bab 2

“Kurang ajar! Beraninya dia lempar bola ke arah gue!” bentak Dewi, ia menghampiri siswi itu. Ia berniat ingin  memberi pelajaran karena telah membuat wajah cantiknya kotor

"Heh! Lo siapa?  Berani banget lo ya lempar bola ke arah wajah cantik gue!” Dewi menaruh ke dua tangannya di pinggangnya, tak lupa ia membusungkan dadanya agar siswi itu sedikit takut dengannya. “Dasar adik kelas kurang ajar, apa maksud lo lempar bola ke muka gue!?" mata Dewi sudah melotot menahan emosinya.

"Maaf Kak, tangan saya licin. Jadinya enggak sengaja bolanya terlepas dari tangan saya," ucap siswi itu yang ternyata bernama Rara  Krisnel anak kelas 1C.  Dengan gaya santainya, tanpa ada rasa takut sedikit pun terhadap Dewi kakak kelasnya.

"Jangan bohong lo! gue tahu lo sengaja lempar bola ke arah muka gue kan?"

"Iya, saya memang sengaja Kak lempar bola ke arah kakak! Karena saya pikir, di sini enggak ada orang. Kebetulan saya liat ada bola, jadi sekalian saja saya lempar aja bola itu ke arah muka Kakak! Karena Kakak sudah merampas uang orang lain!” Mendengar perkataan Rara barusan, Dewi sedikit terkejut. Tahu dari mana kalau ia merampas uang dari adik kelasnya.

“Maksud lo merampas uang apa ya? Kalau ngomong jangan fitnah ya. Kalau enggak ada buktinya, jangan asal tuduh!” Dewi mendorong pundak Rara, membuat ia mundur ke belakang. Sayangnya ia tidak gentar dengan gertakan kakak kelasnya ini, justru ia senang karena ada  yang bisa diajak ribut.

Dengan cepat Rara memegang tangan Dewi, ia meremas tangan Dewi membuat ia meringis kesakitan.

“Awww! Sakit,” keluhnya.

“Jangan sentuh pundak saya, saya paling benci kalau ada yang sentuh pundak saya tanpa seizin saya!” ucap Rara dingin, dengan kasarnya ia melepaskan tangan Dewi dan sedikit mendorongnya, membuat Dewi hampir jatuh kehilangan keseimbangan.

Rara yang sudah malas berhadapan dengan Dewi yang bukan tandingannya, langsung merogoh kantong di saku bajunya. Ia langsung mengeluarkan sebuah ponsel  miliknya.

“Kakak mau buktikan? Kalau Kakak sama yang lainya udah merampas hak orang lain.” Terlihat wajah Dewi sedikit ketakutan, ia yakin sekali bahwa adik kelasnya ini tidak hanya mengertak saja. Rara pun memutar hasil rekaman video yang tadi dia ambil.

Melihat rekaman dirinya di ponsel Rara, ia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya, rekaman itu terlihat sangat jelas. Ketika Dewi mendorong Yuri hingga tersungkur, apalagi saat teman-temannya merampas dompet adik kelasnya.

"Itu--" Dewi tidak bisa berkata apa-apa lagi.  Begitu juga dengan teman-temannya.

"Apa perlu,  bukti ini saya sebar di dunia maya? Agar semua orang tahu perbuatan kalian? Dan satu sekolah akan heboh dengan adanya video ini." Senyum Rara mengembang, ia senang sekali melihat raut wajah Dewi yang sudah ketakutan. Dewi yang sudah ketakutan dengan adanya video itu, berusaha untuk merampas dari tangan Rara. Sayangnya Rara berhasil menghindar.

“Sini hp lo!” Ia gagal merampas ponsel Rara.

“Wow! Luar biasa banget kecepatan tangan Kakak.” Rara terlihat kagum dengan gerakan Dewi barusan, jika dibandingkan dengan gerakan Rara ia kalah cepat darinya.

“Sini ponselnya, jangan sampai video itu  ke sebar ke mana-mana!”

“Takut kena Cyber Bullying ya? Suka ngebully orang, tapi takut kena bully. Lemah amat mentalnya Mbak!” Rara mengejek Dewi, membuat wajahnya malu di hadapan teman-temanya.

“Dew, kita kabur yuk. Gue enggak mau kalau video itu ke sebar ke mana-mana.” Teman Dewi menggoyangkan lengannya agar menuruti perkataannya, jujur saja ia takut video itu disebar oleh Rara.

Dewi menatap wajah teman-temannya satu persatu, sebenarnya ia juga takut kalau video ini tersebar. Ia takut seluruh sekolah akan mencemooh perbuatannya karena merampas uang adik kelasnya.

Tanpa pikir panjang lagi ia berjalan menghampiriku. Untuk apa dia kembali ke sini? Jangan-jangan ia akan melakukan sesuatu yang buruk lagi ke aku, perlahan aku mundur ke belakang. Aku takut dia akan melakukan sesuatu yang lebih parah lagi.

Dewi terus menatapku, aku lihat tangannya meremas uangku, “nih, uang lo! Gue balikin, gue enggak butuh uang jajan lo!” Dengan kasarnya ia melempar uang ke arah wajahku. Setelah melempar uang ke arah wajahku, ia membalikkan badannya dan pergi meninggalkanku.

Dewi menatap kembali ke arah Rara, terlihat ia sangat membenci adik kelasnya ini, "awas lo ya, dilain waktu gue bakal bales perbuatan lo!”  ancamnya menatap sinis ke arah Rara.

Rara pun hanya terdiam dengan ancaman kakak kelasnya, ia  tidak takut dengan ancaman Dewi. Saat Dewi dan teman-temanya sudah pergi, Rara menghampiriku yang masih diam berdiri.

"Kamu enggak apa-apa?” tanyanya padaku, namun aku masih terdiam ketika dia bertanya padaku

"Ya ampun, rok kamu robek!” Ia melihat rokku yang sudah robek akibat goresan batu kerikil.

“I-iya, tadi habis jatuh. Makannya rok aku robek.”

“Habis jatuh atau di—“ ucapnya terhenti, aku hanya terdiam menunggu kalimat yang akan ia teruskan. Melihat wajahku, aku yakin dia merasa jadi tidak enak melanjutkan kata-katanya.

Terlihat ia menggarukan tengkuknya, “pasti lutut kamu lecet ya?” ucapnya mengalihkan pembicaraan yang lain. “Aku antar ke ruang UKS yuk.”

“Enggak usah, aku enggak apa-apa kok. Lagi juga ini cuma luka kecil.”

“Hoh, gitu ya. hehe” ia terkekeh, hening seketika tidak ada lagi yang mau dibicarakan. Apalagi aku dan dia belum kenal satu sama lain.

“Nama kamu siapa?” ia menjulurkan tangannya ke arahku, dengan senang hati aku menerimanya.

“Yuriko Aiko, kamu boleh panggil aku Yuri. Aku anak kelas 1D.”

“Aku Rara Krisnel, Aku kelas 1C. Panggil aja Rara. Nama kamu bagus banget, kaya nama orang jepang ya?"

"Iya, soalnya Ayah aku yang kasih nama. Kebetulan beliau asli orang jepang, tapi sudah lama tinggal di Kota ini.”

"Arti dari nama kamu itu apa?" tanya Rara, penasaran dengan arti nama Yuriko.

"Artinya untuk anak Perempuan, yang berarti sangat berbakat. Menarik, Lembut, Baik, Pekerja Keras. Dan cinta anak.”

"Wah,  artinya banyak ya?"

Sejak kejadian insiden yang menimpaku satu tahun yang lalu, aku dan Rara menjadi dekat  hingga sekarang. Dulu Ia sering sekali mampir ke kelasku untuk makan siang di kantin bersama. Saat kenaikan kelas 2 aku dan dia menjadi teman satu kelas, dan duduk bersama. Rara punya sifat unik, dia suka sekali bermain sepak bola bersama siswa laki-laki lainya, apalagi penampilan dia seperti gadis tomboi.

***

"Yuri?”

"Iya, ada apa Ra?" jawabku sambil fokus melihat cacatan buku les tambahan.

"Di depan sekolah, ada toko es krim yang baru buka. harganya murah loh, pas banget sama kantong anak pelajar seperti kita, kata temanku rasa es krimnya enak, tempatnya juga bagus, nyaman lagi."

"Beneran? Ih, aku mau banget ke sana, tapi--"

"Tapi apa? Kamu enggak bisa ya ke tempat toko es krim?” aku menganggukkan kepala sambil memajukan bibirku. Menandakan aku tidak bisa ke toko es krim hari ini.

"Hari ini aku ada tambahan pelajaran dari ibu Susi, besok saja kita ke toko es krimnya ya?"

"Yah, sayang banget." Terlihat Rara begitu kecewa, bukan aku enggak mau ikut. Tapi gimana lagi, pelajaran tambahan ini memang tidak bisa ditunda, aku jadi merasa tidak enak dengan temanku ini. Aku langsung merapatkan kedua tanganku dan meminta maaf.

"Maaf, ya Ra. Aku enggak bisa ikut. Besok aku janji deh. Kita makan es krim, biar aku yang traktir kamu? Gimana, kamu mau?" tawar membuat Rara semangat.

"Eh, beneran nih? Besok kamu mau traktir aku makan es krim?" ucap Rara dengan mata yang bersinar, saking senangnya ditraktir makan es krim besok.

"Kalau begitu, aku pulang duluan ya. Tapi sebelum itu aku mau ke toilet dulu." Rara melambaikan tangannya ke arahku, sedangkan aku  berjalan ke arah kelas lain untuk mengikuti pelajaran tambahan.

2 jam sudah berlalu, akhirnya jam tambahanku telah usai. Rasanya otak ini sudah tidak kuat lagi untuk menampung semua pelajaran, kurenggangkan tubuhku agar tidak terlalu kaku.

"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga tambahan pelajaran dari Ibu Susi. Sudah jam 5 sore, aku harus pulang dan memberi kabar Mamah." Kukeluarkan ponselku untuk menghubungi mamaku.

[Mah, hari ini aku sudah selesai belajar. Jemput aku ya Mah]

Terpopuler

Comments

Lala Al Fadholi

Lala Al Fadholi

tokoh utamanya kok lembek bgt kaya terigu kebanyakan air...

2021-06-16

0

hary jR

hary jR

jangan terlalu Lebai

2021-05-24

3

Lestari 23

Lestari 23

lawan

2021-04-13

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 Bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 Bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 Ratna penghianat
84 berhasil lolos dari maut
85 Kondisi Yuri memprihatin kan
86 Emosi Raffi memuncak
87 Yuri tersadar
88 Penjara
89 Alex nakal
90 kebebasan Ratna
91 di balik semua ini
92 tertangkapnya Bayu
93 Yuri merasakan sakit di perutnya
94 Keadaan Bayi Yuri memprihatinkan.
95 Kehilangan.
96 Kepergian Bayi
97 bangkit kembali
Episodes

Updated 97 Episodes

1
bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
Bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
Bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
Ratna penghianat
84
berhasil lolos dari maut
85
Kondisi Yuri memprihatin kan
86
Emosi Raffi memuncak
87
Yuri tersadar
88
Penjara
89
Alex nakal
90
kebebasan Ratna
91
di balik semua ini
92
tertangkapnya Bayu
93
Yuri merasakan sakit di perutnya
94
Keadaan Bayi Yuri memprihatinkan.
95
Kehilangan.
96
Kepergian Bayi
97
bangkit kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!