Yogyakarta, I Am In Love
Jum’at sore ketika matahari masih terik Alisa mengangkat tas miliknya dan keluar kamar. Terdengar suara Ayah diteras depan bersama ibu, ia mendekatinya keduanya. Alisa berpamitan kepada mereka, terlihat jelas diwajah ayah Alisa kekhawatiran karena melepaskan anak gadisnya menempuh perjalanan teramat jauh seorang diri, sedang ibu hanya senyum tipis kepada Alisa.
“ Hati-hati ya nak, jaga kesehatan jangan lupa makan” ucap ibu seraya memeluk tubuh Alisa.
“Iya bu, Alisa pamit ya bu, do’akan Alisa” Ibu mengangguk dan mengulurkan tangan kepada putrinya, Alisa mencium punggung tangan ibunya yang terlihat berkaca-kaca.
Alisa gadis manis berkulit kuning langsat itu untuk pertama kalinya akan menginjakkan kakinya disebuah kota istimewa di Jawa Tengah. Alisa dihantar ke terminal bis oleh adiknya yang masih duduk dikelas 3 SMA. Sampai di terminal, Alisa menuju ruang tunggu. Dua puluh menit kemudian akhirnya bis antar kota datang, bis bertuliskan Lampung- Yogyakarta.
Alisa naik kedalam bis dan berpamitan kepada Adiknya,
“ hati-hati dijalan ya dek” seru Alisa yang berhenti dipintu masuk bis besar berwarna putih biru.
“Iya, kakak yang hati-hati dijalan” balas Adik Alisa. Alisa dua bersaudara, ia anak pertama dan yang kedua ialah adiknya, Anton.
Anton, adik Alisa memiliki tubuh tinggi besar, kulit kuning langsat,perawakan gagah dengan hidung mancung dan rambut ikal masih berdiri ditepi jalan melihat kendaraan beroda empat itu pergi menjauh.
Setelah masuk kedalam bis, Alisa mencari kursi yang sesuai dengan nomor tiketnya
“ah ini dia, tapi kenapa aku duduk bersama seorang bapak-bapak?” gerutu Alisa dengan gambaran wajah kesal.
Ia tidak punya pilihan selain duduk bersebelahan dengan seorang bapak berusia kurang lebih 45 tahunan itu, Beberapa saat setelah Alisa duduk dan menghela nafas, bapak dengan kulit legam itu menyapa
“ adek mau kemana? “ Tanya sibapak penasaran.
“Saya mau ke Yogyakarta pak?“ Alisa menjawab sambil tersenyum.
"Oh, saya juga ke Yogyakartaa dek, menjenguk anak sekolah disana” ucap bapak itu dengan ramah.
Alisa hanya membalas dengan senyuman. Dua puluh menit berlalu Alisa dan si Bapak terlibat percakapan. Maklum bertemu orang baru itu banyak keingin tahuannya, bukan?
Menempuh perjalanan 24 jam-an dan sendiri kadang begitu mengasyikkan bagi Alisa. Ia senderkan tubuhnya pada kursi didalam bis, membuatnya nyaman.
Pikiran Alisa mulai melalang buana dan terus memikirkan seseorang yang hilang entah kemana. Memikirkan dia yang sampai saat ini tak pernah ada kabarnya. Ia yang mampu membuat hati Alisa berbunga-bunga, yang mampu membuat gadis itu memikirkannya setiap saat. Berharap suatu hari nanti ia dapat dipertemukan atas izin Tuhan.
“ Andai saja dia mengerti perasaanku, ” hati Alisa bergumam, dan ia sering berkhayal yang membuat dia rindu sosok misterius itu.
Terkadang Alisa ingin menyudahi semua, ingin melupakan semua. Melupakan ia seorang laki-laki yang berasal dari pulau Sumatera yang mampu membuat dia bertahan dalam penantian. Tetapi selalu saja nama itu tiba-tiba muncul dalam benak, dan ia tidak bisa menolaknya.
Menempuh waktu kurang lebih 24 Jam Alisa akhirnya sampai dikota Yogyakarta. Ia menuju kesebuah kampus, secara bersamaan ia bertemu dengan ibu paruh baya yang menawarkan sebuah kamar asrama padanya, beruntung ia tidak perlu bersusah payah mencari tempat tinggal Ia bersyukur bertemu dengan orang-orang yang ramah, ataukah memang seperti ini adanya?. Sebuah kota dengan gelar Kota Istimewa yang dihuni oleh orang-orang yang ramah?.
Alisa bernafas lega, ia bisa tinggal disebuah asrama yang nyaman, ia juga bertemu banyak teman-teman, baik laki-laki dan hanya beberapa perempuan.
Alisa senang bertemu orang-orang baru dari kota ini, mereka berasal dari kota yang berbeda-beda, bahkan dari luar Pulau Jawa pun ada.
Alisa menikmati hari demi hari dikota ini. Hari pertama masuk kekampus, dalam satu kelas terdiri 26 orang siswa dan dalam satu kelas hanya 5 orang perempuan.
“Wah seperti terjebak disarang penyamun” gerutu Alisa menyapu pandangannya keseluruh ruangan. Ruangan yang sederhana, hanya ada papan tulis putih, meja, kursi dan juga dua buah kipas angin yang tertanam disebelah kiri dan kanan dinding.
Setelah tiga hari masa belajar, terasa biasa saja sampai tiba masuklah seorang siswa baru, Jefan namanya.
Alisa duduk dikursi paling belakang dan siswa baru itu duduk dikursi sebelah Alisa. Seperti biasa bertemu orang baru, berkenalan.
“ Hai, aku Jefan” ungkapnya mengulurkan tangan sambil tersenyum.
“Aku Alisa, mas” balas Alisa menjabat tangan lelaki itu dan membalas senyumnya.
"Silahkan kepada mas yang baru masuk untuk memperkenal diri, " ucap seorang pengajar yang sedari tadi duduk didepan kelas.
Jefan pun memperkenalkan diri didepan kelas. Sepuluh menit belajar dimulai, Alisa menoleh kesebelah kirinya, ia melihat Jefan yang kesulitan untuk membaca tulisan dipapan tulis yang ada didepan kelas. Jefan berkali-kali mengernyitkan dahi,
“ mas Jefan tulisan didepan itu tidak terbaca ya?” Tanya Alisa menunjuk kearah depan kelas.
“Iya, penglihatanku sudah tidak normal Alisa” jawabnya yang masih berusaha melihat dengan jelas.
Alisa mengangguk tanda paham,
“ Alisa, boleh aku lihat buku kamu saja?” Tanya Jefan meminta ijin. “ Oh yasudah, tidak apa-apa mas tapi maaf tulisanku jelek hehehe ” Alisa tertawa kecil.
Alisa memang sosok yang baik dan pengertian ia mudah berbaur dengan orang baru. Sambil menulis, Jefan dan Alisa terlibat perbincangan kecil. Sampai pada sebuah pertukaran nomor ponsel.
Senja perlahan tenggelam, setelah sholat maghrib seperti biasa Alisa dan teman-teman keluar untuk pergi kesebuah kantin dikampus tersebut untuk makan. Tapi malam itu Jefan mengirim pesan pada Alisa.
“ Alisa, apa kamu mau makan diluar denganku? Tanya Jefan.
“Ah aku tidak enak dengan Anita mas, nanti Anita makan dengan siapa?” ungkap Alisa.
“Ah kamu terlalu setia kawan lis” balasnya, Ada nada kecewa disana.
“ Makan ditempat biasa saja mas nanti bareng teman-teman yang lain” sahut Alisa.
“ Yasudah, ketemu dikantin ya, jangan tidak makan, mas Jefan tunggu dikantin” ucap Jefan perhatian.
Sesampainya Alisa dikantin benar saja Jefan sudah duduk dipojokan sambil tersenyum, Alisa pun membalas senyum Jefan. Alisa memesan mie rebus dengan telor ceplok dan es teh manis dan duduk didepan Jefan.
Alisa merasa ada yang aneh dengan perasaannya. Jantung berdetak lebih cepay dari biasanya, Jefan hanya memandangi Alisa yang sedang makan.
“ makan mas…! Kok malah bengong” seru Alisa.
“iyaa Alisa..” sambil tersenyum menjawab sahutannya.
Setelah malam itu Alisa dan Jefan semakin dekat. Sering berbalas pesan via ponsel sampai larut malam.
Alisa menyadari, ada yang aneh dengan dirinya, ia telah mampu melupakan seseorang dengan kehadiran orang baru, atau memang beginikah aturannya?
Dengan sikap Jefan yang pengertian seperti itu siapa yang tidak merasa diperlakukan istimewa?.
Disisi lain ada Danu yang mencoba mendekati Alisa,
“tokktokk..” suara ketukan pintu kamar Alisa.
Ia membuka pintu, “ Danu..ada apa Dan?” Tanya Alisa.
“Mau makan tidak? Kamu kan sendirian ditinggal Anita pulang kampung” Ajak Danu.
Benar, Anita setiap hari sabtu memang pulang kekampung halamannya di magelang, jadi Alisa perempuan sendirian di asrama.
“Nanggung Dan, udah maghrib sholat dulu ya?..” kata Alisa.
“ iyadeh..” jawab Danu.
Setelah sholat maghrib, Danu kembali kekamar Alisa untuk mengajaknya makan malam,
“ toktok,,lis udah belum sholatnya, ayo makan dulu” panggil Danu.
“ Dan..aku malu, masa aku sendirian perempuannya” ucap Alisa.
“tidak apa- apa lis..” sahut Danu,
“aku tidak ikut deh Dan, kalian makan saja dulu” sahut Alisa.
Danu memaksa Alisa ikut makan bersamanya, tapi Alisa menolak dengan alasan malu karena perempuan sendiri diantara para lelaki.
“Begiitu..yasudah aku menyusul anak-anak yang lain ya..” ucap Danu.
“iya dan” suara Alisa dari dalam kamarnya.
Setelah beberapa menit kepergian Danu, kemudian Alisa membuka ponselnya, ia membuka BBM. Alisa menemukan status Danu yang mengatakan,
“ aaa gagal ngajak dia jalan..” Alisa keheranan,
“apakah yang dimaksud Danu itu aku?..” Alisa bertanya pada diri sendiri.
Tapi ia mengabaikan pertanyaan itu dan enggan memikirkannya dalam-dalam, ia Sosok yang tegas dan sedikit keras kepala.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Adinda
Keren ⭐⭐⭐⭐⭐⭐
2021-10-11
0
Rostina Lamba
semangattt
2021-01-22
0
Rostina Lamba
haii dah mampirrr
2021-01-22
0