"Tolong kau jaga Tuan Rayn dan bersihkan pakaiannya. Saya akan membeli obat ini. Mungkin akan lama, karena ini sudah larut malam." Perintah Yoga kepada Nita yang berdiri di sudut kamar. Nita hanya mengangguk pertanda bahwa dia sudah paham. Yoga melangkahkan meninggalkan kamar dan menutup pintu rapat-rapat.
"Dia menyuruhku membersihkan pakainnya, apa yang harus aku lakukan sekarang." Batin Nita sambil menatap pakaian Rayn yang terkena muntahan tadi.
Nita terdiam seribu bahasa setelah melihat kemeja bahkan celana Rayn terkena muntahan. Mau tidak mau Nita harus menggantinya. Dibukanya kancing kemeja Rayn satu per satu oleh Nita.
"Kalau dilihat dari dekat begini, wajahnya terlihat sangat tampan dan manis tetapi kenapa saat ia bangun wajahnya berubah menjadi dingin dan kejam." Batin Nita saat ia menatap Rayn.
Melepas kemeja Rayn sudah seperti berlari maraton 5 kilometer, wajah Nita sudah basah oleh keringat. Nita menarik napas dalam-dalam saat menarik kemeja itu.
"Akhirnya....hemm..." Ucap Nita dengan lirih, Nita sudah berhasil melepaskan kemeja berbau tidak sedap itu. Untung saja tadi Nita tidak terkena cipratan muntahan itu. Tugas Nita selanjutnya adalah melepaskan celana panjang navy Rayn. Huft....parfum aroma maskulin Rayn tercemar bau tidak sedap muntahan itu.
Degg,
Nita sudah berhasil melepaskan kancing pada celana navy itu, sekarang Nita harus menurunkan resletingnya. Keringat seakan mengalir tanpa henti. Dan...
*Satu detik,
Dua detik*,
Nita tersadar dan segera memalingkan wajahnya saat melihat sesuatu dari balik resleting. Nita bergegas menanggalkan celana panjang navy Rayn dan menyisakan celana boxer hitam. Tinggalah Rayn yang sudah bertelanjang dada dan berboxer hitam. Ia memandangi sebuah penampakan menyerupai roti sobek, pipinya merona. Nita bergegas bangkit dari duduknya, ia ingin segera berlari dari kamar itu.
"Tunggu bocah ingusan!"
"Iy...iy...iya tuan." Nita terpaku ditempatnya. Rayn berusaha untuk duduk namun kepalanya terasa sangat sakit. Nita cemas melihat keadaan tuannya.
"Kepalaku sakit sekali, cepat kau kemari. Kepalaku sakit..." Rayn merengek layaknya anak kecil yang sedang kesakitan. Nita mengangguk dan melangkah mendekati ranjang.
"Kemari!" Rayn menepuk-nepuk kasur disebelahnya, bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya Nita menuruti kemauan Rayn.
Rayn merebahkan kepalanya di pangkuan Nita. Ia menatap Nita dengan wajah memelas. Seolah mengerti apa yang Rayn maksud, Nita mulai memijat kepala Rayn dengan lembut. Rayn menikmati setiap sentuhan dan pijatan lembut Nita. Nita menoleh ke arah jam digital di atas nakas, pukul 12:30 malam. Sayup-sayup ia mendengar suara napas teratur pertanda bahwa sang empu sudah tertidur.
Dengan perlahan, Nita meletakkan kepala Rayn di atas bantal. Ditutupinya tubuh kekar Rayn dengan selimut tebal. Nita menatap wajah tampan itu sekilas, tanpa sadar ia senyum-senyum sendiri. Seketika ia memalingkan wajahnya, pipinya merah merona.
*5 menit,
10 menit,
15 menit*,
Yoga, Asisten pribadi Rayn belum juga sampai di hotel. Rasa kantuk mulai memyerang Nita. Nita memutuskan untuk berbaring sejenak sambil menunggu Yoga.
Ia membaringkan tubuhnya tepat di sebelah Rayn. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Nita sudah masuk ke alam mimpinya. Rayn merapatkan tubuhnya dengan tubuh Nita. Mereka tidur dengan saling berpelukan. Sungguh mereka berdua terlihat sangat serasi.
.............................
Pukul 04:30 pagi
Rayn menggeliat, ia merasakan sedang memeluk seseorang. Dibukanya mata biru indahnya, samar-samar terlihat punggung seorang wanita. Rayn terkejut, ia melepaskan pelukannya.
"Siapa wanita ini? Semalam aku bermimpi bertemu dengan bocah ingusan itu, apakah dia benar-benar ada di sini?" Rayn menatap lekat -lekat punggung wanita itu. Terlihat pergerakan kecil dari punggung itu.
Deegg,
Nita membalikkan posisinya sehingga menghadap Rayn. Rayn terpana, ternyata memang benar dia adalah bocah ingusan itu. Rayn menatap wajah polos Nita yang terlihat cantik alami. Disibaknya anak rambut yang menutupi wajah cantik Nita. Jemari Rayn bergerilya menyentuh lekuk wajah Nita. Ia menyentuh alis tebal Nita, turun ke hidung mancung Nita, dan berakhir di bibir mungil itu. Diusapnya bibir mungil Nita,
Cup
Rayn mengecup singkat bibir mungil itu dan langsung menutup matanya berpura-pura tidur. Ia takut sang pemilik bibir itu terbangun. Tetapi Nita tidak bergerak sedikitpun. Rayn membuka matanya dan kembali mengusap bibir mungil itu.
"Selama ini aku tidak pernah ingin mencium wanita, bahkan untuk dekat pun aku tidak pernah ingin. Tetapi kenapa saat pertama kali aku melihatmu di pinggir jalan dan saat kau mengejar mobilku, jantungku terasa berdetak lebih kencang? Dan saat aku menatapmu dari dekat seperti ini aku ingin selalu memyentuhmi, menciummu, dan mencurahkan kasih sayangku kepadamu. Aku merasa nyaman saat aku berada di dekatmu. Apakah aku sedang jatuh cinta? Shit...ada apa denganku...mana mungkin aku mencintai bocah ingusan macam ini..." Rayn berguman di dalam hati , ia belum juga menyadari perasaannya.
Diusap-usapnya bibir mungil itu, Rayn masih bisa merasakan manis bibir mungil itu. Rayn menggigit bibir bawahnya. Entah apa yang sedang terjadi dengan Rayn saat ini. Hanya dengan menghirup aroma tubuh Nita saja jiwa lelakinya bereaksi. Hembusan napas Rayn menyapu leher jenjang Nita. Nita menggeliat pelan merasakan geli di lehernya, tetapi ia masih terlelap. Bibir Rayn berpindah ke kening Nita, ia mengecup dalam dengan tulus. Rayn ingin mencurahkan semua kasih sayang kepada Nita. Nita menggerakkan wajahnya, karena ia hampir kehabisan napas. Rayn mendekap erat Nita.
"Tuan saya tidak bisa bernapas." Nita tersengal, napasnya ngos-ngosan. Rayn tersadar dan melepakan dekapannya. Rayn terdiam, terpesona melihat mata hitam yang sedang menatapnya. Mereka seakan terkunci satu sama lain. Wajah Rayn mendekat, semakin mendekat hingga Nita dapat merasakan hembusan hangat di wajahnya. Hidung mereka sudah bersentuhan.
Cup
Rayn mengecup bibir Nita dengan lembut. Kedua bola mata indah Nita terbelalak, ia terkejut dengan serangan mendadak Rayn. Sebelum Nita tersadar dan melepas ciuman mereka, tangan kanan Rayn memegang dan menekan tengkuk Nita. Sedangkan tangan kirinya memeluk posesif pinggang Nita.
Nita berusaha mendorong dada bidang Rayn, tetapi tenaga Nita tidak sekuat Rayn yang sudah dikuasai hasrat. Tangan kiri Rayn melepas pinggang Nita dan mulai bergerilya ke bagian-bagian sensitif Nita. Nita menitikan air mata. Rayn yang sudah dikuasai hasratnya tidak mempedulikan air mata Nita. Ditindihnya tubuh langsing Nita, dalam sekejap mereka sudah polos tanpa sehelai benang pun. Nita berusaha meronta-ronta, tetapi tetap saja tenaganya kalah telak dengan Rayn.
"Jangan tuan...saya mohon...jangan..." Nita meronta dibawah kungkungan Rayn. Rayn sudah menggila, setiap inci tubuh Nita adalah candu baginya. Dengan beberapa hentakan, Rayn sudah merenggut kesucian Nita.
Hampir satu setengah jam lamanya Rayn berpacu hingga akhirnya ia terkulai lemas di samping Nita. Dipeluknya erat Nita, tak lupa ia mengecup lembut kening wanita tercintanya itu. Rayn terlelap masuk ke dalam mimpi indahnya, sedangkan Nita menangis meratapi nasib kejam yang menimpa dirinya. Kesucian hang ia jaga selama ini direnggut begitu saja oleh tuan kejam itu. Karena kelelahan menangis, Nita tertidur di dalam dekapan Rayn.
.....................
Hai readers...
Terimakasih sudah membaca novelku ini. Jangan lupa terus dukung novel ini,...
Nah, readers....
Bagaimana ya kehidupan Nita selanjutnya?
Nantikan Bab selanjutnya ya....😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Stmdua🍻
Parah gila
2021-09-21
0
Rica Kurniawati
tarikkkk napassss....
2021-08-03
0
Srimaryati Dede
ngapain nita tidur di kasur si..
bukan nya di sofa aja..
hadeuuhhh
2021-02-21
0