Terbangun di tahun 70-an

Arya, Adipati Arya … dimanapun ruhmu berada, kembalilah pada jasadmu.

Kalimat itu terdengar berulang-ulang. Entah di alam mana, seakan menggema memanggil-manggil menyuruh pulang.

“Mak, kenapa masih belum sadar juga? Ini udah seminggu lebih.” Seorang wanita paruh baya menatap nanar pemuda yang terbaring tak sadarkan diri dengan luka dan memar hampir di sekujur tubuh. Wanita itu terisak dengan dada yang terasa sesak.

“Sabar dulu Nyai, kita tunggu sampai besok pagi,” ucap seorang wanita tua dengan raut penuh harap.

Tak berselang lama ....

“Mak. Mak, lihat ini ….”

Tanpa diduga jemari pemuda yang terbaring tadi bergerak meski sangat lemah. Dua wanita yang ada di ruangan itu terlihat sumringah. Terlebih pemuda itu melenguh pelan sambil memegangi kepala.

“Arya. Kamu sadar, Nak. Alhamdulillah ....” Wanita yang merupakan ibu si pemuda refleks memeluk dengan mata berkaca-kaca.

“Aww!” ringis pemuda yang bernama Arya.

Kilasan kejadian pemukulan yang dialami Adipati terbayang oleh pemuda itu, membuat kepalanya terasa sangat sakit.

Pria lemah sepertimu tidak seharusnya ada di keluarga Adipati. Kau lebih baik mati, Arya!

“Aaaww!” Kali ini, pemuda yang dipanggil Arya itu memekik kuat.

Kilasan kejadian lain melintas begitu saja. Dalam kilasan itu, seorang pemuda dipukuli hingga pingsan, dimasukkan ke dalam karung, lalu dibuang ke sebuah lembah.

“Ya Tuhan, apa ini? Aku masih hidup, atau …,” batin pemuda itu sambil celingukan memperhatikan sekitar.

“Ini dimana?” gumamnya.

Pergilah ke neraka!

Pemuda itu tersentak. "Apa ini neraka? Tapi-,” batinnya lagi.

“Arya. Ibu senang kamu sadar, Nak,” isak wanita yang masih memeluk putranya.

“Arya?” batin pemuda itu tercengang.

“Sepertinya Den Arya masih linglung, Nyai," ucap si wanita tua.

“Ka-kalian siapa?” tanyanya lirih.

Sesaat setelah menanyakan hal tersebut, kilasan pemuda yang dipukuli dan sumpah serapah orang yang memukuli kembali hadir di pikiran pemuda itu, membuatnya kembali meringis sembari memegangi kepala.

“Ini ibu, Arya. Kamu nggak mungkin lupa sama ibu ‘kan?”

“Ibu?” gumam pemuda itu sambil menatap wanita paruh baya berwajah ayu nan sendu di hadapannya.

“Ibu. Arya?” Pemuda itu menunjuk pada wanita itu, lalu pada dirinya.

“Iya,” angguk ibunda Arya.

Seketika kenangan demi kenangan pun melintas.

Nyai. Den Arya demam tinggi, kejang-kejang, matanya mendelik ke atas.

Bu. Dada Arya sakit sampai ke belakang. Sakit, Bu ....

Astagfirullah, Arya. Sadar, Nak. Jangan tinggalin ibu!

“Arya. Kamu nggak sadarkan diri selama seminggu lebih. Darman dan orang-orangnya menemukanmu di Lembah Kuning. Ibu minta bantuan Mak Enok, karena nggak mungkin minta bantuan mantri atau yang lainnya,” jelas wanita itu dengan suara berat.

Bukannya mendengarkan penjelasan si ibu, pemuda itu malah asik sendiri dengan pikirannya.

"Aaww!" Tiba-tiba terasa sakit yang sangat menusuk di bagian ulu hati, dan menjalar hingga ke punggung.

"Apa yang sakit, Nak?" Wanita itu tampak sangat cemas.

“Si Arya ini …. Badannya lemah banget. Penyakitan atau gimana?” batinnya. Pemuda itu tertegun sambil memperhatikan tubuhnya, lalu teringat panggilan pulang yang menyebut nama lengkapnya, Adipati Arya. Ia pun terhenyak menyadari sesuatu.

“Jangan-jangan aku-.” Pemuda itu membatin dengan kedua mata terbelalak. Ia kembali memperhatikan sekitar.

Rumah ini … rumah panggung beralaskan kayu, berdindingkan bilik bambu. Kasur kapuk, pintu ditutup kain gorden, dan lampu cempor itu ….

“Ya Tuhan, aku di mana?” batinnya lagi.

“Bu. Ini dimana? Ta-tahun berapa?” tanyanya gugup.

“Maksud kamu tahun ini? Tahun ‘79," jawab si Ibu.

“Hah! A-apa? Tahun ‘79?” Adipati menganga dengan raut tak percaya. Mungkinkah jiwa Adipati bertransmigrasi ke tubuh Arya? Bagaimana bisa ia terjebak di era yang bahkan mungkin kedua orang tuanya belum menikah.

“Oh My God! Aku harus bagaimana?”

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

jalani aja dgn baik, kesempatan ke2mu💪

2025-10-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!