"Latifah.. kamu ngagetin aja" wajah Betari benar-benar sudah memerah saat ini
"Astaga.. jangan disini dong mesra-mesranya! Kasian sama yang jomblo" Latifah adalah karyawan di bakery milik Tari, wanita itu juga sahabat Betari sejak masih menempuh pendidikan di salah satu universitas
"Kayaknya kamu harus cari karyawan baru deh sayang"
"Nggak bisa bapak Prasetya yang terhormat.. saya ini adalah tangan kanan sekaligus tangan kiri dari ibu Ayyana Betari" Latifah mengatakan itu dengan nada yang terdengar sangat sombong, wajar saja karena dirinya memang bekerja ditempat ini sedari awal Ayyana Bakery dibuka empat tahun lalu
"Sombong sekali" Prasetya berdecih, entah kenapa karyawan istrinya yang satu ini memang sedikit menyebalkan
"Sudah, ngapain malah ribut sih" Tari tak habis pikir kenapa juga sang suami malah meladeni omongan Latifah "Udah sana Fa! Kamu banyak kerjaan kan"
"Siap ibu bos" Latifah mengatakan itu sambil bersikap hormat dengan mengangkat tangan "Ingat! Jangan mesum disini"
"Kayaknya kamu memang harus pecat dia!" Prasetya benar-benar dibuat kesal, terlebih wanita menyebalkan itu berlalu begitu saja sambil tertawa
"Udahlah, ngapain jadi ngurusin Latifah"
"Iya juga" Bukannya masuk mobil dan pergi, Prasetya malah membuka pintu penumpang dan menyuruh sang istri masuk
"Ngapain lagi aku masuk?"
"Udah masuk aja!" Tak ingin membantah, Betari segera masuk dan duduk lalu memberi tempat pada sang suami yang juga ikut masuk
"Mas mau apa sih?" Bukannya menjawab, pria itu menahan tengkuk sang istri lalu melumat bibir ranum wanita itu dengan lembut sementara tangan yang satunya bertengger dengan sempurna pada pinggangnya yang ramping
Masih sibuk dengan permainan menyenangkan itu, dua sejoli itu dikejutkan oleh suara dering dari ponsel milik Prasetya yang terdapat pada saku jas mahalnya
"Ada telepon mas" Tari sedikit mendorong tubuh sang suami hingga ciuman itu terlepas
"Ck. Siapa sih yang ganggu!" Prasetya hanya bisa menggerutu sambil memeriksa benda pipih itu dan nama sang ayah tertera dilayar
"Papa" Betari sedikit merasa bersalah, ayah mertuanya itu pasti sudah menunggu lama dan sang suami justru tengah asyik bersama dirinya
"Halo pa" Prasetya hanya mendengar saja Omelan dari sang papa saat benda pipih itu ia tempelkan pada telinga
"Iya, Pras lagi dijalan, tadi nganterin Tari dulu soalnya" Suara dari seberang sana sedikit melunak setelah ia menyebutkan nama sang istri
"Lima belas menit lagi Pras sampe!" Pria itu lalu memutus sambungan telepon dan meletakkan kembali benda pipih itu kedalam saku
"Udah sana buruan! Kasian papa pasti udah nunggu lama!"
"Tapi mas masih mau lagi!" Rengek Prasetya yang terlihat seperti anak kecil
"Nggak usah becanda deh mas! Udah ayo keluar!" Dengan sangat terpaksa Prasetya keluar dari dalam mobil, lalu melindungi kepala sang istri ketika wanita itu keluar
"Belum pergi aja, mas udah kangen"
"Hati-hati dijalan nya! Dan ingat jangan sampe mas jelalatan liat teteh-teteh Bandung yang cantik-cantik!"
Prasetya hanya terkekeh, lalu mendaratkan satu kecupan pada kening sang istri "Udah nggak ada tempat untuk perempuan lain disini!" Ia mengatakan itu sambil menunjuk ke arah dada
"Udah sana! Nanti papa makin marah"
Prasetya masuk kedalam mobil, lalu menurunkan kaca dan melambaikan tangannya kearah sang istri yang masih berdiri disana
"I LOVE YOU" Teriak Prasetya sebelum mobil mewah itu benar-benar pergi
Setelah mobil milik sang suami pergi, Tari masuk kedalam toko bakery miliknya dengan perasaan yang campur aduk
"Lipstik nya berantakan tuh" Suara Latifah membuat langkah Batari terhenti, bodohnya ia yang tak memeriksa lagi penampilan saat keluar dari mobil
Wanita cantik itu tak menjawab, ia hanya berlalu saja ke arah dapur sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan, sungguh benar-benar memalukan
"Bu Tari kenapa?"
"Anak kecil nggak usah kepo, lanjut kerja sana!"
Gadis cantik yang baru bekerja itu berlalu pergi sambil menggerutu dan itu terdengar jelas oleh Latifah
Pekerjaan Tari hari ini memang sangat banyak, dirinya baru bisa bernapas lega saat pesanan wedding cake telah sampai dengan selamat di venue acara pernikahan salah satu pelanggan
Tanpa terasa hari sudah malam dan sudah pukul sembilan malam, ini adalah waktu untuk toko tutup, sebenarnya sudah dari satu jam yang lalu hanya saja karena sang suami sedang tidak dirumah, Tari memutuskan untuk lebih lama lagi berada di toko
Semua Karyawan telah pulang, hanya tersisa Latifah saja karena memang wanita itu adalah sahabat Betari dan tidak ingin meninggalkan nya sendirian
"Kita pulang sekarang!" Ajak Latifah saat melihat sahabat sekaligus atasannya itu telah selesai dengan kegiatannya
"Bentar, aku ambil tas dulu!" Setelahnya Betari kembali dengan membawa tas kecil dan ia sematkan pada bahunya
"Mau aku anterin aja?" Tawar Latifah, rasanya ia tidak sampai hati meninggalkan Tari sendirian disini terlebih hari sudah cukup larut
"Nggak usah, kamu duluan aja! Rumah kita kan nggak searah" Tidak mungkin untuk merepotkan wanita itu sekarang terlebih dia menggunakan sepeda motor. Andai ada sang suami jelas tidak akan begini karena pria itu akan datang menjemput tepat jam delapan malam
"Beneran nggak pa-pa?"
"Iya, sebentar lagi taksi online nya juga sampe"
Sepuluh menit setelah kepergian Latifah, sebuah mobil berhenti tepat didepannya. Tanpa menunggu lagi Betari segera masuk dan duduk di kursi penumpang
"Sesuai aplikasi ya mas!" Betari mengatakan itu tanpa melihat siapa supirnya
"Maaf! Saya bukan taksi online mbak" Tari membelalakkan matanya setelah mendengar apa yang dikatakan seorang pria didepan
"Maaf mas.." Tari jadi tidak enak hati, hal ini sungguh memalukan baginya, segera wanita cantik itu keluar dari dalam mobil berwarna hitam itu
"Sial! Tuh cewek cantik banget"
Pria yang berada dibalik kemudi itu malah keluar dan menghampiri Tari yang sudah berada diluar mobil
"Ada apa yaa mas?"
"Saya taksi online kok mbak!"
Tari mengerutkan keningnya. Kenapa tiba-tiba saja berubah, atau jangan-jangan pria didepannya ini memiliki niat jahat
"Sebentar lagi taksi pesanan saya juga datang mas" Tari masih berusaha bertutur lembut takut pria tersebut memang orang jahat
"Untuk seorang bidadari seperti kamu saya rela jadi apapun" Tari jadi semakin takut, segera ia menjauh dari pria yang ia pikir berbahaya
"HEY.. CANTIK"
Tari semakin mempercepat langkahnya. Hari sudah semakin gelap, beberapa ruko disepanjang jalan juga telah tutup dan mobil dibelakangnya juga mengikuti
"Itu kenapa mobilnya ngikutin sih. Itu pasti orang jahat" Betari semakin mempercepat langkahnya bahkan sedikit berlari
Sialnya saat melewati sebuah bangunan tidak terpakai, tiba-tiba tiga orang pemuda menghentikan langkahnya, berdiri dihadapannya dengan tubuh sempoyongan. Pasti tiga pemuda itu tengah mabuk jelas sekali dari cara berdiri dan aroma menyengat dari tubuh ketiganya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Mahmudah Mahmudah178
lanjut thor
2025-06-22
1