eps 4. Rania kagum dengan Adi

Untuk pertama kalinya Rani benar-benar kagum dengan Adi.

Saat ia melihat Adi menggunakan sarung dan peci aura positifnya begitu terpancar.

Rania sadar bahwa dibalik sikap Adi yang cuek justru Adi sangat baik dan bertanggungjawab. Walaupun kadang sikap cuek Adi membuat Rania kesal. Tapi itu seketika hilang karena 1 hal hari ini.

Rania kembali menghampiri Adi yang sudah selesai sholat. Rania memberanikan diri untuk menyapa Adi

"Hai Di, baru selesai sholat yah?" Tanya Rania sambil berusaha menjaga jaraknya dengan Adi.

"Iya nih, gue duluan ya." Jawab Adi.

Lagi dan lagi Adi begitu saja meninggalkan Rania sendirian.

Dengan berusaha sabar Rania berkata,

"Huh sabar Ran, dia emang gitu." Ucap Rania sambil menenangkan dirinya.

Tidak sampai disana, Rania yang menyusul langkah Adi dari belakang tiba-tiba tidak sengajak menendang meja yang ada di dekatnya.

"Aww!! sakit banget!" Teriak Rania sambil menahan sakit.

Adi yang sadar bahwa kaki Rania tersandung langsung menghampiri Rania.

"Lo gapapa?" Tanya Adi.

"Kaki gue sakit banget, kesandung meja tadi." Jawab Rania.

"Yaudah mana sini kakinya." Ucap Adi sambil menggapai kaki Rania.

"Duduk sini, pelan-pelan." Kata Adi sambil menggotong Rania.

Rania yang kesakitan tidak bisa berkata-kata lagi. Ia hanya bisa menahan sakit.

Karena kakinya yang lumayan keras menghantam meja, Adi pun berusaha membuka sepatu Rania secara perlahan.

"Mana sini, buka dulu sepatu lo." Ucap Adi.

"Aww sakit!" Hanya itu yang Rania ucapkan.

Adi pun melihat kuku kelingking Rania yang berdarah, ia langsung mencari obat untuk Rania dan mengobati kakinya.

"Tuh kan dia baik banget." Kata Rania dalam hati sambil mengagumi Adi.

Adi yang sadar bahwa ia terus diperhatikan oleh Rania lalu bertanya,

"Lo kenapa ngeliatin gue kayak gitu?"

Tanya Adi.

"Ehmm gk gk, gapapa." Jawab Rania dengan salah tingkah.

Setelah mengobati kaki Rania dan memastikan Rania sudah baik-baik saja, Adi pun berkata,

"Udah gk sakit lagi kan?" Tanya Adi sambil memastikan Rania baik-baik saja.

"Iya, aku udah gapapa kok." Jawab Rania.

Adi pun pergi meninggalkan Rania.

Rania yang berbohong karena mengatakan dirinya baik-baik saja, ia lalu berkata,

"Kenapa gue gk jujur aja sih tadi, kalo kaki gue masih sakit. Siapa tau kan dia gotong gue sampe ke atas." Ucap Rania sambil kesal pada dirinya sendiri.

Rania pun berusaha menaiki tangga dengan kaki yang masih sakit.

Akhirnya setelah menahan sakit, Rania sampai di ruangan kerjanya.

Rania terus mengingat kejadian hari ini, mulai dari Adi yang menawarkan bantuan karena mobilnya mogok.

Setelah itu ia melihat Adi yang begitu tampan hendak melaksanakan sholat Jumat. Dan sekarang Adi malah bantuin dia karena kakinya kesandung.

Bisa bayangin kan betapa senang dan kagumnya Rania hari ini.

Jam istirahat makan siang pun dimulai, Rania yang pasrah dengan keadaan kakinya. Ia pun memilih untuk tidak makan siang daripada ia naik turun tangga dan keluar untuk mencari makan.

"Alamat gue gk makan siang deh hari ini, daripada gue harus keluar nyari makan terus gue kesakitan mending gk usah." Ucap Rania.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu di ruangan Rania, Rania yang malas berjalan langsung menyuruh orang itu masuk.

"Tok tok tok" Suara pintu diketok.

"masuk aja!" Jawab Rania.

Tanpa disangka-sangka ternyata orang itu adalah Adi yang ternyata membawa makan siang untuk Rania.

"Nih makan siang buat lo, gue tau lo gk bisa turun buat beli makan." Kata Adi sambil memberikan makanan.

Rania yang tidak percaya dengan sikap Adi hari ini, ia hanya terdiam dan menatap Adi dengan heran.

"Thank you Di." Hanya kalimat itu yang terucap dari bibir Rania.

Tanpa basa-basi lagi, Adi langsung keluar dari ruangan Rania dan langsung pergi ke ruangannya lagi.

"Hari ini gue bener-bener beruntung! Ohh my God seneng banget." Ucap Rania sambil tersenyum senang.

Ia memakan makanan yang diberikan Adi dengan penuh semangat, ia senang karena hari ini Adi benar-benar perhatian padanya.

Entah karena kebetulan, atau memang hanya kasihan padanya, ia tak peduli. Yang penting hari ini dia bisa dekat dengan Adi.

Waktunya pulang kerja.

Rania yang bingung dengan siapa ia akan pulang hari ini pun berharap agar Adi yang mengantarkannya pulang.

"Adi bakal ngajak gue pulang gk ya?" Tanya Rania sambil berharap agar Adi menjaknya pulang.

Mungkin karena hari ini Tuhan berpihak padanya, Adi pun benar-benar memasuki ruang kerja Rania dan mengajak Rania pulang bersama.

"Lo pulang sama gue aja." Ajak Adi.

"Iya deh aku bareng kamu aja, ehh tapi beneran gk ngerepotin kan?" Tanya Rania

"Santai aja sama gue." Jawab Adi.

Mereka pun keluar dari ruangan Rania dan menuruni tangga sambil Adi memegang tangan Rania.

Rania yang semakin tidak karuan hatinya, lalu berkata dalam hati,

"Aduhh makin menjadi nih hati gue, deg-degannya kenceng banget lagi. Rasanya pengen pingsan." Gumam Rania dalam hati.

Sesampainya di mobil Adi, Adi lalu membukakan pintu mobilnya untuk Rania.

Entah apa tujuan Adi, namun Rania tak peduli yang penting hari ini ia bisa bersama dengan Adi walau hanya sesaat.

Dalam perjalanan Rania mencoba mengajak Adi untuk mengobrol.

"Adi, kamu...."

Tanpa mengetahui apa pertanyaan Rania Adi langsung memotong perkataan Rania.

"Udah jangan banyak nanya." Kata Adi.

Rania pun menuruti kata Adi, sepanjang perjalan nya menuju rumah Rania, Rania tidak bicara sepatah kata pun agar Adi tidak terganggu dengan dirinya.

Akhirnya mereka sampai di rumah Rania, lalu Adi kembali membukakan pintu mobilnya untuk Rania sambil memegangi tangan Rania.

"Kamu mau mampir dulu? Biar aku buatin minum." Ujar Rania.

"Gk usah, gue langsung balik aja." Jawab Adi.

Adi pun langsung pulang dan Rania masuk ke rumahnya.

Dengan perasaan yang masih berbunga-bunga Rania pun berkata,

"Hari ini hari yang indah banget, kayaknya gue tau siapa pangeran gue." Kata Rania sambil mengambil handuk untuk mandi.

Setelah Rania selesai mandi, ia langsung ke meja makan dan mengambil piring untuk makan.

Namun makan malam kali ini berbeda dengan makan malam sebelumnya.

Rania tidak menghabiskan makanannya karena terus menerus memikirkan Adi.

Ia juga lupa menghubungi ibunya yang berada di Malang. Mungkin karena prilaku Adi hari ini yang sangat berbeda membuat Rania terkesima dengan Adi.

Dan berharap Adi tidak merubah prilakunya lagi.

"Adi itu kadang hatinya kayak malaikat, kadang juga kayak iblis. Tapi semoga aja seterusnya hatinya kayak malaikat." Tutur Rania.

Setelah Rania selesai makan malam, ia tidak lupa untuk menggosok giginya sebelum tidur. Setelah selesai menggosok gigi, Rania langsung pergi ke kamar.

Sebelum ia tidur, ia berdoa terlebih dahulu agar ia bisa bermimpi indah dan bermimpi tentang Adi.

Ia juga berharap agar besok ia bertemu Adi lagi, tapi dengan suasana yang sama seperti sekarang.

Terpopuler

Comments

Dewi

Dewi

Hi kak mampir yuk ke novelku
"Pernikahan dini"
"suamiku kakak kelas tampanku"
Trimakasihh

2020-10-03

0

Ketut Umik Utari

Ketut Umik Utari

love buat authornya

2020-10-02

0

ptr_25

ptr_25

next

2020-10-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!