Bab 4. sakit gula

Karto kaget karena di dalam kamar sudah di tatap oleh Warti, tatapan nya tajam menusuk sekali. Karto cuek saja karena dia merasa tidak ada salah, lagi pula kalau di tanya maka nanti akan jadi masalah besar karena sudah pasti ribut satu sama lain dan ini sudah malam pula sehingga tidak enak dengan anak menantu.

Walau pun rumah besar tapi kalau tinggal nya sama sama maka tetap saja harus tetap jaga sikap, tidak bisa seenak nya saja mau berbuat apa apa, bahkan kadang kala kalau kesal dengan suami maka harus menahan agar tidak terjadi keributan besar lalu mertua sampai tahu hal itu.

Sama juga dengan Karto sekarang, kalau tidak terlalu fatal maka dia malas mau debat dengan istri nya, cuek saja dan tidak terlalu peduli akan hal itu. namun kalau di buat cuek maka Warti tambah naik darah, merasa Karto menyembunyikan sesuatu dari diri nya saat ini atau juga tentang wanita lain.

Karena dulu sudah ada scandal begitu sehingga sudah pasti kepercayaan nya Warti sebagai seorang istri tidak akan penuh lagi seperti semula, suami tukang selingkuh akan susah untuk di percaya. sama hal nya dengan Warti sekarang, mau percaya dengan Karto terasa sangat mustahil untuk ia lakukan lagi akibat hati yang luka.

"Sekarang dia yang kau incar?" Warti menatap Karto bengis.

"Ngomong apa to kamu ini, Bu!" kesal Karto tidak memperdulikan istri nya.

"Jangan pikir aku tidak tau ya, wanita miskin itu pasti akan menerima rayuan mu!" sentak Warti garang sekali.

"Otak mu itu sudah rusak, maka nya selalu berpikiran buruk." sahut Karto pula.

"Aku?!

Warti mendelik karena suami nya malah bilang kalau dia otak nya rusak sehingga selalu berpikir yang tidak tidak, padahal wanita tak akan pernah punya pikiran seperti itu apa bila suami setia sejak awal. sekali saja suami selingkuh maka tak akan pernah lagi istri percaya, karena selingkuh tidak ada obat nya di dunia ini.

Sekali selingkuh maka akan terus mengulang nya lagi, oleh sebab itu Warti selalu mengungkit soal kesalahan dari Karto. Karto ketahuan saat memacari janda dari desa sebelah, itu yang ketahuan saja dan yang tidak ketahuan kabar nya masih banyak tapi segera putus setelah ketahuan oleh Warti.

"Saat aku tau kau banyak tingkah nanti, maka habis kau akan ku dukun kan!" ancam Warti.

Plaaaak.

"Aaaahh!" Warti menjerit karena malah di tampar oleh Karto.

"Jangan sok kau di sini, kau menumpang hidup dengan ku. semua ini uang dan harta ku!" bentak Karto langsung naik darah jadi nya.

"Jadi benar kan, kau mau selingkuh dengan dia!" tuding Warti.

"Bila kau tidak juga menjaga ucapan mu maka habis kau ku tampar!" ancam Karto yang jadi keluar bengis nya.

"Aku sudah cukup sabar selama ini dengan mu, tapi kau tidak juga insaf! kau pikir aku tidak tau bahwa kau masih bersama jada itu." teriak Warti galak.

"Salah mu sendiri yang tidak bisa memuaskan ku, barang mu amis dan becek!" hina Karto segera pergi dari kamar ini dan sudah pasti dia menuju rumah janda muda itu.

"Mas! kamu mau kemana?" Warti berusaha mengejar suami nya namun hanya sampai pintu kamar dan berhenti di sana.

Karto sudah pergi dengan mobil nya untuk meninggalkan rumah ini, tujuan nya sudah jelas rumah nya Rasti di desa sebelah karena memang janda itu masih muda dan semok. mengaku nya saja sudah tidak ada apa apa, namun sejujur nya masih ada api karena Warti memang tidak bisa memuaskan suami nya yang punya nafsu tinggi.

Warti terkena gula darah sehingga pengaruh juga pada seksual nya, bahkan pada kelamin juga bermasalah berbau amis, sudah berusaha pergi ke dokter dan itu tidak mempan karena memang bawaan dari darah gula yang ia derita. suami jadi tidak puas, ujung ujung ya cari wanita lain karena uang juga banyak.

"Awas kamu, aku tidak main main untuk cari dukun!" geram Warti karena hati nya sangat sakit.

Sesakit ini memang di selingkuhi oleh suami dan di sertai hinaan juga, tentu hati wanita mana pun akan sangat sakit menerima. orang sakit merasakan di rawat oleh suami, ini malah di tinggal selingkuh dengan banyak wanita di luar sana.

"Aaahhhh!" Warti berusaha menahan air mata nya.

Kalau sudah begini maka nanti nya akan di lampiaskan pada para menantu nya, Julia dan Jena yang jadi sasaran agar hati dia plong ketika sudah mengamuk orang yang ada di rumah ini.

...****************...

"Saka ini masih bayi, Mas!" Jena juga mengadu pada suami nya.

"Ya kan kamu bisa menolak ajakan nya Mbak Selia, ngapain juga kamu ikut dia sih." Malik malah menyalahkan istri nya.

"Aku ini siapa di rumah ini, Mas? kamu pikir aku bisa menolak, bahkan ketika aku di suruh loncat jurang pun aku tidak akan bisa menolak!" kesal Jena karena tidak di bela.

"Itu kan keputusan kamu, kalau kamu memang punya nyali maka lawan lah Mbak Selia! kamu dan dia sama sama menantu di rumah ini, walau dia menantu tua." Malik berkata enteng saja.

"Selain yang tertua dia juga kaya! kamu lihat lah aku ini punya apa?" Jena sudah mau menangis.

Malik mengusap wajah nya kasar karena dia pun sebenar nya lelah, seharian mengurus perkebunan milik nya, walau tidak turun lapangan tapi dia juga harus memantau semua nya agar tidak ada yang salah atau di korupsi. tapi saat pulang malah mendapatkan laporan begini, mana bukan sekali atau dua kali.

"Mbak Selia sudah pasti di bela sama Ibu, terus kalau aku melawan mereka berdua. apa kamu akan membela aku?" Jena menatap Malik.

"Ibu juga tidak mungkin asal bela gitu, Jen." Malik malah membela Ibu nya.

"Nah ini, aku tau kau tidak akan pernah mau membuat Ibu mu salah!" sentak Jena membanting botol minum nya.

"Jen, kamu jangan gitu dong! Ibu begitu karena stres dengan penyakit nya, maka dia jadi mudah emosi." bujuk Malik pula.

"Sudah cukup ya, Mas! andai aku tau begini, maka aku tidak akan pernah mau kamu nikahi." Jena mengusap air mata nya yang jatuh.

"Jangan gitu dong ngomong nya." Malik jadi merasa bersalah.

Tapi Jena sudah tidak peduli lagi karena dia sakit hati juga, mau di bujuk bagai mana pun tetap saja tidak bisa sembuh karena sekarang yang di bawa bawa juga sampai masalah anak nya, Saka kecil sudah harus menerima cacian.

Terpopuler

Comments

Raffaza Direzky87

Raffaza Direzky87

patuh pada orangtua itu wajib tapi selama kamu sudah menikah bela lah istrimu,krn istrimu sudah rela meninggalkan orangtua nya demi kamu rela mengorbankan hidupnya hanya demi kamu rela memberikan keturunan buatmu,kekuatan istri itu terletak pada suaminya meskipun ibumu menghinanya klo kamu membela nya istrimu akan kuat tapi jika sebaliknya,akan hancur rumah tanggamu,lebih baik tinggal rumah sendiri aja...

2025-06-22

2

Nana zweety

Nana zweety

kenapa Ndak tinggal di rumahnya sendiri aja... kan sudah punya rumah sendiri 2.. biarin aja Warti marah2 kan masih ada menantu lain yg tinggal. biasanya yg normal seminggu sekali tinggal d rumah mertua lah ini malah kebalik seminggu sekali yang tinggal di rumah sendiri

2025-06-21

2

MamAnda

MamAnda

Memang ada kehidupan nyata suami nurut oKe banget sama ibunya, hingga istri dan anak pun nomor sekian dalam hal uang belanja dan nafkah pun perhitungan sekali bisa dibilang pelit.
Semoga suami2 seperti itu segera sadar dan bisa menyayangi tulus dan gak pelit sama istrinya

2025-06-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Penderìtaan Julia
2 Bab 02. Di marahi lagi
3 Bab 03. Alan tidak tegas
4 Bab 4. sakit gula
5 Bab 5. Sebuah dosa
6 Bab 06. Ghibah di rumah kopsah
7 Bab 07. Di suruh pindah
8 Bab 08. Mengincar Jena
9 Bab 09. menikmati rumah sendiri
10 Bab 10. Budak sex
11 Bab 11. Ingin bunuh diri
12 Bab 12. Ketahuan Selia dan maura
13 Bab 13. Julia pergi
14 Bab 14. Bertemu sang ikonik
15 Bab 15. Ustad tantrum
16 Bab 16. Santet
17 Bab 17. Ancaman Selia
18 Bab 18. Mahluk hitam bernanah
19 Bab 19. Sayap Maharani
20 Bab 20. Sakit nya Karto
21 Bab 21. Kerumah sakit
22 Bab 22. Menghapus rekaman
23 Bab 23. Di datangi mahluk hitam
24 Bab 24. Arwah suami Laras
25 Bab 25. Penderitaan Karto
26 Bab 26. Yakin di santet
27 Bab 27. Kesal pada hantu cina
28 Bab 28. Amarah Julia
29 Bab 29. Telapak kaki terbalik
30 Bab 30. Mencari ustad
31 Bab 31. Pengakuan Karto
32 Bab 32. Pembelaan Alan
33 Bab 33. Penampakan Alan
34 Bab 34. Perut bengkak
35 Bab 35. Kematian Karto
36 Bab 36. Mayat sampai rumah
37 Bab 37. Alan tau semua nya.
38 Bab 38. Jena sangat pelaku
39 Bab 39. Ketemu rahmat
40 Bab 40. Penolakan Purnama
41 Bab 41. Penampakan di malam pertama
42 Bab 42. Peringatan Arka
43 Bab 43. Semua di teror
44 Bab 44. Amarah Alan meledak
45 Bab 45. Antara hidup dan mati
46 Bab 46. Alan melihat
47 Bab 47. Ratapan Bapak tiri
48 Bab 48. Nyanyian nestapa
49 Bab 49. Nasi busuk
50 Bab 50. Cerai
51 Bab 51. Di sentil Purnama
52 Bab 52. Amir mengamuk
53 Bab 53. Jena ketahuan
54 Bab 54. Minta tolong pada Purnama
55 Bab 55. Pertempuran sengit
56 Bab 56. Di pancing emosi
57 Bab 57. Kaki lepas lagi
58 Bab 58. Xavier frustasi
59 Bab 59. Kematian Saka
60 Bab 60. Xavier tantrum
61 Bab 61. Datang lagi
62 Bab 62. Menghantui pekerja
63 Bab 63. Mendatangi Purnama
64 Bab 64. Mimpi buruk
65 Bab 65. Mencari alat jimat
66 Bab 66. Gagal di salon
67 Bab 67. Ganguan lagi
68 Bab 68. Cerita pada Purnama
69 Bab 69. bau harum atau busuk
70 Bab 70. Maura jadi korban
71 Bab 71. Menangkap Karto
72 Bab 72. Sam dan Xavier
73 Bab 73. Santet kepala
74 Bab 74. Mayat Maura
75 Bab 75. Curiga nya Razi
76 Bab 76. Emosi pada Malik
77 Bab 77. Kecelakaan Selia
78 Bab 78. Ada nafas
79 Bab 79. Di hukum Purnama
80 Bab 80. Jimat
81 Bab 81. Arka bebal
82 Bab 82. Bisa kasar dan halus
83 Bab 83. Keluarga Ridwan
84 Bab 84. Warti selanjut nya
85 Bab 85. Jena datang
86 Bab 86. Menyiksa Jena
87 Bab 87. Siksaan Jena
88 Bab 88. Dukun
89 Bab 89. Duka besar
90 Bab 90. Di datangi Purnama
91 Bab 91. Menyiksa Jena dan Karto
92 Bab 92. Siksaan lembah kematian
93 Bab 93. Hantu cantik
94 Bab 94. Kebahagian Alan dan Julia
95 Bab 95. Pocong Warti
96 Bab 96. Hukuman Lato lato
97 Bab 97. Xavier bertanya
98 Bab 98. Melawan pocong Warti
99 Bab 99. Julia cemburu
100 Bab 100. Kena tampar
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 01. Penderìtaan Julia
2
Bab 02. Di marahi lagi
3
Bab 03. Alan tidak tegas
4
Bab 4. sakit gula
5
Bab 5. Sebuah dosa
6
Bab 06. Ghibah di rumah kopsah
7
Bab 07. Di suruh pindah
8
Bab 08. Mengincar Jena
9
Bab 09. menikmati rumah sendiri
10
Bab 10. Budak sex
11
Bab 11. Ingin bunuh diri
12
Bab 12. Ketahuan Selia dan maura
13
Bab 13. Julia pergi
14
Bab 14. Bertemu sang ikonik
15
Bab 15. Ustad tantrum
16
Bab 16. Santet
17
Bab 17. Ancaman Selia
18
Bab 18. Mahluk hitam bernanah
19
Bab 19. Sayap Maharani
20
Bab 20. Sakit nya Karto
21
Bab 21. Kerumah sakit
22
Bab 22. Menghapus rekaman
23
Bab 23. Di datangi mahluk hitam
24
Bab 24. Arwah suami Laras
25
Bab 25. Penderitaan Karto
26
Bab 26. Yakin di santet
27
Bab 27. Kesal pada hantu cina
28
Bab 28. Amarah Julia
29
Bab 29. Telapak kaki terbalik
30
Bab 30. Mencari ustad
31
Bab 31. Pengakuan Karto
32
Bab 32. Pembelaan Alan
33
Bab 33. Penampakan Alan
34
Bab 34. Perut bengkak
35
Bab 35. Kematian Karto
36
Bab 36. Mayat sampai rumah
37
Bab 37. Alan tau semua nya.
38
Bab 38. Jena sangat pelaku
39
Bab 39. Ketemu rahmat
40
Bab 40. Penolakan Purnama
41
Bab 41. Penampakan di malam pertama
42
Bab 42. Peringatan Arka
43
Bab 43. Semua di teror
44
Bab 44. Amarah Alan meledak
45
Bab 45. Antara hidup dan mati
46
Bab 46. Alan melihat
47
Bab 47. Ratapan Bapak tiri
48
Bab 48. Nyanyian nestapa
49
Bab 49. Nasi busuk
50
Bab 50. Cerai
51
Bab 51. Di sentil Purnama
52
Bab 52. Amir mengamuk
53
Bab 53. Jena ketahuan
54
Bab 54. Minta tolong pada Purnama
55
Bab 55. Pertempuran sengit
56
Bab 56. Di pancing emosi
57
Bab 57. Kaki lepas lagi
58
Bab 58. Xavier frustasi
59
Bab 59. Kematian Saka
60
Bab 60. Xavier tantrum
61
Bab 61. Datang lagi
62
Bab 62. Menghantui pekerja
63
Bab 63. Mendatangi Purnama
64
Bab 64. Mimpi buruk
65
Bab 65. Mencari alat jimat
66
Bab 66. Gagal di salon
67
Bab 67. Ganguan lagi
68
Bab 68. Cerita pada Purnama
69
Bab 69. bau harum atau busuk
70
Bab 70. Maura jadi korban
71
Bab 71. Menangkap Karto
72
Bab 72. Sam dan Xavier
73
Bab 73. Santet kepala
74
Bab 74. Mayat Maura
75
Bab 75. Curiga nya Razi
76
Bab 76. Emosi pada Malik
77
Bab 77. Kecelakaan Selia
78
Bab 78. Ada nafas
79
Bab 79. Di hukum Purnama
80
Bab 80. Jimat
81
Bab 81. Arka bebal
82
Bab 82. Bisa kasar dan halus
83
Bab 83. Keluarga Ridwan
84
Bab 84. Warti selanjut nya
85
Bab 85. Jena datang
86
Bab 86. Menyiksa Jena
87
Bab 87. Siksaan Jena
88
Bab 88. Dukun
89
Bab 89. Duka besar
90
Bab 90. Di datangi Purnama
91
Bab 91. Menyiksa Jena dan Karto
92
Bab 92. Siksaan lembah kematian
93
Bab 93. Hantu cantik
94
Bab 94. Kebahagian Alan dan Julia
95
Bab 95. Pocong Warti
96
Bab 96. Hukuman Lato lato
97
Bab 97. Xavier bertanya
98
Bab 98. Melawan pocong Warti
99
Bab 99. Julia cemburu
100
Bab 100. Kena tampar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!