BAB 3 : ANTARA KULIAH, NYANTRI ATAU KERJA

Pasca lulus dari kejar paket C, hari-hariku berlalu tanpa perkembangan. Hidup dengan kegiatan itu-itu saja. Tiap hari kerjaannya cuma nongkrong dan latihan band.

Sementara lambat laun, job mulai sepi, karena sudah mulai jarang ada event musik metal.

Hidupku menjadi galau dan kurang bersemangat.

Kalau sedang di rumah, seperti biasa aku pasti selalu bertengkar dengan Mbak Salma.

Dia selalu cari-cari alasan untuk memarahiku, ya meskipun alasannya masuk akal sih, melihat aku yang malas-malasan, dia kesel mungkin.

Agar tidak terjadi pertengkaran, setiap ada mbak salma, aku selalu menghindar.

Misalnya, ketika aku berada di ruang tamu, lalu tiba-tiba dia datang, aku langsung cabut pergi ke kamar.

Pokoknya aku selalu menghindar. Jangan sampai bertatap muka dengannya. Apalagi lama-lama bareng dalam satu tempat.

Saat ini, Aku belum memiliki rencana apapun. Di rumah sering melamun dan tak bisa berpikir. Malam begadang, siang untuk tidur.

Kadang, karena saking seringnya tak ada kegiatan alias nganggur, ku sibukkan dengan membaca Al qur'an, namun tidak ku niati sebagai ibadah. Hanya sekedar untuk mengisi waktu kosong ha ha...

Al qur'an juga selalu jadi senjataku saat mbak salma datang. Kalau ada dia, langsung cepat-cepat aku baca qur'an. Biar nggak keliatan nganggur gitu.

Hitung-hitung sekalian ngusir setan penyulut api pertengkaran ha ha..., sehingga bisa buat tameng. Orang sedang baca qur'an masa mau dimarahi wkwkwk.

Sementara itu, teman-temanku sudah mulai punya kesibukan masing-masing. Ada yang merantau, bekerja, kuliah, ada pula yang jadi guru dan lain-lain.

Setiap hari, Aku hanya ditemani gitar. Sampai kurasakan titik jenuh. Hati pun sepi tak ada tujuan, hanya mimpi.

Langkah tertatih tanpa arah pasti, hidup berlalu tanpa arti.

Bagaikan perahu tanpa nahkoda, terombang-ambing di lautan nan luas. Rasa gelisah selalu ada, seakan harapan sirna ditelan masa.

Pagi berganti, senja pun tiba, namun asa tak kunjung menyapa. Hanya angan yang terus membara. Kapan kan tiba hari bahagia?

"Jika dibiarkan terus begini, lantas apa yang akan ku perjuangkan dalam hidupku? Aku harus melakukan sesuatu! Tuhan, berilah aku ilham! tunjukkan sesuatu untukku!" Ku coba curahkan isi hati dan mulai serius berdoa kepada-Nya.

Beberapa kali ku coba panjatkan doa, agar dituntun oleh Yang Maha kuasa.

Sampai suatu ketika, muncul dalam pikiranku sebuah kalimat "Pikirkanlah wahai jiwa yang lelah, rencana itu bukan sekadar indah. Ia adalah kompas penuntun arah, agar hidup tak hanya sebuah kisah."

Pada satu waktu, mendadak seluruh keluarga ku berkumpul. Bukan hanya Ibu dan kedua kakak ku.

Namun, saudara-saudaraku yang lain juga. Ada pakde, bude, pak lik, bu lik, termasuk sepupu yang dari luar kota. Mereka berkumpul di rumahku.

Menjelang malam, sehabis shalat isya, sekitar pukul 20.00 WIB, ruang tamu sudah penuh dengan keluarga besar.

Aku mengintip dari balik tirai pintu kamarku.

Dalam hati ku berkata, "Ada apa gerangan?"

Aku termasuk orang yang acuh, sehingga kadang kurang update informasi tentang keluargaku sendiri.

Kadang, justru aku tau dari orang lain perihal apa yang sedang terjadi dengan saudara atau kerabatku.

Usut punya usut, ternyata mbak salma akan dilamar orang. Dia akan segera menikah dalam waktu dekat.

"Alhamdulillah, kalau mbak salma sudah menikah, mungkin jadi nggak ada waktu untuk ribut denganku. Mudah-mudahan dia mendapatkan suami yang baik dan bertanggung jawab."

Aku juga merasa ikut bahagia mendengar kabar ini.

Mbak salma akan menikah dengan pria bernama Rama.

Rama merupakan putera dari teman Ibuku. Sejak kecil, Rama sudah sering main ke rumahku bersama Ibunya. Kini ia berjodoh dengan kakak perempuanku.

Rama orangnya baik, serta hidupnya sudah mapan. Dia punya usaha sendiri di Jakarta dan memiliki beberapa karyawan.

Beberapa bulan setelah pernikahan mereka, keluargaku berkumpul kembali. Termasuk juga mas Rama yang sudah menjadi kakak iparku.

"Ada apa lagi orang-orang pada ngumpul?" ditempat yang sama, dari balik tirai kamar, ku bergumam dalam hati.

"Jul... Jul... sini sebentar Jul! Mas mau ngomong!" Mas Ahmad memanggilku untuk bergabung dalam perkumpulan mereka.

Aku keluar kamar, menghampiri mereka.

"Iya, Mas. Ada apa?"

"Duduk sini sebentar, Jul!" sambut mas Ahmad sambil menepuk-nepuk kursi yang ada di sampingnya.

Aku duduk di sebelah mas Ahmad, dengan hati penuh rasa penasaran. Ada apa gerangan semua keluarga berkumpul memanggilku untuk bergabung?

Padahal, biasanya kalau ada rapat keluarga, aku tak pernah dilibatkan. Mengapa demikian? Karena mereka sudah tau kalau aku orangnya acuh.

Setelah aku duduk di tengah-tengah mereka, Mas Ahmad mulai membuka percakapan. Ia bertanya padaku, "Jul, kamu sudah punya rencana apa untuk kedepannya?"

"Aku belum punya rencana apapun, Mas." Ku jawab sambil mengambil rokok, lalu menyalakannya. Sepertinya yang kuambil rokok punya mas Rama. Persis tergeletak di atas meja di hadapanku.

"Gini jul..., kami sudah berembug untuk masa depanmu. Hobi musik boleh-boleh saja, tapi kamu harus punya prioritas untuk kedepannya!" sambung mas Ahmad.

Aku hanya menundukkan kepala, diam tanpa bisa menjawab apapun.

Mas Ahmad kembali melanjutkan perkataannya. Dia menengok ke arah Ibu, "Kalau menurut Ibu gimana?"

"Apa kamu mau lanjut kuliah Jul?" tanya Ibu padaku.

Sebelum ku jawab, Mbak Salma sudah menyahut lebih dulu, "Kuliah kan biayanya mahal bu! uang dari mana nanti?"

"Yang namanya rejeki kan bisa dicari. Insya Allah pasti ada jalannya nanti. Ibu rasa, gaji pensiunan almarhum bapak kalian masih cukup kok!" bantah Ibu kepada Mbak Salma.

"Apa kamu mau masuk ke Pondok pesantren saja? Ngaji di sana! Biayanya jauh lebih terjangkau." Mas Ahmad memberikan opsi kedua.

Aku masih diam, masih belum bisa menentukan langkah apa yang akan ku ambil.

Mbak salma kembali bicara, "Atau kalau nggak gini aja, Jul! Kamu kerja ikut Mas Rama aja di Jakarta!"

"Jangan! Jangan ke Jakarta! dia masih harus belajar dulu!" timpal Ibu dengan nada tak tega. Beliau belum rela jika aku harus bekerja.

Hati dan pikiranku bergejolak. Aku belum bisa memilih opsi mana yang akan ku pilih.

Sementara diriku belum punya rencana apapun, sehingga mau tidak mau aku harus memilih.

Rasanya juga sudah jenuh di rumah terus, karier juga nggak ada kejelasan.

"Gimana jul?" Mas Ahmad kembali meminta kejelasan.

Tanpa pikir panjang, daripada dicecar pertanyaan terus, aku pun memutuskan. "Ya sudah, Aku mau nyantri saja di Pondok pesantren."

"Alhamdulillah. Baik, minggu depan kita berangkat ke Pondok pesantren di Kediri Jawa timur." Mas Ahmad menyambut dengan senyuman lega dan penuh syukur mendengar keputusanku yang memilih untuk ke Pondok pesantren.

Setelah menjawab pertanyaan mereka, aku kembali ke kamar.

Sebenarnya aku masih ragu dengan keputusanku .

Namun, karena malas berdebat, aku asal pilih opsi saja tanpa menimang-nimang lebih dalam lagi.

Dalam kamar, aku merenung, disertai penuh pergolakan dalam hati. "Seandainya pilih kuliah kasihan Ibu biayanya mahal, kalau nyantri, nggak bisa main band lagi dong? pesantren kan pastinya jauh dengan musik dan dunia entertainment? Kalau mau kerja, belum boleh sama Ibu."

"Halah nggak usah dipikir..., jalani saja! daripada nganggur tak ada tujuan yang pasti!" sambil menepuk-nepuk kepala, aku menasihati diriku sendiri.

Tak mau ku pikir lagi. Setengah salto di atas kasur yang lumayan keras, ku pancal tarik selimut. Ku tutup rapat sekujur tubuhku, kemudian tidur.

Memang agak sedikit sakit sih..., jatuh di kasur yang berbulan-bulan tidak dijemur. Selimut juga sudah lama tak dicuci, tentunya sudah apek, namun semua itu tak terasa, karena kalah dengan kegundahan hatiku.

"Selamat tidur!"

Terpopuler

Comments

Miu Nuha.

Miu Nuha.

ora obah ora mamah lo njull,, sopo sing dek wingi sok sibuk sampe gk puny waktu buat belajar di sekolah sampe bela2in ngeband, keluar sekolah, kejar paket C /Facepalm//Facepalm/ endingny nganggur kan...

,, ayo njull semangattt... selak dinikahkan lo kamu nanti trus disuruh kerja sama mertuwa 🙄🙄

2025-08-23

2

Cemployn

Cemployn

opsi terbaik emng kalo nggak dua ya yang ketiga sihhhh

kuliah pun belum tentu bisa maen musikk karna pasti sibokkkk nugass, kan tokoh utama gabisa bagi waktuu :( nnti jdi terbengkalai lagi kalo di tengah kuliah ternyata bandnya sibok lagi ato ada idenya lagi ngelakuin hal lbh seru 😭
jdi mending pesantren bener :)

2025-10-20

0

Ranti Lestari

Ranti Lestari

mungkin ibunya mas jul blm siap jauh² sama jul, karna kan jul anak kesygan ibunya bgt. tpi apapun pilihanmu mas jul semogaa itu yg terbaik🤗

2025-08-30

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : DIKELUARKAN DARI SEKOLAH
2 BAB 2 : LULUS KEJAR PAKET C
3 BAB 3 : ANTARA KULIAH, NYANTRI ATAU KERJA
4 BAB 4 : BERANGKAT KE PESANTREN
5 BAB 5 : HIKMAH PERJALANAN
6 BAB 6 : PERTEMUAN DALAM KERETA
7 BAB 7 : PERKENALAN INDAH
8 BAB 8 : BERPISAH DI STASIUN
9 BAB 9 : SAMPAI DI PONDOK PESANTREN
10 BAB 10 : RESMI MENJADI SANTRI
11 BAB 11 : MASUK MADRASAH
12 BAB 12 : LIBURAN PERTAMA
13 BAB 13 : PERJALANAN PULANG
14 BAB 14 : MENDAPAT PETUNJUK
15 BAB 15 : TITIK TERANG
16 BAB 16 : TRAGEDI PIRANG
17 BAB 17 : MENGHIBUR LUKA
18 BAB 18 : SERBA SALAH
19 BAB 19 : PASRAH
20 BAB 20 : SALING JUJUR
21 BAB 21 : SALAM PERPISAHAN
22 BAB 22 : BERMALAM DI STASIUN
23 BAB 23 : KENALAN BARU
24 BAB 24 : GODAAN SESAAT
25 BAB 25 : KANGEN TEROBATI
26 BAB 26 : BERTEMU SEMUA KELUARGA
27 BAB 27 : TERIMA AMPLOP TEBAL
28 BAB 28 : WAKTUNYA BERANGKAT
29 BAB 29 : SALAH TINGKAH
30 BAB 30 : SEMOGA DIMAAFKAN
31 BAB 31 : HAMPIR SAJA
32 BAB 32 : TIMBUL GETARAN
33 BAB 33 : NASIHAT UNTUKNYA
34 BAB 34 : TERNYATA SERIUS
35 BAB 35 : SAMPAI DI RUMAH KEDUA
36 BAB 36 : MULAI MERASAKAN DAMAI
37 BAB 37 : MULAI MBELING
38 BAB 38 : BIKIN SINGLE DI PONDOK
39 BAB 39 : REKAMAN DI PARE
40 BAB 40 : MASIH AMAN TERKENDALI
41 BAB 41 : IBU SAKIT
42 BAB 42 : DOA UNTUK IBU
43 BAB 43 : AKU PULANG
44 BAB 44 : ANTARA MERAWAT IBU DAN RINDU NGAJI
45 BAB 45 : IBU MULAI MEMBAIK
46 BAB 46 : KEMBALI KE PONDOK
47 BAB 47 : PERJALANAN DILANDA RINDU
48 BAB 48 : GELISAH SEPANJANG JALAN
49 BAB 49 : SAMPAI JUGA
50 BAB 50 : DILANDA PLIN PLAN
51 BAB 51 : FIRASAT YANG KELIRU
52 BAB 52 : IBU MELINDUNGIKU
53 BAB 53 : MENCOBA KASIH PENJELASAN
54 BAB 54 : UPAYA KEDUA
55 BAB 55 : PASANG MUKA TEMBOK
56 BAB 56 : PERANG DINGIN DIMULAI
57 BAB 57 : BERSERAH DIRI
58 BAB 58 : MODE CUEK
59 BAB 59 : SECERCAH HARAPAN
60 BAB 60 : KEHENINGAN YANG MULAI NYAMAN
61 BAB 61 : MENSYUKURI KARUNIANYA
62 BAB 62 : ANUGERAH DALAM DIAM
63 BAB 63 : KEMBALI NGEBAND
64 BAB 64 : BELI GITAR BARU
65 BAB 65 : JUARA FESTIVAL
66 BAB 66 : BERANGKAT REKAMAN
67 BAB 67 : PULANG DISEMPROT
68 BAB 68 : JADWAL PADAT
69 BAB 69 : LAUNCHING ALBUM
70 BAB 70 : SELAMAT JALAN IBU
71 BAB 71 : TAHLILAN UNTUK IBU
72 BAB 72 : SEBUAH JANJI UNTUK IBU
73 BAB 73 : FOKUS NGAJAR
74 BAB 74 : PANGGUNG SEJATI
75 BAB 75 : PENELUSURAN SOSMED
76 BAB 76 : BUKAN NAMA ITU
77 BAB 77 : MENGIKUTI ALUR
78 BAB 78 : CHATTING BERSAMAAN
79 BAB 79 : RENCANA MENDADAK
80 BAB 80 : HATI KE HATI
81 BAB 81 : SEBUAH PENGAKUAN
82 BAB 82 : MENEMUI DIA
83 BAB 83 : KABAR BAIK?
84 BAB 84 : MEMATAHKAN HATI
85 BAB 85 : WAKTU TUJUH HARI
86 BAB 86 : MENEPATI DUA JANJI
87 BAB 87 : KONFIRMASI
88 BAB 88 : MENGIRIM PESAN
Episodes

Updated 88 Episodes

1
BAB 1 : DIKELUARKAN DARI SEKOLAH
2
BAB 2 : LULUS KEJAR PAKET C
3
BAB 3 : ANTARA KULIAH, NYANTRI ATAU KERJA
4
BAB 4 : BERANGKAT KE PESANTREN
5
BAB 5 : HIKMAH PERJALANAN
6
BAB 6 : PERTEMUAN DALAM KERETA
7
BAB 7 : PERKENALAN INDAH
8
BAB 8 : BERPISAH DI STASIUN
9
BAB 9 : SAMPAI DI PONDOK PESANTREN
10
BAB 10 : RESMI MENJADI SANTRI
11
BAB 11 : MASUK MADRASAH
12
BAB 12 : LIBURAN PERTAMA
13
BAB 13 : PERJALANAN PULANG
14
BAB 14 : MENDAPAT PETUNJUK
15
BAB 15 : TITIK TERANG
16
BAB 16 : TRAGEDI PIRANG
17
BAB 17 : MENGHIBUR LUKA
18
BAB 18 : SERBA SALAH
19
BAB 19 : PASRAH
20
BAB 20 : SALING JUJUR
21
BAB 21 : SALAM PERPISAHAN
22
BAB 22 : BERMALAM DI STASIUN
23
BAB 23 : KENALAN BARU
24
BAB 24 : GODAAN SESAAT
25
BAB 25 : KANGEN TEROBATI
26
BAB 26 : BERTEMU SEMUA KELUARGA
27
BAB 27 : TERIMA AMPLOP TEBAL
28
BAB 28 : WAKTUNYA BERANGKAT
29
BAB 29 : SALAH TINGKAH
30
BAB 30 : SEMOGA DIMAAFKAN
31
BAB 31 : HAMPIR SAJA
32
BAB 32 : TIMBUL GETARAN
33
BAB 33 : NASIHAT UNTUKNYA
34
BAB 34 : TERNYATA SERIUS
35
BAB 35 : SAMPAI DI RUMAH KEDUA
36
BAB 36 : MULAI MERASAKAN DAMAI
37
BAB 37 : MULAI MBELING
38
BAB 38 : BIKIN SINGLE DI PONDOK
39
BAB 39 : REKAMAN DI PARE
40
BAB 40 : MASIH AMAN TERKENDALI
41
BAB 41 : IBU SAKIT
42
BAB 42 : DOA UNTUK IBU
43
BAB 43 : AKU PULANG
44
BAB 44 : ANTARA MERAWAT IBU DAN RINDU NGAJI
45
BAB 45 : IBU MULAI MEMBAIK
46
BAB 46 : KEMBALI KE PONDOK
47
BAB 47 : PERJALANAN DILANDA RINDU
48
BAB 48 : GELISAH SEPANJANG JALAN
49
BAB 49 : SAMPAI JUGA
50
BAB 50 : DILANDA PLIN PLAN
51
BAB 51 : FIRASAT YANG KELIRU
52
BAB 52 : IBU MELINDUNGIKU
53
BAB 53 : MENCOBA KASIH PENJELASAN
54
BAB 54 : UPAYA KEDUA
55
BAB 55 : PASANG MUKA TEMBOK
56
BAB 56 : PERANG DINGIN DIMULAI
57
BAB 57 : BERSERAH DIRI
58
BAB 58 : MODE CUEK
59
BAB 59 : SECERCAH HARAPAN
60
BAB 60 : KEHENINGAN YANG MULAI NYAMAN
61
BAB 61 : MENSYUKURI KARUNIANYA
62
BAB 62 : ANUGERAH DALAM DIAM
63
BAB 63 : KEMBALI NGEBAND
64
BAB 64 : BELI GITAR BARU
65
BAB 65 : JUARA FESTIVAL
66
BAB 66 : BERANGKAT REKAMAN
67
BAB 67 : PULANG DISEMPROT
68
BAB 68 : JADWAL PADAT
69
BAB 69 : LAUNCHING ALBUM
70
BAB 70 : SELAMAT JALAN IBU
71
BAB 71 : TAHLILAN UNTUK IBU
72
BAB 72 : SEBUAH JANJI UNTUK IBU
73
BAB 73 : FOKUS NGAJAR
74
BAB 74 : PANGGUNG SEJATI
75
BAB 75 : PENELUSURAN SOSMED
76
BAB 76 : BUKAN NAMA ITU
77
BAB 77 : MENGIKUTI ALUR
78
BAB 78 : CHATTING BERSAMAAN
79
BAB 79 : RENCANA MENDADAK
80
BAB 80 : HATI KE HATI
81
BAB 81 : SEBUAH PENGAKUAN
82
BAB 82 : MENEMUI DIA
83
BAB 83 : KABAR BAIK?
84
BAB 84 : MEMATAHKAN HATI
85
BAB 85 : WAKTU TUJUH HARI
86
BAB 86 : MENEPATI DUA JANJI
87
BAB 87 : KONFIRMASI
88
BAB 88 : MENGIRIM PESAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!