Setelah mengendalikan diri dari rasa terkejutnya, chris tersenyum pada hendru dan menundukan sedikit kepalanya pada pria itu. Senyum gadis itu sepertinya membuat dua pria tampan dikedai ramen itu terpesona, lihat saja Naro bahkan memerah wajahnya, sedangkan hendru. Pria angkuh itu yang biasanya berwajah datar nampak tertegun melihat senyuman chris, bahkan lupa berkedip.
"EHEM" Kakek tua itu berdehem keras agar menyadarkan kedua pria itu. chris terkekeh geli, apalagi melihat Naro yang langsung salah tingkah.
"Ini ramen jumbo pesananmu, Naro" Seru Taci (paman penjual ramen). Naro dan yang lain lantas melihat kearah Taci yang membawa dua ramen.
Mata Naro berbinar binar melihat mangkuk didepannya yang berisi ramen favoritenya. "Wah... Aku sudah tidak sabar memakannya." Naro bersiap memakan ramen itu. "Selamat makan" Serunya. hendru mendengus melihat Naro. Sedangkan kakek tua berambut putih terkekeh geli. Ia kemudian menoleh pada chris yang diam dan memperhatikan hendru yang kini sedang makan ramen disamping Naro.
"Kau juga ingin ramen, chris?" Tanya Kakek itu.
chris sedikit terperangah dan menoleh. "Iya." Jawabnya.
"Ayo, duduk". chris duduk disamping Naro dan kakek duduk disamping chris. "Taci, pesan dua ramen ya." Ujar Kakek.
"Baik, tunggu sebentar ya." Taci pun kembali kedalam untuk membuatkan ramen pesanan Kakek dan chris.
chris memandangi pria berkulit tan yang duduk disampingnya yang tengah asyik menikmati ramen jumbonya. Sebuah ide konyol muncul dipikiran gadis merah muda itu. "Hei Naro, Kau mau berlomba denganku?" Tanya chris.
Seketika Naro menghentikan ritual makannya dan menoleh kearah chris. Sebelah alisnya terangkat tinggi."Lomba apa,chris?". Tanyanya bingung.
"Kita lomba makan ramen. Siapa yang bisa makan ramen ini dalam waktu 5 menit, maka dia lah pemenangnya."
"Cih!" hendru yang mendengarnya berdecak. Ternyata CEO Haruno Corp. itu benar benar konyol seperti sahabat blondenya itu.
"Baiklah, Aku setuju. Tapi aku sudah memakan setengah ramenku" Kata Naro.
"Jangan khawatir,Naro. Kau bisa makan ramen ku nanti. Aku akan jadi supporter kalian nanti" Sahut Kakek.
"Lalu, siapa yang jadi jurinya?" Tanya Naro. chris dan Kakek itu seketika langsung menatap pria berambut raven yang tengah duduk tenang. Naro yang tau arah pandang chris dan Kakek, ikut memandangi pria wijaya itu. hendru pun menoleh, dahinya mengerut melihat ketiga orang itu menatapnya. "Apa?" Tanyanya innocent.
Naro menyengir lebar. "hen, kau jadi jurinya." Ujarnya.
hendru mendengus. "Tidak." Tolaknya mentah mentah.
"Siapa yang setuju hendru jadi juri angkat tangan." Seru Naro. Seketika chris dan Kakek pun angkat tangan. Pria raven itu berdecak kesal. Kenapa juga ia harus ikut terlibat permainan konyol mereka.
"chris, Apa hukuman untuk yang kalah?" Tanya Naro.
chris nampak berpikir. "Hm... Apa ya. Aa, bagaimana jika yang kalah harus membayar semua pesanan ini " Ujar chris.
Naro menggeleng tidak setuju."Bagaimana jika yang kalah harus menuruti permintaan yang menang". Usul Naro.
hendru nampak tak setuju dengan usul Naro, ia kenal betul sifat sahabatnya itu. hendru yakin jika sahabatnya itu pasti akan meminta chris berkencan dengannya jika dia menang.
"Baiklah. Aku setuju." Kata chris.
.
.
Disebuah restauran mewah dan berbintang, dua keluarga sedang makan malam bersama. Mei Trawira dan Ayahnya duduk berhadapan dengan keluarga calon tunangannya,henzo wijaya dan Mika wijaya.
"Kenapa hendru tidak datang?" Tanya Mei.
"Maaf, Sepertinya putra ku sedang sibuk. Dia memang pekerja keras." Jawab henzo. Mika yang duduk disamping suaminya memperhatikan gadis yang akan menjadi tunangan putranya tersebut. Nyonya wijaya itu nampak tak suka melihat Mei yang berpenampilan seksi, seperti model dimajalah dewasa.
"Aku, sangat kagum dengan putramu, henzo. Dia masih muda tapi dia sudah memajukan perusahanmu dengan pesat." Puji Ayah Mei.
henzo tersenyum bangga. "Hn. Terima kasih".
"Aku jadi merindukannya." Ucap Mei.
"Bersabarlah, bukankah pesta pertunangan kalian akan diadakan sebentar lagi." Kata Ayah Mei.
"Itu benar. Sepertinya putrimu sangat menyukai putra ku." Timpal henzo. Mei tersipu malu mendengarnya.
Mika memandang tak suka. "Tapi putraku, belum menyetujuinya. Sebaiknya kita tanyakan dulu padanya." Ujar Mika.
"Aku yakin, hendru pasti menyetujuinya." Kata hanzo.
"Jangan memaksakan kehendakmu, Suamiku. Kau terlalu menuntut banyak terhadap hemdru. Aku tidak mau, Kehilangan putra ku untuk kedua kalinya." Tegas mika seraya berdiri dan berlalu pergi.
"Mika!" Panggil hanzo, namun istrinya itu mengabaikannya dan terus pergi. "Maafkan istriku, dia memang seperti itu jika menyangkut putra bungsu kami. Kami permisi dulu." Pamit hanzo pada keluarga Trawira sebelum ia pergi menyusul istrinya.
"Sepertinya, ibu hendru tak menyukaiku. Ayah" Ujar Mei. Ayah Mei menggenggam tangan putrinya dan berkata. "Jangan khawatir, Tugasmu hanya membuat hendru jatuh cinta padamu saja. Kalau bisa sentuh hatinya agar dia bisa kau kendalikan." . Mei dan Ayahnya menyeringai penuh arti.
.
.
.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments