Ruang tunggu keberangkatan pesawat di sebuah bandara tampak begitu padat karena pesawat yang delay, tampak seorang gadis cantik bertopi hitam tengah duduk sambil mendengarkan musik dengan earphonenya mengusir kejenuhan.
"Hey anak Emas... Kamu dengerin aku gak sih!" Seorang pria memukul pundak gadis bertopi.
"Aduhhh! Apaan sih...!" Teriaknya kemudian menoleh dan melepas satu earphonenya.
"Makanya dengerin dong! nih kopermu!" pria itu menyodorkan koper berwarna kuning."Baju-bajumu udah aku siapin, semua ada di dalem, kalau ada apa-apa hubungi aku, inget!! selama di sana jangan membuat masalah, yang terpenting jangan bikin dirimu menjadi pusat perhatian!" Perintahnya.
"Ok Sher, tapi aku gak janji ya? Soalnya wajahku yang cantik ini sepertinya sulit untuk tidak menjadi pusat perhatian orang-orang." jawab gadis itu dengan pedenya.
"Ck! Nyesel aku ngomong!"
"Inget Aya! ..Disana kamu menyamar sebagai aku, jadi jangan bikin imageku jadi jelek! awas saja kalau___." Asher memperingatkan.
"Iya..iya." potong Aya dengan muka jengah.
Asher menatap tajam ke arah gadis bernama Aya, "Coba sekarang praktekin yang kemarin aku ajarin!" Perintahnya.
"Ehemm..ehemm!" Aya berdehem membuat suaranya sedikit ngebass ala cowok, "Kenalin nama gue Asher Mirza Narendra," dengan gaya sok cool Aya menjabat tangan Asher dan mengerlingkan matanya.
Belum sempat Asher menanggapi seorang gadis berkuncir kuda berjalan ke arah mereka."Maaf ya, telat? "Ucap gadis itu.
"Gak papa ima, untung pesawatnya delay, kalau gak ditinggal kamu." Aya menanggapi sambil tertawa kecil.
"Aku harus yakini ibuk dulu, baru kali ini aku bohong sama ibuk." Sahut ima dengan wajah sedih kemudian duduk di sebelah Aya.
"Kamu bilang apa ke ibumu?" Tanya Asher.
"Aku bilang aku dapet beasiswa, awalnya sih ibuk gak percaya ,tau sendiri otakku kan pas-pasan__"
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya terdengar suara pengumuman untuk rute penerbangan Los Angeles yang akan segera take off, membuat Asher beranjak berdiri dan berpamitan kepada kedua gadis itu.
"Aku duluan, hati-hati kalian." Asher beranjak pergi sambil melambaikan tangannya.
Aya melihat punggung saudara kembarnya hingga hilang dari pintu boarding, sejenak dia teringat moment beberapa hari sebelumnya saat membujuk Jonathan agar mengizinkannya mengambil kuliah kebidanan di luar kota, dengan susah payah akhirnya sang Papa setuju dengan syarat dia harus tinggal di asrama putri, sebenarnya ada sedikit rasa bersalah di benaknya karena sudah membohongi kedua orang tuanya.
Lamunan Aya buyar ketika merasakan tepukan di pundaknya.
"Ayo Ay.... cepetan pesawat kita udah hampir take off!"
"Oh...iya maaf."Aya beranjak berdiri lalu berlari mengikuti langkah ima.
***
Sesampainya di kota tujuan, Aya berpisah dengan ima di pintu keluar bandara. Dengan memakai masker Aya buru-buru keluar, karena saking fokusnya mencari keberadaan taksi pesanannya ,tanpa sengaja ia menabrak seorang laki-laki sampai paper bag miliknya dan milik laki-laki itu jatuh.
"Ah...maaf, saya gak sengaja." Dengan cepat dia mengambil paper bagnya dan berlalu meninggalkan laki-laki itu.
Setelah masuk ke dalam taxi Aya memberitahukan alamat yang dituju pada supir. Selama dalam perjalanan Aya tak henti-hentinya menyunggingkan senyum di balik maskernya. Pemandangan kota J**** yang begitu asri membuatnya terpesona hingga mobil yang di kendarainya berhenti.
"Sudah sampai mbak!"
"Oh iya, Terimakasih mas," Aya turun dari mobil, membawa paper bag dan kopernya menuju ke tempat tujuan.
Terlihat rumah yang tidak begitu besar tapi Sangat asri ,di depannya banyak tumbuhan dan pot-pot bunga di depan rumah itu. Setelah beberapa kali mengucap salam pada pemilik rumah, seorang wanita paruh baya keluar dari balik pintu.
"Maaf cari siapa ya?" tanya wanita paruh baya itu sambil menyelidik melihat Aya dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Aya menurunkan masker di wajahnya. "Maaf bu, perkenalkan nama saya Attaya Raisha dari Jakarta." Ucapnya sambil mengulurkan tangan.
"Oh...kamu yang mau ngekost di sini ya? , Cantik sekali, saya kira artist korea tadi," jawab wanita paruh baya langsung menarik tangan Aya untuk masuk ke dalam rumah.
"Iya, terima kasih bu."
Setelah duduk wanita paruh baya itu terus berbicara entah apa yang diceritakannya seperti tidak ada habisnya, sampai Aya terkantuk-kantuk merasa bosan. Hingga Aya memberanikan diri untuk berbicara.
"Bisakah kita langsung saja lihat kamarnya bu?"
"Oh iya, sampai lupa....ayo ikut ibuk!" Ajak wanita itu.
Aya merasa aneh karena bukannya di ajak masuk ke dalam rumah,dia malah di giring keluar menuju samping rumah. Di sana ada tangga dari tralis besi yang hanya bisa di lewati satu orang.
Sesampainya di lantai atas Aya langsung di buat terkejut. Lantai atas rumah ibu kost itu ada empat bangunan kecil berjajar di sisi kanan dan ada gazebo yang cukup besar di bagian kirinya, tiga diantaranya ternyata kamarkos dan satunya lagi kamar mandi di antaranya ada sebuah dapur kecil sederhana. Lantai atas tanpa dinding dan hanya dikelilingi pagar besi sebagai pembatas.
Aya terbelalak, mulutnya terbuka. "Tempat apaan ini?" gumamnya dalam hati.
"Bagaimana?..,bagus kan? kamu bisa melihat pemandangan kota dari atas sini."
"Ruang tamunya di mana Bu?"
"Itu di gazebo, sekalian jadi ruang TV," tunjuk ibu kost.
"Kalau hujan bagaimana Bu?"tanya Aya lagi, karena jarak kamar ke gazebo tidak ada atap untuk berlindung.
"Hahaha, ya tinggal pake payung!," Jawab ibu kost dengan entengnya "Sini ibuk tunjukin kamar kamu," ibu kost menarik tangan Aya mengajaknya menuju kamar Aya.
"Bahkan luas kamarnya hanya sepertiga dari kamar mandiku," gumam Aya lagi di dalam hati.
"Kalau kost di sini peraturannya tidak boleh pulang malam lebih dari jam sembilan dan tidak boleh membawa laki-laki keatas sini, entah itu saudara,teman apalagi pacar!" jelas ibu kost.
"Kalau ada tamu laki-laki, ngobrolnya di bawah di teras rumah ibu!"
"Eh ...iya Bu"Jawab Aya sekenanya.
"Ya sudah kamu istirahat... ibu jamin kamu betah di sini." ibu kost sambil tersenyum, kemudian turun ke lantai bawah.
"Pasti Asher sengaja, pilih kosan kayak gini, tempat apa ini? Aneh banget" Gumam Aya sambil keluar dari kamar menatap ke sekelilingnya.
Aya kemudian teringan pesan yang dikirimkan Asher beberapa menit sebelum dirinya sampai ke tempat kost.
"Aya, tempat tinggal sama kampus udah aku urus Semua, kamu tinggal tempatin."
"Ya." Jawab Aya.
"Gak usah protes, karena kamu udah gak bisa mundur,... Semoga BETAH!! (emoticon senyum satu sudut)" isi pesan Asher.
"Kurang ajar, .... Asheeeeerrrr!!" Teriak Aya sekuat tenaga.
***
Di sebuah apartemen mewah.
"Uhuk...Uhuk..!!" Asher tiba-tiba tersedak saat tengah menyantap makanannya. Dia mengambil minuman yang ada di sampingnya.
Setelah selesai makan ,Asher merebahkan diri di ranjang menatap langit-langit kamar. Tersenyum lalu Tiba-tiba dia tertawa. "Aya...Aya! , Belum tau siapa Asher." Tersenyum menyeringai.
Masih menatap atap kamar dalam diam,tanpa ekspresi "Pa..Ma.. maafin Asher, Asher harap Papa dan Mama ngerti, Asher ingin Aya bahagia, Asher janji akan selalu jagain Aya walaupun jarak kita jauh... Papa dan Mama tidak perlu khawatir." Batin Asher dalam hati.
Asher duduk lalu mengambil handphone menghubungi seseorang, "Gimana, dia sudah sampai?"
"Sudah Bos",jawab seseorang di seberang telfon.
"Bagus, ..selalu pantau dia dan ingat!! jangan sampai dia tahu,"Asher menutup teleponnya lalu merebahkan dirinya lagi kemudian memejamkan matanya.
***
"Astaga!, siapa sih berisik banget!" Teriak seseorang yang baru keluar dari salah satu kamar kost. Rambutnya berantakan, menguap lalu tangannya mengusap-usap mata.
Aya mengerjap kaget, menoleh ke belakang. Dia melihat seorang gadis yang sepertinya umurnya tidak jauh beda dengannya.
"Eh maaf,sudah mengganggu tidur siangnya," Aya menghampiri gadis itu kemudian mengulurkan tangannya.
"Aku Ay__ eh... Raisha maksudnya, kamu?" Tanya Aya masih mengulurkan tangannya.
"Oh....kamu anak kost baru yang katanya dari Jakarta itu??" Tanya gadis itu.
"I...iya"
"Namaku Cika, umur 19 tahun,hobi shopping dan jalan-jalan ke mall. Oh iya... siapa tadi namamu?" Tanya ulang gadis yang bernama Cika menjabat tangan Aya sambil tersenyum senang.
"Gak usah di jawab!" Sahut seseorang yang tiba-tiba keluar dari kamar mandi.
Aya menoleh ke asal suara menatap heran, Tampaknya gadis tadi juga anak kost di sana sama seperti Cika.
"Attaya Raisha, panggil saja Raisha,"
"Kalau aku Dewi Citra Karina Nadila Ernesta Baharudin , panggil saja Cika!" jawabnya.
"Itu nama apa kereta ?terus asal nama panggilan Cika darimanannya?," gumam Aya dalam hati, tersenyum terpaksa.
"Nyocros terus kamu Cik.. aku Mita, semoga kamu betah di sini." Sahut gadis yang bernama Mita singkat padat dan jelas, kemudian masuk ke dalam kamarnya.
"Pasti dalam hati kamu bertanya-tanya kira-kira nama panggilan Cika itu dari mananya ya kan?....Cika diambil dari Huruf depan Ci dari Citra, Ka dari Karina dan jadilah Cika yang cantik, imut juga lucu," jelasnya panjang kali lebar.
"kamu sudah lama sampai?" Cika menggandeng lengan Aya.
"Pasti kamu betah tinggal di sini deh, eh ngomong-ngomong aku mandi dulu ya Ra? habis mandi nanti, aku ajak jalan-jalan, Ok?" Cika menepuk pundak Aya kemudian berlalu masuk kamar mandi.
"Tenyata bukan namanya saja yang panjang, bicaranya juga panjang kali lebar" batinnya memang Cika yang baru masuk ke dalam kamar mandi.
Aya masuk kamarnya,melihat sekeliling kamar yang lumayan kecil dengan ranjang yang hanya muat satu orang, almari kayu dan meja rias sederhana.
"Aku pasti bisa, semangat Aya!!,...inilah yang namanya hidup normal, seperti orang biasa yang kamu impikan." Aya mengepalkan tangannya ke atas seakan memberikan semangat untuk dirinya sendiri.
Aya mulai mengeluarkan perlengkapannya,dan saat membuka paper bag miliknya.
"Astaga!! Dimana lampu kunang-kunangkuuuuu!!" Teriak Aya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
L🌿
Mampir lagi bawa boom like 👀
Semangat Thor 💪 Saling Dukung 🤗
Ditunggu feedbacknya 😊
"Istri Pilihan Papa"
"Cinta Dan Musuh"
2021-01-23
0