Pacarku Ternyata Bos Gangster
Episode 5
Hari itu, langit kota menggantung mendung.
Elvina duduk di kafe langganan, tangan sibuk memutar sedotan plastik dalam gelas lemon tea-nya yang sudah hampir cair semua esnya.
Calvin tidak bisa datang.
Lagi.
Tapi seseorang lain datang menggantikan tempatnya.
Calvin Winata
Maaf, aku ditarik urusan dadakan. Tapi aku gak mau kamu nunggu sendirian. Temanku akan ke sana. Jangan takut. Namanya Tris.
Elvina Denindra
Teman yang waktu itu?
Calvin Winata
Iya. Yang tiba tiba jemput kamu waktu itu . dia orang baik, kok. Meskipun Sedikit nyebelin, tapi dia baik.
Tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar mendekat.
Tris muncul. Mengenakan Jaket hitam, dan senyum setengah malas.
Ia menarik kursi tanpa bertanya, lalu duduk seperti sudah jadi pelanggan tetap.
Elvina Denindra
(tertawa kecil) Kamu selalu kayak gini ya? Langsung muncul kayak hantu.
Tris
Gue lebih mirip alarm, sebenarnya. Muncul kalau sesuatu mau meledak.
Elvina Denindra
(menatap) Maksudnya?
Tris
Gak usah terlalu serius. Gue cuma… jagain Calvin.
Elvina menatap pria di depannya.
Berbeda dari pertemuan sebelumnya, kali ini Tris lebih tenang, lebih tajam, seolah matanya sedang menilai, menakar, membongkar.
Elvina menyesap lemon teanya dengan pelan.
Tris
Kamu udah lama kenal dia?
Elvina Denindra
Baru beberapa bulan.
Tris
Dikit banget yang bisa bilang gitu dan masih hidup.
Elvina Denindra
(terdiam) Maksud kamu?
Tris
(mengalihkan pandang) Kamu percaya orang bisa nyimpen dunia lain di balik senyum?
Elvina Denindra
Kayak Calvin?
Tris
Tapi kamu sadar gak, kadang dia ilang bukan karena gak mau ketemu…
Tapi karena dia lagi nutup pintu dunia itu supaya kamu gak ketarik masuk?
Elvina menggigit bibir.
Ada jeda panjang. Lalu ia bicara pelan, tapi mantap.
Elvina Denindra
Kalau dia benar-benar nutup pintu itu supaya aku tetap aman…
maka aku akan tetap nunggu di depan pintunya.
Dan kalau suatu saat pintunya kebuka…Aku siap masuk.
Tris menoleh perlahan. Matanya tak lagi tajam. Ada sedikit ketenangan di sana—seperti seseorang yang akhirnya melihat secercah harapan.
Ia tersenyum kecil, bukan sinis, tapi tulus
Tris
Maksudnya—bukan suka yang itu. Maksud gue… Lo gak seburuk yang gue kira.
Elvina Denindra
Wow, itu kalimat paling gak sopan tapi jujur yang pernah aku terima.
Tris
Calvin tuh… dia bukan orang jahat. Tapi dia udah keliling neraka terlalu sering, sampe lupa gimana rasanya siang hari.
Elvina Denindra
Aku pengen jadi siang harinya.
Mereka terdiam sesaat.
Lalu Tris berdiri.
Tris
Gue titip satu pesan, ya?
Tris
Kalau suatu hari nanti Calvin mulai dorong kamu jauh-jauh, jangan langsung mundur.
Tris
Tampar dia. Biar dia inget kalau dunia ini gak semuanya milik iblis.
Setelah percakapan dalam tadi, Elvina dan Tris berjalan menyusuri trotoar kota.
Tak ada tujuan khusus—tapi Tris, anehnya, tidak langsung pergi.
Langkah mereka menyatu dalam keheningan jalan yang mulai sepi.
Elvina Denindra
Kamu... selalu jalan kaki kayak gini?
Tris
Enggak. Biasanya gue bawa mobil hitam gelap yang bikin orang pindah jalur.
Elvina Denindra
Kenapa sekarang nggak?
Tris
Karena gue lagi ngajak ngobrol cewek baik-baik. Bukan lagi balapan.
Elvina Denindra
(tertawa kecil) Kamu suka ngelucu gitu ya?
Tris
Enggak. Itu fakta. Gue enggak jago ngelucu.
Tris melirik ke arah Elvina. Melihat cara ia tertawa kecil—ringan, jujur, tulus.
Sebuah tawa yang sudah jarang didengar Calvin sejak… bertahun-tahun lalu.
Tris
Gue tahu kamu bingung sama dunia kami. Tapi… terima kasih.
Elvina Denindra
Terimakasih Untuk apa?
Tris
Karena Calvin butuh alasan buat inget dia masih manusia.
Dan lo muncul, di saat yang pas.
Elvina Denindra
(tersenyum pelan) Aku juga enggak yakin aku sekuat itu.
Tris
Lo enggak perlu jadi kuat. Lo cuma perlu... tetap ada.
Langkah mereka berhenti di persimpangan kecil. Tris membuka helm motor yang ia parkirkan di pinggir jalan.
Ia ulurkan helm yanga satunya lagi ke Elvina.
Tris
Mau gue anter pulang?
Elvina Denindra
Kamu bisa bawa motor? Kamu enggak takut dicap bad boy?
Tris
Gue lebih takut Lo nyasar dan masuk ke tempat yang nggak seharusnya.
Elvina Denindra
Tempat kayak… dunia kalian?
Tris
(tersenyum samar) Mungkin.
Elvina menaiki motor. Tris menstarter mesin. Mereka melaju di bawah langit malam kota. Lampu jalan menyapu wajah Elvina yang masih menyimpan segumpal penasaran.
Di balik semua ini…
Siapa sebenarnya Calvin?
Dan… seberapa besar luka yang selama ini dia simpan sendiri?
Setelah Elvina sampai di rumah ia mendapatkan pesan dari Calvin .
Calvin Winata
Aku lihat kamu bareng Tris. Dia nyetir kayak mau balap MotoGP, ya?
Elvina Denindra
Lumayan, tadi sempat berasa kayak adegan film action.
Elvina Denindra
Tapi… dia baik. Dan... dia juga banyak bilang hal penting soal kamu.
Calvin Winata
Jangan percaya dia. Dia dramatis.
Elvina Denindra
Lucu ya, orang dramatis kayak dia justru bisa bikin orang lebih paham kamu.
Calvin Winata
Aku takut kamu makin deket sama Tris nanti kamu sadar aku bukan orang baik.
Elvina Denindra
Terlambat. Aku udah tahu kamu bukan orang baik.
Elvina Denindra
Tapi... itu nggak berarti aku nggak boleh jatuh cinta, kan?
Dan di malam yang dingin itu, untuk pertama kalinya dalam waktu lama,
Calvin menatap layar ponselnya… dan tersenyum.
Mungkin…
Walau hidupnya kelam, seseorang akhirnya bersedia menyalakan lilin kecil di lorong hatinya yang gelap.
Dan mungkin…
Tris juga akhirnya percaya, tidak semua cinta membawa kehancuran.
Setelah memastikan Elvina masuk ke rumah dengan selamat, Tris kembali menghidupkan motornya.
Ia tak langsung pulang. Tapi justru meluncur ke sebuah jalan kecil di pinggiran kota — ke tempat yang hanya orang tertentu saja tahu keberadaannya.
Sebuah taman kecil yang tersembunyi, remang-remang, penuh kursi kayu lapuk dan pohon besar yang akarnya keluar dari tanah.
Tris duduk di bangku tua, menyalakan rokok…
dan diam.
Tak lama kemudian, suara langkah pelan terdengar dari arah belakangnya.
Erina
Kamu masih suka duduk di tempat yang sama ya?
Tris
(tanpa menoleh) Kamu masih suka muncul kayak bayangan juga, ternyata.
Erina
Bukan salahku kalau kamu selalu gampang ditebak.
Tris
Atau mungkin kamu yang terlalu pintar buat dilupakan.
Erina berdiri di depan Tris. Rambut sebahu, pakaian sederhana tapi rapi. Wajahnya… tenang. Tapi matanya menyimpan cerita lama yang tak pernah selesai.
Erina
Aku dengar kamu mulai dekat lagi sama Calvin.
Tris
Dia gak pernah jauh. Dunia aja yang ngerusak semuanya.
Erina
Dan sekarang kamu jagain dia?
Tris
Bukan jagain. Cuma... berdiri di belakangnya kalau dia jatuh.
Erina duduk di sebelah Tris.
Udara malam mulai terasa menusuk, tapi kehadiran mereka berdua seperti menciptakan kehangatan yang berbeda — hangat karena masa lalu yang tak pernah benar-benar ditinggalkan.
Erina
Aku dengar dia punya seseorang sekarang.
Yang bukan bagian dari ‘dunia kalian.
Tris
Elvina. Cewek aneh. Tapi... dia satu-satunya cahaya yang bikin Calvin silau.
Erina
Dan kamu percaya dia bisa bikin Calvin... berubah?
Tris
Gue gak tahu. Tapi gue tahu satu hal...
Tris
Gue lebih percaya sama Elvina, daripada orang-orang yang dulu pernah ninggalin dia.
Comments