 2)
17
Chapter 17 - Checkmate
18
Chapter 18 - Rencana yang berjalan lancar
19
Chapter 19 - Kembali ke Kota
20
Pengumuman
21
Chapter 20 - Distorsi & Iblis
22
Chapter 21 - Mimpi buruk
23
Chapter 22 - Bukan mimpi?
24
Chapter 23 - Black Curse
25
Chapter 24 - Raja iblis?
26
Info Season 2?
27
New World With Magical Sparks Season 2
28
Chapter 25 - Pertemuan
29
Chapter 26 - Kaila Felicia & Petapa Kehidupan
30
Chapter 27 - Harapan?
31
Chapter 28 - Awal Perjalanan
32
Chapter 29 - Terungkapnya seorang Pembunuh & Rencana menjadi Petualang
33
Chapter 30 - Menjadi Petualang Sementara
34
Chapter 31 - Naga Merah
35
Chapter 32 - Naga Merah (bagian 2)
36
Chapter 33 - Ungkapan
37
Chapter 34 - Berjumpa Kembali
38
Chapter 35 - Menyerahkan Diri
39
Chapter 36 - Eksekusi
40
Chapter 37 - Mencegah berlangsungnya Eksekusi
41
Chapter 38 - Ketetapan Hati
42
Chapter 39 - Perubahan Rencana
43
Chapter 40 - Bertanggung Jawab Menahan Serangan Monster
44
Chapter 41 - Permintaan
45
Chapter 42 - Hoursy Loungjer
46
Chapter 43 - Avion
47
Chapter 44 - Selesai & Pergi
48
Chapter 45 - Menuju The Red Queen of Volcano
49
Chapter 46 - Berhadapan Langsung dengan Hoursy Loungjer
50
Chapter 47 - Friska Clarissa
51
Chapter 48 - Awal dari sebuah Akhir?
52
Chapter 49 - Awal dari sebuah Perjalanan Baru
53
Pengumuman!!!
54
Chapter 50 (Tambahan) - Ruri's Story : While Under the Black Curse
55
Pengumuman Season 3
56
Chapter 51 - Kembali & Rencana Liburan
57
Chapter 52 - Liburan
58
Chapter 53 - Sejarah & Rencana Menemui Keempat Raja Iblis
59
Chapter 54 - Kembali Memulai Perjalanan & Hiro seorang Anak Bangsawan
60
Chapter 55 - Hiro
61
Chapter 56 - Cisa si Gadis Tangguh
62
Chapter 57 - Memasuki Wilayah Iblis
63
Chapter 58 - Pertemuan Dengan Keempat Raja Iblis
64
Chapter 59 - Perjanjian Perdamaian & ONE
65
Chapter 60 - ONE
66
Chapter 61 - Kenyataan
67
Chapter 62 - Dewa & Rencana Menyatukan Dunia
68
Chapter 63 END - New World With Magical Sparks
69
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!