Bab.5

Setelah menyelesaikan meetingnya, Satria kembali menemui Kia yang tadi ia tinggalkan sendirian. Kia menoleh, saat pintu ruangan itu terbuka, dilihatnya Satria masuk dengan membawa paper bag.

"Pakailah ini," ucap Satria mengulurkan paper bag di tangannya.

Kia mengambilnya dan membuka paper bag itu untuk melihat isinya, dan berlalu pergi ke toilet setelah menanyakannya.

"Aku tunggu di ruangan ku," pesannya pada Kia.

Tak butuh waktu lama untuk Kia mengganti baju. Kia kembali menemui Satria di ruangannya.

"Dari mana kamu tahu ukuran bajuku, bahkan ********** pun sesuai ukuran ku," ucap Kia yang baru saja masuk ke ruangan Satria. Kia sengaja tak lagi bersikap formal pada teman kakaknya ini.

Satria mempersilahkan Kia duduk dengan gerakan tangannya.

"Bukan aku yang tahu, tapi sekertarisku yang mencarikanmu baju itu dan juga baju dalammu," jawab Satria saat Kia sudah duduk di depannya.

"Oh ...."

"Apakah semua pengacara menolak mu sehingga kamu menemui ku?" ucap Satria sarkas.

"Tidak, tidak akan ada pengacara yang berani menolak ku. Aku menemui mu karena aku ingin membantu mu untuk menjadi pengacara yang lebih terkenal. Aku yakin, setelah menangani kasus kakak ku, namamu akan semakin naik," Kia melipat kedua tangannya di depan dengan angkuh.

Satria tersenyum menyeringai mendengar jawaban gadis di depannya ini. Satria tahu benar, gadis ini punya harga diri yang begitu tinggi. Dan keangkuhannya adalah bagian dari harga dirinya.

"Terima kasih nona, karena kebaikan hatimu, aku akan menjadi pengacara yang sangat terkenal," sarkas Satria lagi. "Tapi kamu tidak lupa bukan, tentang apa yang aku inginkan jika aku menangani kasus kakakmu," lanjutnya.

Seketika raut wajah Kia berubah, yang tadinya angkuh menjadi ragu. Kia belum memikirkan matang-matang tentang keputusannya untuk bersedia menjadi istri sirri dari pria ini.

"Tidak, tentu saja tidak!" jawabnya tegas. Kia kembali menunjukkan keangkuhannya, berusaha menutupi keraguannya dengan keangkuhannya.

"Tapi sebelum aku menerima mu untuk menjadi suami sirri ku, aku ingin tahu alasan kenapa kita harus menikah sirri?" tanya Kia.

"Karena aku masih terikat pernikahan dengan seseorang," jawab Satria santai.

"Jadi ini poligami!" tanya Kia setengah berteriak.

Satria hanya tersenyum tipis melihat raut gadis di depannya ini.

"Kamu boleh menyebutnya begitu."

"Lalu apa alasan pernikahan ini, kamu punya istri dan ingin menikah lagi. Itupun secara sirri."

"Istriku terlalu sibuk dengan karirnya, sehingga tidak memiliki waktu untuk ku. Sementara aku juga ingin diperhatikan."

"Kalau cuma ingin diperhatikan, bukankah tidak sulit untuk seseorang seperti mu mendapatkan teman one night stand?" sindir Kia.

Satria tidak tersinggung ataupun marah dengan tuduhan Kia. "Aku tidak mungkin memilih ibu untuk anak ku dari wanita one night stand ku," jawab Satria lugas.

"Jadi sebenarnya, kamu cuma ingin diperhatikan atau ingin punya anak?" Kia mendelik menatap serius pada Satria.

"Tentu saja keduanya," jawab Satria jujur.

"Kalau ingin punya anak, kenapa menikah sirri?Aku yakin, kamu lebih tahu soal hukumnya daripada aku soal anak yang lahir dari pernikahan sirri."

"Aku yang akan mengurusnya nanti, tugasmu cukup melayaniku dan melahirkan anak untuk ku."

"Jadi ini pernikahan kontrak, aku melahirkan anak untukmu lalu kamu akan menceraikan aku. Begitu?" Kia mendengkus kesal. "Berapa lama kontrak ini akan berlangsung, satu, dua, atau berapa tahun?" sambungnya.

"Ini bukan pernikahan kontrak, karena tidak akan ada kontrak di antara kita. Kita akan menjalani pernikahan ini selayaknya suami istri pada umumnya. Hanya saja pernikahan kita ini rahasia," jelas Satria.

"Bagaimana kita akan menjalani pernikahan kita selayaknya suami istri pada umumnya, sementara kita tidak saling mencintai, kita juga baru saja kenal."

"Aku sudah pernah menjalani pernikahan berdasarkan cinta. Tapi ternyata, cintaku tak cukup kuat untuk keharmonisan rumah tanggaku."

"Menikah dengan cinta saja, rumah tangga kamu tidak harmonis. Bagaimana bisa kamu menyuruhku menjalani rumah tangga pada umumnya."

"Selama kamu bersikap selayaknya istri pada suami, rumah tangga kita akan baik-baik saja."

"Aku belum pernah menikah sebelumnya, bagaimana aku tahu sikap istri pada suami itu seperti apa."

"Hormati suamimu, layani dia dengan tulus dan jangan banyak membantah. Selalu tersenyumlah, karena para suami lebih suka melihat senyum di bibir istrinya.bSemua itu adalah hal yang disukai suami pada umumnya."

"Ku rasa aku tidak akan bisa jadi istri yang baik. Aku suka sekali memerintah orang, dan bukan menghormatinya. Dan aku lebih suka dilayani, daripada harus melayani. Satu lagi, aku lebih cerewet dari yang kamu bayangkan. Tentu saja aku tidak bisa selalu tersenyum." Kia sengaja menjelek-jelekkan dirinya agar Satria menjadi ilfeel, dan membatalkan permintaannya untuk nikah sirri.

"Baguslah, itu semua adalah kriteriaku." ucap Satria.

"A-apa, kamu bilang tadi tidak seperti itu."

"Aku tadi bilang, itu semua adalah hal yang di sukai suami pada umumnya. Dan aku bukan bagian dari mereka pada umumnya." Satria menyunggingkan senyumnya, menambah kekesalan Kia.

"sialan! gagal deh buat membatalkan kemauan cowok hidung belang ini. Sudah punya istri masih saja mau cari yang lain. Lihat saja nanti, bakal aku buat ilfeel nih orang." ucap Kia dalam hati.

"Jadi kapan kita akan menikah," tanya Kia.

"Kapan kamu mau aku mulai melakukan penyelidikan untuk membantu kakakmu, secepat itu juga kita akan menikah." jawab Satria.

"Semakin kamu mengulur pernikahan kita, semakin lama juga kakakmu akan mendekam di penjara." sambungnya.

"Dasar berengsek, berani-beraninya dia memanfaatkan kelemahanku," batin Kia.

"Apa kamu bisa disebut seorang teman, kamu memanfaatkan masalah temanmu untuk mendapatkan keinginanmu," cibir Kia.

"Aku tidak memanfaatkan siapapun, aku hanya menawarkan kerja sama yang saling menguntungkan. Kamu, bahkan boleh menolak jika kamu tidak suka," balas Satria yang semakin membuat Kia mendengkus kesal.

"Bukan saatnya untuk berdebat dengan pria ini, sebaiknya aku terima saja dulu semuanya. Baru nanti aku pikirkan cara membuatnya mundur dengan sendirinya."

"Aku bukan orang yang gampang menyerah, aku tidak akan pernah mundur untuk sesuatu yang sudah aku putuskan. Sebaikanya tidak usah repot-repot untuk membuat ku mundur. Karena aku tetap pada keputusanku untuk menikahimu," tukas Satria yang seolah tahu apa yang Kia pikirkan.

"Kurasa sudah tidak ada lagi yang harus kita bicarakan untuk saat ini, kamu boleh pulang." ucapnya seolah mengusir.

"Aku tidak punya rumah lagi, dan aku baru kabur dari rumah temanku."

Satria menatap Kia penuh tanya, seolah ingin tahu apa yang terjadi. Kia yang menyadari raut wajah penuh tanya yang di tunjukkan Satria, mulai menceritakan kejadian yang ia alami di rumah sahabatnya.

"Baiklah, untuk malam ini kamu boleh tidur di apartemen ku dulu. Supir akan mengantarkan mu kesana." Satria mengeluarkan acces card dari dompetnya dan memberikannya pada Kia.

Setelah menerima kartu untuk masuk ke apartemen satria, Kia tetap mengulurkan tangannya pada Satria.

"Apa lagi, kan aku sudah memberikan acces card apartemennya."

"Aku butuh uang, saat aku kabur, aku belum sempat sarapan. Jadi, aku ingin sarapan sekaligus makan siang."

Tak bisa menolak, Satria langsung memberikan uang untuk Kia.

Terpopuler

Comments

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

Satria pantang menyerah good lah seperti nya bakal seruuu neih , dua orang bertemu dngn ego nya masing2 😊😊

2023-06-16

2

Aden Hibar

Aden Hibar

ga suka karakter s kia dah missing ko angkuh

2023-06-11

1

Asma Susanty

Asma Susanty

kia...kia...kayaknya mereka bakal saling adu strategi nihhh..😄😄😄

2022-05-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!