"Oke kalau gitu kita berangkat bareng besok" ujar Adin.
"Oke tapi kamu harus nungguin gue oke" ujar Desi.
ADIN DAMANTARA gadis yang biasa di panggil Adin ada juga yang memanggilnya Dinda.
Adin di senangi banyak orang karena sifatnya yang ramah dan humoris.
Namun saat dia pindak ke kota J Adin menjadi anak yang terkenal dingin dengan orang baru namun hangat dengan orang yang dia kenal.
"Gue masuk dulu ya" ujar Adin saat sampai di depan rumahnya.
"Oke gue langsung pulang aja takut Ibu negara marah marah" ujar Desi.
"Oke beneran lo gak mau mampir dulu" tanya Adin.
"Gak besok besok aja, bye..." ujar Desi melenggang meninggalkan Adin.
Saat sampai di depan rumah sepulang sekolah Adin melihat ada seorang yang dia kenal dia terus memperhatikan orang yang ada di ruang tamu.
"Abang" ujar Adin memeluk Reza
"Asalamualaikum ya calon kubur" ujar Reza.
REZA DAMANTARA adalah kakak Adin yang tinggal dengan sang Bunda dan Kaka perempuannya sedangkan Adin tinggal dengan sang Ayah Ibu dan saudara tiri nya.
"Waalaikumsalam ya penjaga kubur" ujar Adin cengengesan.
"Sue kamu ngomongin Abang penjaga kubur" ujar Reza.
"Hehe... sorry Bang gak sengaja lagian Abang duluan yang ngomongin Adin" ujar Adin membela diri.
"Oh ya gimana kabar kamu Dek" ujar Reza.
"Alhamdulillah baik Bang abang gimana kabarnya" ujar Adin.
"Abang juga baik, sekolah kamu gimana di sini" ujar Reza.
"Lumayan lah bang gak seburuk yang Adin kira, teman teman baru Adin juga menyenangkan " ujar Adin.
Sebenarnya Adin masih sangat asing dengan keluarga barunya, ya walaupun Adin sudah mengetahui tentang Ayahnya yang menikah lagi setelah menikah dengan sang Bunda. Namun Adin berusaha untuk menutupi semuanya dari keluarganya.
"Syukurlah kalau Kamu nyaman di sini," ujar Reza
"Oh ya Abang sampai jam berapa" ujar Adin.
"Tadi pagi, kan Abang lagi libur sekolah" ujar Reza.
"Abang udah mulai libur ya" ujar Adin.
"Iya cuma tiga hari, jadi Abang pulang" ujar Reza.
"Kok cuma tiga hari si Bang" ujar Adin memajukan bibirnya.
"Itu juga karena kls XII ada ujian jadi kelas X sama XI libur deh, tuh bibir gak usah manyun gitu Abang akan sering jenguk Kamu" ujar Reza.
Adin sekarang duduk di kelas IX SMP sedangkan Reza di bangku SMA, sebenarnya Adin bisa saja satu kelas dengan Abangnya karena kecerdasan yang dimilikinya, namun Adin tidak mengikuti usul gurunya karena merasa kasihan pada kakak perempuannya yang selalu di bully teman sebayanya karena Adin lebih segalanya dari dirinya.
"Oh gitu Adin juga minggu depan sudah ujian jadi Adin bakal sibuk dengan pelajaran lagi deh" ujar Adin lesu.
"Oh gitu tapi kenapa lesu gitu kamu kan Adek Abang yang paling pinter jadi kamu pasti bisa kerjain semua soal yang ada dan menjadi lulusan terbaik" ujar Reza memberikan semangat.
"Iya Bang, tapi angel takut karena pelajaran di sekolah sini itu beda Bang" ujar Adin.
"Sesulit apapun yang kamu hadapi cobalah cari jalan keluarnya dan berusahalah bangun dari sebuah keterpurukan" ujar Reza memeluk Adin.
"Oke Bang, Bunda sama Kak Maya gimana kabarnya Bang" tanya Adin.
"Bunda lebih baik hanya saja Bunda masih sangat mengharapkan kamu pulang" ujar Reza.
"Maafin Adin Bang, Adin harus membuat Bunda sedih" ujar Adin memeluk Reza.
"Udah lah Dek yang penting kamu disini baik baik saja udah cukup untuk saat ini" ujar Reza mengusap usap punggung Adin.
"Jangan bilang Abang kesini karena Bunda" celetuk Adin.
"Hehe kamu tau aja kalau Abang datang karena Bunda" ujar Reza.
"Sudah Adin duga jadi Abang gak kangen gitu sama Adin gak pengin bawa Adin pulang gitu" ujar Adin penuh harap.
"Gak ini pilihan kamu buat ninggalin rumah jadi kamu harus jalani dan hadapi semua rintangannya, jangan menyerah sebelum berperang" ujar Reza.
"Oke Bang Adin janji adin pulang saat Adin sudah bisa duduk berdampingan dengan Ayah dan Bunda" ujar Adin.
"Oke makanya kamu sekolah yang bener" ujar Reza.
"Siap Bosque" ujar Adin melepas pelukannya.
Reza sekarang duduk di kelas XI di SMA ternama di kota S sedangkan Adin duduk di bangku kelas IX di SMP di kota J.
"Ganti baju dulu gih.... nanti kita makan siang bareng" lanjut Reza.
"Siap komandan" ujar Adin memberikan hormat.
Reza tersenyum melihat tingkah Adin yang masih seperti anak kecil.
"Teruslah tersenyum Abang janji sama Adin akan membuat Ayah dan Bunda berdampingan walau tanpa sebuah ikatan pernikahan untuk menjaga kamu" ujar Reza dalam hati.
Adin berlari menuju kamar nya dan tiba tiba
*gubrakkkk.....
"au*...." pekik Adin.
"Eh sorry sorry gak sengaja " ujar seseorang mengulurkan tangan.
"Eh... iya gak apa apa Adin juga salah maaf" ujar Adin bangun tanpa menerima uluran tangan orang yang dia tabrak.
"Kamu gak apa apa, apa ada yang sakit" ujar orang tersebut.
"Ya Adin gak apa apa maaf Adin pergi dulu" ujar Adin meninggalkan.
"RAFA nama gue Rafa" ujar Rafa menghentikan langkat Adin.
Adin hanya berbalik dan tersenyum kepada Rafa yang membuat jantung Rafa berdetak lebih cepat dari sebelumnya, lalu bergegas meninggalkan Rafa.
"*Manis" ujar Rafa.
"Ehem*... kenapa lo senyum senyum sendiri kesambet lo" ujar Reza mengagetkan Rafa.
"Eh... gak apa apa kok" ujar Rafa.
"Lo suka sama adek gue" tanya Reza.
"Adek lo, jadi dia orang yang lo bela belain kesini pagi pagi adalah gadis cilik itu" tanya Rafa.
Reza tidak menjawab hanya menganggukkan kepalanya tanda bahwa semua yang di pikirkan Rafa adalah benar.
"Ya udah yuk kita makan siang" ujar Reza.
"Ya udah ayo" ujar Rafa mengikuti Reza yang berjalan lebih dulu.
"Lo pasti senyum senyum karena Adin, gue harap lo Rafa gak bikin Adin nangis nantinya" ujar Reza dalam hati.
Setelah insiden bertabrakan dengan teman sang Abang Adin berganti baju untuk makan siang bersama di ruang makan.
Adin menuruni tangga dan menuju ruang makan untuk makan bersama dengan Abang dengan bahagia namun kebahagiaannya sirna seketika saat melihat Mama Ani dan kaka tirinya berada di meja makan.
"Adin kemana adik kamu kenapa Rani belum pulang" tanya mama ani saat adin sampai di meja makan.
Adin tidak menjawab hanya mengangkat ke dua bahunya tanda tidak mengetahui apapun.
"Dasar anak pelakor gitu gak tau akhlak" ujar Mama Ani dalam hati.
"Asalamualaikum mah" teriak Rani di pintu utama.
Mama Ani yang mendengar teriakan Rani pun menghampirinya sedangkan Adin menyelesaikan acara makannya dengan cepat.
"Rani jangan teriak teriak sayang, ada Abang di sini dengan temannya" ujar Mama Ani.
"Abang "tanya Rani penasaran.
"Iya Abang" tanya Mama Ani saat berjalan ke meja makan.
"Rani kenalin dia bang Reza" ujar Mama Ani memperkenalkan.
"Siang bang Reza, saya Rani" ujar Rani sopan.
"Siang kenalin gue Reza abang Adin dan dia temen gue nama ya Rafa" ujar Reza memperkenalkan Rafa pada Rani.
"Bener Abang nya Adin jadi tidak ada yang boleh panggil dia Abang kecuali Adin iya kan Abang" ujar Adin tersenyum sinis.
"Ngeri juga nih anak kalau marah" batin Rafa.
"Ya girl, ya udah ayo langsung aja makan" ujar Reza.
"Iya bang," ujar Adin.
"Oh ya Dek kenalin ini temen Abang nama nya Rafa" ujar Reza memperkenalkan Rafa pada Adin.
.
.
.
.
.
.
.
.
\=\=\=\=\=\=\=\=¥\=\=\=\=\=¥\=\=\=\=\=¥\=\=\=\=\=\=¥\=\=\=\=\=\=\=¥\=\=\=\=\=\=\=\=
jangan lupa vote dan komen nya ya.
biar author makin bagus lagi.
salam manis dari author.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments