“Kurang ajar! Beraninya dia lempar bola ke arah gue!” bentak Dewi, ia menghampiri siswi itu. Ia berniat ingin memberi pelajaran karena telah membuat wajah cantiknya kotor
"Heh! Lo siapa? Berani banget lo ya lempar bola ke arah wajah cantik gue!” Dewi menaruh ke dua tangannya di pinggangnya, tak lupa ia membusungkan dadanya agar siswi itu sedikit takut dengannya. “Dasar adik kelas kurang ajar, apa maksud lo lempar bola ke muka gue!?" mata Dewi sudah melotot menahan emosinya.
"Maaf Kak, tangan saya licin. Jadinya enggak sengaja bolanya terlepas dari tangan saya," ucap siswi itu yang ternyata bernama Rara Krisnel anak kelas 1C. Dengan gaya santainya, tanpa ada rasa takut sedikit pun terhadap Dewi kakak kelasnya.
"Jangan bohong lo! gue tahu lo sengaja lempar bola ke arah muka gue kan?"
"Iya, saya memang sengaja Kak lempar bola ke arah kakak! Karena saya pikir, di sini enggak ada orang. Kebetulan saya liat ada bola, jadi sekalian saja saya lempar aja bola itu ke arah muka Kakak! Karena Kakak sudah merampas uang orang lain!” Mendengar perkataan Rara barusan, Dewi sedikit terkejut. Tahu dari mana kalau ia merampas uang dari adik kelasnya.
“Maksud lo merampas uang apa ya? Kalau ngomong jangan fitnah ya. Kalau enggak ada buktinya, jangan asal tuduh!” Dewi mendorong pundak Rara, membuat ia mundur ke belakang. Sayangnya ia tidak gentar dengan gertakan kakak kelasnya ini, justru ia senang karena ada yang bisa diajak ribut.
Dengan cepat Rara memegang tangan Dewi, ia meremas tangan Dewi membuat ia meringis kesakitan.
“Awww! Sakit,” keluhnya.
“Jangan sentuh pundak saya, saya paling benci kalau ada yang sentuh pundak saya tanpa seizin saya!” ucap Rara dingin, dengan kasarnya ia melepaskan tangan Dewi dan sedikit mendorongnya, membuat Dewi hampir jatuh kehilangan keseimbangan.
Rara yang sudah malas berhadapan dengan Dewi yang bukan tandingannya, langsung merogoh kantong di saku bajunya. Ia langsung mengeluarkan sebuah ponsel miliknya.
“Kakak mau buktikan? Kalau Kakak sama yang lainya udah merampas hak orang lain.” Terlihat wajah Dewi sedikit ketakutan, ia yakin sekali bahwa adik kelasnya ini tidak hanya mengertak saja. Rara pun memutar hasil rekaman video yang tadi dia ambil.
Melihat rekaman dirinya di ponsel Rara, ia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya, rekaman itu terlihat sangat jelas. Ketika Dewi mendorong Yuri hingga tersungkur, apalagi saat teman-temannya merampas dompet adik kelasnya.
"Itu--" Dewi tidak bisa berkata apa-apa lagi. Begitu juga dengan teman-temannya.
"Apa perlu, bukti ini saya sebar di dunia maya? Agar semua orang tahu perbuatan kalian? Dan satu sekolah akan heboh dengan adanya video ini." Senyum Rara mengembang, ia senang sekali melihat raut wajah Dewi yang sudah ketakutan. Dewi yang sudah ketakutan dengan adanya video itu, berusaha untuk merampas dari tangan Rara. Sayangnya Rara berhasil menghindar.
“Sini hp lo!” Ia gagal merampas ponsel Rara.
“Wow! Luar biasa banget kecepatan tangan Kakak.” Rara terlihat kagum dengan gerakan Dewi barusan, jika dibandingkan dengan gerakan Rara ia kalah cepat darinya.
“Sini ponselnya, jangan sampai video itu ke sebar ke mana-mana!”
“Takut kena Cyber Bullying ya? Suka ngebully orang, tapi takut kena bully. Lemah amat mentalnya Mbak!” Rara mengejek Dewi, membuat wajahnya malu di hadapan teman-temanya.
“Dew, kita kabur yuk. Gue enggak mau kalau video itu ke sebar ke mana-mana.” Teman Dewi menggoyangkan lengannya agar menuruti perkataannya, jujur saja ia takut video itu disebar oleh Rara.
Dewi menatap wajah teman-temannya satu persatu, sebenarnya ia juga takut kalau video ini tersebar. Ia takut seluruh sekolah akan mencemooh perbuatannya karena merampas uang adik kelasnya.
Tanpa pikir panjang lagi ia berjalan menghampiriku. Untuk apa dia kembali ke sini? Jangan-jangan ia akan melakukan sesuatu yang buruk lagi ke aku, perlahan aku mundur ke belakang. Aku takut dia akan melakukan sesuatu yang lebih parah lagi.
Dewi terus menatapku, aku lihat tangannya meremas uangku, “nih, uang lo! Gue balikin, gue enggak butuh uang jajan lo!” Dengan kasarnya ia melempar uang ke arah wajahku. Setelah melempar uang ke arah wajahku, ia membalikkan badannya dan pergi meninggalkanku.
Dewi menatap kembali ke arah Rara, terlihat ia sangat membenci adik kelasnya ini, "awas lo ya, dilain waktu gue bakal bales perbuatan lo!” ancamnya menatap sinis ke arah Rara.
Rara pun hanya terdiam dengan ancaman kakak kelasnya, ia tidak takut dengan ancaman Dewi. Saat Dewi dan teman-temanya sudah pergi, Rara menghampiriku yang masih diam berdiri.
"Kamu enggak apa-apa?” tanyanya padaku, namun aku masih terdiam ketika dia bertanya padaku
"Ya ampun, rok kamu robek!” Ia melihat rokku yang sudah robek akibat goresan batu kerikil.
“I-iya, tadi habis jatuh. Makannya rok aku robek.”
“Habis jatuh atau di—“ ucapnya terhenti, aku hanya terdiam menunggu kalimat yang akan ia teruskan. Melihat wajahku, aku yakin dia merasa jadi tidak enak melanjutkan kata-katanya.
Terlihat ia menggarukan tengkuknya, “pasti lutut kamu lecet ya?” ucapnya mengalihkan pembicaraan yang lain. “Aku antar ke ruang UKS yuk.”
“Enggak usah, aku enggak apa-apa kok. Lagi juga ini cuma luka kecil.”
“Hoh, gitu ya. hehe” ia terkekeh, hening seketika tidak ada lagi yang mau dibicarakan. Apalagi aku dan dia belum kenal satu sama lain.
“Nama kamu siapa?” ia menjulurkan tangannya ke arahku, dengan senang hati aku menerimanya.
“Yuriko Aiko, kamu boleh panggil aku Yuri. Aku anak kelas 1D.”
“Aku Rara Krisnel, Aku kelas 1C. Panggil aja Rara. Nama kamu bagus banget, kaya nama orang jepang ya?"
"Iya, soalnya Ayah aku yang kasih nama. Kebetulan beliau asli orang jepang, tapi sudah lama tinggal di Kota ini.”
"Arti dari nama kamu itu apa?" tanya Rara, penasaran dengan arti nama Yuriko.
"Artinya untuk anak Perempuan, yang berarti sangat berbakat. Menarik, Lembut, Baik, Pekerja Keras. Dan cinta anak.”
"Wah, artinya banyak ya?"
Sejak kejadian insiden yang menimpaku satu tahun yang lalu, aku dan Rara menjadi dekat hingga sekarang. Dulu Ia sering sekali mampir ke kelasku untuk makan siang di kantin bersama. Saat kenaikan kelas 2 aku dan dia menjadi teman satu kelas, dan duduk bersama. Rara punya sifat unik, dia suka sekali bermain sepak bola bersama siswa laki-laki lainya, apalagi penampilan dia seperti gadis tomboi.
***
"Yuri?”
"Iya, ada apa Ra?" jawabku sambil fokus melihat cacatan buku les tambahan.
"Di depan sekolah, ada toko es krim yang baru buka. harganya murah loh, pas banget sama kantong anak pelajar seperti kita, kata temanku rasa es krimnya enak, tempatnya juga bagus, nyaman lagi."
"Beneran? Ih, aku mau banget ke sana, tapi--"
"Tapi apa? Kamu enggak bisa ya ke tempat toko es krim?” aku menganggukkan kepala sambil memajukan bibirku. Menandakan aku tidak bisa ke toko es krim hari ini.
"Hari ini aku ada tambahan pelajaran dari ibu Susi, besok saja kita ke toko es krimnya ya?"
"Yah, sayang banget." Terlihat Rara begitu kecewa, bukan aku enggak mau ikut. Tapi gimana lagi, pelajaran tambahan ini memang tidak bisa ditunda, aku jadi merasa tidak enak dengan temanku ini. Aku langsung merapatkan kedua tanganku dan meminta maaf.
"Maaf, ya Ra. Aku enggak bisa ikut. Besok aku janji deh. Kita makan es krim, biar aku yang traktir kamu? Gimana, kamu mau?" tawar membuat Rara semangat.
"Eh, beneran nih? Besok kamu mau traktir aku makan es krim?" ucap Rara dengan mata yang bersinar, saking senangnya ditraktir makan es krim besok.
"Kalau begitu, aku pulang duluan ya. Tapi sebelum itu aku mau ke toilet dulu." Rara melambaikan tangannya ke arahku, sedangkan aku berjalan ke arah kelas lain untuk mengikuti pelajaran tambahan.
2 jam sudah berlalu, akhirnya jam tambahanku telah usai. Rasanya otak ini sudah tidak kuat lagi untuk menampung semua pelajaran, kurenggangkan tubuhku agar tidak terlalu kaku.
"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga tambahan pelajaran dari Ibu Susi. Sudah jam 5 sore, aku harus pulang dan memberi kabar Mamah." Kukeluarkan ponselku untuk menghubungi mamaku.
[Mah, hari ini aku sudah selesai belajar. Jemput aku ya Mah]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Lala Al Fadholi
tokoh utamanya kok lembek bgt kaya terigu kebanyakan air...
2021-06-16
0
hary jR
jangan terlalu Lebai
2021-05-24
3
Lestari 23
lawan
2021-04-13
0