“Entah baik atau buruk hasilnya nanti, pengalaman pertama adalah hal yang takkan
terlupa sampai mati.”
~~ K.Tulip12 ~~
🌷
🌷
🌷
🌷
🌷
🌷
“Neng! Bangun neng! Ini udah sampe di restorannya!” ucap abang ojolnya sambil menggoyang - goyangkan bahunya.
“Hoaamm!! Nih pak uangnya, makasih banyak ya," ucapku masih setengah sadar.
“Neng!" panggilnya.
"Iya pak? Kembalian ya? Ambil saja buat bapak."
Baru saja aku ingin berbalik, bapak ojol itu berteriak lagi.
"Itu helmnya jangan dibawa atuh!”
Hah? Helm? Aku melirik ke atas dan meraba kepalaku.
"Ya tuhan!" batinku menyadari jika ternyata daritadi helmnya belum terlepas dari kepalaku. Pantas saja rasanya sedikit berat.
"Maaf pak, hehehehe.”
Aku menyodorkan helmnya ke bapak ojolnya yang cuman geleng-geleng kepala melihat kelakuan konyolku.
"Lain kali minum kopi neng biar gak ngantuk, permisi."
"Aduh! Baru juga hari pertama udah ngelakuin hal konyol begini, mana banyak yang merhatiin lagi, kan jadi malu."
Ini sebabnya aku sering menolak memakai helm ketika sedang berkendara dengan motor. Alasannya karena aku selalu lupa untuk melepaskan helm yang telah bertengger dikepalaku.
Menyebalkan! Untung saja bapaknya pengertian dengan kondisiku saat ini.
Tapi tak apa! Justru aku harus semangat karena bagaimana pun juga hari ini adalah hari pertamaku part time direstoran klasik nan mewah ini.
"Aku harus buktikkan kepada Kak Yadi dan Bos James bahwa aku mampu."
Keep Spirit!
🕊
:::::::::::::::
🕊
Dominasi warna coklat susu dan gold menambah kesan menarik pada isi ruangan dari restoran tersebut. Tidak hanya itu, di sini juga banyak sekali terdapat balon berbentuk hati dengan segala warna, hidangan yang banyak dan lezat serta ada ruangan khusus untuk berfoto agar kenangan tersebut tersimpan tidak sia-sia.
"Yan, kau ingin aku ambilkan appatizer juga tidak?" tanya James pada Arian yang tidak menggubris tawarannya.
"Rian?" panggil Will sambil melambaikan tangannya didepan wajah sahabatnya itu.
"Biar aku saja!" Reno pun lalu menabok punggung adiknya yang akhirnya tersadar juga.
"Akhh!" erang Arian menggosok belakang punggungnya dibagian bekas tabokkan tangan kakaknya barusan.
"Kejam banget kau terhadap adikmu. Tangan macam kuli kau buat nabok punggung malaikat tampan sepertiku? Sungguh sadis caramu."
"Habisan kau diam saja sejak tadi. Memangnya ngelamunin apa lagi, ha?" tanya James yang tidak jadi ambil Appatizernya
"Apalagi Je kalo bukan tentang pacar matrenya itu," celetuk Reno.
"Kak!"
"Apa? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."
"Tapi gak begitu juga," bela Arian.
"Faktanya begitu lalu mau diapakan?!" William menarik ujung bibirnya kesamping.
"Bro! Jangan terlalu bucinlah jadi cowo. Disuruh ini mau, disuruh itu mau. Kau ini pacarnya bukan budak. Jadi sadar dikit dong," ujar James.
"Intinya jangan sampe kau merasakan hal sama dengan apa yang kurasakan. Rela melakukan hal apapun demi embel-embel orang yang tidak mencintai kita."
William bangkit dari duduknya, "Aku pergi dulu ingin menjemput calon istriku."
Mereka melakukan tos-an ala pria maco dan William pun bergegas menuju pintu keluar.
"Tujuanku kesini mau menghadiri acara lamaran Will, tapi mengapa jadi aku yang diceramahin tentang cinta," kata Arian mendengus sebal.
"Siapa yang lamaran siapa yang rempong," gerutunya yang kemudian dijitak oleh Reno.
"Kayaknya mulutmu perlu aku lakban ya, Yan?! Nyeloteh mulu daritadi," ucap Reno
"Yaudah sana cuci mukamu dulu biar fresh. Aku gak mau ya Will ngeliat ada beban diwajah kita dihari pertunangannya." James menepuk-nepuk pundaknya.
"Iya bawel."
🕊
::::::::::::
🕊
Back to April!
Saat ini dirinya tengah menatap pantulan dirinya dicermin sambil membenarkan kuncir rambutnya.
Ia tersenyum begitu dirasa penampilannya sudah rapi.
Tiba-tiba ia teringat untuk mengabari Yadi jika ia sudah sampai di sini. Lalu diambilah ponselnya dibalik saku celananya.
“kak Yadi...kak Yadi...kak...nah! ketemu!”
Baru saja ia ingin menelpon nomor tesebut, eh tapi nama Yadi sudah lebih dulu terpampang dilayar ponselnya.
"Panjang Umur!"
“Halo kak!” ucapku tanpa mengucapkan salam (soalnya dalam islam kalo kita lagi dikamar mandi dilarang mengucapkan salam)
"Kamu udah dimana? Masih dijalan?Acaranya sebentar lagi mau mulai, nih"
"Gak kak, aku udah didalem restoran dari tadi."
"Masa? Kamu dimananya? Kok aku gak ngeliat kamu ya?"
"Aku pergi ke toilet karna diluar rame banget kak."
"Ohh gitu!"
"Kakak emang dimana?"
"Aku lagi didepan ruang manager nih nungguin kamu dari tadi."
"Kalo dari toilet belok mana kak?"
"Kamu ambil kiri terus nanti pas udah ketemu ruangan khusus foto, kamu belok kanan. Ruangannya ada tulisan James Room."
"Oke kak, aku...."
Percakapannya terputus begitu ia ditabrak oleh Arian diperbatasan antara toilet wanita dengan pria ketika ia keluar dari sana.
Brukk! Praang teng..!!
Semua barang seperti hape, tisu, sabun cuci muka jatuh dari tas selempang yang ia bawa, ditambah botol kopinya retak karena terbentuk lantai kamar mandi.
"No! Harapan terakhir perutku sirna sudah."
“Holly shit!" ucap Arian membersihkan tumpahan kopi milik April yang mengenai kemejanya.
"Uh, untung hapenya gak apa-apa." April mengusap-usap hapenya ke bajunya hingga membekaskan sedikit noda di baju yang ia kenakan.
"Eh de'! Lain kali kalo berdiri jangan disitu, liat nih jadi kotorkan kemeja saya."
"Ha? Gak salah dia manggil aku Ade'? Dikata aku adiknya kali," batin April merasa aneh dengan ucapan Arian.
"Yee diem aja. Saya gak mau tahu ya, kamu harus ganti rugi kemeja saya. Mahal nih!"
"Sorry! Ganti rugi? Orang kamu duluan yang nabrak saya, kenapa jadi saya yang harus tanggung jawab."
"Wah, masih kecil udah songong aja."
April tak menggubrinya, "Tolong minggir pak! Saya ingin keluar!"
Duarrrr!!
"Pak? Orang seganteng diriku dipanggil bapak oleh cewe kecil tengik ini?! Tidak bisa dibiarkan!" batinya dalam hati.
Arian menutup pintu pembatas tersebut dan memojokkan April. April yang merasa terancam pun menyiapkan ancang-ancang sebagai pertahanan dirinya.
"Ma..u..a..pa kau mendekat?"
"Ku tegaskan padamu, aku bukan bapak-bapak! Umurku masih 23 tahun."
"Terus? Masalah gitu buat saya?" April menaikan sebelah alisnya. "Minggir!"
April mendorong tubuh Arian dan membuka kembali pintu pembatasnya.
"Saya akan ganti kemejanya tapi tidak sekarang karena saya sedang buru-buru. Permisi!"
Pintu tertutup dan meninggalkan Arian yang menatap kepergian April dengan rasa jengkel yang mendalam.
"Lain kali aku akan memberimu pelajaran jika kita ketemu lagi, cewe tengil."
🕊
::::::::::::::::
🕊
"Gimana Di? Temanmu sudah dimana?" tanya Sarah.
"Lagi jalan kesini, Sar. Tadi dia ke toilet dulu."
"Nanti langsung disuruh ganti kostum yang udah disiapin didalem ya, Di. Aku mau ngecek bagian kue dulu."
"Ok, Sar!"
"Jangan lupa tanyain dia mau makan apa. Aku yakin dia pasti belum sarapan."
Yadi mengangguk dan bersamaan dengab itu, April mengambilnya dan melambai.
"Sorry kak telat, hehehehehe..."
Yadi memperhatikan penampilannya yang sedikit bisa dibilang jorok karena ada bekas noda besar dibajunya.
"Kok bajumu kotor? Habis ngapain hayo..." tanyanya sedikit meledek.
"Gak ngapa-ngapain kok kak. Tadi aku mengelap ponselku yang terkena cipratan kopiku yang tumpah gara-gara ditabrak cowo pedo di pembatas kamar mandi tadi."
"Tapi kamu gak apa-apa kan?"
April menggeleng dan Yadi memintanya untuk langsung ganti baju didalam sementara ia ingin memesankan makanan untuknya.
"Co! Tolong buatkan Matcha sama sandwichnya ya." ucapnya pada seorang pelayan bernama Coco.
Yadi mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada James.
"Yadi, nih pesenanmu." Coco memberikan nampan berisi sepiring sandwich dan segelas matcha dingin."
"Terima kasih."
Yadi kembali memasuki ruangan James dan mendapati April yang tampak berbeda dengan pakaian barunya itu.
“Woow! You look georgius, April!" Meletakan nampan dimeja.
"Thanks kak," ujarnya sambil tersenyum.
"Dimakan dulu tuh, Pril," kata Yadi yang duduk didepannya.
"Nanti aja deh kak," bantahnya. "Aku mau langsung ke panggungnya, gak enak juga sama temannya Kak James yang udah nunggu lama."
"Oke! Let's go!"
🌾🌾🌾
Mereka pun keluar dan berjalan ke arah belakang panggung yang gelap gulita karena lampunya sedang tidak berfungsi.
"Kak, April boleh pegang jaket kakak gak? Disini gelap banget," tanyanya pada Yadi.
"Hmm, baiklah," jawab Yadi.
"Sebentar kak." April menyalakan lampu ponselnya dan kembali menggenggam jaket Yadi.
"Dia takut gelapkah?" tanya Yadi dalam Hati.
"Ayo kak!" Mereka pun kembali berjalan dan akhirnya tiba juga disisi sayap kiri panggung.
"Aku hanya mengantarmu sampai sini, kau naiklah dan tunjukkan performa yang lebih keren dari kemarin malam."
April mengangguk kemudian menaiki anak tangga satu persatu. Lalu ketika dirasa sudah siap, dengan pedenya, ia mulai menarikan jarinya di atas tuts piano putih tersebut.
Seketika melodi yang ia mainkan menghipnotis banyak orang disini, sehingga membuat mereka turut larut dalam suasana romantis ini.
William menggenggam tangan pasangannya dan berjongkok, lalu mengeluarkan kata-kata puitis. Puncaknya, sebuah kotak kecil berwarna biru berisi cincin yang indah ia persembahkan sambil berkata, “Will You Marry Me, Dama?” si cewe mengangguk setuju dan semua orang bersorak gembira dan bertepuk tangan.
🕊
::::::::::::::::::::
🕊
Sementara itu Arian telah kembali ke rumahnya. Ia tengah bersantai diruang tamu dengan memakan beberapa camilan yang ia beli ketika melewati minimarket selepas pulang dari sana.
"Akhhh, apansi iklannya banyak banget." Arian mematikan tvnya dan beralih pada ponselnya.
Ia membuka instagramnya dan melihat postingan-postingan dari teman-temannya. Isinya beragam, mulai dari tentang cinta, siraman kolbu hingga tiktok yang menurutnya alay.
"Eh, ada postingan baru dari Will."
Tring! Pesan chat wa dari Reno membatalkan niat Arian yang ingin melihat status yang diposting sahabatnya itu.
Ia pun segera membaca dan membalas pesan dari kakaknya tersebut, dan ini hasilnya.
Tring! Lagi - lagi pesan wa dari Reno yang mengirimkan sebuah video detik-detik Will meminang Dama.
Arian menontonnya dan terkejut begitu melihat siapa yang menjadi pianis tersebut. Ia lalu kembali ke beranda Instragramnya dan melihat postingan Will yang menampilkan sebuah foto dirinya dengan sang tunangan bersama Reno, James, Maya, Yadi dan....April, duduk dibelakang piano diatas panggung.
"Kenapa...harus gadis tengil ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 14 Episodes
Comments