Perjalanan cinta ku dan kating sudah cukup lama hari demi hari sudah aku lalui bersama dengan indah, Ceria dan penuh warna,
hingga suatu hari dia berencana untuk memperkenalkan aku dengan keluarganya, sepertinya akan menjadi moment yang mendebarkan.
Sebelum aku bertemu dengan mama nya, Bani bercerita tentang masa lalunya, ternyata mamanya adalah seorang single parent, mengurus dua anak, sejak kekasihku duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar, mungkin itu pengalaman terpait dalam hidupnya, sehingga orangnya sedikit agak keras dengan suara yang menggelegar namun hatinya ciut dan gampang baperan.
"Siapa itu yang kamu bawa kerumah Bani" tanya mama bani dengan nada tinggi dan muka galak banget.
"Ini ma, perkenalkan dia kekasihku calon mantu mama, namanya Sahara" Bani memperkenalkan aku kepada mamanya.
"Kuliah belum lulus, sudah berani kenal wanita kamu ya" Bentak mama nya.
"Tapi ma, aku serius sama Sahara, aku kan sudah kerja ma sekarang" Jawab Bani.
"Tidak bisa, mama tidak setuju kamu pacaran"
suara mama bani lantang banget.
"Tak apa apa ma, sebentar lagi kan lulus kuliah, Kerja juga sudah, tinggal nabung buat nikahan" jawab Bani menenangkan mama nya.
"Belum balas Budi ke mama, belum bahagiain mama, sudah kecantol perempuan duluan kamu Bani, mama tetap tidak setuju kamu pacaran" Suara mama bani semakin menggelegar serasa petir disiang bolong.
"Oke ma, kalau sekarang mama belum setuju semoga suatu hari nanti mama setuju dengan hubungan Bani dan Sahara ini ma" jawab Bani serasa menggandengku keluar rumah.
Masih terdengar suara teriakan mama bani dari dalam rumah itu. Padahal kami sudah jauh melangkah keluar rumah.
"Bani kamu harus dengarkan mama.kamu belum lulus kuliah walau sudah dapat kerja di semester akhir, mama masih g rela kamu kenal perempuan, kamu belum balas jasa ke mama, kamu belum bahagiain mama" teriak mama Bani.
"Kamu pikir biaya sekolah kamu, siapa yang biayain kalau bukan mama, mama sendirian banting tulang Bani, buat besarin kamu" lanjut suara nya mama Bani yang menggelegar.
Suara keras dan lantang dari mama Bani ini masih terngiang ngiang dikepalaku walau sudah berhari hari, apakah mama bani tidak menerima ku, apakah aku tidak layak untuk Bani, apakah aku seburuk itu sehingga Bani tidak boleh dekat dengan ku, begitu banyak pertanyaan yang tersirat di kepalaku ini.
Entahlah, ku menghela nafas panjang pertemuan pertama dengan mama Bani begitu mengejutkan ku.
*suatu sore sepulang ngampus*
"Sahara . .disini" Kata Bani seraya melambaikan tangannya. Aku segera menghampirinya karena sepertinya dia sudah lama menungguku selesai jam pelajaran kuliah terakhirku.
"Sudah lama nunggunya kak?" Tnyaku sambil tersenyum lalu duduk di dekat Bani.
"Belum terlalu lama aku disini, Ayo ke kita ketaman dan mengobrol pasti cape seharian mikir pelajaran" ajak Bani.
Bani menggandeng tanganku dan kami pun berjalan beriringan menuju taman dekat kampus biasa kami bertemu, bersenda gurau, menghabiskan waktu berdua seakan dunia ini milik kita berdua saja, masa muda yang begitu indah kami lalui bersama tapi sebentar lagi kami akan lulus kuliah,apakah akan ada waktu untuk bertemu kembali.
"Kak Bani, jujur aku tersinggung dengan kata kata mamamu kemarin nusuk banget dihati. apakah memang aku sejelek itu di mata mamamu?" ku ungkap kan segala keluh kesahku kepada Bani, Aku kira Bani akan marah jika aku mengatakan demikian ternyata malah sebaliknya.
Dia memelukku sembari berkata, "Maaf ya pertama kali bertemu keluarga ku, malah buat kamu tak nyaman, Mama ku emang seperti itu maklum dia membiayai aku dan adiku sejak bercerai dengan ayahku, mereka bercerai saat aku duduk di kelas 5 sekolah dasae, jadi dia berwatak keras sampai sekarang, memang betul aku belum bisa membahagiain mama ku, tapi aku yakin nanti mama akan bahagia karena ku, Sahara Mau kah kamu tetap menemaniku apapun yang terjadi? dengan kondisiku yang masih seperti ini?" kata Bani sambil bercerita tentang keluarga nya.
Begitu panjang dia mengisahkan masa lalu nya tanpa sadar hari sudah mau petang kami menuju halte bus dan akan berpisah menuju rumah masing masing.
*Menuju halte bus*
"Bani" suara judes mama bani.
"Eh, mama, dari mana kebetulan bertemu di sini, Bani mau pulang ma, ayo jalan pulang bersama ma" Sapa Bani dengan gembira.
"Kamu masih berhubungan sama dia, mama belum rela nanti kamu nikah, nanti tidak inget lagi sama mama, kalau kamu nikah cepat, kamu bakal lupa sama mama" Celoteh mama Bani dengan suara lantang dan muka garang.
"Apaan sih ma, kok Uda mikir jauh banget" seru Bani.
"Oke ban, Pisah di sini aja ya, bye Bani, sore Tante" Sapaku lalu pergi meninggalkan Bani dan mama nya.
*Sebulan kemudian*
Aku fokus untuk skripsiku aku jarang ketemu Bani. Masih sakit hati jika mendengar kata kata mama Bani. Sampai segitunya galak dia didepan orang nya langsung. Apakah semua calon ibu mertua itu sama saja?, Pikirku dalam hati. Hari berganti hari bulan pun berganti bulan yang baru, Ku buka lembaran baru karena sebentar lagi kuliahku tamat.
Aku masih berhubungan dengan Bani. Namun kadang hatiku bimbang dengan hubungan ini setiap teringat kata kata mama Bani yang belum mengijinkan Bani memiliki hubungan dengan seorang gadis.
Semoga ada titik temu dengan hubungan yang sudah terjalin ini.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Puan Harahap
hadir kk
🌷🌷Salam Pria Idola dan Menikahi Pria
Urakan🌷🌷
2021-04-20
0
Puan Harahap
🌷🌷Salam Pria Idola dan Menikahi Pria
Urakan🌷🌷
hadir kk thor
2021-04-20
0
Chierly Nakßanjar
like k 3
2020-11-05
1