PART 1

“Kesempatan memang tidak datang dua kali! Tetapi, harapan dari kesempatan itulah yang

takkan berhenti datang kembali.”

~~ K. Tulip 12 ~~

🌷

🌷

🌷

🌷

🌷

🌷

Saat itu pukul 19.00 malam dan jalanan masih ramai dengan perang klakson karena lampu merah tak kunjung hijau. Hal itu tak menggangu seorang remaja bertas kuning yang senyam-senyum seperti orang baru gajian.

Walaupun malam ini tak ada purnama, remang-remang lampu jalanan saja sudah cukup baginya untuk menerangi langkahnya tersebut.

“Alhamdulillah, makasih ya Allah,” batinya dalam hati.

Langkahnya begitu enerjik dan seirama dengan lagu yang ia dengar dari earphonenya.

April memiliki kebiasaan selalu memakai earphone setiap kali dia harus keluar rumah. Menurutnya, hal ini bisa mewakili emosi yang sengaja ia sembunyikan dari publik.

“Dikira tadi kak Ekko gak bakal inget sama janjinya tentang uang tambahan yang belum

dibayar ke aku waktu itu.”

Kebetulan saat itu dirinya ditawari part time menjadi volunter tiket disebuah acara mini konser yang bertempat digedung balai kesenian.

Ia dijanjikan oleh ketua acara tersebut akan dibayar sebesar 150 ribu per 2 jam, tetapi kenyataannya lebih dari jam yang telah disepakati. Acaranya terus berlangsung hingga pukul 20 : 00 lebih.

Untungnya hari ini Kak Ekko memanggilnya lagi dan berjanji untuk membayar utang gajinya yang belum sempat terbayarkan selama beberapa bulan lamanya itu.

April terus berjalan sambil sesekali menyenandungkan bait-bait lirik dari lagu yang ia dengar.

Ia pun menoleh ke kanan ke kiri begitu sudah didepan sebuah zebra cross. Lampu berubah menjadi merah dan ia pun menyebrang menuju jalan diujung sana.

"Kak, tisunya kak," ucap seorang anak kecil menawarkan beberapa tisu yang ia genggam.

"Dua lima ribu aja kak," sambung seorang gadis cilik yang ada disebelah anak tadi.

April menggelengkan kepalanya dan menolaknya dengan senyuman.

"Nggak de', makasih."

April pun kembali melanjutkan perjalanannya. Namun ia berhenti begitu baru beberapa melangkahkan kakinya. Pandangannya kembali melirik anak-anak penjual tisu tersebut yang masih berusaha menawarkan tisu mereka kepada orang-orang di sana.

"Hmm, apa aku kasih aja ya makanan ini ke mereka? Aku gak tau sih mereka udah makan atau belum kan," ucapnya dalam hati.

"Dek!" panggilnya begitu ia berbalik dan kembali ke tempat anak kecil penjual tisu tersebut.

"Kenapa kak? Kakak jadi beli tisunya?" tanya anak laki tersebut.

"Boleh deh, kakak mau beli semuanya kalau gitu," ucapnya memborong semua tisu hingga membuat mereka senang bukan main.

"Serius kak?" April mengangguk dan memberikan mereka uang lembaran 50 ribu.

"Yhaa, kakak gak punya uang receh? Kita gak punya kembaliannya kak," kata gadis cilik sambil memperlihatkan isi dompet yang sedari tadi ia pegang.

"Yaudah kalo gitu kembaliannya kalian ambil aja buat ditabung oke!"

Si gadis cilik itu pun melonjak kegirangan begitu mendengar ucapan April.

"Makasih ya kak!" ujar anak cowo tersebut yang merupakan kakak dari gadis cilik disebelahnya.

"Iya, Btw, kalian udah makan kah?"

Mereka menggeleng dan mengatakan tadi hanya minum es diwarung saja, mengingat uang yang mereka punya cukup terbatas.

"Kebetulan kalo begitu." Ia memberikan sebuah bungkusan yang berisi kotak box fried chicken, sebungku kebab dan aqua botol kepada mereka.

"Dimakan ya! Jangan berebut ok!"

Ia pun langsung pergi begitu telah memasukkan semua tisu tersebut kedalam tasnya.

"Kakak tas kuning, makasih," teriak mereka. April menoleh dan mengancungkan kedua jempolnya.

🕊

::::::::::::::::::::::

🕊

Sementara itu, tidak jauh dari tempat April tadi, terjadi keributan ditengah pertunjukan sebuah band yang membuat semua penonton di sana lambat laun berkurang meninggalkan termpat tersebut.

"Yadi, udah Stop!" bentak Heru sambil menahan kepalan tangan Yadi yang hampir meninju Abdu.

"Jangan menghalangiku, Ru. Aku sudah tidak sabar lagi ingin memberinya pelajaran agar tidak semena-mena lagi dengan tugasnya," ucap Yadi menggertakan giginya mencatap tajam pada Abdu.

"Maafin ajalah, Di. Aku yakin dia gak akan ngulangin lagi," ujar Raka.

"Tidak Rak! Aku tidak akan memaafkannya! Ini terakhir kalinya aku benar-benar membulatkan tekadku untuk meminta pak Romi memecatnya dari posisinya sebagai asisten manager Pak Romi."

"Kenapa kau membuatnya semakin rumit, Yad? Hanya karna aku menolak perintahmu untuk mencari pengganti yang lain, kau sampai-sampai ingin sekali melihatku dipecat," ketus Abdu tidak mau kalah dari Yadi.

"Bukan aku tapi kau, brengsek! Akibat dari sikapmu itu, aku selalu disalahkan oleh Pak Romi, aku selalu bersabar ketika beliau mengataiku sebagai ketua yang tidak bejus mengurus tim bandnya sendiri. Selalu ditekan untuk menjadi yang terbaik. Aku tidak tahu sindirian apa lagi yang akan dilontarkan Pak Romi kepadaku akibat tidak mampu mengatur pengganti Fatih sekarang."

Lantas Raka memberikan sebotol air mineral yang ditampis oleh Yadi hingga botol tersebut jatuh dan menggelinding ke tanah dan mengenai ujung sepatu April.

"Sesulit itukah hanya mencari seorang pengganti?" tanya Yadi menatap Abdu.

April yang sedari tadi fokus memperhatikan mereka akhirnya mencoba untuk bergabung. Ia sedkit membungkuk mengambil botol yang ada diujung sepatunya tersebut.

"Pengganti apa ya kak? Maaf aku tadi tidak sengaja mencuri dengar obrolan kalian, siapa tau aku bisa bantu." tanyanya sopan

"Aku tidak butuh bantuan dari orang asing. Lagipula ini bukan urusanmu mencampuri masalah orang lain!"

Bukan jawaban tapi malah pengusiran yang April dapat dari sang gitaris.

"Yadi! Gak usah kasar juga kali, niat dia cuma mau ngebantu kita doang kok! Kontrol emosimu! Kau tidak ada bedanya dengan Abdu jika begini," ucap sang Drumer membela April.

"Raka! Lebih baik kau saja yang menjelaskannya kepada gadis itu," perintah sang bass ke sang vokalis yang bernama Raka.

"Sebelumnya boleh ku tahu namamu?"

"April kak," jawabnya

"Ok! Jadi gini, Manager kami, Pak Romi meminta Yadi untuk segera mencari pengganti Fattih, karena ia sudah memutuskan untuk berhenti dari dunia permusikkan. Lalu Arian meminta tolong kepada Abdu, selaku sekbid dibidang kelengkapan anggota untuk mencari orang-orang yang sekiranya bisa dikontrak untuk masuk ke Band kami. Nah, pas udah dapet penggantinya, Yadi minta Abdu untuk mencari seorang lagi sebagai cadangan karena ia memiliki firasat buruk takut jika orang yang dipilihnya batal untuk bergabung," jelasnya.

"Wanti-wanti gitu lho! Karena, rata-rata teman Yadi yang menguasai keyboard sudah terikat kontrak dengan label perusahaan musik lain," sambung Heru.

"Ngerti kan yang kami jelasin?" tanya Raka saat melihat ekspresi April yang sedikit memiringkan kepalanya itu.

"Percuma kalian berdua ngomong panjang lebar sama anak ke..." ucapan Yadi terputus oleh seruan Raka yang melihat April main sikat saja didepan keyboard.

"Kamu mau ngapain disitu?" tanya Heru heran melihat April mengotak-ngatik keyboard dihadapannya.

"Duh gusti, semoga yang dilakukan anak itu tidak sampai membuat keyboard kesayangan Fattih rusak. Bisa tambah tekor aku menambah pemgeluaran untuk perbaikan keyboard itu," batin Heru dalam hati.

"Katanya butuh pengganti? Aku sudah siap nih," ujarnya.

"Terlalu sepi di sini, apa aku mainkan sebuah lagu ya untuk menarik perhatian penonton?"

Lalu ia kencangkan volume keyboardnya sesuai keinginannya.

Jreng!! "Perfect," batinnya.

Untuk sesaat hawa atmosfer disekitar mereka hening dan kini para anggota Butterfly Band menatap April dengan perasaan cemas serta ragu, apakah ia bisa melakukan ini semua?

Perlahan alunanan melodi intro cinta luar biasa pun terdengar dan kini semua pandangan tertuju ke mereka. Bagaikan terkena sihir, mereka yang menonton pun terpaku serta takjub dengan melodi yang April mainkan, tak terkecuali para anggota Butterfly Band.

Usahanya pun terbukti berhasil, sedikit demi sedikit penonton mulai berdatangan. April tersenyum lebar melihat para penontonnya. Ia pun menoleh ke arah Yadi Dkk untuk langsung bersiap ke tempat mereka.

Yadi selaku ketua band pun langsung mengambil gitarnya disamping April, disusul Heru yang sudah bersiap dengan drumnya dan Raka dengan microphone bergagangnya.

"Selamat malam semuanya!" sapa Raka jepada para penonton.

"Kami harap dimalam yang indah ini segala kepenatan dan kegalauan kalian terbayar oleh lagu yang akan kami bawakan ini."

"Romantic night, yaps honey," ucap salah satu wanita bule berambut keriwil coklat dikuncir kepada suaminya.

"Ini dia kami persembahkan Cinta Luar Biasa dari Andmesh Kamaleng untuk kalian."

"Yang tau lagunya boleh nyanyi ya," tambah April dan mulai masuk kedalam lagu.

🎶

🎶

🎶

🎶

🎶

Waktu pertama kali...

Kulihat dirimu hadir...

Rasa hati ini inginkan dirimu...

Hati tenang mendengar...

Suara indah menyapa...

Geloranya hati ini tak kusangka...

Rasa ini...

Tak tertahan...

Hati ini...

Selalu untukmu...

Terimalah lagu ini dari orang biasa...

Tapi cintaku padamu luar biasa...

Aku tak punya bunga...

Aku tak punya harta...

Yang ku punya hanyalah hati yang setia...

Tulus padamu....

Hari - hari berganti dan kini cinta pun hadir..

Melihatmu...

Memandangmu...

Bagai bidadari....

Lentik indah matamu...

Manis senyum bibirmu...

Hitam panjang rambutmu...

Anggun terikat..

Rasa ini...

Tak tertahan...

Hati ini...

Selalu untukmu...

Terimalah lagu ini dari orang biasa...

Tapi cintaku padamu luar biasa...

Aku tak punya bunga...

Aku tak punya harta...

Yang ku punya hanyalah hati yang setia...

Tulus padamu....

🎵 Cinta Luar Biasa - Andmesh Kamaleng 🎵

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!