Gadis yang juga terjatuh dengan pantatnya lebih dulu, segera bangkit dan menarik tubuh Jerome untuk berdiri.
Jela
“Eh, ya ampun! Maaf aku nggak sengaja, pasti kamu kesakitan, ya. Maaf, ya? Soalnya aku tadi buru-buru.”
Jerome yang sudah berdiri pun membersihkan celananya dari sisa-sisa debu yang menempel.
Jerome
“Nggak apa-apa. santai, aja.”
Jela
“Beneran, nih nggak apa-apa? Aduh, maaf banget, ya! Kalau kamu sakit, nanti aku bawa ke UKS, deh!”
Jerome
“Eh, nggak perlu. Aku nggak apa-apa, kok. Sebenarnya aku murid baru di sini, cuma aku belum tahu di mana tempatnya.”
Jela
“Kamu ke ruang guru aja. Kebetulan, aku juga mau ke ruang guru untuk ngumpulin tugas. Bareng aja, yuk!”
Di saat mendapat tawaran untuk ke Ruang Guru bersama, sebenarnya jantung Jerome terasa berdetak senewen. Akan tetapi, pemuda itu mencoba untuk menutupinya.
Jerome
(berbicara dalam hati) “Gila, nih cewek siapa ya, namanya. Cakep bener?! Jadi pengen, deh!”
Sepanjang koridor, Jela terus mengajaknya mengobrol. Jerome masih setia dalam diamnya. Lebih tepatnya, ia memperhatikan paras Jela.
Jela
(Mengibaskan tangannya) “Hei, are you, okay?”
Jerome
(Tersentak) “Oh, Kulo boten punopo-punopo kok, Mbak. Sing ayem wae.”
Meskipun mengernyit dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Jela enggan memikirkannya.
Jela
“Tuh, ruang gurunya. Gue tinggal dulu, ya. Bye!”
Jerome pun melambaikan tangannya.
Jerome
“Goblok banget, sih. Gue, kan nggak tahu namanya. Gimana mau ngajakin dia PDKT kocak?!”
Comments