Pasak bumi terbangun di kamar yang langsung menghadap ke laut. Kamar itu indah, disetiap dindingnya ada ranting bunga hidup, ada cahaya dari bokor-bokor di setiap sudut kamar dan atapnya dari air yang didinginkan jadi cahaya langsung tembus ke kamar. Luka-luka berlangsung pulih. Tiba-tiba pasak bumi kedatangan tamu, anak kecil yang dilihat semalam.
Anak kecil itu terlihat cemas dan berkata," Bagaimana keadaanmu?"
Mendengar hal itu dan bertemu dengan orang asing, Suyira hanya bisa menjawab,"Baik."
Terlihat kelegaan di wajah anak itu. Sambil memandang sekeliling kamar dengan wajah kebingungan.
Pasak bumi berkata,"Ini dimana?" .
Kemudian anak itu berkata,"Dirumahku .. ohh.. bukan ..rumah kita."
Kemudian anak itu keluar pintu dan berteriak memanggil ayahnya. "Ayah, Suyira sudah bangun."
Muncullah sosok yang bertubuh tinggi besar, warna matanya sangat coklat sama seperti warna rambutnya namun wajahnya mengingatkan suyira dengan papanya. Wajahnya sama cemasnya dengan anak laki-laki tersebut.
Kemudian suyira bertanya,"Bagaimana kalian tau namaku?"
Soalnya hanya kedua orangtuanya yang memanggil seperti itu sementara yang lainnya memanggilnya dengan nama pasak bumi.
"Tentu saja. Kau heran. Itu nama yang kuberikan padamu. Saya adalah pamanmu. Nama paman adalah paman Teeran. Ini sepupumu, namanya Tatra", kata paman Teeran.
Kemudian paman Teeran mengatakan lukaku akan segera sembuh karena bibi-istri paman- yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dengan menggunakan kekuatan unsur air.
Akhirnya bibi yang dikatakan tadi datang membawa bokor dari ranting daun yang berisi air. Sambil tersenyum ke arah Suyira dan menyentuh setiap luka yang tersisa dengan airnya.
Tiba-tiba luka tersebut tidak berbekas. Suyira terlihat takjub dengan hal tersebut.
Kemudian bibi menanyakan,"Bagaimana masih ada yang sakit?"
Suyira hanya menggelengkan kepala.
"Baguslah. Kau sudah tertidur hampir 3 hari,"jawab bibi. Mendengar hal itu tentu saja membuat Suyira terkejut.
*****
Kemudian mereka mengajak Suyira ke ruang tengah. Disana sudah menunggu empat orang laki-laki dewasa. Namun satu laki-laki yang terlihat mencolok dibandingkan lainnya. Kulitnya pucat, Rambutnya putih panjang dan matanya sangat biru. Ketiga orang laki-laki berusaha menghampiri Suyira sementara paman itu hanya berdiri di tempatnya.
Paman Teeran memperkenalkan mereka kepada Suyira sambil menunjuk mereka satu-persatu,"Paman ini namanya paman Firye, Eldard dan Flyied. Mereka adalah teman paman, papa dan ibumu.
Mereka semua menjabat tangannya kecuali paman Coeli. Sementara yang berdiri disitu adalah paman Coeli.
Suyira akhirnya tersadar papa dan ibunya tidak ada di ruangan itu. Suyira bertanya,"Paman, mana papa dan ibu?"
Mendengar pertanyaan itu membuat paman Teeran kebingungan dan sedih demikian juga keempat paman yang lain.
Kemudian bibi tiba-tiba mendekat dan berdiri sejajar dengan wajah Suyira. "Suyira, papa dan ibumu sudah bersatu."
Hal ini tentu saja membuat Suyira tambah kebingungan. "Mereka tidak bersama kita lagi. Mereka sudah bertemu dengan Sang Pencipta."
Suyira melepaskan genggaman tangan bibi dari bahunya. Berjalan mundur dan terdiam. Kemudian Suyira menangis kencang sejadi-jadinya.
Tiba-tiba angin bertiup sangat kencang di kastil bumi, ombak di pantai bergulung ke arah daratan semakin lama semakin besar, akar pohon muncul di permukaan tanah seperti akan terjadi gempa.
Hal ini tentu saja disadari oleh orang-orang yang berada di kastil utama.
Paman Teeran berkata," Kita harus menenangkannya."
Bibinya berusaha menenangkannya namun tidak ada hasilnya. Keempat paman berusaha untuk mendekat ke arahnya dan memegang tubuhnya. Lambat laun keadaan di luar kastil utama membaik. Namun tubuh Suyira memancarkan aliran listrik menyebabkan mereka melepaskan tangannya dari tubuh Suyira.
Kemudian cuaca tiba-tiba menjadi mendung dan bunyi petir terdengar bersahut-sahutan. Paman Coeli terkejut dan tidak menyangka Suyira mewarisi kekuatannya juga. Sambil memandang ke arah paman Coeli, paman Teeran meminta paman Coeli mendekat. Akhirnya paman Coeli memeluk Suyira dan aliran listriknya berkurang.
Paman Teeran berkata,"Kita harus membawanya ke kubah yang ada di luar hutan ini. Namun kubah tersebut tidak dilengkapi dengan unsur kekuatanmu".
Paman Teeran berkata ke paman Coeli. Paman Coeli sambil memeluk Suyira dan terdiam.
Kemudian tiba-tiba orang dari kastil langit datang menghampiri mereka.
"Pergilah ke kubah di luar hutan, padang rumput bunga kenanga, kubahnya berwarna coklat tua dan di dalamnya ada batu persegi. Buatkan penyerap kekuatan kita di atas gubah. Lakukan segera. Kami akan menyusul" Kata paman Coeli.
Kemudian orang tersebut pun pergi.
"Bawa tandunya sekarang",kata paman Teeran.
Mereka pun meninggalkan kastil utama bersama Suyira yang dipegang oleh kelima pamannya. Energi-energi yang dikeluarkan juga memancarkan kenangan yang bisa dibaca oleh masing-masing paman. Hal ini hampir membuat paman Coeli melepaskan tangannya. Suyira menggambarkan kenangan terakhir bersama ibunya.
Saat ibunya terkapar di tanah dan Suyira terus melaju. Namun paman Firye menguatkan paman Coeli.
Mereka akhirnya sampai ke kubah dan meletakkan Suyira di atas batu persegi. Tiba-tiba di pinggiran batu tersebut ada tulisan baru yang muncul.
"Kita harus keluar, jika tidak kekuatan kita yang menghilang sementara",kata paman Eldard.
"Kita tidak tau siapa yang kita temukan di luar sana",kata paman Firye.
Walaupun enggan akhirnya paman Teeran dan Coeli keluar. Paman Teeran pun menutup pintu kubah yang terbuat dari batu.
Mereka menunggu Suyira bergantian sambil menyuruh empat orang penjaga menjaga kubah tersebut. Sementara itu, paman Teeran melihat kerusakan yang terjadi di kastilnya. Beberapa rumah pohon ada yang roboh, berpindah dan hangus, pertanian yang baru mereka buat menjadi rusak lagi, jembatan penghubung yang mereka buat diatas rusak, beberapa orang cedera, pohon-pohon yang ditepi pantai tumbang, ikan-ikan menggelepar di tepi pantai.
Bibi dan tatra segera mengatasi hal tersebut bersama beberapa orang yang memiliki kekuatan yang sama. Tidak ada satu pun yang bertanya atau mengeluhkan hal yang terjadi. Kejadian ini biasa terjadi pada anak mereka yang berusia lima-enam tahun yang belum bisa mengendalikan kekuatan dan emosinya, di setiap kastil sehingga mereka membangun kubah untuk setiap kekuatan.
Namun ini adalah yang pertama kali untuk lima unsur kekuatan sekaligus dengan kerusakan yang lebih besar.
Paman Teeran menghampiri istrinya. Bibi berkata,"Bagaimana keadaannya atau keadaanmu?"
Paman Teeran bingung saat istrinya berkata seperti itu. "Kondisiku baik - baik saja dan Suyira sudah aman,"jawabnya.
"Bukan fisiknya melainkan emosinya?" Paman Teeran terkejut dan terdiam.
Paman Teeran akhirnya mengerti dan berkata "Buruk."
"Sekuat apapun kita menghempaskan ombak, akan tetap bergulung ke arah kita. Begitu pula luka hati. Tidak pernah benar -benar hilang"kata bibi Ariel.
Paman Teeran mengerti apa yang dikatakan istrinya dan meninggalkannya untuk membantu penghuni kastil yang butuh pengobatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
John Singgih
emosi yang meledak membuat kekuatan pemiliknya menjadi tak terkendali
2021-05-02
0
alien
🖤🖤🖤
2021-01-03
0