saras masih terlelap didalam mobil setelah hampir 9jam melakukan perjalanan dengan keluarganya menuju surabaya. saras adalah anak tunggal dari keluarga bapak haris jadi wajar saja jika semua yang saras mau hampir sepenuhnya dituruti. meskipun begitu saras bukanlah tipe gadis manja,dia akan selalu berusaha dengan gigih untuk mendapatkan apa yang dia mau.
mobil sport pajero putih itu memasuki sebuah halaman rumah tingkat dua yang cukup besar. tak ada yang menyambut kedatangan mereka ketika mobil itu berhenti di depan pintu rumah besar itu.
" memangnya tidak ada siapa-siapa ya,yah?"tanya saras
heran sambil membuka kaca jendela mobil itu.
"seharusnya sih ada. tapi,kok sepi ya," ucap ayah sambil melangkah keluar mendekati pintu utama yg kokoh tersebut.
"bener ini kan alamatnya yah? " tanya saras
"iya,bener." jawab ayah mantap
hening sejenak menyelimuti mereka semua. Saras menyandarkan tubuhnya sambil menekuk kaki kirinya kearah tembok dan satu lagi bertumpu kelantai. tak lama kemudian keheningan itu pecah saat seorang paruh baya memasuki halaman rumah dengan sepeda motor dan menyapa mereka semua dengan hangat. ya,dia adalah penjaga rumah mewah ini
" bapak haris ya? " tanya nya ramah
" iya betul pak," jawab ayah mantap
" maaf,saya membuat bapak menunggu lama. tadi saya habis kewarung pak," ucap pria paruh baya tersebut seraya membuka pintu rumah tersebut dengan kunci yang dibawanya.
" klik.' pintu tersebut terbuka
" silahkan,, " ucap pria tersebut dengan ramah
"terima kasih ya pak? " ayah membalas sambil menarik troli pakaian ditangan kirinya.
" klo perlu apa-apa saya ada dibelakang ya pak?"
"oh,,,iya pak. maaf nama bapak siapa ya? "
" oh iya sampe lupa,nama saya dirno." jawab pria itu dengan logat jawa yang kental
" iya pak dirno sekali lagi saya berterima kasih."
pak dirno tersenyum ranah kearah saras,ibu dan ayah. hingga akhirnya beliau pamit mundur menuju teras belakang rumah.
rumah berlantai 2 ini,adalah rumah dinas yang akan saras dan keluarga tempati untuk 3-5thn kedepan. saras merebahkan tubuhnya,mencoba untuk melanjutkan tidurnya yang terputus. namun,kedua mata saras masih tetap terjaga seakan menolak untuk terpejam walaupun hanya sejenak. ia pun memutuskan untuk membuka jendela kamarnya dan menatap kearah taman mini yang tepat berada disamping kamarnya. "pemandangannya cukup indah." bisik saras
suasana hatinya benar-benar terhibur mendengar gemericik air terjun buatan yang ada ditaman mini tersebut.
saras menatap arloji yang masih menempel di tangannya. saras bergegas pergi menuju ruang tengah saat arloji tersebut menunjukan pukul 15.00
" aku harus menemui ibu." ucap saras seraya membalikan tubuhnya.
setibanya di ruang tengah. saras bisa melihat pemandangan yang tak biasa. saras tersenyum ketika ia menghampiri ibu. seorang pria paruh baya dan seorang anak laki-laki yg sangat menggemaskan sedang berbicara dengan asyik.
"aunti,,,,'" ucap bocah berusia 5thn tersebut
saras tersenyum lebar menatap penuh rindu kearah bocah laki-laki tersebut. kedua tangannya meraih bocah tersebut dan memeluknya dengan erat. ya,dia adalah zildan anak dari tante widia adik kandung ibu.
" aunti,kangen sama zildan." ucap saras
ibu dan om fajar tersenyum penuh haru melihat kedekatan mereka.
" aunty punya permen ga?" ucap bocah lima 5tahun itu dengan raut wajah polos
" ada dong,taraaaa. " saras mengeluarkan sebuah permen dari saku celananya. betapa bahagianya bocah tersebut ketika permen tersebut sudah berpindah kedalam genggamannya.
" zildan malam ini tidur sama kamu ya? " ucap ibu
" beres." jawab saras
" ya sudah mba,sekali lagi saya minta maaf klo merepotkan. besok pagi zildan saya jemput."
" iya,hati-hati ya" pesan ibu
" jangan nakal ya?" pesan om fajar sambil membelai rambut zildan.
zildan mengangguk cepat
" ajak mama kesini ya,klo papa jemput aku?" pinta zildan
senyum om fajar mengembang hingga akhirnya berkata
" beres bos kecil."
om fajar melangkah menjauh dari hadapan kami,menuju garasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments