Eps. 4

Sudah beberapa hari Jefan tidak terlihat lagi dikampus, bahkan tidak ada kabar apapun tentang Jefan.

Ia benar-benar tega pergi tanpa mengucapkan perpisahan pada teman-teman satu kelasnya. Entah kemana dia? Alisa yang masih mengharapkan bisa melihat Jefan. Ia pun memberanikan diri untuk menanyakan keberadaan Jefan melalui pesan singkat,

“ halo mas, apa kabar? Kenapa tak pernah berangkat kekampus lagi? ada apa?” tulis Alisa.

Sudah lima menit berlalu belum juga ada jawaban dari Jefan. Alisa pikir mungkin Jefan sibuk, harusnya memberi kabar kekampus dan memberi alasan kenapa absen sampai beberapa hari.

Dua jam kemudian tepat pada pukul 11.30 Jefan membalas pesan Alisa,

“ maaf Alisa baru bisa membalas pesanmu, aku sekarang sedang ada di kampong halamanku lis, sampaikan permintaan maafku kepada teman-teman. Aku tidak bisa berpamitan pada mereka dan bertemu untuk terakhir kalinya” ungkap Jefan menjelaskan.

Alisa tersenyum membaca pesan Jefan, setidaknya pesannya terbalas walaupun membutuhkan waktu yang lama.

“Baik, akan aku sampaikan salammu kepada teman-teman mas, jaga kesehatan, maafkan Alisa selama ini…” ucap Alisa.

“Aku yang minta maaf lis sudah membuatmu kecewa” balas Jefan.

Jefan menyadari kesalahannya, ia seharusnya tidak melakukan hal yang melukai hati perempuan. Ia tidak boleh mendekati seorang perempuan jika ia telah memiliki kekasih.

Jangan membuat nyaman seseorang jika hanya ingin menggoda lalu meninggalkan.

Alisa mengikhlaskan dengan apa yang terjadi pada dirinya, ia yang menyukai Jefan tetapi Jefan telah memiliki kekasih. Bagaimanapun keadaan, perasaan yang dimiliki pada seseorang tidak akan mudah hilang, perlu waktu untuk melepaskan semua.

Alisa menjalani hari-hari seperti biasa, Alisa yang sibuk membolak balikan perlembar kertas pada sebuah buku dan Anita yang juga masih focus pada buku yang ia baca.

“Anita, foto-foto kita banyak di kamera Dion, coba kamu minta gih ke Dion” ucap Alisa.

Sontak Anita semangat mengambil ponselnya yang berada tepat disampingnya.

Anita diam-diam memang menyukai sosok Dion. Lima belas menit berlalu Anita belum juga memberi kabar apakah foto-foto sudah dikirim dari Dion.

Alisa menatap Anita dengan pandangan menggoda,

“ uhukk! “ goda Alisa pada Anita yang serius menatap layar ponselnya.

“Ke-kenapa lis?...” jawab Anita kaget.

“Ah tidak, kamu kenapa senyum-senyum begitu Anita? Jatuh cinta yaa?” ucap Alisa menggoda Anita yang memerah pipinya.

“Acaciyeee Anita, gapapa kok jatuh cinta, kan kita manusia hahaha” Alisa menimpali sambil tertawa.

“Enggak lisa, ini hanya pesan biasa dari Dion” terang Anita yang pandangannya mengelilingi isi kamar.

“masa iyaa? sudah jangan gugup gitu, ” ucap Alisa yang menggoda Anita sambil membalikkan punggungnya.

Anita sebenarnya memang menyukai Dion tapi ia tidak bisa memastikan apakah Dion menyukai dirinya mengingat Dion orang yang pendiam.

Satu jam berlalu, kedua perempuan itu keluar asrama untuk ke Atm diseberang Jalan disamping Hotel XXX. Mereka bertemu dengan Amel perempuan yang terakhir kali terlihat dekat dengan Jefan.

“Mbak..mbakk Amel! Panggil anita pada Amel yang berpapasan dengan Alisan dan Anita.

“Iyaa, ada apa?..” jawab Amel yang kaget dipanggil setengah teriak oleh Anita.

“Mbak Amel, mas Jefan itu kemana kok tidak pernah terlihat lagi di asrama” Tanya Anita dengan nada penasaran.

Kamar Amel dan Jefan berhadap-hadapan jadi sudah pasti tahu dimana Jefan sekarang, pikir Anita.

“Mas Jefan pulang kampung…” jawab Amel dengan nada sedikit dingin pada kami.

“Oh pulang kampung…” jawab Anita sambil menganggukan kepalanya.

Amel sudah berjalan jauh dari hadapan Anita.

“ Anita kenapa kamu Tanya tentang Jefan” tanya Alisa.

“Tidak apa-apa lis, ingin tahu saja dimana mahluk itu sekarang” cetus Anita yang berlari menjauh dari Alisa.

“ Anitaaaaa….!” Teriak Alisa yang berlari mengejar Anita.

Malam itu, jalan masih ramai kendaraan berlalu lalang. Alisa dan Anita tidak begitu saja berjalan menuju arah pulang ia menyusuri jalan Kota Yogyakarta untuk beberapa saat. Menikmati dinginnya kota Yogya malam itu dengan segelas Bandrek untuk menghangatkan tubuh.

Alisa melihat langit yang cerah malam itu.

“ Alisa, apa rencanamu setelah belajar selesai” tanya Anita sambil menikmati bandrek miliknya.

Alisa menatap Anita sesaat,

“ aku?..aku ingin mencari-cari pekerjaan disini nit, siapa tau ada rejekiku disini” jawab Alisa.

“Kamu betah disini?...” balas Anita.

“ He em, bukan hanya betah Anita, tapi aku sudah jatuh cinta pada kota ini, disini ada ketenangan” ucapnya yang memegang erat gelasnya sekedar merasakan hangatnya bandrek.

“Apa kamu masih menunggu Jefan kembali kesini?” tanya Anita meledek.

“ Haaa?! Menunggu Jefan?!” Alisa kaget dengan pertanyaan Anita.

“Iyaaaaa…” sahut Anita dengan mengedipkan matanya beberapa kali tanda menggoda.

“Tidaklaah Anitaa, kenapa aku harus menunggu seseorang yang sudah jelas bahagia bersama orang lain, heyy…masih ada kebahagiaan lain yang menungguku…” ucap Alisa yang menatap Anita dengan senyuman.

“ aku suka caramu Alisa, semangat yaa!” ucap Anita sambil menepuk bahu Alisa.

Waktu menunjukkan pukul 20.30 kedua perempuan yang duduk di trotoar jalan itu belum juga beranjak dari tempat duduknya, masih saja asik dengan obrolan yang entah apa yang mereka bicarakan.

Yogyakarta adalah kota favorit Alisa, menurutnya dikota itu memiliki atmosfer yang berbeda dari kotanya yang ada diujung pulau Sumatera.

Malamnya kota yogya yang begitu ramai manusia berlalu lalang membuat mereka lupa waktu bahwa waktu itu menunjukkan pukul 21.30, mereka harus bergegas pulang ke asrama.

Tiba di asrama seorang ibu paruh baya menyambut mereka diteras kamar,

“ Naah begitu dong, jalan-jalan keluar biar tahu kota Yogya seperti apa, jangan dikamar saja kalian” ucap ibu asrama.

“Nggih niki bu, hla tumben banget kita ingin jalan-jalan keluar bu” jawab Anita.

Ibu asrama hanya membalas dengan senyuman lantas pergi meninggalkan asrama.

Baru beberapa menit Alisa dan Anita masuk kekamar segerombolan mahluk laki-laki penghuni asrama belakang keluar dengan suara riuh memanggil Alisa dan Anita.

“ Alisaaa…..Anitaaaa… mau ikut kita tidak keluar cari minuman hangat?..” Alisa membuka pintu

“ Yyaaa…kita baru saja kembali dari luar, kalian tidak dari tadi lagipula ini sudah malam..” ucap Alisa.

“Baiklah..kalian tidur saja” ucap salah seorang dari mereka.

Bagi Alisa yang datang dari pulau seberang, baru kali ini ia menemukan orang-orang yang begitu tulus. Mereka para lelaki entah apa statusnya tapi memiliki solidaritas yang tinggi, perhatian pada teman, bahkan kepada Alisa sekalipun, seseorang yang baru mereka kenal.

Mereka sering mengingatkan untuk makan bahkan ada yang berinisiatif membelikan makanan pada Alisa yang ketika ditinggal pulang kampung oleh Anita. Mereka paham jika Alisa sendiri, Alisa pasti menolak untuk makan bersama dengan para teman laki-laki yang ada diasrama tersebut.

Pagi itu cuaca yang dingin Alisa perlahan membuka pintu, ia melangkahkan kakinya untuk keluar kamar. Belum genap langkah kakinya, ponsel Alisa berdering ia melangkah berbalik mengarah sumber suara. Ia membuka ponsel, terdapat pesan baru masuk bertuliskan nama “Radit”.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

R.F

R.F

4 like. jangan lupa feedback ya. salam kenal

2020-12-21

1

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

siapa radit

2020-12-02

1

isti.asfa

isti.asfa

Alhamdulillah saling dukung yah.. kujuga mampir nih hehe

2020-11-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!