BAB 5 : HIKMAH PERJALANAN

Hari ini, akhir 2007 menjelang awal tahun 2008. Perjalanan baruku telah di mulai.

Dalam kereta penuh sesak bergema suara riang. Dari stasiun Purwokerto menuju harapan datang.

Gerbong besi berderit menyusuri rel yang terbentang. Diantara hiruk pikuk, kisah terukir panjang.

Pemandangan sawah hijau, membentang luas terhampar. Gunung Slamet menatap gagah, menyapa dari kejauhan samar.

Ibu-ibu berjualan, menawarkan jajanan pasar.

Anak-anak berlarian riang gembira tak pudar.

Ada yang bercerita tentang mimpi yang dikejar, ada yang merenung pilu kisah cinta yang terhempas hambar.

Kereta ini saksi bisu perjalanan yang tak putar, membawa harapan baru di setiap putaran. 

Di setiap kursi, kisah berbeda terukir. Tentang rindu, cita-cita, dan asa yang bergetar.

Kereta penuh ini, adalah potret kehidupan yang berputar.

"Aqua mi zon aqua mi zon... Pop mi kopi pop mi kopi..., rokoknya rokoknya tisu tisu, tahu sumedang, nasi goreng nasi goreng, sate nol dua sate nol dua."

Berulang kali kata-kata itu berseliweran membuat bising telingaku.

Aku penasaran dengan yang namanya sate nol dua. Sate apaan ya? Ku ambil uang dari saku, hendak membelinya.

Lalu... Aku ditanya mas Ahmad. "Mau beli apa Jul?"

"Mau beli itu, sate nol dua." Aku jawab sambil menunjuk pria berseragam yang jualan sate nol dua. Sepertinya itu dagangan dari kereta.

"Jangan beli itu! Yang lain aja!" Mas Ahmad menyahut tanganku untuk kembali memasukkan uang ke saku.

Dengan muka yang terlihat bingung, aku bertanya, "Lho... emang kenapa, Mas?"

Mas Ahmad menyandarkan badanya ke kursi, lalu melipat kedua tangannya bersilang. Sambil memejamkan mata, ia berkata, "Itu sate bekicot." Kemudian dia tidur.

Aku pun tak jadi membelinya. Akhirnya beli nasi goreng.

Di sela-sela aku menikmati nasi goreng, petugas pemeriksa tiket mulai beroperasi.

Aku melihat sesuatu terjadi tak jauh dari hadapanku .

Kira-kira selisih tiga tempat duduk di depan. Terlihat seseorang berdiri di ruang tengah perbatasan gerbong.

Rupanya, dia salah seorang penumpang kereta yang tidak bisa menunjukkan tiketnya.

Ternyata, memang dia tidak membeli tiket, dilihat-lihat tampaknya pemuda, mungkin umur 25 atau 30 tahunan.

Kulihat dia ditanyai petugas, "Kenapa tidak punya tiket?"

Jawaban pemuda itu simpel sekali, "Lupa pak!"

"Tujuan kamu mau kemana?" dengan nada sedikit tegas petugas kembali bertanya.

"Kertosono, Pak!" jawab pemuda itu dengan santai sambil menyalami petugas.

Entah apa isinya, hanya mereka dan Tuhan yang tau.

Namun setelah bersalaman, kulihat petugas tersebut memasukkan tangannya ke saku bajunya.

Lucunya, petugas tersebut tidak jadi marah. Kemudian ia kembali lanjut operasi tiket lagi.

Setelah pemeriksaan tiket dan melewati beberapa stasiun, kereta hampir sampai di stasiun Madiun.

Aku ingin berjalan-jalan melihat gerbong lain, sekalian mau cari toilet.

Eh...

Ku lihat lagi kejadian yang sama, ada lagi orang yang kayaknya juga tidak memiliki tiket.

Berbeda dengan yang tadi, beda orang. Petugasnya pun berbeda. Mungkin dia bertugas di gerbong itu.

"Tiketnya mana Pak?" tanya petugas.

Orang tersebut tidak bisa menunjukkan tiketnya.

Dia bilang sambil menyalami petugas, "Mau ke Surabaya pak."

Sepertinya, tangan orang itu juga berisi sesuatu saat bersalaman.

Dengan lantang dan keras petugas itu berkata, "Turun di stasiun berikutnya!"

Sambil membanting dua lembar uang dua puluh ribuan di hadapan orang tersebut, sang petugas mengacungkan jari ke depan.

Dalam hati ku berkata, "Ooh... isinya itu toh yang dibuat salaman tadi."

Petugas tersebut sama sekali tidak mau menerima sogokan.

Subhanallah... hatiku tergetar melihat kejujuran sang petugas dalam bekerja.

Ternyata orang baik masih banyak di dunia ini.

Dia hanya mau makan dari gaji yang halal. Menafkahi keluarga dengan keringat, dengan uang halal.

Aku kembali ke tempat dudukku. Aku merenungkan dua kejadian tadi. Semoga suatu saat aku bisa menjadi orang yang jujur seperti bapak petugas itu.

Tak terasa air mataku menetes. Aku teringat masa-masa SMA. Aku sering membohongi ibuku.

Sering minta uang pada Ibu. Bilangnya sih untuk iuran ini itu. Beli LKS lah, beli buku lah bla bla bla. Padahal, uangnya ku gunakan untuk main-main atau beli rokok.

"Ya Allah, mudah-mudahan aku bisa menjadi pribadi yang baik setelah ini. Bimbinglah diriku di jalanmu Ya Rabb..."

Aamiin...

Di remang malam hati merintih pilu, terasa dosa begitu membelenggu.

Melangkah jauh dari jalan yang lurus. Kini diri tersadar, penuh sesal menusuk. 

Ya Allah, ampunilah segala khilaf yang terucap, terlintas, dan terlafadz.

Ampuni dosa yang disengaja maupun tidak.

Hapuskan noda yang telah lama melekat. 

Hati ini bergetar, jiwa merindukanMu, kembalikan hamba pada jalan yang satu. Dengan taubat nasuha, jiwa terangkat dari gelap menuju terang. 

Biarkan air mata menjadi saksi penyesalan tulus, dari hati yang suci. Jadikan hamba insan yang lebih baik, dekatkan diri padaMu, hingga akhir hayat.

Jauh sudah kaki melangkah membelah jalan, asa merekah. Pemandangan silih berganti, mengisi jiwa, penuh arti.

Lelah terasa di setiap langkah, namun semangat tak pernah lelah.

Mencari ilmu, mencari hikmah di setiap jejak, asa bertambah.

hamparan malam bertabur bintang di langit, menemani langkah penuh haru. Beban dunia terasa ringan, saat hati lapang jiwa tenang.

Hingga nanti tiba di tujuan akhir, sebuah pengalaman takkan usai.

Syair ini menjadi saksi perjalanan jauh penuh restu.

Kurang lebih pukul 00:30 WIB, kami tiba di stasiun madiun .

Sejenak melepaskan penat meregangkan badan. Kami turun dari kereta untuk sekedar minum kopi di stasiun.

Malam kian larut, lelah terasa membelenggu diri.

Namun, semangat tak boleh padam, hadapi malam dengan senyum terhampar.

Bintang berkelip, rembulan bersinar, membawa harap menepiskan noda.

Lelah ini bukan akhir segalanya, esok kan datang fajar menyingsing ceria.

Biarkan malam menjadi penawar lara, tenangkan hati pulihkan asa.

Perjalanan panjang yang akan menjemput pengalaman baru, menimba ilmu, bertemu orang 'alim, bertemu orang shaleh.

Di ufuk hati cahaya memancar, hendak bertemu insan, jiwa nan benar. Tersenyum ramah, tutur kata terukir, kebahagiaan hadir.

Di dunia ini, ilmu adalah cahaya yang

membuka mata, hati dan pikiran.

Dengan belajar, niscaya jiwa kan kaya, masa depan cerah, duka kan kalah.

Langkah kaki menuju hikmah, jangan pernah lelah tuk raih cita-cita, jangan menyerah.

Tak henti-henti dalam perjalanan, aku memotivasi diriku sendiri.

Aku bayangkan senyuman Ibu, yang selalu menyayangi dan memanjakan ku. Walau seberapa bandelnya diriku, Ibu tetap memanjakan dan menyayangiku.

Sambil menikmati kopi, tentunya kurang lengkap kalau tidak sambil merokok. Ku hembuskan asap rokok, menikmati pemandangan stasiun.

Setelah minum kopi, badan terasa sedikit lebih segar.

Sesaat sebelum kereta berangkat, ku lakukan senam-senam kecil guna menggerakkan badan supaya lebih rileks.

Sedang nikmat-nikmatnya merokok, masih panjang belum habis...

"Perhatian-perhatian..."

Sudah ada pengumuman kereta akan di berangkatkan. Untung saja yang ku pakai kereta ekonomi. Jadi bisa lanjut merokok di dalam.

Kereta akan kembali berangkat. Kami berdua bergegas naik kembali.

Bismillah, otw lanjutkan perjalanan.

Terpopuler

Comments

sjulerjn29

sjulerjn29

keren thor jelasin gambaran tempatnya bener-bener real🤭😊

2025-07-26

1

Miu Nuha.

Miu Nuha.

aku paling takut kalo operasi tiket kek begitu, kalo ternyata tiketny ilang kan berabe /Sob/ bisa diturunin

2025-08-31

2

Miu Nuha.

Miu Nuha.

wo la bang njul,, bohong gk papa asal jgn nyelewengin uang sekolah yaa /Curse//Facepalm/

2025-08-31

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : DIKELUARKAN DARI SEKOLAH
2 BAB 2 : LULUS KEJAR PAKET C
3 BAB 3 : ANTARA KULIAH, NYANTRI ATAU KERJA
4 BAB 4 : BERANGKAT KE PESANTREN
5 BAB 5 : HIKMAH PERJALANAN
6 BAB 6 : PERTEMUAN DALAM KERETA
7 BAB 7 : PERKENALAN INDAH
8 BAB 8 : BERPISAH DI STASIUN
9 BAB 9 : SAMPAI DI PONDOK PESANTREN
10 BAB 10 : RESMI MENJADI SANTRI
11 BAB 11 : MASUK MADRASAH
12 BAB 12 : LIBURAN PERTAMA
13 BAB 13 : PERJALANAN PULANG
14 BAB 14 : MENDAPAT PETUNJUK
15 BAB 15 : TITIK TERANG
16 BAB 16 : TRAGEDI PIRANG
17 BAB 17 : MENGHIBUR LUKA
18 BAB 18 : SERBA SALAH
19 BAB 19 : PASRAH
20 BAB 20 : SALING JUJUR
21 BAB 21 : SALAM PERPISAHAN
22 BAB 22 : BERMALAM DI STASIUN
23 BAB 23 : KENALAN BARU
24 BAB 24 : GODAAN SESAAT
25 BAB 25 : KANGEN TEROBATI
26 BAB 26 : BERTEMU SEMUA KELUARGA
27 BAB 27 : TERIMA AMPLOP TEBAL
28 BAB 28 : WAKTUNYA BERANGKAT
29 BAB 29 : SALAH TINGKAH
30 BAB 30 : SEMOGA DIMAAFKAN
31 BAB 31 : HAMPIR SAJA
32 BAB 32 : TIMBUL GETARAN
33 BAB 33 : NASIHAT UNTUKNYA
34 BAB 34 : TERNYATA SERIUS
35 BAB 35 : SAMPAI DI RUMAH KEDUA
36 BAB 36 : MULAI MERASAKAN DAMAI
37 BAB 37 : MULAI MBELING
38 BAB 38 : BIKIN SINGLE DI PONDOK
39 BAB 39 : REKAMAN DI PARE
40 BAB 40 : MASIH AMAN TERKENDALI
41 BAB 41 : IBU SAKIT
42 BAB 42 : DOA UNTUK IBU
43 BAB 43 : AKU PULANG
44 BAB 44 : ANTARA MERAWAT IBU DAN RINDU NGAJI
45 BAB 45 : IBU MULAI MEMBAIK
46 BAB 46 : KEMBALI KE PONDOK
47 BAB 47 : PERJALANAN DILANDA RINDU
48 BAB 48 : GELISAH SEPANJANG JALAN
49 BAB 49 : SAMPAI JUGA
50 BAB 50 : DILANDA PLIN PLAN
51 BAB 51 : FIRASAT YANG KELIRU
52 BAB 52 : IBU MELINDUNGIKU
53 BAB 53 : MENCOBA KASIH PENJELASAN
54 BAB 54 : UPAYA KEDUA
55 BAB 55 : PASANG MUKA TEMBOK
56 BAB 56 : PERANG DINGIN DIMULAI
57 BAB 57 : BERSERAH DIRI
58 BAB 58 : MODE CUEK
59 BAB 59 : SECERCAH HARAPAN
60 BAB 60 : KEHENINGAN YANG MULAI NYAMAN
61 BAB 61 : MENSYUKURI KARUNIANYA
62 BAB 62 : ANUGERAH DALAM DIAM
63 BAB 63 : KEMBALI NGEBAND
64 BAB 64 : BELI GITAR BARU
65 BAB 65 : JUARA FESTIVAL
66 BAB 66 : BERANGKAT REKAMAN
67 BAB 67 : PULANG DISEMPROT
68 BAB 68 : JADWAL PADAT
69 BAB 69 : LAUNCHING ALBUM
70 BAB 70 : SELAMAT JALAN IBU
71 BAB 71 : TAHLILAN UNTUK IBU
72 BAB 72 : SEBUAH JANJI UNTUK IBU
73 BAB 73 : FOKUS NGAJAR
74 BAB 74 : PANGGUNG SEJATI
75 BAB 75 : PENELUSURAN SOSMED
76 BAB 76 : BUKAN NAMA ITU
77 BAB 77 : MENGIKUTI ALUR
78 BAB 78 : CHATTING BERSAMAAN
79 BAB 79 : RENCANA MENDADAK
80 BAB 80 : HATI KE HATI
81 BAB 81 : SEBUAH PENGAKUAN
82 BAB 82 : MENEMUI DIA
83 BAB 83 : KABAR BAIK?
84 BAB 84 : MEMATAHKAN HATI
85 BAB 85 : WAKTU TUJUH HARI
86 BAB 86 : MENEPATI DUA JANJI
87 BAB 87 : KONFIRMASI
88 BAB 88 : MENGIRIM PESAN
Episodes

Updated 88 Episodes

1
BAB 1 : DIKELUARKAN DARI SEKOLAH
2
BAB 2 : LULUS KEJAR PAKET C
3
BAB 3 : ANTARA KULIAH, NYANTRI ATAU KERJA
4
BAB 4 : BERANGKAT KE PESANTREN
5
BAB 5 : HIKMAH PERJALANAN
6
BAB 6 : PERTEMUAN DALAM KERETA
7
BAB 7 : PERKENALAN INDAH
8
BAB 8 : BERPISAH DI STASIUN
9
BAB 9 : SAMPAI DI PONDOK PESANTREN
10
BAB 10 : RESMI MENJADI SANTRI
11
BAB 11 : MASUK MADRASAH
12
BAB 12 : LIBURAN PERTAMA
13
BAB 13 : PERJALANAN PULANG
14
BAB 14 : MENDAPAT PETUNJUK
15
BAB 15 : TITIK TERANG
16
BAB 16 : TRAGEDI PIRANG
17
BAB 17 : MENGHIBUR LUKA
18
BAB 18 : SERBA SALAH
19
BAB 19 : PASRAH
20
BAB 20 : SALING JUJUR
21
BAB 21 : SALAM PERPISAHAN
22
BAB 22 : BERMALAM DI STASIUN
23
BAB 23 : KENALAN BARU
24
BAB 24 : GODAAN SESAAT
25
BAB 25 : KANGEN TEROBATI
26
BAB 26 : BERTEMU SEMUA KELUARGA
27
BAB 27 : TERIMA AMPLOP TEBAL
28
BAB 28 : WAKTUNYA BERANGKAT
29
BAB 29 : SALAH TINGKAH
30
BAB 30 : SEMOGA DIMAAFKAN
31
BAB 31 : HAMPIR SAJA
32
BAB 32 : TIMBUL GETARAN
33
BAB 33 : NASIHAT UNTUKNYA
34
BAB 34 : TERNYATA SERIUS
35
BAB 35 : SAMPAI DI RUMAH KEDUA
36
BAB 36 : MULAI MERASAKAN DAMAI
37
BAB 37 : MULAI MBELING
38
BAB 38 : BIKIN SINGLE DI PONDOK
39
BAB 39 : REKAMAN DI PARE
40
BAB 40 : MASIH AMAN TERKENDALI
41
BAB 41 : IBU SAKIT
42
BAB 42 : DOA UNTUK IBU
43
BAB 43 : AKU PULANG
44
BAB 44 : ANTARA MERAWAT IBU DAN RINDU NGAJI
45
BAB 45 : IBU MULAI MEMBAIK
46
BAB 46 : KEMBALI KE PONDOK
47
BAB 47 : PERJALANAN DILANDA RINDU
48
BAB 48 : GELISAH SEPANJANG JALAN
49
BAB 49 : SAMPAI JUGA
50
BAB 50 : DILANDA PLIN PLAN
51
BAB 51 : FIRASAT YANG KELIRU
52
BAB 52 : IBU MELINDUNGIKU
53
BAB 53 : MENCOBA KASIH PENJELASAN
54
BAB 54 : UPAYA KEDUA
55
BAB 55 : PASANG MUKA TEMBOK
56
BAB 56 : PERANG DINGIN DIMULAI
57
BAB 57 : BERSERAH DIRI
58
BAB 58 : MODE CUEK
59
BAB 59 : SECERCAH HARAPAN
60
BAB 60 : KEHENINGAN YANG MULAI NYAMAN
61
BAB 61 : MENSYUKURI KARUNIANYA
62
BAB 62 : ANUGERAH DALAM DIAM
63
BAB 63 : KEMBALI NGEBAND
64
BAB 64 : BELI GITAR BARU
65
BAB 65 : JUARA FESTIVAL
66
BAB 66 : BERANGKAT REKAMAN
67
BAB 67 : PULANG DISEMPROT
68
BAB 68 : JADWAL PADAT
69
BAB 69 : LAUNCHING ALBUM
70
BAB 70 : SELAMAT JALAN IBU
71
BAB 71 : TAHLILAN UNTUK IBU
72
BAB 72 : SEBUAH JANJI UNTUK IBU
73
BAB 73 : FOKUS NGAJAR
74
BAB 74 : PANGGUNG SEJATI
75
BAB 75 : PENELUSURAN SOSMED
76
BAB 76 : BUKAN NAMA ITU
77
BAB 77 : MENGIKUTI ALUR
78
BAB 78 : CHATTING BERSAMAAN
79
BAB 79 : RENCANA MENDADAK
80
BAB 80 : HATI KE HATI
81
BAB 81 : SEBUAH PENGAKUAN
82
BAB 82 : MENEMUI DIA
83
BAB 83 : KABAR BAIK?
84
BAB 84 : MEMATAHKAN HATI
85
BAB 85 : WAKTU TUJUH HARI
86
BAB 86 : MENEPATI DUA JANJI
87
BAB 87 : KONFIRMASI
88
BAB 88 : MENGIRIM PESAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!