Dua Tahun Yang Lalu
Alisa yang baru menamatkan pendidikan nya disebuah Perguruan Tinggi di Bandar Lampung, mendapatkan tawaran pekerjaan oleh temannya yang ada di Kota Jakarta. Alisa menerima tawaran pekerjaan itu, ia bekerja pada sebuah perusahaan export-impor dikota metropolitan tersebut.
Sabtu pagi yang cerah, Alisa melangkah mengambil tas punggung kecil yang tergantung dibalik pintu kamarnya. Berdiri didepan cermin,
“ sudah tiga bulan aku disini, aku ingin melihat kak Riri sudah lama sekali aku tidak berjumpa dengannya…” ujar Alisa sembari memoleskan lipstick berwarna merah muda dibibirnya.
Lima menit berlalu Alisa bertolak ke Tangerang.
Menempuh dua jam perjalanan Alisa tiba di kota Tangerang, ia membeli buah tangan untuk Riri. Alisa berjalan perlahan pada sebuah gang kecil, tiba pada sebuah persimpangan kecil dan,
“ brukk!” seseorang menabrak Alisa.
Buah-buahan terjatuh, Alisa memunguti buah-buahan itu,
“ maaf ya kak, aku sedang buru-buru” ucap seorang gadis meminta maaf.
“Oh..iya tidak apa-apa” balas Alisa tersenyum.
Keluar seorang laki-laki dari kamar kostnya dan ia melihat Alisa yang memunguti buah yang berserakan satu demi satu.
Laki-laki itu bergegas mengambil sebuah kantong dan membantu Alisa.
“Hey, kamu tidak apa-apa?” tanya laki-laki yang berdiri tepat didepan Alisa.
“Oh tidak, terima kasih ya…” jawab Alisa hangat.
“iya sama-sama, kamu mau kemana?” tanya lelaki itu,
“oh ini..mau kerumah sepupu, itu pintu kamarnya sudah terlihat” jawab Alisa sambil menunjuk pada sebuah kamar kost tepat diseberang kost lelaki itu.
“Riri, kamu saudaranya?” tanya laki-laki itu.
“Iyaa, Riri sepupuku”.
Laki-laki itu mengulurkan tangannya,
“ aku Radit, nama kamu siapa?” sambung laki-laki itu memperkenalkan diri.
“ Alisa, namaku Alisa..” jawab ramah Alisa.
“Sepertinya Riri tidak ada dirumah, satu jam yang lalu aku melihat dia keluar dengan kekasihnya” sambung Radit memberi tahu.
Alisa diam, ia bingung. Ia memang tidak memberi kabar terlebih dahulu pada Riri bahwa ia akan datang hari ini.
“Sudah, tunggu dikostku saja kamu sudah jauh-jauh datang kesini” Radit menimpali.
Alisa hanya tersenyum pertanda ragu untuk mengiyakan.
Radit masih berada didepan Alisa dan menemani Alisa berdiri dengan bersandarkan dinding bercat putih dibelakangnya.
Untuk beberapa saat mereka terlibat percakapan kecil, kemudian
“kreekkk!” suara pintu terbuka dari sebelah kamar Radit.
Keluarlah seorang perempuan berbaju piyama warna merah,
“ hlo kalian kenapa berdiri disitu?” tanya perempuan itu.
Perempuan itu ialah kak Susan, Alisa pernah bertemu dengannya dulu ketika ia masih tinggal bersama Riri. Dan Radit ialah penghuni baru dikomplek kost tersebut.
“Heii kamu dek, apa kabar?” tanya Susan sembari mendekati Alisa.
“Baik kak, kak Susan apa kabar? Kak susan masih disini?..” tanya Alisa yang menjabat tangan Susan.
“Masih dek, kamu menunggu Riri ya? Sudah nunggu ditempat kak Susan saja yuk…” ajak Susan dan merangkul bahu Alisa dan membawanya masuk ke kostannya.
Alisa berjalan mengikuti ajakan Susan, ia menoleh kebelakang dan melihat Radit yang masih berdiri dibelakang mereka.
Alisa lega, ia bisa menunggu Riri pulang di tempat Susan karena jelas Alisa merasa canggung jika harus menunggu ditempat Radit.
Masuklah Radit kedalam kamarnya, ia masih terbayang sosok Alisa yang manis nan polos itu.
Ia merasa senang bisa berkenalan dengan Alisa, tapi ia menyesal belum sempat meminta no ponsel Alisa.
“Aaaaaaaarg! Kenapa aku lupa minta nomor ponselnya aaaarggh dasar bodoh..!” gumam Radit memukul bantal yang ada disampingnya.
Ia berharap masih bisa bertemu dengan Alisa.
Ketika sore tiba waktu menunjukkan pukul 16.00 Alisa berpamitan pulang ke Jakarta. Ia diantar oleh Riri di sebuah halte, sebelum Alisa mendapatkan mobil tujuannya Riri berpamitan pulang lebih dulu karena ia sudah ada janji dengan temannya.
Alisa duduk diam melihat keramaian jalan, tiba-tiba sosok laki-laki tinggi berambut cepak dengan jaket berwarna navy menghampiri Alisa,
“ hey Alisa…” suara lembut itu menyapa.
Alisa menoleh keatas, dengan ekspresi terkesima pada sosok didepannya,
“ Ra..Radit..? kenapa kamu ada disini?..” tanya Alisa penasaran.
“Ingin menemuimu,” pungkas Radit.
“Untuk apa?” sambung Alisa.
“ Alisa, aku tahu ini tidak sopan, kita baru bertemu hari ini tapi bolehkah aku minta nomor ponselmu?..” ucap Radit dengan nada memohon.
Alisa tidak menjawab pertanyaan radit, ia diam beberapa saat untuk berpikir.
Tiga menit berlalu,
“ baiklah, 0812 xxxx xxxx” Alisa memberi tahu nomornya.
“tinttiinnn!!”
suara mobil tujuan Alisa tiba, ia harus bergegas masuk kedalam mobil.
“Sudah ya dit,..” pamit Alisa.
“ Alisaa, aku harap kita akan bertemu lagi…” ucap Radit.
Alisa hanya tersenyum dan Radit melambaikan tangannya.
Begitulah pertemuan, tidak seorang pun yang akan menebak pertemuan yang mana dan dengan siapa yang membuat seseorang itu terkesan.
Radit seorang laki-laki yang baru-baru ini putus cinta dari kekasihnya bertemu dengan Alisa.
Karena kesibukan Alisa, ia tak pernah mengangkat telpon dari Radit bahkan pesan dari Radit ia jarang membalasnya.
Lawan dari kata cinta bukanlah perpisahan melainkan pengabaian.
Alisa mengabaikan Radit yang ingin mengenalnya lebih dalam tetapi Alisa kurang peka dengannya. Hari berganti minggu Radit tidak lagi menghubungi Alisa.
***
Dinginnya kota Yogya pagi itu, Alisa yang akan melangkahkan kaki untuk keluar, tiba-tiba ia mendengar ponselnya berdering. Terdapat satu pesan masuk bertuliskan nama “Radit”. Alisa memang belum menghapus nomor Radit di ponselnya.
“Hai Alisa, apakabarmu?” pesan Radit singkat.
Dua tahun berlalu radit masih menyimpan nomor Alisa. Ia cermati berulang kali pesan tersebut.
“Baik Dit, kamu apa kabar?” balas Alisa.
“Baik Alisa, sudah lama tidak berjumpa, dua tahun berlalu ya lis. Dimana sekarang?” tanya Radit tegas.
Satu jam berlalu Alisa berbalas pesan dengan Radit.
Minggu pagi yang cerah menyelimuti kota Yogya, Alisa yang masih ditemani Anita di asrama berencana untuk mencari kost-an disekitar mengingat proses belajar selesai dan ia harus pindah. Anita memilih untuk pulang ke Magelang kembali ke kampong halamannya.
“ Alisa, ayo kita cari kost-an untukmu hari ini sebelum aku kembali ke magelang” ucap Anita.
“Terima kasih ya An, sudah mau menemaniku” balas Alisa.
“ sama-sama Alisa,” jawab Anita.
Belum beres kedua perempuan itu bersiap-siap terdengar suara motor parkir manis didepan asrama. Anita melihat dari tirai jendela.
“Mia dan Ana?? Kenapa bisa kebetulan begini?” gumam Anita heran.
“Siapa Anita?” Alisa penasaran,
“ Mia dan Ana, lis” sahut Anita.
Cuaca yang panas Alisa, Mia, Anita dan Ana menyusuri setiap gang kota yogya. Tiba disebuah rumah bertuliskan “ Menerima Kost Putri” akhirnya Alisa mendapatkan tempat tinggal baru yang tidak jauh dari Pusat kota Yogyakarta.
Alisa mendapat panggilan interview Selasa pagi itu pada sebuah hotel berbintang empat dikota tersebut.
Keluarlah Alisa dari hotel tersebut ia mengenakan kemeja berwarna putih berjilbab krim.
Alisa mendapatkan pekerjaan itu, ia bekerja di hotel XXX pada bagian Staff Accounting.
Alisa senang, ia tidak buru-buru pulang ke Sumatera mengingat ia benar-benar telah jatuh cinta pada kota ini. Bahkan ia ingin menetap dikota ini, betapa istimewanya kota ini baginya bukan?...
Berdirilah Alisa ditepi jalan, berhenti sebuah motor matic berwarna biru putih didepan Alisa. Laki-laki itu menyapa,
“ hai Alisa…” panggil seseorang dari atas motor sembari melepas helm.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Ftl03
Like dari Little Rainbow.. semangat terus Thor.. jgn lupa mampir dan tinggalkan jejak.. mari saling mendukung...
2021-01-04
1
Conny Radiansyah
siapa ya
2020-12-02
1
BELVA
like n love buat karyamu ya
2020-11-16
1