Bab 03. Alan tidak tegas

"Mas, boleh tidak pas besok kita di rumah nginap nya agak lama?" tawar Julia saat sudah malam tiba dan berdua dengan Alan.

"Kamu ribut lagi sama Ibu?" tanya Alan mengusap perut sang istri.

"Memang nya pernah aku tidak ribut dengan Ibu kamu?" Julia balik bertanya pada sang suami.

"Dia Ibu kamu juga to, sayang." Alan berkata lembut.

"Bukan aku yang tidak mau mengakui dia sebagai Ibu aku, tapi Ibu yang tidak pernah mau mengakui ku!" tegas Julia lelah sekali dengan masalah seperti ini.

"Ya sudah kalau memang begitu, aku akan coba cari alasan biar kita agak lama ya." Alan berkata lembut.

Julia menatap suami nya yang juga sedang tersenyum, entah kenapa dia rasa nya kesal sekali melihat senyum tanpa beban di hati Alan. ya mungkin saja Alan memang tidak ada beban karena dia tidak pernah di marahi oleh Ibu nya, yang kena marah hanya lah Julia saja di sini.

Entah Alan paham atau tidak atas kesedihan nya Lia, namun yang pasti dia tidak pernah bisa bersikap tegas untuk memihak mana pun, jujur saja kadang Julia ingin Alan mengambil tindakan tegas saat sang istri di perlakukan semena mena. tapi itu hanya angan saja, Alan selalu diam dan tidak pernah membela di depan Warti.

Saat nanti sudah saling menjauh maka Alan baru menenangkan satu sama lain, sebenar nya maksud Alan ini juga baik agar jangan ada yang saling tersinggung satu sama lain. namun di hati Julia itu menjadi ganjalan, seolah Alan memang tidak pernah peduli dengan perasaan dia yang kerap di hina habis habisan.

Malah lebih perhatian Karto dari pada Alan sendiri, Karto sering menantang Warti yang bersikap zalim pada para menantu miskin nya. tak jarang Karto membela dan memarahi istri nya, dia rela bertengkar demi kebaikan memantu yang terluka akibat sebuah kata kata kejam yang keluar dari mulut mertua nya ini.

"Aku tuh sebenarnya juga pengen Mas kamu bela di depan Ibu, seperti tadi pagi." Julia mengeluarkan uneg uneg nya.

"Kamu kau aku bela kamu di depan semua orang dan terutama Ibu, lalu setelah itu Ibu akan tambah membenci kamu karena menganggap mencuci otak ku." jawab Alan.

"Seolah aku benar benar sendirian di rumah ini, Mas! Ya Allah aku nelangsa sekali rasa nya." Julia menutup wajah karena mulai menangis.

"Mas bukan tidak mau membela kamu, tapi yakin lah Ibu akan tambah tidak suka nanti." Alan merangkul istri nya.

"Seberat ini aku harus jadi istri mu, lima tahun aku sudah berusaha dan kau lihat lah sendiri tubuh yang kurus kering seperti tengkorak!" Julia mengusap air mata nya.

Alan tertunduk karena dia juga menyadari bahwa Julia amat tertekan batin nya, mau sebanyak apa pun nasi yang di makan, tapi kalau pikiran tidak tenang maka segala nya akan sia sia saja. Julia tetap tidak punya badan, padahal dulu badan nya bagus sekali.

"Soal bayi ini pun aku tidak banyak menaruh harapan." lirih Julia.

"Kenapa?!" Alan kaget sekali mendengar nya.

"Ibu hamil tidak boleh stres, atau bisa keguguran!" jawab Julia.

"Awal nya aku takut keguguran, namun semakin di pikir aku malah semakin yakin biar dia gugur saja! kalau pun lahir maka hanya akan jadi hinaan, karena dia lahir dari rahim wanita miskin." Julia berkata dengan hati yang pilu.

"Apa kalau kita di rumah sendiri akan lebih baik, Dik?" tanya Alan pelan.

"Setidak nya aku bisa bernafas, tidak harus tercekik setiap saat!" jawab Julia sambil berlalu pergi.

"Mau kemana?" Alan berusaha menahan nya.

"Aku mau cari udara segar, kamu renungkan saja apa yang harus kamu lakukan!" Julia menyentak tangan nya.

"Maafkan aku, aku sungguh minta maaf karena menempatkan mu dalam posisi yang sangat tidak nyaman." sesal Alan sendirian di dalam kamar.

Salah atau tidak dia pun tidak tau pasti, karena memang Alan tidak pernah membela salah satu nya di depan mata, dia selalu menasehati saat semua sudah selesai dan berusaha untuk membujuk istri nya saja. setelah itu tinggal Julia yang menangis, karena mau di tenangkan bagai mana pun tetap saja hati nya sudah terluka akan ucapan Warti.

...****************...

"Bapak!" Julia menoleh ketika Karto ikut duduk di samping nya.

"Ada jambu ni manis sekali, tadi Bapak dari rumah nya Juragan Mus." Karto memberikan jambu lima biji.

"Terima kasih, Pak." Julia tersenyum senang menerima nya.

"Makan lah, sudah Bapak cuci juga tadi di belakang." suruh Karto menatap Julia yang kurus dan pucat.

Penyebab nya pun Karto juga tau apa, karena dia paham mulut Warti sangat luar biasa saat sudah mengatai orang. Karto juga tidak bisa banyak membela Julia di depan istri nya, nanti akan jadi masalah besar sehingga perang yang tidak bisa di hindari langsung terjadi.

"Kamu lagi hamil jadi harus jaga kesehatan ya." nasihat Karto.

"Sudah berusaha aku jaga, Pak." jawab Julia sambil mengunyah jambu.

"Ajak lah Alan agak lama kalau lagi pulang, agar kamu juga tenang di sana." saran Karto juga.

"Aku mau nya begitu, tapi Mas Alan kelihatan masih ragu." jawab Julia pelan karena hati nya sudah remuk.

Karto mengusap kepala menantu nya dengan lembut karena dia pun sangat iba, kalau manusia punya hati maka sudah pasti lah punya iba, tidak semena mena saja memperlakukan orang lain. walau pun miskin mereka juga punya hati, bukan cuma orang kaya saja yang perlu di pikirkan perasaan nya oleh orang lain.

Julia diam menikmati elusan dari mertua nya sehingga hati yang semula resah jadi dingin, seolah mendapat kasih sayang dari orang tua kandung nya sendiri. Karto memang sangat baik pada nya, marah pun tidak pernah bahkan dia selalu berusaha untuk menghibur agar pikiran Julia tidak kemana mana karena sedih.

"Habiskan jambu nya dan masuk lah kedalam, jangan lama lama di luar. nanti kalau Ibu lihat kamu malah kena marah lagi!" nasihat Karto segera berdiri.

"Iya, terima kasih, Pak!" angguk Julia sambil tersenyum.

"Jangan apa apa selalu di pikirkan ya, kamu harus sehat agar anak kamu juga sehat." Karto tersenyum dan segera pergi.

Julia menatap langkah mertua nya yang kian jauh, banyak gosip yang mengatakan kalau Karto adalah orang yang genit, namun sejauh ini Julia sama sekali tidak merasakan kalau itu benar. sikap Karto layak nya seorang Ayah saja, tidak pernah macam macam pada menantu nya yang perempuan semua di rumah ini.

Terpopuler

Comments

kaliaa🐈🐈‍⬛👯

kaliaa🐈🐈‍⬛👯

wey thor jangan sampe malah kepincut sama bapak mertuanya ya😭

2025-06-20

7

_yuniarti.sherli_

_yuniarti.sherli_

aku pernah di posisi Julia, suami serba salah, tp pas posisi dimana bener2 kebangetan akhirnya suami nekat ngajak ngontrak, diijinin apa engga bodo amat 😂sekarang dah jauh malah mertua kalau maen buaeekkk semuamua dibawain ditawarin😂

2025-06-21

1

Amaranggana

Amaranggana

Waduh, jangan2 ini awal dari petaka cinta mertua yaa ini...
gawat nii kalau bu Warti sampai tahu betapa perhatiannya Pak Karto pada Julia,bisa ikutan marapi dan raung niii balapan meledug....
jaga hati,pikiran dan rasa yaa kalian berdua, komunikasi layaknya Ayah dan menantu ...jangan jauh2 mainnya ...ingat ada batasan yang harus kalian jaga

2025-06-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Penderìtaan Julia
2 Bab 02. Di marahi lagi
3 Bab 03. Alan tidak tegas
4 Bab 4. sakit gula
5 Bab 5. Sebuah dosa
6 Bab 06. Ghibah di rumah kopsah
7 Bab 07. Di suruh pindah
8 Bab 08. Mengincar Jena
9 Bab 09. menikmati rumah sendiri
10 Bab 10. Budak sex
11 Bab 11. Ingin bunuh diri
12 Bab 12. Ketahuan Selia dan maura
13 Bab 13. Julia pergi
14 Bab 14. Bertemu sang ikonik
15 Bab 15. Ustad tantrum
16 Bab 16. Santet
17 Bab 17. Ancaman Selia
18 Bab 18. Mahluk hitam bernanah
19 Bab 19. Sayap Maharani
20 Bab 20. Sakit nya Karto
21 Bab 21. Kerumah sakit
22 Bab 22. Menghapus rekaman
23 Bab 23. Di datangi mahluk hitam
24 Bab 24. Arwah suami Laras
25 Bab 25. Penderitaan Karto
26 Bab 26. Yakin di santet
27 Bab 27. Kesal pada hantu cina
28 Bab 28. Amarah Julia
29 Bab 29. Telapak kaki terbalik
30 Bab 30. Mencari ustad
31 Bab 31. Pengakuan Karto
32 Bab 32. Pembelaan Alan
33 Bab 33. Penampakan Alan
34 Bab 34. Perut bengkak
35 Bab 35. Kematian Karto
36 Bab 36. Mayat sampai rumah
37 Bab 37. Alan tau semua nya.
38 Bab 38. Jena sangat pelaku
39 Bab 39. Ketemu rahmat
40 Bab 40. Penolakan Purnama
41 Bab 41. Penampakan di malam pertama
42 Bab 42. Peringatan Arka
43 Bab 43. Semua di teror
44 Bab 44. Amarah Alan meledak
45 Bab 45. Antara hidup dan mati
46 Bab 46. Alan melihat
47 Bab 47. Ratapan Bapak tiri
48 Bab 48. Nyanyian nestapa
49 Bab 49. Nasi busuk
50 Bab 50. Cerai
51 Bab 51. Di sentil Purnama
52 Bab 52. Amir mengamuk
53 Bab 53. Jena ketahuan
54 Bab 54. Minta tolong pada Purnama
55 Bab 55. Pertempuran sengit
56 Bab 56. Di pancing emosi
57 Bab 57. Kaki lepas lagi
58 Bab 58. Xavier frustasi
59 Bab 59. Kematian Saka
60 Bab 60. Xavier tantrum
61 Bab 61. Datang lagi
62 Bab 62. Menghantui pekerja
63 Bab 63. Mendatangi Purnama
64 Bab 64. Mimpi buruk
65 Bab 65. Mencari alat jimat
66 Bab 66. Gagal di salon
67 Bab 67. Ganguan lagi
68 Bab 68. Cerita pada Purnama
69 Bab 69. bau harum atau busuk
70 Bab 70. Maura jadi korban
71 Bab 71. Menangkap Karto
72 Bab 72. Sam dan Xavier
73 Bab 73. Santet kepala
74 Bab 74. Mayat Maura
75 Bab 75. Curiga nya Razi
76 Bab 76. Emosi pada Malik
77 Bab 77. Kecelakaan Selia
78 Bab 78. Ada nafas
79 Bab 79. Di hukum Purnama
80 Bab 80. Jimat
81 Bab 81. Arka bebal
82 Bab 82. Bisa kasar dan halus
83 Bab 83. Keluarga Ridwan
84 Bab 84. Warti selanjut nya
85 Bab 85. Jena datang
86 Bab 86. Menyiksa Jena
87 Bab 87. Siksaan Jena
88 Bab 88. Dukun
89 Bab 89. Duka besar
90 Bab 90. Di datangi Purnama
91 Bab 91. Menyiksa Jena dan Karto
92 Bab 92. Siksaan lembah kematian
93 Bab 93. Hantu cantik
94 Bab 94. Kebahagian Alan dan Julia
95 Bab 95. Pocong Warti
96 Bab 96. Hukuman Lato lato
97 Bab 97. Xavier bertanya
98 Bab 98. Melawan pocong Warti
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 01. Penderìtaan Julia
2
Bab 02. Di marahi lagi
3
Bab 03. Alan tidak tegas
4
Bab 4. sakit gula
5
Bab 5. Sebuah dosa
6
Bab 06. Ghibah di rumah kopsah
7
Bab 07. Di suruh pindah
8
Bab 08. Mengincar Jena
9
Bab 09. menikmati rumah sendiri
10
Bab 10. Budak sex
11
Bab 11. Ingin bunuh diri
12
Bab 12. Ketahuan Selia dan maura
13
Bab 13. Julia pergi
14
Bab 14. Bertemu sang ikonik
15
Bab 15. Ustad tantrum
16
Bab 16. Santet
17
Bab 17. Ancaman Selia
18
Bab 18. Mahluk hitam bernanah
19
Bab 19. Sayap Maharani
20
Bab 20. Sakit nya Karto
21
Bab 21. Kerumah sakit
22
Bab 22. Menghapus rekaman
23
Bab 23. Di datangi mahluk hitam
24
Bab 24. Arwah suami Laras
25
Bab 25. Penderitaan Karto
26
Bab 26. Yakin di santet
27
Bab 27. Kesal pada hantu cina
28
Bab 28. Amarah Julia
29
Bab 29. Telapak kaki terbalik
30
Bab 30. Mencari ustad
31
Bab 31. Pengakuan Karto
32
Bab 32. Pembelaan Alan
33
Bab 33. Penampakan Alan
34
Bab 34. Perut bengkak
35
Bab 35. Kematian Karto
36
Bab 36. Mayat sampai rumah
37
Bab 37. Alan tau semua nya.
38
Bab 38. Jena sangat pelaku
39
Bab 39. Ketemu rahmat
40
Bab 40. Penolakan Purnama
41
Bab 41. Penampakan di malam pertama
42
Bab 42. Peringatan Arka
43
Bab 43. Semua di teror
44
Bab 44. Amarah Alan meledak
45
Bab 45. Antara hidup dan mati
46
Bab 46. Alan melihat
47
Bab 47. Ratapan Bapak tiri
48
Bab 48. Nyanyian nestapa
49
Bab 49. Nasi busuk
50
Bab 50. Cerai
51
Bab 51. Di sentil Purnama
52
Bab 52. Amir mengamuk
53
Bab 53. Jena ketahuan
54
Bab 54. Minta tolong pada Purnama
55
Bab 55. Pertempuran sengit
56
Bab 56. Di pancing emosi
57
Bab 57. Kaki lepas lagi
58
Bab 58. Xavier frustasi
59
Bab 59. Kematian Saka
60
Bab 60. Xavier tantrum
61
Bab 61. Datang lagi
62
Bab 62. Menghantui pekerja
63
Bab 63. Mendatangi Purnama
64
Bab 64. Mimpi buruk
65
Bab 65. Mencari alat jimat
66
Bab 66. Gagal di salon
67
Bab 67. Ganguan lagi
68
Bab 68. Cerita pada Purnama
69
Bab 69. bau harum atau busuk
70
Bab 70. Maura jadi korban
71
Bab 71. Menangkap Karto
72
Bab 72. Sam dan Xavier
73
Bab 73. Santet kepala
74
Bab 74. Mayat Maura
75
Bab 75. Curiga nya Razi
76
Bab 76. Emosi pada Malik
77
Bab 77. Kecelakaan Selia
78
Bab 78. Ada nafas
79
Bab 79. Di hukum Purnama
80
Bab 80. Jimat
81
Bab 81. Arka bebal
82
Bab 82. Bisa kasar dan halus
83
Bab 83. Keluarga Ridwan
84
Bab 84. Warti selanjut nya
85
Bab 85. Jena datang
86
Bab 86. Menyiksa Jena
87
Bab 87. Siksaan Jena
88
Bab 88. Dukun
89
Bab 89. Duka besar
90
Bab 90. Di datangi Purnama
91
Bab 91. Menyiksa Jena dan Karto
92
Bab 92. Siksaan lembah kematian
93
Bab 93. Hantu cantik
94
Bab 94. Kebahagian Alan dan Julia
95
Bab 95. Pocong Warti
96
Bab 96. Hukuman Lato lato
97
Bab 97. Xavier bertanya
98
Bab 98. Melawan pocong Warti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!