Bel istirahat telah berbunyi setelah menghabiskan waktu 90 menit untuk belajar. Kini seluruh siswa Neocity berhamburan ke luar kelas.
Berlomba-lomba menuju kantin dan mengisi perut yang keroncongan.
Hanna
“Jela, ke kantin, yuk!”
Hanna mengajak Jela dan diiyakan oleh Rena sahabatnya.
Rena
“Iya, Jel. Kita laper, nih!”
Jela
“Eh, iya bentar.”
Jela
(Menengok ke arah Jerome) “Jer, kamu mau ke kantin? Kalau iya, bareng, yuk!”
Hanna
“Halah, ngapain, sih kamu ajak dia? Biarin aja tuh si culun kelaparan!”
Jela
“Han, jangan gitu. Dia, kan murid baru. Kasihan sendirian.”
Hanna
“Sayang, dia itu udah gede. Udah bisa cari jalan sendiri. Lo nggak usah khawatir sama dia.”
Rena
“Halah, banyak omong lo berdua buruan cepat ke kantin. Gue udah laper ini!”
(Menunjuk Jerome dengan telunjuknya)
“Eh, Lo jadi cowok tuh mandiri, ya? Jangan repotin sahabat gue!”
Jela
“Tapi ....”
Jerome
“Udah kamu duluan aja, aku nggak apa-apa, kok!”
Jela
“Seriusan?”
Jerome
“Iya, Jel. Nanti aku ke kantin sendirian.”
Mereka bertiga meninggalkan Jerome sendirian di kelas. Sesungguhnya Jerome tidak benar-benar sendirian di sana. Masih ada satu siswa lagi.
Dery
“Heh, Jer. Lo ngapain balik di mari, pake gaya sok culun lagi, lo.”
Jerome
(terkekeh) “Beta rindu tanah air.”
Dery
“Begayaan amat lo, rindu tanah air. Lo pasti kesemsem sama teman sebangku, kan. Ngaku, lo?!”
Jerome
“She is so cute and adorable.”
Jerome
“Like an angel, right?”
Dery
“Padahal mah niat gue cuma mau ngenalin doang.”
Jerome
“Dan lo ngajakin dia foto bareng, terus lo kirim ke gue. Dan itu bikin gue tertarik. Lo, tahu?”
Dery
“Hmm.”
Jerome
“Pokoknya dia harus jadi milik gue!”
Dery
“Kaya lo bisa aja.”
Dery meremehkan Jerome.
Jerome
“Anak Bapak Alex nggak mungkin ditolak.” (sambil menepuk dadanya)
Dery
(Memutar bola mata malas) “Lo emang anaknya Pak Alex, tapi Jela anak bungsunya Om Charles!”
Comments