" Marko kamu mau kuliah dimana? ." Tanya Ara
" Sama ma kalian di univeristas yang sama cuma aku akan mengambil desain digital." Jawab Marko
" Wah senangnya kita satu sekolah lagi ya?." Ucap Mika
Aku pun merasa senang sebab kami akan sekolah bersama lagi. Mika pun langsung memeluk Ara, Ara balas memeluk Mika. Sudah tiga tahun mereka bersama tak ada yang saling memanfaatkan, melainkan kami saling menjaga satu sama lain.
Andai saja Mika dan Marko adalah saudaraku aku pasti sangat bahagia sekali. Kami pun makan sambil mengobrol bersama merancang masa depan yang kami rencanakan.
" Mika nanti saat kamu kuliah mau pacaran atau mau langsung menikah." Tanya Ara
" Aku mau pacaran aja dulu nikahnya nanti saja kalau sudah ada pengalaman kerja." Jawab Mika.
" Sama dong sama aku." sambung Ara
Marko pun langsung melihat ke arah Ara yang langsung tersenyum dengan jawaban Mika. Marko kali ini hanya memperhatikan Mika dan Ara yang sedang berdiskusi tentang masalah pacaran.
Mika dan Ara sama - sama masih sangat polos mengenai lawan jenis. Mereka hanya manusia remaja - remaja korban dari film drama korea. Menurut mereka bisa menemukan cinta sejati di masa kuliahnya nanti.
Entah apa yang ada dipikiran mereka, apakah kuliah akan semanis di dalam cerita film atau lebih parah?.
Belum tentu ada namanya cinta sejati makanya jangan terlalu berharap dengan namanya cinta, Karena cinta datang mendadak tanpa undangan.
Selama di SMA Marko lah yang menjaga mereka, sehingga tidak ada satu pun anak lelaki yang berani menggoda Mika ataupun Ara secara terang - terangan untuk menyatakan cintanya.
Marko benar - benar tidak ingin Mika adiknya terjerumus dalam cinta semu, apalagi Ara anak tunggal yang sama - sama anak manja dengan Mika. Marko sudah menganggap Ara sebagai adik kandungnya sendiri.
Karena tahu Ara hanya menganggapnya sebagai kakak saja seperti Mika. Sebab Ara sangat menginginkan Marko sebagai kakak.
Untung saja Marko masih sabar - sabar menghadapi Mika dan Ara, Marko juga sudah menganggap Ara sebagai adiknya sendiri. Yang patut dia jaga juga.
Sebab selama ini Mika dan Ara sangat dekat dan akrab satu sama lain. Sedangkan Marko yang diminta oleh ke dua orang tuanya untuk menjaga Mika mau tak mau menjaga Ara juga teman dekat Mika.
Walau seiring berjalannya waktu ada rasa yang tak biasa, yang mulai dirasa tapi tak mengapa. Karena awalnya itu adalah hal biasa yang mulai di rasa dan kini mulai meresahkan.
Namun Marko menutup akses hatinya yang mencintai Ara secara diam - diam. Marko sedang asik dengan pemikirannya sendiri.
Ara dan Mika pun bertanya pada Marko yang sedang melamun saja. Karena tak menjawab pertanyaan Mika pun merada kesal dan melempar bantal sofa pada kakaknya.
Bantal sofa pun mengenai wajah Marko sehingga Marko pun melihat ke arah Mika langsung.
" Aduhhh ... Mika !." Ucap Marko dengan kesal melihat ke arah Mika.
" Maaf, lagian kakak itu bikin kesal saja ditanya mala melamun." Ucap Mika merasa bersalah.
" Tanya apa si MiKA !." Ucap Marko dengan nada agak tinggi karena kesal.
" Kakak rencananya mau menikah setelah kerja atau pacaran dahulu?." Tanya Mika.
Aku pun ikut menyimak pertanyaan Mika pada Marko, namun Marko dan Mika mala berdebat saja. Aku tak berani ikut campur jika Marko sudah mulai marah, Sungguh benar - benar menakutkan bagiku.
Walau Mika sudah terbiasa namun bagiku tidak. Terkadang aku masih suka takut salah dimata Marko, entalah apa yang sering ku rasa terhadapnya. Terkadang segan, terkadang senang nano - nano rasanya.
Tapi aku benar - benar ingin membuktikan diriku sukses terlebih dahulu baru aku memikirkan menikah pikirku dalam hati.
Entahlah masa depan tidak ada yang tahu bagaimana kedepannya. Mika dan Marko pun akhirnya mala saling timpuk bantal. Aku merasa ingin buang air kecil, Aku harus segera ke toilet tanpa izin langsung lari ke toilet terlebih dahulu meninggalkan kakak beradik yang masih berkelahi.
Aku pun lari meninggalkan Mika dan Marko di ruang tamu. Akhirnya Ara berjalan buru -buru ke toilet sebab sudah tak tahan lagi. Karena sudah tak tahan Ara pun sedikit berlari untuk mencapai toilet.
Akhirnya Marko dan Mika selesai bertengkar.
" Kak, kamu sudah dengar kan apa yang tadi Ara bilang. Sudah nyatakan saja daripada kakak tidak pernah tahu rasanya menyatakan perasaan kakak bagaimana kan?." Ucap Mika.
" Kamu anak kecil ngomong apa si?." Jawab Marko pura - pura tidak tahu apa yang dikatakan oleh Mika.
" Aku tahu kakak menyukai Ara sejak dahulu kan ?." Tanya Mika menatap mata Marko langsung.
Namun lagi - lagi Marko membantah pernyataan adiknya, mala mengatakan jika Mika masihlah seorang anak kecil seperti Ara.
" Kakak kita hanya beda delapan menit saja kok kamu bilang kalau aku anak kecil si!. Aku tidak terima !." Ucap Mika dengan kesal menimpuk bantal lagi ke arah muka kakaknya Marko.
Mika merasa jika kakaknya Marko mencoba mengalihkan pendapatnya, jika begini terus mau sampai kapan majunya hubungan mereka, gumam Mika dalam hati.
Sebab Mika merasa jika kakaknya Marko dan Ara sahabatnya saling memiliki rasa, saling tertarik satu sama lain. Namun sayang mereka sering menutup mata dengan perasaan mereka sendiri jika sudah di kritik oleh Mika.
Sebenarnya Ara juga masih bingung dengan perasaannya sendiri terhadap Marko. Namun Marko takut jika nanti Marko sudah menyatakan rasanya Ara akan menjauh.
Sebab Marko tahu bagaimana sifatnya Ara, setiap ada cowok yang suka terhadap Ara. Bukan Marko yang menghalangi, namun sikap Ara sendiri yang tiba - tiba berubah menjauh saat ada seorang cowok yang dekat padanya.
Marko jadi mengurungkan niatnya untuk menyatakan perasaan pada Ara. Apalagi Mika dan Ara adalah teman dekat.
Marko takut menjadi canggung jika menyatakan rasa sukanya terhadap Ara. Apalagi selama ini Ara selalu menjauhi para lelaki demi mengejar mimpinya.
Sedangkan Ara sedang gelisah di kamar mandi, berbicara pada diri sendiri jika Ara tidak boleh memiliki perasaan lebih dari teman hubungannya dengan Marko.
Ara pun memegang pipinya dan menepuk - nepuk pipinya agar cepat sadar jika cintanya pada Marko tidak akan berjalan baik. Apalagi jika nanti ada masalah maka Ara takut jika Mika ikut menjauhinya.
Sebenarnya aku selalu grogi jika sudah bertemu dengan Marko tapi aku takut jika hubungan kami merenggang maka aku lebih baik memendam rasa ini selamanya Ara bermonolog sendiri di cermin.
Namun Ara memilih lebih baik memendam rasanya saja. Apa begitu lebih baik begini saja ya pikir Ara dalam hatinya.
Setelah selesai Ara pun kembali lagi ke ruang tamu lagi. Melihat Marko yang sedang bengong dan Mika yang sedang memonyongkan mulutnya.
" Ayo lagi pada ngapain hayo, ngomongin aku ya?." Tanya Santi.
Semua pun diam saat Ara memasuki ruang tamu setelah dari kamar mandi. Marko dan Mika pun menyangkal tentang Ara yang bertanya kepada mereka lagi membicarakan dirinya.
Ara pun langsung duduk disofa kosong samping Mika.
" Ayo dimakan lagi ini makanannya?." Ajak Ara sambil mengambil pizza langsung dimasukannya kedalam mulutnya.
" Ayo kita nonton drama korea yuk?." Ajak Mika.
Ara pun mengambil remot tv dan menyalahkan netlix buat nonton drama korea terbaru. Akhirnya mereka pun menonton drama korea karena saking sedihnya.
Sampai tisu berhamburan di lantai, pizza pun sampai habis Di lahap oleh Ara dan Mika. Kini jam sudah menunjukan pukul sembilan malam tak terasa sudah sangat malam .
" Kalian mau tidur di kamar atau tidur di sini dengan kasur?." Tanya Ara.
" Tidur disini, ambil kasur ja, anggap saja kita sedang berkemah. " Ujar Mika.
" Baiklah aku panggil bibi buat ambil kasur lantai ya?." Ucap Ara langsung berdiri.
Tiba - tiba Marko pun ikut berdiri dan berkata," Aku ikut biar nanti bibi dan aku yang ambil kasurnya."
Ara pun mengangguk dan berjalan ke kamar bibi Bulan bersama. Marko dan Ara berjalan beriringan untuk mencapai kamar bibi bulan.
Sebab kamar bibi bulan ada di belakang rumah terpisah dari rumah lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Mericy Setyaningrum
wih suka drama Korea juga nih
2025-10-02
1