kesepian

Danu menghela nafas panjang menyusuri jalan yang setiap hari ia lalui bersama saras. ada banyak kenangan disetiap sudut jalan ini,dari mulai ia bergandeng tangan saras setiap hari ketika mereka sama-sama bejalan menuju sekolah dasar, hingga seragam merah putih itu digantikan oleh seragam putih birupun mereka masih selalu bersama.Danu tersenyum tipis ketika ada sekelebat kenangan terakhir,saat ia menjatuhkan saras dari sepedanya. Danu menghentikan langkahnya ada rasa yang tak mungkin ia katakan pada siapapun untuk saat ini,antara rindu dan kebencian yang setiap hari kian membuatnya sulit untuk bernafas. ya,rindu pada saras dan benci pada dirinya sendiri yang begitu tega berbuat jail pada saras. masih terngiyang jelas celote saras saat masih kecil dikepala danu,sifatnya yang energik tak pernah luput dari pandangan danu kala itu. bukan tanpa sebab Danu berubah sikap terhadap saras ada satu hal yang tak sanggup ia katakan dengan jujur dihadapan saras. rasa yang tak biasa dan rasa yang mungkin tak akan pernah ia katakan pada saras untuk selamanya.

waktu sudah menjelang senja entah kapan ia akan berjumpa lagi dengan saras,dan apakah mungkin waktu itu masih ada untuk mereka bertemu? ia tidak tau.

lamunan Danu terusik ketika seseorang menepuk bahunya dari belakang. Danu menoleh kearah orang tersebut. dengan senyuman setengah meledek dia tersenyum kearah Danu

" ga lucu." ucap Danu yang sebenarnya kaget dibuatnya

" segitu marahnya," jawab anwar bergurau

" WA dong klo kangen. udah kaya hidup dizaman batu aja deh kamu." ucap anwar ceplas ceplos

" WA ny ga aktif. udah ganti nomor kali." jawab Danu sejadinya

anwar menyinggung kan setengah bibirnya. hingga akhirnya dia berkata

" makanya,ga usah sok-sok an jailin cewe bro. akhirnya,dia pergi kan? dan terus nomor loe di blok deh. sakit,bro. "

Danu menatap sinis kearah anwar

" pidato mulu loe,ngantuk gue dengernya." Danu masih acuh tak acuh sambil menatap lalu lalang kendaraan yang melintas dihadapannya.

" yeah,,,si penjol klo orang lagi cerita senengnya ngamuk mulu. " balas anwar

" udah ah jangan ngomong terus,pusing kepala gue." pinta danu

" iye,iye gue diem." jawab anwar terpaksa

hening sejenak.

" eh,kok loe jadi pendiem gitu?" tanya Danu heran

anwar mengerutkan alisnya dan berkata ketus

" tadi kan loe yang nyuruh gue diem!"

Danu spontan tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah anwar yang sangat kesal terhadapnya.

"puas?" tanya anwar

" puas banget,sumpah gue puas banget." jawab Danu masih tertawa.

"saras lagi ngapain ya nu?"

mendengar nama itu tawa Danu seketika utu terhenti. raut wajah yang tadinya ceria kini berubah kaku layaknya kanebo kering.

" tuh,bener kan gue loe ada rasa sama saras? muna sih loe "

Danu reflek memukul bahu anwar..

" aduh,sakit mas bro"

" bodo amat." jawab Danu ketus

langkah keduanya terhenti tepat didepan rumah saras. anwar menoleh kearah Danu tanpa suara

" cuy,klo nanti saras pulang terus gue ga ada. loe mau tolongin gue ga? " tanya Danu masih menatap rumah minimalis bertingkat dua tersebut.

" males." jawab anwar sejadinya

" seriusan cuy" balas Danu

" emangnya loe mau kemana? " tanya anwar heran.

Danu menundukan kepalanya untuk menutupi raut wajah sedihnya kepada anwar.

" loe nangis? emangnya loe kenapa sih?" tanya anwar. Danu mengangkat wajahnya

" ga apa2 takutnya gue udah tidur begitu saras pulang." canda Danu

" siaul loe,gue udah serius gini. eh,loenya bercanda." mereka pun tertawa bersama

hey,hey,,,,kelamaannya up nya ya? sori ya,,,lagi banyak tugas negara guys. Hehehe,,,

sebelum aku lanjut aku cuma mau bilang jangan lupa vote aku ya???

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!