Bab 5. Sebuah dosa

"Siang nanti masak ayam di gulai saja!" Warti memberikan menu pada Julia.

"Baik, Bu." Julia mengangguk saja karena tidak pernah membantah memang.

"Coba lah menantu ku yang lain masak, masa masakan nya Julia terus yang kita makan." Karto mulai bicara.

"Aku tidak pernah masak jadi tidak mungkin dong Bapak minta masakan ku." Selia langsung menjawab.

"Kalau Julia kan memang sudah terlatih mandiri ya sejak kecil, jadi dia bisa apa saja." sahut Maura pula.

"Tapi kan tidak mungkin nanti anak kita yang memasakan malah Julia." Amir suami Maura membuka suara.

"Kalau kita sudah di rumah sendiri ya aku bayar pembantu lah, masa kamu tidak sanggup memberi kami pembantu! aku di rumah saja ada pembantu pribadi." ujar Maura sengit.

Julia malas mendengar omongan mereka karena nanti tau tau nya malah lari juga pada diri nya, sampai semua sudah bubar dari meja makan dan Warti juga memilih untuk pergi karena dia ada acara dengan teman teman nya.

Kalau sudah semakin siang maka rumah semakin sepi karena para menantu tua pasti sedang sibuk untuk belanja atau hanya sekedar keluar dengan teman teman nya, hanya Julia dan Jena yang anteng di rumah menghabiskan waktu mengurus anak. kalau Julia membereskan rumah, karena anak nya belum lahir.

"Mbok mau ke pasar beli beberapa bumbu, Nduk Lia diam di rumah saja ya." pamit Mbok.

"Sama beli santan juga ya, Mbok." pinta Julia.

"Itu ada kelapa banyak di belakang, biar Mbok kupas dan sekalian patut nanti ya." Mbok tidak mau Julia kena marah.

"Oh ada ya kelapa nya, ya sudah aku kupas nanti lah." angguk Julia pelan.

Maka Mbok pun pergi ke pasar untuk membeli beberapa bumbu dan juga ayam tambahan, keluarga ini setiap makan akan ganti lauk sehingga bisa di bilang sehari tiga kali Julia masak untuk mereka semua dan itu bukan untuk jumlah yang sedikit tentu nya.

"Aku pamit dulu, Kak." Jena sudah menggendong Saka.

"Mau kemana, Jen?" tanya Julia karena adik ipar nya rapi sekali.

"Saka mau imunisasi, aku agak lama pulang nya." jawab Jena pelan karena dia sedang tidak mood.

"Ya sudah, kamu hati hati lah." jawab Julia menatap Jena yang sudah naik motor menuju rumah bidan.

Sekarang dia benar benar hanya sendirian di rumah ini, rasa nya agak tenang dan bahagia karena tidak ada mata mata yang melihat, terasa damai dan adem. andai kan saja setiap saat ia bisa begini, maka pasti Julia akan sangat bahagia menikmati hidup nya sebagai istri Alan pria yang amat ia cintai.

"Aaah bisa lah santai sejenak, Ya Allah enak nya kalau hidup ku begini terus!" Julia rebahan di sofa ruang tamu.

Tidak ada yang memarahi atau juga yang menatap dia sinis, semua ipar nya sudah pergi, yang dua memang hanya asik jalan jalan. tapi yang satu lagi jaga toko milik nya sendiri, Yuni selalu sibuk dan dia jarang ada di rumah sampai malam tiba.

"Kalau di pikir pikir apa aku minta di buka kan toko juga ya, biar tidak di rumah terus." gumam Julia pelan.

"Tapi nanti kata nya mau bersaing sama Yuni, itu anak gaya nya saja diam tapi pintar menghasut." keluh Julia hapal dengan semua tabiat ipar nya.

"Julia."

Mendengar ada suara yang memanggil maka Julia langsung kaget, ternyata Karto masih ada di rumah dan barusan Julia rebahan tanpa tau kondisi. yakin sekali bahwa barusan Karto melihat bagian intim nya walau masih di bungkus dengan kain segi tiga, tapi tetap saja rasa malu mengakar dalam hati.

Mata Karto saja barusan mengarah pada bagian sana, membuat Julia gugup dan ini cuma berdua saja, apa lagi saat Karto duduk di samping nya. padahal biasa nya Julia merasa senang di temani, namun kali ini dia serasa mau berontak lari.

"Lagi istirahat ya?" Karto menepuk paha Julia yang pakai daster panjang.

"I..iya, Pak." jawab Julia berdegup kencang karena takut.

"Mumpung rumah lagi kosong, memang lebih baik kamu istirahat dulu." Karto tersenyum dan tangan nya menggosok paha menantu nya.

"E maaf, Pak!" Julia agak minggir karena dia punya firasat yang tidak bagus.

"Kenapa? kamu takut ya." Karto malah semakin mendekati nya.

"Pak jangan begini." Julia langsung mau berdiri.

Rasa percaya nya pada sang mertua langsung luntur begitu saja, selama ini memang beredar kabar yang tidak sedap, namun dia tidak percaya karena Karto terlihat seperti orang benar dan tidak banyak tingkah. tapi yang di alami nya sekarang membuat dia yakin, kalau kabar angin memang benar ada nya.

"Bapak jangan macam macam!" Julia mulai marah akan tindakan Karto.

"Macam macam bagai mana, malah Bapak mau membantu kamu biar si Warti itu tidak marah marah lagi." bujuk Karto.

"Tolong jangan buat hilang rasa hormat saya, Pak." Julia sudah kecewa akan sang mertua.

"Kalau kamu layani saya sekali saja, maka akan saya katakan pada Warti agar kamu tinggal di rumah sendiri." janji Karto sambil tersenyum manis.

Julia tertegun seolah dia tertarik dengan tawaran itu, begitu berat tinggal di rumah ini sehingga begitu ada tawaran malah dia mau saja. padahal ini sangat dosa, sama saja mengkhianati suami sendiri dengan kejahatan yang paling besar.

"Sekali saja, maka akan langsung ku katakan ada Warti agar kau pindah." ujar Karto lagi.

"Aku tidak mau!" Julia masih berusaha melawan bisikan setan.

"Yakin kamu tidak mau, bila kamu tidak mau maka akan ku berikan tawaran ini pada Jena." seringai Karto membuat Julia tergagap.

"Ta...tapi hanya satu kali saja." Julia akhir nya malah menyerah.

Karto tertawa penuh kemenangan dan langsung menarik tangan Julia, di sofa ini mereka akan melakukan nya, semua pintu sudah di tutup dan tidak ada satu orang pun di rumah ini sehingga bisa leluasa. Julia menahan jijik karena Karto sudah tua, biasa hanya Alan yang menjamah tapi malah sekarang bibit nya.

"Oohhh kau sekali." Karto meremas kuat benda kenyal itu.

Julia cuma diam saja karena dia tidak ada minat untuk melakukan nya, Karto membuka lebar kaki Julia dan langsung ngiler melihat benda yang sangat nikmat itu. batang yang ada di dalam celana sudah mengeras, tanpa basa basi langsung saja di masukan kedalam sarang.

"Oohh ,ooohh!" Karto merem melek menikmati jepitan itu.

Air mata Julia jatuh menetes karena dia sampai mengadaikan harga diri nya seperti ini hanya karena mau pindah dari rumah, membiarkan pria bejat sedang memompa dengan brutal dan menggerang kenikmatan.

Terpopuler

Comments

FiaNasa

FiaNasa

bodoh banget jadi wanita,,rela menggadaikan tubuhnya hanya demi ingin bebas,,makan itu cinta mu pada Alan laki² yg tidak bijaksana sampai² kau merelakan tubuhmu pada mertuamu,,

2025-06-21

6

Ela Jutek

Ela Jutek

adeh kebujuk rayuan setan kau Lia, iya katanya sih cuma sekali pasti ntar minta lagi tu tua bangke

2025-06-21

3

Betri Betmawati

Betri Betmawati

rusak semua keluarga itu, ampun deh, lgian sijulia tak berfikir apa bisa itu awal, siap ini dia akn terus melayani mertua bejat nya, bodah jg dai dlm berfikir

2025-06-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Penderìtaan Julia
2 Bab 02. Di marahi lagi
3 Bab 03. Alan tidak tegas
4 Bab 4. sakit gula
5 Bab 5. Sebuah dosa
6 Bab 06. Ghibah di rumah kopsah
7 Bab 07. Di suruh pindah
8 Bab 08. Mengincar Jena
9 Bab 09. menikmati rumah sendiri
10 Bab 10. Budak sex
11 Bab 11. Ingin bunuh diri
12 Bab 12. Ketahuan Selia dan maura
13 Bab 13. Julia pergi
14 Bab 14. Bertemu sang ikonik
15 Bab 15. Ustad tantrum
16 Bab 16. Santet
17 Bab 17. Ancaman Selia
18 Bab 18. Mahluk hitam bernanah
19 Bab 19. Sayap Maharani
20 Bab 20. Sakit nya Karto
21 Bab 21. Kerumah sakit
22 Bab 22. Menghapus rekaman
23 Bab 23. Di datangi mahluk hitam
24 Bab 24. Arwah suami Laras
25 Bab 25. Penderitaan Karto
26 Bab 26. Yakin di santet
27 Bab 27. Kesal pada hantu cina
28 Bab 28. Amarah Julia
29 Bab 29. Telapak kaki terbalik
30 Bab 30. Mencari ustad
31 Bab 31. Pengakuan Karto
32 Bab 32. Pembelaan Alan
33 Bab 33. Penampakan Alan
34 Bab 34. Perut bengkak
35 Bab 35. Kematian Karto
36 Bab 36. Mayat sampai rumah
37 Bab 37. Alan tau semua nya.
38 Bab 38. Jena sangat pelaku
39 Bab 39. Ketemu rahmat
40 Bab 40. Penolakan Purnama
41 Bab 41. Penampakan di malam pertama
42 Bab 42. Peringatan Arka
43 Bab 43. Semua di teror
44 Bab 44. Amarah Alan meledak
45 Bab 45. Antara hidup dan mati
46 Bab 46. Alan melihat
47 Bab 47. Ratapan Bapak tiri
48 Bab 48. Nyanyian nestapa
49 Bab 49. Nasi busuk
50 Bab 50. Cerai
51 Bab 51. Di sentil Purnama
52 Bab 52. Amir mengamuk
53 Bab 53. Jena ketahuan
54 Bab 54. Minta tolong pada Purnama
55 Bab 55. Pertempuran sengit
56 Bab 56. Di pancing emosi
57 Bab 57. Kaki lepas lagi
58 Bab 58. Xavier frustasi
59 Bab 59. Kematian Saka
60 Bab 60. Xavier tantrum
61 Bab 61. Datang lagi
62 Bab 62. Menghantui pekerja
63 Bab 63. Mendatangi Purnama
64 Bab 64. Mimpi buruk
65 Bab 65. Mencari alat jimat
66 Bab 66. Gagal di salon
67 Bab 67. Ganguan lagi
68 Bab 68. Cerita pada Purnama
69 Bab 69. bau harum atau busuk
70 Bab 70. Maura jadi korban
71 Bab 71. Menangkap Karto
72 Bab 72. Sam dan Xavier
73 Bab 73. Santet kepala
74 Bab 74. Mayat Maura
75 Bab 75. Curiga nya Razi
76 Bab 76. Emosi pada Malik
77 Bab 77. Kecelakaan Selia
78 Bab 78. Ada nafas
79 Bab 79. Di hukum Purnama
80 Bab 80. Jimat
81 Bab 81. Arka bebal
82 Bab 82. Bisa kasar dan halus
83 Bab 83. Keluarga Ridwan
84 Bab 84. Warti selanjut nya
85 Bab 85. Jena datang
86 Bab 86. Menyiksa Jena
87 Bab 87. Siksaan Jena
88 Bab 88. Dukun
89 Bab 89. Duka besar
90 Bab 90. Di datangi Purnama
91 Bab 91. Menyiksa Jena dan Karto
92 Bab 92. Siksaan lembah kematian
93 Bab 93. Hantu cantik
94 Bab 94. Kebahagian Alan dan Julia
95 Bab 95. Pocong Warti
96 Bab 96. Hukuman Lato lato
97 Bab 97. Xavier bertanya
98 Bab 98. Melawan pocong Warti
99 Bab 99. Julia cemburu
100 Bab 100. Kena tampar
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 01. Penderìtaan Julia
2
Bab 02. Di marahi lagi
3
Bab 03. Alan tidak tegas
4
Bab 4. sakit gula
5
Bab 5. Sebuah dosa
6
Bab 06. Ghibah di rumah kopsah
7
Bab 07. Di suruh pindah
8
Bab 08. Mengincar Jena
9
Bab 09. menikmati rumah sendiri
10
Bab 10. Budak sex
11
Bab 11. Ingin bunuh diri
12
Bab 12. Ketahuan Selia dan maura
13
Bab 13. Julia pergi
14
Bab 14. Bertemu sang ikonik
15
Bab 15. Ustad tantrum
16
Bab 16. Santet
17
Bab 17. Ancaman Selia
18
Bab 18. Mahluk hitam bernanah
19
Bab 19. Sayap Maharani
20
Bab 20. Sakit nya Karto
21
Bab 21. Kerumah sakit
22
Bab 22. Menghapus rekaman
23
Bab 23. Di datangi mahluk hitam
24
Bab 24. Arwah suami Laras
25
Bab 25. Penderitaan Karto
26
Bab 26. Yakin di santet
27
Bab 27. Kesal pada hantu cina
28
Bab 28. Amarah Julia
29
Bab 29. Telapak kaki terbalik
30
Bab 30. Mencari ustad
31
Bab 31. Pengakuan Karto
32
Bab 32. Pembelaan Alan
33
Bab 33. Penampakan Alan
34
Bab 34. Perut bengkak
35
Bab 35. Kematian Karto
36
Bab 36. Mayat sampai rumah
37
Bab 37. Alan tau semua nya.
38
Bab 38. Jena sangat pelaku
39
Bab 39. Ketemu rahmat
40
Bab 40. Penolakan Purnama
41
Bab 41. Penampakan di malam pertama
42
Bab 42. Peringatan Arka
43
Bab 43. Semua di teror
44
Bab 44. Amarah Alan meledak
45
Bab 45. Antara hidup dan mati
46
Bab 46. Alan melihat
47
Bab 47. Ratapan Bapak tiri
48
Bab 48. Nyanyian nestapa
49
Bab 49. Nasi busuk
50
Bab 50. Cerai
51
Bab 51. Di sentil Purnama
52
Bab 52. Amir mengamuk
53
Bab 53. Jena ketahuan
54
Bab 54. Minta tolong pada Purnama
55
Bab 55. Pertempuran sengit
56
Bab 56. Di pancing emosi
57
Bab 57. Kaki lepas lagi
58
Bab 58. Xavier frustasi
59
Bab 59. Kematian Saka
60
Bab 60. Xavier tantrum
61
Bab 61. Datang lagi
62
Bab 62. Menghantui pekerja
63
Bab 63. Mendatangi Purnama
64
Bab 64. Mimpi buruk
65
Bab 65. Mencari alat jimat
66
Bab 66. Gagal di salon
67
Bab 67. Ganguan lagi
68
Bab 68. Cerita pada Purnama
69
Bab 69. bau harum atau busuk
70
Bab 70. Maura jadi korban
71
Bab 71. Menangkap Karto
72
Bab 72. Sam dan Xavier
73
Bab 73. Santet kepala
74
Bab 74. Mayat Maura
75
Bab 75. Curiga nya Razi
76
Bab 76. Emosi pada Malik
77
Bab 77. Kecelakaan Selia
78
Bab 78. Ada nafas
79
Bab 79. Di hukum Purnama
80
Bab 80. Jimat
81
Bab 81. Arka bebal
82
Bab 82. Bisa kasar dan halus
83
Bab 83. Keluarga Ridwan
84
Bab 84. Warti selanjut nya
85
Bab 85. Jena datang
86
Bab 86. Menyiksa Jena
87
Bab 87. Siksaan Jena
88
Bab 88. Dukun
89
Bab 89. Duka besar
90
Bab 90. Di datangi Purnama
91
Bab 91. Menyiksa Jena dan Karto
92
Bab 92. Siksaan lembah kematian
93
Bab 93. Hantu cantik
94
Bab 94. Kebahagian Alan dan Julia
95
Bab 95. Pocong Warti
96
Bab 96. Hukuman Lato lato
97
Bab 97. Xavier bertanya
98
Bab 98. Melawan pocong Warti
99
Bab 99. Julia cemburu
100
Bab 100. Kena tampar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!