Chapter 2 [Revised]

May terbangun dari tidurnya saat mendengar teriakan dari kamar sebelahnya, sebenarnya ini cara bangun yang cukup biasa untuk May. Hampir setiap hari selama tujuh tahun terakhir dia akan bangun dengan cara ini.

May segera bangun dari tempat tidurnya dan berlari pelan ke kamar Lou yang tepat berada di sebelahnya. Dia hanya ingin tahu apa hal tak berguna yang Lou lakukan sekarang.

“Ada apa, Lou?” tanya May mengintip di balik pintu kamar Lou. May melihat Lou duduk di depan komputernya dengan wajah kusut, kemudian menoleh ke arah May dan tersenyum kaku. Dia tak mengatakan apapun, hanya kembali menatap layar komputernya.

May menyipitkan matanya bingung, “Apa ada ini?” tanyanya dalam hati, sekarang dia penasaran. May melangkah memasuki kamar Lou yang didominasi warna hitam dan putih, memberi kesan elegan.

Bibir May berkedut kesal saat melihat layar komputer Lou. Antara emosi dan jijik bercampur menjadi satu dalam dirinya. Di sana, di layar komputer itu terlihat video aneh yang menampilkan seseorang sedang memakan kecoa.

May meringis saat melihat orang itu menyuapkan kecoa lagi ke dalam mulutnya, kemudian menggigitnya dengan rakus. Segera May mengangkat tangannya dan memukul kepala Lou, cukup kuat. “Berhentilah menonton hal tak berguna,” teriaknya langsung di telinga Lou.

Lou otomatis menutup telinganya dan tertawa terbahak. “Aku hanya ingin menguji refleksmu,” ujarnya jahil.

“Kau melakukannya setiap hari!” May memukul punggung Lou sekali lagi untuk melampiaskan emosinya. Dia tahu Lou hanya melakukan hal tak berguna, tapi dia selalu datang ke kamar ini setia harinya untuk bertanya, “Ada apa, Lou?”

Bukankah itu menyebalkan? May mengumpat kesal, dia segera berbalik, hendak kembali ke kamarnya. “Hey, sekarang?” tanya Lou saat melihat May berlalu.

May menghela napas lelah mendengarnya, namun tetap menjawab, “Ya. Kita harus mencari informasi tentang orang itu dulu.”

“Baiklah.” May bisa mendengar suara Lou yang cukup bersemangat. Dia lalu keluar dari kamar Lou dan menutup pintunya pelan, berjalan dengan tenang ke arah kamarnya.

Saat May hendak membuka pintu kamarnya, gerakannya terhenti, dia lalu menoleh ke pintu kamar yang berhadapan dengan pintunya. Tatapan May seketika berubah sendu saat mengingat pemilik kamar itu—Anthony.

Sudah hampir empat tahun sejak dia pergi meninggalkan rumah. Tak ada kabar sama sekali tentang dirinya. Seolah dia benar-benar menghilang menjadi debu. Semua orang khawatir, bahkan Lou juga, tapi tak peduli apa yang mereka lakukan, mereka tak bisa menemukannya, bahkan tak bisa menemukan petunjuk apapun tentangnya.

May menghela napas lelah, dia juga melakukan hal terbaik yang dia bisa untuk mencari petunjuk, tapi semuanya sia-sia. Anthony tak ada dimanapun, bahkan mereka pun tak tahu apa dia masih hidup atau tidak.

May menundukkan kepalanya pelan, kemudian mendorong pintu kamarnya dan masuk. May melirik ke arah lemari pakaiannya, berjalan ke sana dan mengambil sebuah tas.

Malam ini mereka akan menyelidiki seorang polisi korup yang bekerja sama dengan mafia. Orang itu telah menutupi peredaran narkoba disebuah club malam. Mereka akan menyelidikinya dan menyerahkan semua bukti kepada pihak berwenang.

May menatap tas hitam yang ada di tangannya, kembali teringat kejadian dua tahun lalu saat semuanya bermula. Mereka awalnya hanyalah anggota klub beladiri sekolah, tapi kemudian salah satu teman mereka menjadi korban pemerkosaan dan meninggal. Kasusnya tak pernah diusut karena pelaku adalah anak orang terpandang.

Ini membuat mereka semua geram. Demi membawa keadlilan bagi teman mereka itu, May dan Lou, melakukan penyelidikan dan pengumpulan bukti. Perjuangan mereka terbayar dan mereka bisa menjebloskan orang-orang itu ke penjara.

Itu adalah awal yang baik karena setelah itu mereka mulai melakukan banyak penyelidikan lain bersama teman-teman baru mereka. Alhasil terbentuklah tim rahasia yang bertekad untuk mengadili semua penjahat di kota mereka.

Tahun berlalu dan gerakan kecil yang awalnya hanya ingin memeberantas preman-preman kecil itu berubah menjadi sebuah organisasi besar dan terstruktur. Anggota mereka kian bertambah secara signifikan.

Kini organisasi kecil itu telah berubah menjadi organisasi yang cukup ditakuti mafia kota. Mereka dikenal bergerak rapi dan tersusun, mereka bisa menyelidiki targetnya tanpa disadari dan target itu baru akan sadar saat semuanya sudah terlambat. Banyak mafia-mafia kecil yang sudah menjadi korban mereka, tapi tak ada satupun yang tahu pasti siapa si pelaku, apa tujuan mereka, atau bahkan nama anggota mereka. Semuanya terlalu tersembunyi dan misterius.

Pada akhirnya saat mereka terlalu terkenal, tapi tetap tak memiliki nama, beberapa orang mulai memberi mereka julukan-julakan aneh, yang paling terkenal adalah Laughing Coffin. Nama ini mungkin juga dianggap sebagai sarkasme pada para penjahat yang telah mereka kalahkan. Yang tidak mereka duga adalah organisasi itu setuju dengan nama baru mereka dan secara resmi menggunakan nama tersebut.

May menghela napas pelan, sebenarnya dia mulai lelah dengan semua ini. Walaupun disebut sebagai organisasi terstruktur yang melawan para mafia, target mereka tak lebih dari penjahat-penjahat kecil di lingkungan kota, hal-hal seperti ini tak akan memberi hasil yang signifikan dan mungkin butuh ratusan tahun untuk mencapai tujuan mereka.

Namun dia tak bisa melakukan apapun, Laughing Coffin mungkin sangat terkenal dan ditakuti, tapi kenyataannya mereka hanyalah sekumpulan remaja gila yang sedang melawan arus. Laughing coffin yang begitu ditakuti mafia kota ini sebenarnya hanya kelompok bermain sekumpulan remaja yang bosan dengan tugas sekolah!

TOK TOK.

Ketukan ringan di pintu menyadarkan May, dia lalu melirik ke pintu dan melihat Lou sudah siap. May mengangguk sebentar dan mengambil beberapa benda yang mungkin akan dia butuhkan nanti, seperti pisau lipat dan semprotan merica, sementara Lou sudah pergi lebih dulu.

Setelah memeriksa semua yang dibutuhkan, May segera ke luar. Dia bergerak secara terpisah dengan Lou karena saat ini sudah pukul sebelas malam. Akan sangat berbahaya bila Marc atau Helena menangkap mereka.

May keluar secara diam-diam agar tak diketahui penghuni rumah lainnya. Dia lalu bertemu dengan Lou di luar pagar mansion. Keduanya kemudian berjalan cukup jauh, hingga mereka melihat sebuah van terparkir di pinggir jalan. Lou melambaikan tangannya ke arah van itu. Van itu langsung menyala dan mmenghampiri mereka.

“Butuh tumpangan nona-nona?” gurau seorang pemuda yang tak lain adalah Dominic, teman May dan Lou.

“Shut up, Dom.” Lou memukul tangan Dominic yang terulur ke luar jendela dan tersenyum cerah pada Jack yang duudk di kursi kemudi.

May tersenyum sebelum menarik Lou masuk ke dalam van. Van itu langsung bergerak setelah mereka masuk.

Setelah perjalanan sekitar tiga puluh menit. Mereka tiba disebuah kelab malam terkenal di kota itu. Jack memarkirkan van mereka cukup jauh, sementara May dan Lou turun dari van itu. “Baiklah, kita hanya butuh bukti kecil untuk membuktikan bahwa kelab itu menjual narkoba. Berhati-hatilah nona-nona.” Dominic memberi arahan.

May dan Lou mengangguk pelan. Keduanya lalu turun dari van dan menuju kelab malam itu. May berjalan di sebelah Lou dan mereka mencoba berbaur dengan semua orang di sana. Mereka hanya butuh satu bukti yang kuat, jadi mereka akan berpencar dan berkeliling.

May melangkah ke arah dancing floor, sementara Lou sepertinya menuju lantai dua. May memasang wajah datarnya saat beberapa lelaki menggodanya. Dia terus berjalan ke depan tanpa peduli dengan sekeliling, namun saat sedang berjalan, seseorang tiba-tiba menepuk pantatnya. May menggigit bibirnya menahan marah, tapi dia mencoba sebisa mungkin untuk mengabaikan orang itu.

Sayangnya bukannya berhenti, orang itu malah mengulangi perbuatannya, membuat May yang sudah geram langsung meraih tangan si pelaku dan memutarnya ke sudut yang sangat menyakitkan. Pria itu berteriak kesakitan, tapi teriakannya teredam oleh suara musik yang berdentum kuat. May memelototi orang itu sebelum meninggalkannya dan berlalu.

Hanya saja kejadian ini membuat mood May hancur dan dia memutuskan untuk mengamati dari pinggir. Matanya terus menatap awas ke setiap pengunjung yang mungkin saja akan membeli narkoba. Wajah dinginnya membuat beberapa lelaki yang awalnya ingin mendekat segera pergi menjauh.

May tetap waspada dan memperhatikan, namun dia sama sekali tak menyadari saat sepasang mata tengah menatapnya tajam dari ruang VIP. Mata tajam pria itu sama sekali tak berpaling dari May sejak dia pertama kali masuk ke dalam kelab. Dia terus memperhatikan May dalam diam.

May melirik ke sampingnya saat tiga orang pria menghampirinya. “Hai, cantik. Mau main?” tanya salah seorang dari mereka sambil mencolek dagu May.

May menatap mereka dingin, penuh peringatan, namun tatapan itu dianggap mainan oleh ketiga keledai itu. Mereka menggoda May dan kali ini lebih kurang ajar, May langsung menepuk tangan yang mencoba menyentuh wajahnya. Kemudian dia menampar salah seorang dari mereka, membuat yang lainnya marah.

May sudah siap melawan saat tiba-tiba tangannya ditarik kebelakang, membuat tubuh May berbalik ke arah si penarik. May kaget dan bersiap melawan, tapi si penarik itu terlebih dahulu menahan tangan May dan membungkam mulutnya—menciumnya.

Orang itu mencium May dan menahan agar May tak bisa memberontak. Hal ini membuat May panik, tapi tak peduli apa yang dia lakukan dia tak bisa melepaskan diri. May tahu tak ada yang bisa dia lakukan, jadi dia mulai menenangkan diri. Setelah itu, orang itu melepaskan pagutan bibir mereka dan menarik May langsung ke pelukannya.

May tak tahu apa yang orang itu lakukan, tapi dia mendengar apa yang dikatakan orang itu pada ketiga orang yang tadi mengganggunya, “She is mine.”

Satu kalimat itu berhasil membuat ketiga pria yang tadi menggoda May pergi. Namun May sama sekali tak ingin berterima kasih atas hal itu, dia langsung mendorong 'penolongnya' dengan kuat. Dia bahkan sudah siap protes dan memberi pelajaran pada orang tak tahu diri yang sudah merebut first kiss-nya.

“Kau!!” Perkataan May terpotong. Dia terdiam tak mampu melanjutkan protesnya.

 

 

Terpopuler

Comments

Partiah Yake

Partiah Yake

wowww langsung sosor, Anthony kah itu?????

2023-06-11

0

Indah Wulandariii

Indah Wulandariii

akhirnya bisa baca disini

2021-08-25

1

Dedeck AZza

Dedeck AZza

next

2020-10-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!