eps 2. Awal Pertemuan

Seperti biasa pukul 7 pagi di kamar Rania alarm Rania pun berbunyi, namun Rania masih belum bangun karena semalam ia tidur terlalu larut.

10 menit setelah alarm Rania berbunyi, baru ia terbangun dan sadar lagi dan lagi ia telat bangun.

Sadar dirinya terlambat tanpa berkata kata Rania langsung bergegas mengambil handuk.

Ia mandi hanya sebentar, yang terpenting wajahnya tidak terlihat seperti baru bangun.

Setelah ia selesai mandi, ia lalu memakai pakaiannya dan setelah itu langsung pergi ke kantor.

kali ini ia lupa memakan sarapannya.

Setelah ia sampai di kantor, ia disambut oleh pak satpam yang mengetahui bahwa Rania telat lagi.

"Pagik mbak, telat lagi ya mbak?" Tanya pak satpam.

"Pagi pak, iya pak saya telat lagi. Saya duluan ya pak." Sahut Rania sambil terus berjalan menuju ruangannya.

Selama Rania berada di ruang kerjanya ia baru ingat bahwa dirinya tidak sempat sarapan.

Setiap Rania lupa atau dengan sengaja melewatkan sarapannya pasti ia akan merasa pusing dan lemas.

"Oh iya! Gue lupa makan sarapan gue. Pantes aja kepala gue pusing." Gumam Rania dalam hati.

Pukul 12 siang waktunya semua karyawan istirahat untuk makan siang.

Rania merasa sangat lemas dan sedikit pusing karena tadi pagi ia tidak sempat sarapan.

Saat Rania ingin keluar untuk mencari makan siang, ia justru jatuh pingsan karena tidak sanggup menahan pusing.

Karyawan baru yang bernama Adi, melihat Rania pingsan lalu bergegas mengangkat Rania untuk membawanya ke klinik dekat kantor.

Sebenarnya Adi adalah orang yang sangat cuek namun tetap perhatian. Adi tidak bisa melihat perempuan menangis, apalagi sampai pingsan.

Di Klinik

Rania akhirnya sadar dan ia kebingungan. "Aku ada di mana?" Tanya Rania.

"Kau di klinik karena tadi kau pingsan." Adi menjawab dengan ekspresi yang cuek.

"Kau yang membawaku kesini?" Tanya Rania lagi.

"Iya." Adi menjawab dengan ketus.

"Kau pingsan karena kau tidak sarapan. Karena itu aku membelikanmu bubur untuk kau makan." Ucap Adi.

"Terimakasih." Jawab Rania sambil memperhatikan wajah Adi yang tampan.

"Karena kau sudah sadar, aku pergi dulu." Ucap Adi tanpa melihat Rania.

"Ohh ok, sekali lagi terimakasih karena sudah membawaku kesini." Jawab Rania.

Adi pun meninggalkan Rania di klinik, sedangkan Rania masih tidak percaya bahwa ada pria tampan yang membawanya dari kantor ke klinik.

Rania baru sadar bahwa ia lupa menanyakan nama pria itu.

"Aduhh gue lupa lagi nanyain namanya dia!"

"Kayaknya gue gk pernah liat dia deh, jangan-jangan dia karyawan baru? lagian gue kenapa bisa lupa nanyain namanya siih ahh!" Ucap Rania sambil kesal dengan dirinya.

Rania pun makan bubur yang diberikan Adi, sambil membayangkan wajah Adi yang tampan.

"Tu cowok udah ganteng, perhatian lagi. Walaupun tadi agak cuek sihh." Ucap Rania dalam hati.

Karena Rania sudah merasa membaik dan tidak lemas lagi, ia pun bergegas meninggalkan klinik dan pergi ke kantor lagi.

Sebelum ia pergi ke kantor, tak lupa ia membayar tagihan obatnya.

Namun ternyata obatnya sudah ditebus oleh Adi.

Karena merasa tidak enak, ia langsung buru-buru pergi ke kantor untuk menemui Adi.

Sampainya Rania di kantor, ia berusaha mencari-cari Adi namun ia tidak menemukannya karena Adi sedang berada di ruangan bos.

Rania pun menyudahi pencariannya, ia akan mencari Adi lagi setelah nanti pulang kerja.

"Dia kemana ya?, kok gk ada sih?"

Tanya Rania sambil terus mencari cari Adi.

"Nanti aja deh pulang kerja gue nyari dia lagi, siapa tau nanti ketemu." Sambung Rania.

Saat jam pulang kerja Rania berusaha mencari Adi lagi namun ia tetap tidak menemukannya karena Adi sudah pulang duluan.

Rania pun memilih untuk pulang,

dengan harapan besok pasti akan bertemu dengan Adi.

Sampainya Rania di rumah, ia langsung mengambil handuknya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah Rania selesai mandi, ia langsung mengambil piring untuk makan.

Ia masih saja membayangkan wajah Adi. Saat ia mandi, tidur, makan malam yang terbayang hanya wajah Adi yang tampan.

Sampai-sampai Rania lupa mengabari ibunya.

"Astaga gue lupa ngabarin ibu!" Ucap Rania sambil menepuk jidatnya.

Rania pun langsung mengambil ponsel dan menghubungi ibunya.

"Assalamualaikum bu, maaf Nia baru sempet ngabarin ibu" Ucap Rania.

Nia adalah nama panggilannya di kelurganya.

"Waalaikumsalam nduk, gapapa nduk ibu juga baru pulang dari rumah bude mu." Jawab ibu Rania.

"Ibu jangan lupa makan ya, jaga kesehatan juga. Nanti kalo misalnya Tari nakal bilang ke aku ya bu." Ucap Rania dengan nada lembut.

"Iya nduk, kamu juga jaga kesehatan selama di Jakarta. Kalo ada apa-apa cerita ke ibu."

"Iya bu, Nia tutup teleponnya ya bu, assalamualaikum." Ucap Rania.

"Waalaikumsalam." Jawab ibu Rania.

Rania lalu meletakkan ponselnya.

Kebiasaan Rania menghubungi ibunya bukan tanpa alasan. Itu ia lakukan agar ibunya tidak khawatir dengan keadaannya di Jakarta agar ibunya juga tahu keadaanya selama berada di Jakarta.

Ia juga tidak lupa dengan tanggung jawabnya sebagai anak, setiap bulan Rania mengirim uang kepada ibunya untuk keperluan sekolah adiknya dan keperluan sehari-hari ibunya.

Setelah Rania menutup teleponnya, ia langsung kepikiran tentang Adi lagi.

"Siapa ya cowok tadi?" Rania sangat penasaran dengan pria itu.

Pria yang telah menolongnya dan membawanya ke klinik.

Mungkin kalau Rania tidak bangun telat dan lupa sarapan, ia tidak akan pingsan dan tidak akan bertemu dengan Adi.

Tapi jika itu benar terjadi, pasti Rania tetap bertemu dengan Adi.

Tapi mungkin dengan cara yang sangat berbeda.

Ia hanya akan berkenalan dengan Adi dengan cara yang biasa.

Maka dari itu Rania sama sekali tidak menyesali kecerobohannya.

Rania justru sangat senang bisa bertemu dengan cara seperti ini,

dan lagi pula ia juga sedang mencari tambatan hati untuk dirinya.

Karena selama ini ia selalu sendiri, pergi ke kantor sendiri, makan siang sendiri, pulang kantor sendiri.

Semuanya ia lakukan sendiri,

maka dari itu ia berharap agar ada pria yang menyayanginya suatu hari nanti.

Dan saat ini ia bertemu dengan Adi, ia percaya bahwa Adi orang yang bertanggungjawab dan peduli dengan wanitanya nanti.

Rania masih saja memikirkan Adi yang menolongnya tadi siang.

Ia masih menyesali kesalahannya,

kenapa ia lupa menanyakan nama karyawan baru itu.

Setelah berjam-jam memikirkan wajah Adi, dan menebak-nebak namanya,

Rania pun memilih untuk tidur. Sebelum ia tidur, ia tidak lupa untuk menggosok giginya dan mencuci kakinya.

Setelah itu baru ia tidur dengan harapan besok pagi ia akan bertemu dengan Adi di kantor.

Terpopuler

Comments

Dinata

Dinata

Mantap thor

2020-10-05

1

🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖

🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖

Selalu semangat

2020-10-04

0

Ketut Umik Utari

Ketut Umik Utari

lanjut terus thor, ceriyanya bag us loh

2020-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!