Mika dan Ara berjalan terlebih dahulu menujuh ruang makan sedangkan Marko mengikuti dibelakangnya.
Bibi bulan pun menujuh ruang tamu setelah merapihkan pekerjaanya di belakang. Kini bibi bulan menyapu serta mengepel ruang tamu yang sudah tidak ada orang.
Sedangkan Ara, Marko dan Mika sarapan bersama. Entah kenapa rasanya Ara mulai resah tiba - tiba saja kepikiran dengan ayah terus.
Tapi tak berani mengutarakan pendapatnya pada Mika dan Marko takut membuat mereka merasa khawatir juga. Hanya karena dirinya yang selalu gelisah dan mengkhawatirkan kedua orang tuanya.
Tapi kata ayah Ara mereka sedang berada di luar kota, tapi kenapa rasanya itu, aku tidak merasa tenang sama sekali, guman Ara dalam hati.
Di singapura rumah sakit,
Sedangkan di Negara tempat ayah Ara berada kini sedang terbaring seorang lelaki tidak terlalu tua diusianya memasuki empat puluh tahunan, yang sedang merasakan sakit pada jantungnya sambil memegangi dadanya. Dia merasakan sakit yang luar biasa di dadanya. Tapi dia sempat - sempatnya memikirkan bagaimana keadaan putrinya yang sedang di rumah pasti kepikiran tentang dirinya.
" Sayang telepon Ara biar dia merasa tenang, aku tahu pasti dia kepikiran tentang kita." ujar Marto masih sambil memegangi dadanya yang masih terasa sakit.
" Kamu ini masih memikirkan anak kita, bagaimana kalau dia tahu jika kamu sedang sakit begini." Tanya Mirna memarahi suaminya.
Marto pun diam saja dimarahi oleh istrinya masih memegangi dadanya yang masih terasa sakit.
Mirna merasa sedih jika suaminya sedang menderita merasakan sakit pada jantungnya. Andai saja dia bisa mengurangi rasa sakit suaminya maka dia akan melakukannya.
Salah satunya adalah mengabari putrinya yang pasti sedang memikirkan ayahnya. Mirna pun menghapus air matanya lalu mengambil ponselnya dan menelepon Ara anak mereka.
Di rumah.
Ara melihat bibi Bulan yang datang dari ruang tamu pun mau tak mau segera bertanya.
" Bibi Bulan apa ayah dan ibu ngasih kabar kapan pulangnya?." Tanya Ara.
" Sayangnya tidak nona." Jawab bibi Bulan.
" Tuan dan nyonya tidak memberi tahu pasti kapan pulangnya, bibi cuma diminta menginap sampai mereka pulang." Jelas bibi bulan lagi.
Ara pun tiba - tiba merasa sedih, sebab biasanya orang tuanya selalu ada bersamanya. Jarang pergi lama apalagi jauh tanpa Ara.
Walapun mereka sering pergi - pergi tapi tidak seperti sekarang yang membuat hatinya merasa resah. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh ke dua orang tuanya.
Biasanya mereka akan selalu memberi kabar setiap beberapa jam sekali. Ini tidak sama sekali dari semalam sampai pagi belum ada kabar juga.
Biasanya hanya sehari saja atau paling hanya beberapa jam saja. Jika Ara libur mereka pun akan mengajak Ara serta namun kali ini Ara libur sekolah pun mereka tak mengajaknya.
Namun Ara pun diam saja tanpa berkata - kata menikmati sarapan bersama kedua temannya. Dia tak ingin ke dua sahabatnya merasa cemas karena dirinya.
Tapi kali ini Ara merasa sendiran tanpa orang tuanya, hanya ada kedua sahabatnya saja. Namun tak lama telepon rumah pun berdering.
Kring.. Kring.. Kring...
Bibi bulan yang tak jauh dari meja telepon pun langsung mengangkat telepon tersebut.
" Hallo, ya."
"_ "
" oh ya nyonya saya panggilkan Non Ara sebentar."
" Non, ini nyonya," masih memegang telepon tersebut lalu memberikan kepada Ara.
Ara menerima telepon tersebut lalu segera menempelkan di kupingnya.
" Hallo.."
" Hallo sayang bagaimana kabar kamu sayang?."
" Baik ma, mama ada dimana?."
" Mama sedang sibuk sekarang sayang, kamu sudah makan?."
" Ma, bagaimana kabar ayah?."
" Ayah baik nak, ayah sedang di kamar mandi."
Mirna mengusap air matanya agar tidak ketara jika sedang menangis. Dia juga meloudspeaker ponselnya. Agar suaminya bisa mendengar suara putrinya.
" Mama sedang menangis ya?." Tebak Ara merasa jika suara mamanya berbeda seperti sedang menangis.
" ..ti...dak kok sayang mama tidak menangis. Kamu saja kali yang menangis karena sudah kangen sama mama papa kan?."
" Ih mama,.."
" Ya sudah mama akan segera menyelesaikan urusan disini dulu nanti segera pulang." bujuk Mirna agar Ara tidak curiga.
" Baik ma, hati - hati ya di sana?."
Telepon pun dimatikan oleh Mirna ara hanya memandangnya saja lalu menaruh gagang teleponnya di meja makan.
Mirna memang sengaja menelepon rumah agar tidak ketahuan jika sedang berada di luar negeri.
Marko dan Mika yang melihat Ara merasa lesu pun memperhatikan dirinya.
" Ra, kamu kangen ya sama om Marto dan Tante Marna?." ucap Mika sambil memegang tangan Ara.
" Ehmm sedikit si Ka, tapi ga apa - apa kok kan ada kalian disini." Jawab Ara menenangkan sahabatnya yang mengkhawatirkan dirinya.
Marko pun tak berani angkat bicara dan berpura - pura menikmati sarapan mereka saat ini. Dia pun tahu betapa Ara sangat menyayangi ke dua orang tuanya.
Mika dan Ara segera menyelesaikan sarapan mereka lalu ingin mengajak Mika dan Marko untuk bermain permainan game terbarunya.
" Ayo kita buruan aku mau tunjukan sesuatu pada kalian." Ucap Ara menghabiskan makannya.
Setelah selesai sarapan Ara pun mengajak Mika dan Ara memasuki ruangan game komputer milik Ara yang terbaru.
" Wah hebat ini ruangan game kamu Ra?." tanya Mika yang terkagum - kagum dengan ruangan komputer Ara.
Di ruangan ini ada tiga komputer yang siap untuk bermain game dan untuk mengerjakan pekerjaan rumah melalui komputer. Ara mempunyai pc gaming full set core i7.
Mika dan Marko pun mengetahui jika Ara adalah pecandu gaming yang aktif disela kegiatan sekolahnya.Mika tahunya Ara mempunyai pc komputer di kamarnya untuk bermain pc gamingnya.
Tidak menyangka kini Ara mempunyai ruangan pribadi khusus gaming bahkan pc gamingnya pun dibilang cukup mahal.
Namun Ara tidak pernah sombong dengan semua barang yang ada atau di punyai. Dia pasti akan mengajak Mika dan Marko untuk bermain.
Mereka adalah satu tim jika bermain pc yang menjadi ketuanya adalah Ara si game maniak. Marko hanya sebagai penjaga saja untuk ke dua gadis ini.
Mereka pun duduk dikursi masing - masing lalu mulai menyalahkan komputernya. Ara mengajak mereka main pc gaming terbaru mengenai petualangan bermain melawan monster dan membangun kota.
" Ayo kita mulai Mika dan Marko." Ucap Ara yang melupakan tentang ayah dan ibunya yang sedang tidak ada di rumahnya.
Karena tadi ibunya sudah menghubunginya membuat Ara mulai bersemangat lagi makanya kini dia bermain bersama dengan ke dua temannya.
Mereka memainkan pc gaming bertema pertualangan dengan berbagai rintangan serta membangun kota yang hilang dengan bentuk yang baru.
Mika pun telah bersiap ditempatnya, begitu juga Marko yang sudah siap memasuki permainan dengan pcnya.
Sebelumnya pcnya sudah disetting semua untuk game. Sehingga memudahkan mereka untuk bermain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments