Delapan tahun kemudian....
"Nona..!!, Nona..!!" Teriak beberapa pria yang tengah berada disebuah kebun teh.
"Anda ,ada di mana... Nona??!!"teriak salah satu pria itu yang tampak sudah putus asa.
"Gimana ini?? ,bisa di pecat kita,kalau sampai Nona muda tidak ketemu!" Ujar salah satu pria pada teman-temannya.
"Ya sudah ...lebih baik kita laporkan dulu kepada Tuan besar!" Usul salah satu pria kepada yang lain, kemudian mereka semua pergi dari kebun itu,menuju rumah majikannya.
Setelah orang-orang itu pergi,munculah seorang anak kecil berumur sekitar delapan tahun,dari balik semak-semak. Sambil tertawa cekikikan.
"Ah...payah,om-om itu gak asik, nyari Aya bentar aja udah pada nyerah,".. ucap anak itu,seraya berkacak pinggang dan memonyongkan bibirnya sebal.
Gadis kecil cantik jelita itu berlarian kecil menyusuri jalan yang disamping kanan dan kirinya ditumbuhi tanaman teh yang rimbun. Tangannya terlentang menyentuh puncak atas pohon teh sambil terus berlarian kecil sambil berlenggak-lenggok. Rambut panjangnya yang diikat ekor kuda itu berayun-ayun ke kanan dan ke kiri.
Tak terasa sudah menjelang sore, tapi gadis kecil yang suda sedari tadi berjalan itu tak kunjung sampai di rumahnya, pikirannya sudah dipenuhi rasa takut. Tapi kakinya terus saja melangkah masuk dan masuk. Tak disangkanya dia sudah berada di tengah hutan.
"Mama!!...Papa!!...Aya takut..!" gadis kecil itu menangis ketakutan langkahnya berputar melihat sekelilingnya yang hanya ada pepohonan,dia terus mundur dan tiba-tiba kakinya terpeleset.
"Aaaaaa..!!"greb tangannya di tangkap seseorang, terlihat dari atas sosok bocah laki-laki kecil yang kira-kira lebih tua beberapa tahun darinya.Berusaha menarik tangan Aya untuk naik keatas.
"Tolong Aya...Aya tidak mau jatuh!!."
"Iya...!! Aku akan berusaha menolong mu. Pegang kuat tanganku." Teriak bocah itu, masih berusaha sekuat tenaga menarik tangan Aya. Tapi percuma saja tenaganya tidak mampu menopang berat badan Aya yang hampir sama dengannya. Tangannya malah ikut teseret kebawah.
Dua anak itu jatuh terguling-guling ke jurang. Terlihat tidak jauh dari arah bawah ,ada batang pohon tumbang yang dahannya begitu tajam. Melihat itu ,Bocah laki-laki yang ikut jatuh reflek memeluk Aya, menjadikan tubuhnya sebagai tameng agar dahan pohon tidak melukai tubuh Aya. Tapi justru tubuhnya yang terluka. Kedua anak itu pingsan seketika tidak sadarkan diri.
***
Keadaan didalam vila tampak sangat mencekam. Terdengar suara bentakan seseorang yang sedang marah.
"Menjaga satu anak kecil saja kalian tidak becus!!" Bentak Jonathan kepada para pengawalnya. Matanya merah ,tangannya mengepal, nafasnya memburu ingin meluapkan amarahnya kepada orang-orang di hadapannya.
"Ma..mafkan kami tuan, awalnya... tadi Nona mengajak jalan-jalan di kebun teh,... tapi saat kami lengah,... Nona sudah tidak ada. Kami sudah berusaha memanggil-manggil Namanya. ...Kami juga sudah mencari sekeliling kebun... tapi belum juga menemukan Nona." salah seorang pengawal menjelaskan dengan terbata-bata.
"Aku tidak butuh penjelasanmu!!, aku ingin kalian menemukan anakku.. sekarang juga!!" Bentak Jonathan,
Ahmad yang berdiri tidak jauh dari majikannya bersuara "Maaf tuan ini semua kesalahan saya, andaikan tadi saya menyuruh Ima menemani Non Aya, pasti hal ini tidak akan terjadi, jadi tolong jangan salahkan mereka."
"Itu bukan kesalahanmu Ahmad, aku sendiri yang menyuruh Ima menemani Asher". ujar Jonathan.
"Ck.!Bocah itu...!! selalu saja membuat masalah, merepotkan!" Sahut bocah laki-laki tampan yang bernama Asher yang tengah duduk di sebelah ibunya, melipat kedua tangannya di dada dengan muka di tekuk.
"Jangan begitu sayang, dia kan adik kamu, harusnya kamu khawatir !" Silvia menenangkan sang anak yang sedang kesal. Padahal dirinya juga tengah khawatir dengan keadaan putrinya.
"Tapi Ma..Aya selalu bikin kita susah!"
"Iya....sudah-sudah, jangan bikin papa makin marah!" Bisik Silvia mengingatkan putranya.
Ahmad berjalan mendekati Tuannya.
"Bagaimana kalau kita,meminta bantuan para warga untuk mencari Non Aya Tuan! karena sepertinya hari sudah mulai gelap." usul Ahmad.
"Ide yang bagus, lebih banyak yang mencarinya akan lebih cepat ketemu." Ujar Jonathan setuju.
***
Tampak dua kelopak mata kecil bergerak-gerak mengerjab, berusaha membuka matanya. Dia berusaha duduk kemudian melihat sekelilingnya, semuanya tampak gelap,sakit menjalar di sekujur tubuhnya. Dia melihat seorang anak laki-laki tergeletak di sampingnya, Anak yang sudah menolongnya.
"Kak...kakak!,bangun.. jangan mati kak..!!aku tidak mau sendirian,aku takut!!" Aya terus menggoyangkan lengan anak laki-laki di sampingnya.
"Aku belum mati tauk...!!"tiba-tiba anak laki-laki itu menyahut dan mulai membuka matanya.
"Kalau sampai aku mati,..aku akan bergentayangan mencari mu !!"
Aya langsung memukul lengan anak laki-laki itu.
"Aduh!!" anak laki-laki itu meringis kesakitan.
"Kakak,...maaf kak ,aku gak sengaja, kakak tidak apa-apa kan??" Tanya Aya khawatir.
"Jelas-jelas kamu sengaja,masih aja ngeles"!
"Aduh...!! ..Punggungku sakit banget!"gerutu anak laki-laki itu, sambil meringis berusaha untuk duduk dan meraba punggungnya.
Aya melihat tangan anak laki-laki itu,tangan bekas meraba Punggung, ada darah segar di sana.
"Itu darah....kak!!"sahut Aya menunjuk tangan anak laki-laki itu, kemudian tiba-tiba dia menangis dengan keras.
"Eh,... tunggu-tunggu, kenapa malah kamu yang nangis?? Kan aku yang terluka?" Tanya anak laki-laki itu heran dengan tingkah Aya.
"Udah-udah jangan nangis lagi!!,ini bukan darah...ini saus tomat" ,anak laki-laki itu berusaha menenangkan Aya.
Aya mulai berhenti menangis. "Beneran kak ,itu bukan darah tapi saus tomat??" Tanyanya polos.
"Iya ini saus tomat, kamu punya kentang goreng gak? Biar bisa di cocol ke sini!" Bocah laki-laki itu menyodorkan tangan yang katanya terkena saus tomat.
"Mana ada kentang goreng di hutan kak,ada-ada saja!" Jawab Aya sewot, merasa aneh dengan pertanyaan yang diajukan anak laki-laki itu.
Cletak!!
"Aduhhh...sakit kak!!"Aya meringis sambil mengusap keningnya.
"Udah tau ini hutan, mana ada saus tomat?...ini itu darah! " Sahut bocah laki-laki, sambil sesekali meringis kesakitan.
"Kan kakak yang bilang sendiri tadi? kok malah kakak yang sewot...Aneh" Aya memutar bola matanya jengah.
Tiba-tiba mereka malah tertawa bersamaan , merasa aneh dengan tingkah laku satu sama lain, yang tengah terkena musibah tapi malah bercanda.
Tak lama muncul beberapa serangga kecil yang berkelap-kelip menampakkan cahayanya di sekitar mereka. Aya tampak sangat antusias melihat cahaya kecil-kecil yang beterbangan di sekelilingnya. "Wah.... cahaya apa ini, bagus banget?"
"Itu sejenis serangga, namanya kunang-kunang." Jelas anak laki-laki itu. "Gitu aja gak tahu!"
"Ya emang gak tahu!" Sahut Aya tak terima.
"Emang di sekolahmu gak pernah diajarin?" Tanya Anak laki-laki itu heran.
Tiba-tiba Aya murung "Aya cuma homeschooling. papa melarang Aya sekolah di luar." jawab Aya dengan raut muka sedih.
"Oh.." sahut anak laki-laki itu tanpa bersuara.
"udah gak usah sedih! aku punya tebak-tebakan ni ....Kenapa kunang-kunang sering keluar pada malam hari?"
"Emmmm.. mungkin karena kalo siang dia tidur,kalo malem dia keluar" jawab Aya antusias.
"SALAH.!!"
"Karena kalau siang kunang-kunang ngecash lampu dulu buat malam hari agar bersinar." sahut anak laki-laki itu tertawa.Aya ikutan-ikutan tertawaan mendengar jawaban anak laki-laki itu.
"Gitu dong ketawa ,kalo sedih kan kelihatan jelek."
"Kalo senyum Aya kelihatan cantik ya kak?"
"Gak juga...tetep jelek!" Jawabnya ketus.
Huh,.. Aya menghela nafas dengan cemberut karena jawabannya tidak sesuai yang dia harapkan. "Kunang-kunangnya cantik ya kak..??"
"Eh tau gak?... katanya kunang-kunang itu jelmaan kuku orang mati Loh!"
Aya langsung reflek memeluk anak yang ada di sampingnya. Dengan mata terpejam menyembunyikan ketakutannya. "Aya takut kak..!"
"Aduh..!!"anak laki-laki itu meringis kesakitan. "Eh...,jangan keras-keras meluknya, kamu mau bikin aku mati ya?" Anak laki-laki itu mencoba melepaskan pelukan Aya tapi tidak bisa.
"Aku cuma becanda." Mendengar itu aya langsung melepaskan pelukannya.
"Gak lucu...!!" Ujar Aya cemberut , mulutnya mengerucut. Anak laki-laki itu mengacak-acak rambut Aya. Tiba-tiba Aya menatap wajah anak laki-laki di sampingnya, merasa ada yang aneh. "Kakak....kok pucat banget?"
"Iya...ni, tiba-tiba rasanya lemes banget."
"Kakak sepertinya harus segera di obati! Tapi gimana caranya kita keluar dari sini?"tiba-tiba Aya panik.
"Kita hanya bisa berdoa, semoga Tuhan menyelamatkan kita."
Tak lama, terdengar suara orang memukul-mukul pentungan..sambil berteriak-teriak memanggil nama Aya.
"Non Aya!!!
.. non Aya!!, Non ada di mana?!!"
" Tolong!!...., Tolong!!... Aya ada di bawah sini!!" Aya berteriak dengan keras.
"Ya Tuhan, ketemu!! suaranya berasal dari bawah sana!" Sahut salah satu warga. Menunjuk ke arah bawah. Meraka lalu berbondong-bondong turun menolong kedua anak itu.
"Eh...ini bukannya anak tamunya pak kades yang juga hilang itu ya??" Tanya seorang warga. Menatap bocah laki-laki yang ditolongnya.
"Iya... dia sepertinya terluka, kita harus segera membawanya ke klinik!" salah satu warga mengendong anak laki-laki itu. Lalu segera membawanya pergi, karena sudah tidak sadarkan diri.
"Sayang kamu tidak apa-apa? Mana yang sakit bilang ke Papa?!" Tanya Jonathan khawatir, memeluk putrinya sambil mengecek bagian tubuh putri kesayangannya.
"Aya gak papa Pa!" sahut Aya tanpa menoleh ke arah Jonathan. ia masih fokus menatap anak laki-laki yang di bawa pergi menjauh oleh beberapa warga.
"Ahmad.., hubungi dokter Kevin ,suruh datang ke vila sekarang!!" Perintah Jonathan.
"Baik Tua."
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Eka Yantii EF
jgn2 ank lki2 itu alan
2020-11-24
0