Hari hari ku semakin di sibukkan dengan mengerjakan tugas skripsi di penghujung kuliah ku. Bani selalu menemaniku dan membantu membuat skripsiku, dia masih saja baik dan sabar seperti biasanya, ku ungkapkan apa yang aku rasakan kepanya tentang mama nya atau calon mertuaku yang galak itu.
"Sepertinya aku engga bisa lanjutin hubungan ini ban, aku tidak bisa karna mama kamu terlalu galak ngomongnya pedas, padahal kita ini belum mau ke jenjang yang lebih serius kan, baru perkenalan tapi kenapa sudah seperti itu ngomongnya" Ucapku serius kepada Bani.
"Sahara. .percayalah padaku aku ingin hubungan ini sampai jenjang serius, mama berucap begitu karna mungkin Karana alasan masa lalu dia, hidup mama yang keras sejak bercerai dengan ayah ku" Balas Bani sembari memegang kedua tanganku menenangkan hatiku.
"Tapi ban. . ." Belum selesai bicara Bani menutup mulutku dengan telunjuknya.
"Sss..ssst. .cukup bicaranya selesaikan skripsinya besok sidang, oke gini aja, kamu fokus selesaikan pendidikan, nanti kita bicarakan lagi masalah ini" kata Bani.
Sebulan sudah pusing dengan skripsi, kejar kejar dosen pembimbing, revisi makalah membuatku kecapean dan stres namun semua terbayarkan setelah semua selesai, termasuk menjalani sidang dan aku di nyatakan lulus.
Aku. Rara. Tania. Anton dan meldi akhirnya kami semua lulus, kami berpelukan menangis sedih karena tak tau kapan lagi bisa bertemu, mungkin kami akan sibuk dengan dunia kami masing masing dan jarang banget akan kumpul seperti dulu.
Tidak sampe beberapa bulan aku sudah dapat kerja, hari berganti hari bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, hubungan ku dengan Bani masih sama, namun kami jarang bertemu, kami masih fokus dengan kerja masing-masing.
*Tahun ke 4 pacaran sama Bani*
"Happy anniv yang ke 4 sayang" Bani yang tiba tiba muncul di hadapanku membawa buket mawar merah di kafe kita biasa kita berjumpa.
"Oh. terimakasih. semoga hubungan ini sampai kakek nenek" jawab ku.
"Semoga sampai nanti. .ayo ke rumah ku sahara" kata Bani.
"Emm . .bertemu wanita tua galak itu" seru ku.
"Ayolah Sahara . .dia itu ibuku" jawab Bani.
"Tapi Bani klo dia masih galak begitu mending kita akhiri hubungan ini saja ya" Pinta ku.
"Aku serius sahara, aku pengen kita sampai nikah kita sudah lama pacaran" kata Bani.
"Tapi mungkin aku tidak kuat punya mertua seperti itu" jawab ku.
"Aku mohon percaya padaku Sahara, mama pasti berubah, seiring berjalan waktu" Bani meyakinkan ku.
Aku hanya menganggukan kepala menyetujui permintaan Bani. kami berdua menuju rumah bani. Bani bermaksud untuk melamarku bulan depan mengingat sudah menginjak tahun ke 4 kami berpacaran, hari ini aku di bawa kerumah untuk mengobrol dengan mama nya, tapi respon mama Bani terlalu kaku dan membosankan.
"Malam Tante" sapaku ke mama Bani yang hanya di respon dengan senyuman sinisnya.
"Ma aku ajak Sahara main ke rumah" kata Bani.
"Oh kamu masih berhubungan sama dia" tanya mamanya.
"Iya ma aku bermaksud melamar Sahara bulan depan ma, aku mengajak Sahara ke rumah hari ini mau minta doa restu mama" Bani mengutarakan maksud hatinya kepada mamanya.
"Apa kamu udah mau nikah Bani?" bentak hya.
"Iya ma aku serius" jawab bani.
"Sahara kamu bisa masak ?" Tanya mama Bani.
"Emmm belum sih Tante" jawabku pelan.
"Apa. .kamu g bisa masak?, Kalau tidak bisa masak nanti anakku dikasih makan apa? cucuku nanti kalau lahir ibunya g bisa masak kelaparan dong" Suaranya menggelegar sekali.
"Tante jaman sekarang beda sama dulu, kan masih bisa belajar walau agak lama, sarana belajar masak sekarang juga sudah banyak" jawabku dengan nada sopan dan halus sekali.
"Bani lihat calon istri yang kamu bawa ini berani membantah mama, apa pantes mantu seperti ini, masak aja g bisa bagaimana mau jadi mantu yang baik, suka membantah orang tua lagi" Bentak mama bani.
"Loh Tante, saya cuma menjawab pertanyaan Tante intonasi kalimat saya juga halus, kok Tante nyolot sih" sahutku tidak mau kalah.
Bani menenangkan suasana hari itu antara aku dan mamanya yang super galak itu sepertinya dia belum rela kalau anaknya menikah.
"Bani nanti kamu nikah tidak kasih uang ke mama lagi" kata mama Bani sesudah suasana adem.
"Tetap aku kasih kalau ada rejekinya ma, kalau Bani masih merintis ya mohon maaf ma belum bisa kasih dulu ya, untuk sementara saja kok" Jawab bani.
"Mama dulu semenjak sama bapakmu tidak pernah ngasih nenek mu padahal itu berkah makanya rejeki mama seret waktu nikah sama bapakmu" katanya ketus.
"Ma aku kan bukan ayah" jawab Bani.
"Jadi Tante ketakutan kalau Bani nikah nggak di kasih jatah bulanan lagi?" Tanyaku dengan hati hati dan nada yang paling halus.
"Bani walau kamu sudah nikah harus ingat. .ibumu. .ibumu. .ibumu tiga kali baru istri dan anakmu" suara mama Bani lantang.
"Iya sih Tante emang benar, namun kalau anak laki laki yang sudah jadi suami tidak membahagiain istri sama aja dosa" jawabku.
"Lihat ini Bani, dia bantah mama lagi, calon istrimu tidak bisa diajak bicara bani, mama kan tidak bisa dikasari Bani" Sambil menangis drama.
"Loh emang saya kasar dimana Tante" tanyaku.
"Aku besarin anak seorang diri dengan hasil menjahit dirumah ini, ayah Bani tidak bantu biaya sama sekali, kalau punya mantu tidak sayang sama aku, ku tendang kepalanya" Sahutnya lagi dengan suara besar dan muka ganas, sudah seperti berbicara ditengah hutan saja.
Aku bertengkar hebat dengan Bani masalah mamanya aku minta putus sama Bani, aku sudah tidak sanggup ngadepin mama Bani yang begitu kaku, aku minta putus namun Bani tidak mau putus dengan ku, aku tetep kekeuh minta putus, dan selama dua Minggu tidak respon chat atau telpon dia, Bani meminta rara untuk menghubungi ku dan datang ke apartemen Rara. tidak ada firasat apapun toh sudah lama juga kita g jumpa, aku tidak tahu kalau ternyata bani lah yang menghubungiku lewat Rara, tiba di apartemen hanya ada bani yang terlihat olehku.
"Silahkan masuk Sahara" kata Bani.
"Loh kamu juga ada disini. Mana Rara" tanyaku.
"Rara nggak ada Sahara, ini semua rencanaku, aku minta tolong Rara untuk hubungi kamu, aku tidak mau putus sama kamu, aku mau nikah sama kamu, please percaya padaku Sahara aku sungguh mencintaimu" kata Bani.
"Aku sudah tidak mau lanjutin hubungan ini, belum juga nikah suara mama kamu sudah sejutek itu, bagaimana kehidupan kita setelah nikah? aku mungkin bisa menderita" kataku.
Sementara Bani terdiam tidak menjawab pertanyaan ku, aku pergi meninggalkan Bani, namun Bani berhasil memegang tanganku, dia memelukku, menciumku, aku bersih keras melawan nya namun cengramanya begitu kuat, hingga dia mendorong tubuhku ke sofa dan merobek kaos yang kupakai, dia terlihat kalap, ku coba teriak dia langsung menciumku dengan kuat hingga ku tidak bisa berteriak lagi, kucoba kabur namun dia dapatkan tubuhku lagi, aku hanya bisa menangis pasrah.
"Bani, kenapa kau membuat kotor hubungan ini" suaraku lirih bercucuran air mata.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Puan Harahap
lanjut kk
🌷🌷Salam Pria Idola dan Menikahi Pria
Urakan🌷🌷
2021-04-20
0
Lux Pras
Semangat & Lanjut 🆙
2020-11-24
1
🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖
Ok lanjut ae
2020-11-24
1