Pagar Beton

Setelah kepergian Adin, Reza pergi menemui Rafa di taman yang sedang duduk sendiri di dekat ayunan. Kedekatan antara kedua orang tua mereka membuat Reza dan Rafa dekat, Reza telah menganggap Rafa sebagai saudaranya begitupun sebaliknya.

"Woy lo ngapain disini sendirian" ujar Reza pada Rafa.

"Eh gak, tadi gue cuma jenuh aja di rumah jadi cari udara segar" ujar Rafa

"Yakin cuma jenuh" tanya Reza penasaran.

"Iya lah apa lagi coba" jawab Rafa ringan.

"Oh ... ya kamu tau Adin kemana gak" tanya Reza pura pura tidak tau.

"Oh Adin tau kok tadi dia di panggil sama teman teman nya buat main basket" ujar Rafa

"Bukannya tadi Adin masuk buat pamit sama Reza kenapa tanya gue" ujar Rafa dalam hati.

"Oh kenapa lo gak ikut Adin aja kalau lo jenuh di rumah" ujar Reza

"Gak lah takut nanti ganggu keseruan Adin sama teman teman nya" ujar Rafa.

"Gak bakalan paling juga lo yang repot kalo ikut Adin" ujar Reza

"Maksudnya" ujar Rafa

"Ayo ikut biar lo tau apa yang gue maksud" ujar Reza

"Kemana, gak perlu tarik tarik juga kali" ujar Rafa

"Lagian lo lama kaya siput" ujar Reza terkekeh

"Gimana gak lama orang tali sepatu gue lepas yang satu ni liat" ujar Rafa menghentikan langkahnya.

"Hahaha kenapa lo gak ngomong Bambang" ujar Reza

Reza tertawa melihat temannya merajuk karena ulahnya, sedangkan Rafa yang di tertawakan hanya mencibikkan bibirnya ke depan, Rafa menyelesaikan tali sepatunya dengan terus memandang Raza sebal karena Reza terus saja menertawakannya.

"Gimana mau ngomong lo asal tarik tarik aja Sueb" ujar Rafa

"Ganteng gini lo kata Sueb" ujar Reza.

"Ya ganteng kalau lo berdiri samping mak lo" ujar Rafa membetulkan tali sepatu nya.

"Sue lo ya kan mak gue cewe pastinya gue ganteng lah" ujar Reza.

"Oh ya Za lo tau jalan nya gak ini kan pertama kalinya lo datang ke sini" tanya Rafa penasaran.

"Tau lah ayo ikut aja paling juga kita nyasar" ujar Reza pergi meninggalkan Rafa.

Ini adalah kali pertama Reza menginjakkan kakinya di kota tersebut, sebenarnya Reza tidak mengetahui jalan mana yang harus di tempuh namun Reza terus berjalan asal.

"Sue lo yang bener gue masih mau pulang, lo kira nyasar enak apa main tinggalin gue aja lagi" ujar Rafa memarahi Reza yang meninggalkannya lebih dahulu.

Reza dan Rafa pun pergi menuju tempat dimana Adin dkk bermain basket. Setelah beberapa lama mereka pun akhirnya sampai di tempat Adin walaupun harus melewati banyak drama.

Rafa yang melihat Adin bermain basket merasa tertarik karena pesona Adin yang seperti putri.

"Wah... hebat juga dia cantik lagi" ujar Rafa dalam hati.

"Ngapain lo senyum senyum sendiri gak jelas banget kesambet lo" ujar Reza membuyarkan pikiran Rafa.

"Enggak kok enggak papa" ujar Rafa gugup.

"Yuk main " ajak Reza.

"Yakin mau main sama mereka" tanya Rafa.

"Yakin lah kenapa lo takut kalah" ujar Reza mengejek.

"Gak salah tuh, bukannya lo yang gak bisa main basket lo gak lupa kan kalau gue kapten sekarang" ujar Rafa mengejek.

"Ya ya kapten" ujar Reza.

Rafa mengikuti Reza dari belakang beberapa saat kemudian mereka berdua di kerumuni cewek cewek yang ada di sana ,para cewek tersebut terus mengganggu Reza dan Raffa, membuat Rafa membuang nafasnya kasar.

"Ih ganteng banget" ujar cewek A

"Iya ganteng banget, hei ganteng boleh kenalan gak" ujar cewe B dengan senyum genit.

Reza dan Rafa hanya diam dan bersifat dingin walau sebenarnya Rafa adalah anak yang narsis jika dekat dengan cewek cewek cantik.

"Ih ganteng si tapi sombong" ujar cewek C.

"Iya siapa si dia perasaan gue baru liat dia" ujar cewek D.

"Iya siapa si dia belagu banget" ujar cewek A menambahi.

"Tahan Raf tahan lo gak boleh ke goda sama cewek cewek ini, lo harus kuat biar Adin gak ilfil sama lo" ujar rRafa dalam hati dan meninggalkan kerumunan.

"Hei cantik boleh ikut main gak" ucap Reza

"Eh Abang, kapan kesini nya Bang," tanya Adin.

Adin kaget dengan kemunculan sang Abang yang tiba tiba, karena ini adalah kali pertama Abangnya ke kota tersenut, berbeda dengan Adin yang sering di bawa Ayah berkunjung ke rumah istri kedua Ayah walaupun Ayah memperkenalkannya sebagai teman bisnis namun Adin tau bahwa dia bukan sekedar rekan bisnis melainkan istri ke dua ayahnya.

"Baru aja sampai tapi Abang kena pager beton" ujar Reza

Rafa, Adin dkk membelalakkan matanya, pasalnya di sekeliling dan sepanjang jalan tidak ada pagar beton yang rusak ataupun roboh membuat Adin dkk bingung.

"Tapi Abang gak apa apa kan, apa ada yang sakit apa perlu kita ke dokter" ujar Adin khawatir.

"*Lo kena pagar beton dimana perasaan gak ada apa apa selama perjalanan" ujar Rafa berbisik.

Reza hanya tersenyum melihat Rafa Adin dkk panik, sampai akhirnya Reza memberikan kode kepada Adin dengan gerakan wajahnya yang menunjuk segerombol cewek cewek yang sedang menatapnya.

"Gak ada yang sakit cuma males aja lagi jalan asik asik di hadang para pager beton" ujar Reza melirik arah cewek cewek yang tadi menghadang dia dan Rafa.

"Ih... Abang kirain apaan ternyata pagar beton nya itu yang bisa jalan bikin Adin khawatir aja" ujar Adin.

"Hehe sorry gak maksud kaya begitu cuma Abang jadi bete gara gara mereka" ujar Reza

"Kalian ngomongin apa si kita bingung tau" ujar Meta

"Tu, pagar beton yang di maksud Abang " ujar Adin menunjuk sekelompok cewe dengan lirikan nya.

"Oh mereka... hahaha" ujar Meta Desi dan Rafa tertawa renyah.

"mereka biasa kalau ada yang bening dikit langsung kaya siput nempel" ejek Meta.

"Mereka siapa" tanya Adin.

"Yakin lo gak kenal" tanya Desi.

"Bentar bentar, eh bukannya itu yang berantem sama gue di sekolah ya princces Hani dkk" ujar Adin memperhatikan sekelompok cewek di kejauhan.

Adin mengingat ingat siapa orang yang ada di depannya, kemudian tersenyum tipis saat mengingat bahwa sekelompok cewe yang ada di depannya adalah anak anak nakal yang bertarung dengannya pagi ini.

"Iya bener banget tuh" ujar Desi.

"Kamu habis berantem dek ini baru hari pertama kamu masuk sekolah tau" ujar Reza serius.

"Hehe... sorry Bang lagian mereka nyebelin banget si" ujar Adin.

"Biasaan lo dek" ledek Reza.

"Hehe...."

"Eh ngomong ngomong Abang tau jalan ke sini" tanya Adin.

"Iya tau lah, apa si yang gak bisa Abang temukan" ujar Reza berbangga diri.

" Iya walaupun gue harus jadi korbannya" ujar Rafa sinis.

"Maksudnya" tanya Adin dkk kompak.

"Kompak amat" nyinyir Reza.

"Din Abang lo banyak omong juga ya" ujar Meta.

"Tapi ganteng kan" ucap Reza.

"Iya si ganteng anak kecil juga tau kali kalau kalian ganteng" ujar Desi.

Tingkat narsis Reza seketika muncul karena dia mendapat pujian, bahkan Reza melupakan bahwa dirinya mempunyai seorang wanita yang sedang menunggu untuk dia halalkan.

"Udah jangan puji mereka terus nanti kadar narsisnya makin tinggi bahaya tau" ujar Adin sinis.

"Wah wah kayaknya pesona kita gak mempan nih sama Adin" ujar Reza.

"Bener nih, gimana kalau gue pake cara ke dua apa dia masih bisa bertahan dengan pesona gue, boleh gak Za" tanya Rafa kepada Reza dengan tatapan tajam kepada Adin.

"Boleh tapi jangan pakai cara ke tiga lo gue gak ikhlas" ucap Reza.

"Siap bosque" ucap Rafa mendekati Adin.

"Ngapain lo ka" tanya Adin penasaran.

"Enggak cuma pengin deket sama lo aja" ujar Rafa merangkul pundak Adin.

Adin tersentak dengan yang Rafa lakukan, karena selama ini Adin tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu selain dari Reza.

"Kenapa tegang gitu" tanya Rafa membuyarkan lamunan Adin.

"Eh enggak, lepasin dong ka" ujar Adin melepas tangan Rafa di pundaknya namun sia sia tenaga Adin kalah kuat dengan Rafa.

"Gak mau, penginnya nempel terus" ujar Rafa.

"Beneran gak mau di lepas oke tapi awas nanti kaka yang baper sama Adin loh karena Adin terlalu mempesona" ujar Adin tersenyum sinis.

"Wah wah Adin gak kalah jauh dari Abangnya narsis banget" ujar Meta.

"Iya bener lo" jawab Desi.

"Gak mungkin karna lo yang pasti baper sama gue" ujar Raafa.

"Kata siapa lihat aja nanti" ujar Adin tegas.

"Woy kalian bertengkar mulu mau main basket gak" tanya Meta yang cemburu dengan Rafa yang dekat dengan Adin.

"Gak lah gue mau nikmatin hari gue sama Adin, iya kan Dinn" ujar Rafa.

"Ya begitulah lagian gue juga sudah capek main" ujar Adin.

"A**was aja lo ka gue bakal buat lo yang baper sama gue walau pun sebenarnya gue udah baper duluan" ujar Adin dalam hati.

"Tadi gimana bisa sampai disini kan Abang gak tau jalan" tanya Adin.

"Gampang itu mah tinggal kasih Rafa ke nenek nenek aja" ucap Reza tertawa.

"What maksudnya kaka Rafa habis di cium sama nenek nenek gitu Din minggir lu kena virus nanti hahahaha" ledek Meta.

"Beneran ka, lagian itu nenek nenek bukan corona Maemunah" ucap Adin.

"Yaya, gak terima dia ceritanya gimana ka" tanya Meta.

"Tuh si Reza tanya alamat sama nenek nenek di pinggir jalan, nenek itu bilang cium dulu baru di kasih tau dengan senang hati tuh anak korbanin gue untung gue pinter" ucap Rafa.

"Pinter lari lo" ucap Reza.

"Ya daripada ketampanan gue luntur" ucap Rafa.

"Udah udah yang penting gak nyasar" ucap Adin.

.

.

.

.

.

.

.

.

**Kira kira Adin baper gak yah sama Rafa....

penasaran kan ikutin terus ya...

Jangan lupa tinggalin jejak ya😍😍**

Episodes
1 Saudara
2 Perkenalan
3 Adin
4 Pagar Beton
5 Tom And Jerry
6 Icip Icip
7 EP 7
8 Makan Malam
9 Kepergian Adin
10 Bertemu
11 Bekerja
12 EP 12
13 Bocil
14 Kebenaran Adin
15 Nona Muda
16 Kecelakaan
17 Hilang Ingatan
18 Impian
19 Pertandingan
20 Kemenangan
21 Nyaman
22 EP 22
23 Pertanyaan Aneh
24 Ada Yang Salah
25 EP 25
26 Hamil
27 pengumuman
28 Abang
29 Dokter William
30 Cyber
31 Good Job
32 Tetap Seperti Ini
33 Tega
34 Permintaan
35 Matre
36 Berwarna
37 So Sweet
38 London
39 Penasaran
40 Kurang Bahan
41 Cita Cita Momi
42 Kak Maya
43 Dag Dig Dug
44 Pergi Berdua
45 Terpesona
46 Dia Orangnya
47 Gak Ada Izin
48 EP 48
49 Gue Lelah
50 Jantung Berhenti
51 Barang Ori
52 Gila
53 Merahasiakan Sesuatu
54 Klara
55 Kadar Narsis
56 Gundah
57 Licik
58 Sudah Ku Duga
59 Salam Perpisahan
60 Marah Besar
61 Persiapan
62 Jangan Pergi
63 Jodohkan
64 Siapa
65 Calm
66 Ikhlas
67 Abang Takut
68 Ujian
69 Ujian
70 Salah Alamat
71 Gak Berubah
72 Riko
73 Tuan Muda
74 Kalah Pamor
75 Rindu
76 Perselisihan
77 Jas Spesial.
78 Adik
79 Adik kecilnya
80 Kayaknya
81 Tak Terduga
82 EP 80
83 Ungkapan
84 Gadis Manis
85 Kekasih
86 Tidak Tepat
87 Kekasih Kakak
88 Melupakan Sejenak.
89 Ungkapan
90 Sayang Kamu
91 Suka
92 Makin Akrab
93 Mommy Bohong
94 Gio
95 Permainan Takdir
96 Salah Orang
97 Eps 95
98 Salah Paham.
99 Antusias Aunty
100 Lihat Gue
101 Raya Angelista Putri
102 Eps 100
103 Penyerangan
104 Bolehkah
105 Ego
106 Gak Yakin
107 Ingin Menikah
108 Soo Cool
109 Sudah Ku Duga
110 Kekasih
111 Alergi
112 Eps 110
113 Eps 111
114 112
115 Eps 113
116 Melamar
117 Din
118 Gue inget
119 Kenapa Gak
120 Sugar Daddy
121 Eps 119
122 Bertemu dengan musuh
123 Eps 121
124 Kejujuran Adin
125 Saya Bukan Abangmu
126 Eps 124
127 Eps 125
128 Eps 126
129 Eps 127
130 Eps 128
131 Eps 129
132 Eps 130
133 Eps 131
134 Eps 132
135 Eps 133
136 Eps 134
137 Eps 135
138 Eps 136
139 Eps 137
140 Epa 138
141 Eps 139
142 Eps 140
143 Eps 141
144 Eps 142
145 Eps 143
146 Eps 144
147 Eps 145
148 Eps 146
149 Eps 147
150 Eps 148
151 Eps 149
152 Eps 150
153 Eps 151
154 Eps 152
155 Eps 153
156 Eps 154
157 Eps 155
158 Eps 156
159 eps 157
160 Eps 158
161 Eps 159
162 Eps 160
163 Eps 161
164 Eps 162
165 Eps 163
166 Eps 164
167 End
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Saudara
2
Perkenalan
3
Adin
4
Pagar Beton
5
Tom And Jerry
6
Icip Icip
7
EP 7
8
Makan Malam
9
Kepergian Adin
10
Bertemu
11
Bekerja
12
EP 12
13
Bocil
14
Kebenaran Adin
15
Nona Muda
16
Kecelakaan
17
Hilang Ingatan
18
Impian
19
Pertandingan
20
Kemenangan
21
Nyaman
22
EP 22
23
Pertanyaan Aneh
24
Ada Yang Salah
25
EP 25
26
Hamil
27
pengumuman
28
Abang
29
Dokter William
30
Cyber
31
Good Job
32
Tetap Seperti Ini
33
Tega
34
Permintaan
35
Matre
36
Berwarna
37
So Sweet
38
London
39
Penasaran
40
Kurang Bahan
41
Cita Cita Momi
42
Kak Maya
43
Dag Dig Dug
44
Pergi Berdua
45
Terpesona
46
Dia Orangnya
47
Gak Ada Izin
48
EP 48
49
Gue Lelah
50
Jantung Berhenti
51
Barang Ori
52
Gila
53
Merahasiakan Sesuatu
54
Klara
55
Kadar Narsis
56
Gundah
57
Licik
58
Sudah Ku Duga
59
Salam Perpisahan
60
Marah Besar
61
Persiapan
62
Jangan Pergi
63
Jodohkan
64
Siapa
65
Calm
66
Ikhlas
67
Abang Takut
68
Ujian
69
Ujian
70
Salah Alamat
71
Gak Berubah
72
Riko
73
Tuan Muda
74
Kalah Pamor
75
Rindu
76
Perselisihan
77
Jas Spesial.
78
Adik
79
Adik kecilnya
80
Kayaknya
81
Tak Terduga
82
EP 80
83
Ungkapan
84
Gadis Manis
85
Kekasih
86
Tidak Tepat
87
Kekasih Kakak
88
Melupakan Sejenak.
89
Ungkapan
90
Sayang Kamu
91
Suka
92
Makin Akrab
93
Mommy Bohong
94
Gio
95
Permainan Takdir
96
Salah Orang
97
Eps 95
98
Salah Paham.
99
Antusias Aunty
100
Lihat Gue
101
Raya Angelista Putri
102
Eps 100
103
Penyerangan
104
Bolehkah
105
Ego
106
Gak Yakin
107
Ingin Menikah
108
Soo Cool
109
Sudah Ku Duga
110
Kekasih
111
Alergi
112
Eps 110
113
Eps 111
114
112
115
Eps 113
116
Melamar
117
Din
118
Gue inget
119
Kenapa Gak
120
Sugar Daddy
121
Eps 119
122
Bertemu dengan musuh
123
Eps 121
124
Kejujuran Adin
125
Saya Bukan Abangmu
126
Eps 124
127
Eps 125
128
Eps 126
129
Eps 127
130
Eps 128
131
Eps 129
132
Eps 130
133
Eps 131
134
Eps 132
135
Eps 133
136
Eps 134
137
Eps 135
138
Eps 136
139
Eps 137
140
Epa 138
141
Eps 139
142
Eps 140
143
Eps 141
144
Eps 142
145
Eps 143
146
Eps 144
147
Eps 145
148
Eps 146
149
Eps 147
150
Eps 148
151
Eps 149
152
Eps 150
153
Eps 151
154
Eps 152
155
Eps 153
156
Eps 154
157
Eps 155
158
Eps 156
159
eps 157
160
Eps 158
161
Eps 159
162
Eps 160
163
Eps 161
164
Eps 162
165
Eps 163
166
Eps 164
167
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!