BAB 3

"Sudah selesai, Tuan." Nita meletakkan handuk di keranjang pakaian kotor yang ada di trolinya. Nita tidak tahu kalau Rayn sudah bangkit dari sofa dan berdiri tepat dibelakangnya. Dan "Buggg" Nita menabrak tubuh kekar Rayn. Rayn menangkap Nita ke dalam pelukannya, mata mereka bertemu.

"Matanya indah sekali....dan... dan.... bibir itu....bibir itu terlihat manis sekali....ahhhh....sadar Rayn...sadar...." Batin Rayn

Brrruuukkkkk....

"Bakso mie ayam pangsit pake saos...Eh... Aduh sakit, Tuan." Nita seketika berbicara dengan mode latah makanan saat Rayn melepaskan dekapannya.

"Cih...dasar bocah ingusan. Isi otaknya hanya makanan." Ledek Rayn sambil meletakkan jari telunjuknya pas di dahi Nita.

"Ma...ma...maaf tuan saya tidak sengaja." Nita menjawab Rayn dengan kepala yang menunduk dan dia masih bersimpuh di lantai karena terjatuh tadi.

"Cepat lanjutkan pekerjaanmu, atau aku potong gajimu!" Perintah Rayn dengan tatapan membunuhnya. Apa yang Rayn katakan sungguh bertolak belakang dengan yang ia rasakan saat ini. Entah mengapa jantungnya berdetak lebih cepat saat ia berdekatan dengan Nita. Rayn semakin tertarik dengan Nita.

"Kenapa aku semakin tertarik padamu bocah ingusan." Batin Rayn sesaat setelah memasuki walk-in closet nya meninggalkan Nita yang membersihkan tempat tidur kig size itu.

Nita menyelesaikan semua tugasnya dengan begitu rapih dan cepat. Begitu juga dengan Rayn, ia sudah tampil rapih dan tampan. Rayn menggunakan setelan jas berwarna Navy dengan kemeja berwarna putih. Sungguh ciptaan tuhan yang sempurna, mubazir kalau tidak di nikwati walau hanya sekedar dipandang. Sore ini, Rayn mempunyai jadwal meeting dengan rekan bisnisnya di meeting room hotel ini. Jadi, malam ini Rayn akan menginap di hotel ini. Nita yang sudah menyelesaikan tugasnya beberapa menit lalu bergegas keluar dari kamar Rayn. Rayn hanya mengangguk pelan saat Nita berpamitan.

"Akhirnya aku keluar dari kandang macan itu." ucap Nita lirih

........................

Kriiiiiinggggg

"Hallo." Rayn mengangkat telepon yang berada di sudut kamar.

"Maaf tuan muda, Tuan Danang sudah menunggu di meeting room."

Rayn menutup telepon itu, dengan segera ia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju lift.

Sesampainya di meeting room seorang pria yang usianya sama dengan Rayn sudah menunggu kedatangannya. Pria itu langsung berdiri dari tempat duduknya saat Rayn memasuki ruangan. Dan sosok yang beberapa hari ini mengambil cuti untuk menikah langsung menghampiri Rayn untuk menyerahkan file-file.

Dia adalah Yoga, Asisten pribadi Rayn. Rayn duduk di kursi paling ujung sebagai pemimpin rapat. Danang dan beberapa staf langsung duduk setelah Rayn duduk dikursinya. Meeting dimulai beberapa menit kemudian. Rayn yang terkenal professional itu justru tidak fokus selama meeting berlangsung. Pikirannya terpusat pada bocah ingusan. Bocah ingusan yang dimaksud Rayn adalah Nita. Rayn selalu membayangkan adegan dramatisnya dengan Nita di kamar tadi. Selama meeting berlangsung Rayn hanya mengangguk-ngangguk seolah dia paham.

"Baik, meeting hari ini cukup sampai disini. Kita akan lanjutkan besok." Rayn membubarkan meeting hari ini, ia sedang tidak fokus yang ada dipikirannya hanya Nita. Semua staf meninggalkan ruangan, tinggalah Rayn, Danang dan Yoga Asisten pribadi Rayn.

"Ada apa denganmu tuan?"batin Yoga

"Tuan Rayn, mari kita ke bar. Kita ngobrol disana, saya dengar bar di hotel ini sangat luar biasa." Danang tersenyum tipis mendekat ke kursi Rayn.

"Baiklah Tuan Danang. Mari!" jawab Rayn dengan tegas.

Rayn dan Danang pergi meninggalkan ruang meeting. Yoga mengikuti tuannya, ia berjalan tepat di belakang Rayn dan Danang. Mereka masuk ke dalam lift menuju lantai 10, lantai dimana bar itu berada.

Tiinnggg,

Pintu lift terbuka, mereka bergegas memasuki bar. Begitu mereka melangkahkan kaki mereka ke dalam bar, semua mata tertuju pada mereka. Para wanita penghibur sudah bergelayutan manja di lengan Danang dan Yoga. Namun tidak ada yang berani menyentuh lengan Rayn, karena saat salah satu dari wanita penghibur itu mendekat Rayn sudah menatap tajam ke arahnya. Ketiga pria yang sama-sama tampan itu duduk di sudut bar. Danang memesan beberapa botol minuman. Mereka pun mulai minum.

Hanya dalam waktu 1 jam saja botol minuman di atas meja mereka sudah tandas tak bersisa. Danang dan Yoga yang tidak terlalu banyak minum masih sadar, sedangkan Rayn sudah mabuk berat karena Rayn minum terlalu banyak.

"Bocah ingusan..." Rancau Rayn

"Saya tau Anda mencintainya pada pandangan pertama, Tuan." batin Yoga

"Siapa itu bocah ingusan, Tuan?" jawab Danang yang sudah tertawa lepas mendengar rancauan Rayn. Dia kenal betul bagaimana sifat rekan bisnisnya ini.

"Maaf tuan, saya akan segera membawa Tuan Rayn ke kamarnya." Pamit Yoga yang sudah cemas karena Rayn sudah lemas. Danang hanya mengangguk kepadanya.

Dengan susah payah Yoga membawa tuannya yang semakin merancau itu.

.......................

Nita mengemasi peralatan kebersihannya, ini adalah ruangan terakhir yang menjadi tanggung jawabnya. Tak berapa lama kemudian, Nita mendorong troli nya memyusuri lorong lantai 10. Sayup-sayup Nita mendengar derap langkah kaki dari arah belakangnya, mereka adalah Tuan Rayn dan asistennya.

"Hey kau, bantu aku!" Pinta Yoga kepada Nita. Postur tubuh Yoga kalah telak dengan postur tubuh bosnya itu.

"Ta...ta... tapi tuan." Jawab Nita gelagapan. Nita sungguh tidak ingin membantu memapah tuan kejam itu. Ia masih ingat betul saat Rayn menjatuhkannya ke lantai. Tetapi, melihat wajah Yoga yang pucat dan napasnya ngos-ngosan membuat Nita merasa kasihan. Dengan segera ia membantu memapah tubuh Rayn memasuki lift

Tiinnggg,

Pintu lift terbuka, mereka sudah sampai di lantai 21. Yoga dan Nita tegopoh-gopoh memapah Rayn memasuki kamar megah itu. Sesampainya di dalam kamar, Yoga dan Nita membaringkan Rayn di atas kasur king size. Nita hendak keluar dari kamar Rayn, Namun

Hooeeekk, hooeeekk ....

Rayn memuntahkan isi perutnya ke samping tempat tidurnya. Yoga panik melihat bosnya yang muntah-muntah itu. Yoga berfikir sejenak, dan ia memutuskan akan menelpon Dokter khusus milik keluarga Alexander.

"Bersihkan segera, sebentar lagi dokter akan datang." Yoga memerintah Nita untuk membersihkan muntahan Rayn. Nita mengangguk dan mulai membersihkan cairan kuning kehijauan itu. Selang 10 menit, dokter datang dan memeriksa Rayn. Dokter memeriksa tekanan darah, denyut nadi, dan meletakkan stetoskop di atas dada Rayn. Dokter mengangguk pertanda ia sudah mengetahui apa yang terjadi pada Rayn.

"Tuan Rayn terlalu banyak minum, biarkan dia istirahat. Ini sudah saya buatkan resep, tolong segera di beli dan di berikan kepada Tuan Rayn." Dokter memberikan penjelasan memberikan secarik kertas resep obat kepada Yoga. Yoga mengangguk paham. Dokter mengemasi peralatannya dan meninggalkan kamar.

"Tolong kau jaga Tuan Rayn dan bersihkan pakainnya. Saya akan membeli obat ini. Mungkin akan lama, karena ini sudah larut malam." Perintah Yoga kepada Nita yang berdiri di sudut kamar. Nita hanya mengangguk pertanda bahwa dia sudah paham. Yoga melangkahkan meninggalkan kamar dan menutup pintu rapat-rapat.

"Dia menyuruhku membersihkan pakainnya, apa yang harus aku lakukan sekarang." Batin Nita sambil menatap pakaian Rayn yang terkena muntahan tadi.

...................

Haii readers....

Terimakasih sudah membaca novelku ini. Selamat membaca bab selanjutnya ya...happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Stmdua🍻

Stmdua🍻

kukira Ryan taunya pas baca lagi eh malah Rayn hahaa picek

2021-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!