BAB 4 : BERANGKAT KE PESANTREN

Sampai pukul 04:00 WIB, menjelang subuh, Aku masih belum bisa tidur.

Kembali terbayang kata-kata yang sempat terlintas, sebelum aku dipanggil kumpul keluarga semalam. "Pikirkanlah wahai jiwa yang lelah, rencana itu bukan sekadar indah. Ia adalah kompas penuntun arah, agar hidup tak hanya sebuah kisah."

"Aku harus memperbaiki diri! Aku akan meninggalkan kegiatan-kegiatan yang tak berguna. Sekarang saatnya, Jul! Lakukan sesuatu yang bermanfaat untuk dirimu dan keluargamu!"

Aku berusaha memotivasi diriku sendiri. Bismillah, Ku lepas selimut dengan cepat, ku taruh di atas bantal tanpa dilipat.

Aku langsung bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi. Ku ambil air wudhu, ku niatkan mendekat kepada-Nya.

Aku bersiap-siap memakai sarung dan baju koko. Aku bergegas berangkat ke Masjid untuk melakukan shalat berjamaah.

Sebelumnya, aku jarang sekali berjamaah di masjid .

Namun, kali ini ku dorong jiwa dan ragaku berjalan menuju masjid. Aku Berharap, barangkali kalau berjamaah bisa membuat pikiranku lebih jernih.

Sepulang dari masjid, terasa lebih adem jiwa ini. Dalam renungan tanpa henti aku terus menasihati diriku sendiri.

Gagal jadi musisi sukses dan terkenal bukan akhir dari segalanya. Nikmatilah hidup! syukuri apa adanya, karena setiap hari adalah anugerah.

Jangan mengeluh jangan bersedih, hadapi dunia dengan penuh kasih. Bersyukur atas segala yang ada, jadikan semangat untuk berkarya.

Jalani hidup dengan lapang dada, pastilah bahagia kan datang pada waktunya.

Tiga hari berturut-turut, setiap tengah malam menjelang dini hari, ku lakukan shalat dua rakaat.

Hari ke empat, artinya H-3 pra keberangkatanku ke Pondok pesantren, aku sudah mulai mantap meneguhkan hati.

Kembali lagi mendatangi ingatanku, masa-masa SD sampai MTs.

Dimana masa itu, sehabis sekolah aku rutin mengaji, belajar di Madrasah diniyyah .

Masa-masa belum mengenal komunitas underground.

Masa di mana aku rajin shalat, rajin berjamaah di masjid.

Masa hubunganku dengan mbak salma masih baik-baik saja, masih suka bercanda, saling meledek, bergurau penuh tawa ria.

Kembali terbayang kitab-kitab yang pernah ku pelajari waktu kecil, semasa di madrasah diniyyah.

Terngiang matan jurumiyah, 'Imrithy, nadzom 'aqidatul awam, nadzom tukhfatul athfal, khulasotu nuril yaqin, tanbihul muta'alim, arba'in nawawi dan lain-lain.

Aku sadar, aku teringat kembali sebuah pesan yang diajarkan guru ngajiku, tentang tujuan dan hakikat hidup.

Bahwasannya, hidup yang sesungguhnya itu ya di akhirat nanti. Di dunia ini kita hanya numpang lewat untuk mengumpulkan bekal.

Hidup di dunia paling-paling hanya enam puluh sampai sembilan puluh tahun, lebih pun paling sedikit, habis itu mati. Jadi, gunakanlah sebaik-baiknya di masa yang singkat ini.

Gunakan untuk membahagiakan orang lain, terutama yang dekat di sekitar kita.

"Aku akan kembalikan semuanya! Akan ku kembalikan senyum keluargaku. Aku mau seperti dulu. Aku mau ngaji sungguhan!"

Aku sudah mulai berdamai dengan diriku sendiri. Insya Allah, sudah tak ada lagi yang mengganjal dan menghantuiku. Tak ada lagi ragu.

Selamat tinggal gitar! Selamat tinggal masa kelam.

Aku mulai berlatih bangun pagi kembali. Rutin mengikuti shalat subuh berjamaah di masjid selama tiga hari terakhir, sebelum keberangkatanku ke Pondok pesantren.

H-1 malam harinya...

Aku berkemas menata pakaian yang akan ku bawa ke pondok. Semua saudara dan sepupuku kembali datang menemui ku.

Mereka semua mensupport. Yang lebih membuatku senang, mereka juga memberikan amplop berisi uang untuk bekalku di perjalanan dan keperluan awal masuk Pondok.

Kini, tibalah saatnya. Di pagi hari nan cerah,

semangat membara, jiwa merekah.

Menuntut ilmu adalah jalan yang indah, membuka cakrawala takkan menyerah. 

Ilmu itu pelita hati, menerangi jalan di setiap hari. Janganlah ragu, janganlah berhenti, karena ilmu untuk bekal diri sendiri dan lingkungan sekitarmu.

Dengan pena, kita ukir masa depan, dengan buku, kita raih harapan.

Jangan biarkan waktu berlalu terbuang percuma. Tuntutlah ilmu, hingga tiba ke puncak utama. 

Beban belajar memang terasa berat. Namun hasilnya, pasti amatlah tepat.

Jadikan ilmu sebagai sahabat karib, membimbing langkah, meraih cita-cita yang hidup. 

Ilmu itu harta yang takkan sirna. Walau zaman berubah, tetap berharga.

Jadi, mari bersama kita bergembira menuntut ilmu. Demi masa depan yang sejahtera.

Semangat di dadaku makin membara. Apalagi setelah dapat beberapa amplop dari saudara dan sepupu.

Aku akan berangkat nanti malam. Dari stasiun Purwokerto naik Kereta api Gaya baru malam.

Tadinya mau berangkat pagi ini, naik kereta Logawa. Berangkat dari Purwokerto sekitar pukul 06:00 WIB pagi.

Namun, karena ada beberapa hal, serta persiapan yang harus diselesaikan, sehingga keberangkatanku ditunda nanti malam. Sekitar pukul 20:00 WIB dari Purwokerto.

Pertama, Aku berpamitan kepada Ibu.

"Bu... mohon doanya!"

"Pasti Nak, tanpa kamu minta. Ibu setiap hari mendoakan mu. Hati-hati di jalan ya!" Ibu kelihatan sedih melepas keberangkatanku.

Jelas sedih, lah! karena aku adalah anak bungsu yang paling di manjakan nya.

Kemudian aku berpamitan kepada mbak Salma dan saudara-saudaraku yang lain.

Aku diantar Mas Rama menuju stasiun dengan Mobil Fortuner miliknya .

Mas Ahmad juga ikut denganku. Karena dia yang akan mengantar aku sampai Kediri sekalian pasrah dengan Romo Kyai.

Kebetulan mas Ahmad merupakan alumni Pondok pesantren di Kediri, yang akan ku jadikan tempat menuntut ilmu.

Aku dan mas Ahmad membeli tiket tujuan Jombang. Nanti dari Jombang naik bus menuju Kediri.

"Tuuuuut... tuuuut..." terdengar bunyi klakson, pertanda kereta segera diberangkatkan.

Aku dan mas Ahmad sudah stay dari tiga puluh menit yang lalu di stasiun. Mas Rama membantu menaikkan barang-barang ku ke dalam kereta.

Kami berdua bersalaman dengan mas Rama. Ku ucap kalimat singkat, "Mohon doanya ya Mas, titip keluarga di rumah!"

"Siap, pasti Jul..., ini buat beli rokok!" jawab mas Rama sambil mengambil dompet di saku belakang celananya. Ia mengambil dua lembar uang seratus ribuan untuk diberikan kepadaku.

"Nggak usah repot-repot, Mas... he he..." Aku berpura-pura menolak, sekedar basa-basi, namun sambil menerima uang dari mas rama.

"Udah ini... lumayan buat beli air minum." Sambung mas Rama menanggapi basa basiku.

Sekarang Aku dan mas Ahmad telah berada di dalam kereta.

Bismillah, kami berdua siap menuju Kediri Jawa timur.

Riuh para pengantar penumpang kereta, mereka melambaikan tangan, iringi keberangkatan perlahan.

Announcer berbunyi, "Perhatian-perhatian! kereta jurusan Jakarta Surabaya akan segera diberangkatkan."

Roda-roda di atas rel perlahan berputar, nyanyian pengamen dan pedagang iringi keberangkatan kami.

Setelah kereta terlihat mulai jalan perlahan, Mas Rama melenggang pergi dari stasiun meninggalkan kami.

Sejarah baru akan terukir. Inilah saatnya aku akan menjadi santri sungguhan.

Meskipun sebelumnya aku pernah ngaji di madrasah diniyyah di kampungku. Tapi, karena nggak mondok ya berarti belum jadi santri sungguhan namanya.

Ku pejamkan mata dan berdoa, semoga Alah 'Azza wa Jalla melancarkan perjalananku selamat sampai tujuan. Semoga aku betah menuntut ilmu.

Mudah-mudahan, Allah menguatkan langkahku dalam menaklukkan waktu. Karena ilmu tidak bisa diperoleh diwaktu yang singkat.

Semoga perjuanganku bisa mendapatkan manfaat, maslahat pada agama, negara, dunia dan akhirat.

Aamiin... aamiin... ya Robbal 'aalamiin.

Bismillah, otw Kediri.

Terpopuler

Comments

Miu Nuha.

Miu Nuha.

busmillah 🤭
,, padahal dulu jaman msih bocah tebakannya 'bis, bis apa yang masuk masjid?' jawabnya ya 'Bismillaah..." 😁😁

2025-08-28

2

Annisa Chairiy

Annisa Chairiy

Satu lagi bang,
Uqud al-Lujjain fi Bayan Huquq al-Zaujain🤣

2025-08-23

2

Miu Nuha.

Miu Nuha.

menyongsong kehidupan baru. semangat enjull,, pembaca mensupport mu /Determined//Determined/

2025-08-28

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : DIKELUARKAN DARI SEKOLAH
2 BAB 2 : LULUS KEJAR PAKET C
3 BAB 3 : ANTARA KULIAH, NYANTRI ATAU KERJA
4 BAB 4 : BERANGKAT KE PESANTREN
5 BAB 5 : HIKMAH PERJALANAN
6 BAB 6 : PERTEMUAN DALAM KERETA
7 BAB 7 : PERKENALAN INDAH
8 BAB 8 : BERPISAH DI STASIUN
9 BAB 9 : SAMPAI DI PONDOK PESANTREN
10 BAB 10 : RESMI MENJADI SANTRI
11 BAB 11 : MASUK MADRASAH
12 BAB 12 : LIBURAN PERTAMA
13 BAB 13 : PERJALANAN PULANG
14 BAB 14 : MENDAPAT PETUNJUK
15 BAB 15 : TITIK TERANG
16 BAB 16 : TRAGEDI PIRANG
17 BAB 17 : MENGHIBUR LUKA
18 BAB 18 : SERBA SALAH
19 BAB 19 : PASRAH
20 BAB 20 : SALING JUJUR
21 BAB 21 : SALAM PERPISAHAN
22 BAB 22 : BERMALAM DI STASIUN
23 BAB 23 : KENALAN BARU
24 BAB 24 : GODAAN SESAAT
25 BAB 25 : KANGEN TEROBATI
26 BAB 26 : BERTEMU SEMUA KELUARGA
27 BAB 27 : TERIMA AMPLOP TEBAL
28 BAB 28 : WAKTUNYA BERANGKAT
29 BAB 29 : SALAH TINGKAH
30 BAB 30 : SEMOGA DIMAAFKAN
31 BAB 31 : HAMPIR SAJA
32 BAB 32 : TIMBUL GETARAN
33 BAB 33 : NASIHAT UNTUKNYA
34 BAB 34 : TERNYATA SERIUS
35 BAB 35 : SAMPAI DI RUMAH KEDUA
36 BAB 36 : MULAI MERASAKAN DAMAI
37 BAB 37 : MULAI MBELING
38 BAB 38 : BIKIN SINGLE DI PONDOK
39 BAB 39 : REKAMAN DI PARE
40 BAB 40 : MASIH AMAN TERKENDALI
41 BAB 41 : IBU SAKIT
42 BAB 42 : DOA UNTUK IBU
43 BAB 43 : AKU PULANG
44 BAB 44 : ANTARA MERAWAT IBU DAN RINDU NGAJI
45 BAB 45 : IBU MULAI MEMBAIK
46 BAB 46 : KEMBALI KE PONDOK
47 BAB 47 : PERJALANAN DILANDA RINDU
48 BAB 48 : GELISAH SEPANJANG JALAN
49 BAB 49 : SAMPAI JUGA
50 BAB 50 : DILANDA PLIN PLAN
51 BAB 51 : FIRASAT YANG KELIRU
52 BAB 52 : IBU MELINDUNGIKU
53 BAB 53 : MENCOBA KASIH PENJELASAN
54 BAB 54 : UPAYA KEDUA
55 BAB 55 : PASANG MUKA TEMBOK
56 BAB 56 : PERANG DINGIN DIMULAI
57 BAB 57 : BERSERAH DIRI
58 BAB 58 : MODE CUEK
59 BAB 59 : SECERCAH HARAPAN
60 BAB 60 : KEHENINGAN YANG MULAI NYAMAN
61 BAB 61 : MENSYUKURI KARUNIANYA
62 BAB 62 : ANUGERAH DALAM DIAM
63 BAB 63 : KEMBALI NGEBAND
64 BAB 64 : BELI GITAR BARU
65 BAB 65 : JUARA FESTIVAL
66 BAB 66 : BERANGKAT REKAMAN
67 BAB 67 : PULANG DISEMPROT
68 BAB 68 : JADWAL PADAT
69 BAB 69 : LAUNCHING ALBUM
70 BAB 70 : SELAMAT JALAN IBU
71 BAB 71 : TAHLILAN UNTUK IBU
72 BAB 72 : SEBUAH JANJI UNTUK IBU
73 BAB 73 : FOKUS NGAJAR
74 BAB 74 : PANGGUNG SEJATI
75 BAB 75 : PENELUSURAN SOSMED
76 BAB 76 : BUKAN NAMA ITU
77 BAB 77 : MENGIKUTI ALUR
78 BAB 78 : CHATTING BERSAMAAN
79 BAB 79 : RENCANA MENDADAK
80 BAB 80 : HATI KE HATI
Episodes

Updated 80 Episodes

1
BAB 1 : DIKELUARKAN DARI SEKOLAH
2
BAB 2 : LULUS KEJAR PAKET C
3
BAB 3 : ANTARA KULIAH, NYANTRI ATAU KERJA
4
BAB 4 : BERANGKAT KE PESANTREN
5
BAB 5 : HIKMAH PERJALANAN
6
BAB 6 : PERTEMUAN DALAM KERETA
7
BAB 7 : PERKENALAN INDAH
8
BAB 8 : BERPISAH DI STASIUN
9
BAB 9 : SAMPAI DI PONDOK PESANTREN
10
BAB 10 : RESMI MENJADI SANTRI
11
BAB 11 : MASUK MADRASAH
12
BAB 12 : LIBURAN PERTAMA
13
BAB 13 : PERJALANAN PULANG
14
BAB 14 : MENDAPAT PETUNJUK
15
BAB 15 : TITIK TERANG
16
BAB 16 : TRAGEDI PIRANG
17
BAB 17 : MENGHIBUR LUKA
18
BAB 18 : SERBA SALAH
19
BAB 19 : PASRAH
20
BAB 20 : SALING JUJUR
21
BAB 21 : SALAM PERPISAHAN
22
BAB 22 : BERMALAM DI STASIUN
23
BAB 23 : KENALAN BARU
24
BAB 24 : GODAAN SESAAT
25
BAB 25 : KANGEN TEROBATI
26
BAB 26 : BERTEMU SEMUA KELUARGA
27
BAB 27 : TERIMA AMPLOP TEBAL
28
BAB 28 : WAKTUNYA BERANGKAT
29
BAB 29 : SALAH TINGKAH
30
BAB 30 : SEMOGA DIMAAFKAN
31
BAB 31 : HAMPIR SAJA
32
BAB 32 : TIMBUL GETARAN
33
BAB 33 : NASIHAT UNTUKNYA
34
BAB 34 : TERNYATA SERIUS
35
BAB 35 : SAMPAI DI RUMAH KEDUA
36
BAB 36 : MULAI MERASAKAN DAMAI
37
BAB 37 : MULAI MBELING
38
BAB 38 : BIKIN SINGLE DI PONDOK
39
BAB 39 : REKAMAN DI PARE
40
BAB 40 : MASIH AMAN TERKENDALI
41
BAB 41 : IBU SAKIT
42
BAB 42 : DOA UNTUK IBU
43
BAB 43 : AKU PULANG
44
BAB 44 : ANTARA MERAWAT IBU DAN RINDU NGAJI
45
BAB 45 : IBU MULAI MEMBAIK
46
BAB 46 : KEMBALI KE PONDOK
47
BAB 47 : PERJALANAN DILANDA RINDU
48
BAB 48 : GELISAH SEPANJANG JALAN
49
BAB 49 : SAMPAI JUGA
50
BAB 50 : DILANDA PLIN PLAN
51
BAB 51 : FIRASAT YANG KELIRU
52
BAB 52 : IBU MELINDUNGIKU
53
BAB 53 : MENCOBA KASIH PENJELASAN
54
BAB 54 : UPAYA KEDUA
55
BAB 55 : PASANG MUKA TEMBOK
56
BAB 56 : PERANG DINGIN DIMULAI
57
BAB 57 : BERSERAH DIRI
58
BAB 58 : MODE CUEK
59
BAB 59 : SECERCAH HARAPAN
60
BAB 60 : KEHENINGAN YANG MULAI NYAMAN
61
BAB 61 : MENSYUKURI KARUNIANYA
62
BAB 62 : ANUGERAH DALAM DIAM
63
BAB 63 : KEMBALI NGEBAND
64
BAB 64 : BELI GITAR BARU
65
BAB 65 : JUARA FESTIVAL
66
BAB 66 : BERANGKAT REKAMAN
67
BAB 67 : PULANG DISEMPROT
68
BAB 68 : JADWAL PADAT
69
BAB 69 : LAUNCHING ALBUM
70
BAB 70 : SELAMAT JALAN IBU
71
BAB 71 : TAHLILAN UNTUK IBU
72
BAB 72 : SEBUAH JANJI UNTUK IBU
73
BAB 73 : FOKUS NGAJAR
74
BAB 74 : PANGGUNG SEJATI
75
BAB 75 : PENELUSURAN SOSMED
76
BAB 76 : BUKAN NAMA ITU
77
BAB 77 : MENGIKUTI ALUR
78
BAB 78 : CHATTING BERSAMAAN
79
BAB 79 : RENCANA MENDADAK
80
BAB 80 : HATI KE HATI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!