Jerome melangkah ke bangku milik Jela, kala kedua pasang mata itu bersitatap. Jerome merasakan jantungnya jumpalitan.
Jerome
(bicara dalam hati) “Sungguh baik Engkau Tuhan. Kau bahkan rela menurunkan malaikat surga-Mu untuk menemaniku di bumi.”
Jela
“Hei, ayo duduk. Kamu nggak mau duduk sama aku?”
Karena tidak ada tanggapan dari Jerome. Jela pun lantas mengangkat tangannya.
Jessica
“Ya ada apa, Jela?”
Jela
“Maaf, Bu, tapi kayanya anak baru ini nggak mau ....”
Ucapan Jela langsung dipotong oleh Jerome.
Jerome
“Eh, bukan gitu, Bu. Dia cuma salah paham. Saya mau, kok, Bu. Duduk sama dia!”
Hanna
“Eh, Nobita. Harusnya lo tuh bersyukur. Bisa duduk sebangku sama Bidadari macam, Jela. Jadi, orang kok nggak ada bersyukurnya banget!”
Jerome pun tersenyum tipis, sembari melirik sinis pada siswi yang bersikap ketus kepadanya.
Lalu tanpa banyak bicara, Jerome, duduk di sebelah Jela.
Jerome
“Hai, aku Jerome. Oh, iya aku belum ucapin makasih tadi sama kamu.”
Jela
“Aku Jeffrina Novela, biasa dipanggil Jela. Kamu minta maaf untuk apa, Jerome?”
Jerome
“Itu, yang tadi. Kamu bantuin aku bangun dari jatuh, terus antar aku ke ruang Guru.”
Jela
“Oh, soal itu. Nggak apa-apa, kok lagipula aku juga yang salah udah nabrak kamu. Maaf, ya!”
Jela tersenyum manis pada Jerome. Berikutnya ia mengalihkan atensi pada Guru yang mengajar.
Tidak seperti Jerome yang justru memperhatikan paras ayu milik Jela.
Comments