Sesuai rencana Divo dan Livina kemarin, Divo pun menjemput Livina dan Gio di rumahnya. Untungnya alamat rumah mereka mudah ditemukan jadi tidak membuat Divo kesulitan menemukannya. Apalagi Livina tidak memiliki hp. Kalau alamatnya rumit pasti bakalan ribet.
Mobil Divo tepat berhenti di depan rumah Livina. Livina dan Gio terlihat sudah siap untuk diajak jalan-jalan. Namun, sebelumnya tetap Divo harus meminta izin pada kedua orang tua mereka.
"Assalamualaikum pak, bu, Vin, Gio. Perkenalkan saya Divo, rekan satu kantor Livina." Ujarnya sembari mengulurkan tangan ke arah bapak dan ibu Livina yang disambut dengan antusias oleh mereka.
"Wa'alaikum salam, nak. Silahkan duduk dulu nak. Sebentar ibu ambilkan minum dulu ya." Ujar Bu Ira ramah.
"Nggak perlu repot-repot, bu. Sebentar lagi kami juga sudah mau berangkat. Teman kami Rini pasti juga sudah menunggu. Oh ya, Livina sudah cerita kan kalau kami mau ajak Gio jalan-jalan bu?"
"Iya sudah, nak. Tolong jaga Gio baik-baik, ya nak. Dia belum pernah pergi jauh-jauh soalnya. Paling di taman sekitar sini saja," pesan Pak Ramlan.
"Dengan senang hati, pak. Kami pasti akan menjaga Livina dan Gio baik-baik." jawab Divo.
Sengaja ia juga menyebutkan nama Livina karena terlihat sekali kalau bapak dan ibu mereka tak acuh pada Livina dan lebih perhatian pada Gio. Namun, Divo maklum, mungkin itu karena kondisi kesehatan Gio.
"Kalau begitu kami berangkat ya, pak, bu." Pamit Divo sambil mencium punggung tangan bu Ira dan Pak Ramlan yang diikuti Livina dan Gio.
Lalu Divo membukakan pintu mobil depan untuk Livina dan Gio di belakang.
"Hai Gio, kenalin nama kakak Divo." Sapa Divo sebelum menutup pintu mobilnya.
"Salam kenal juga kak," balas Gio. "Oh ya kak Divo sudah lama ya kenal sama kak Vina?"
"Baru kok dek, baru juga 1 bulan. Kakak baru kenal Kak Vina waktu dia mulai bekerja."
"Tapi kayaknya sudah akrab banget ya kak?"
"Ya gimana nggak akrab, ketemunya tiap hari apalagi kakak kamu itu orangnya baik walau agak pemalu. Heheee ..." Ujar Divo cengengesan membuat Livina tersenyum simpul.
"Kak Vina emang gitu kak. Tapi sewaktu kecil Kak Vina itu nggak gitu lho, malah cenderung cerewet, tapi semenjak aku mengalami kecelakaan Kak Vina jadi kayak gitu." Papar Gio sendu.
"Oh ya!" jawab Divo penasaran.
"Udah-udah, nggak ada hal lain yang perlu dibahas apa? Kok malah bahas tentang aku sih. Gio juga, tolong nggak usah bahas-bahas tentang kakak di depan orang lain," tegas Livina lembut.
"Maafin Gio kak."
"Kakak nggak marah kok, Gio. Kapan kakak pernah marah sama kamu?" Sahut Livina dengan tersenyum lembut, takut membuat adik tersayangnya sedih.
"Oh ya kak, Rini menunggu dimana?" Livina mengalihkan pembahasan dengan mempertanyakan keberadaan Rini.
"Rini nanti langsung ke lokasi aja katanya, Vin. Barusan dia chat sebentar lagi juga dia sampai."
"Emang kak Divo mau ajak kami jalan-jalan kemana kak?" tanya Gio.
"Ke Grand City," jawab Divo sambil tersenyum.
"Wah, bukannya itu mall terbesar di kota kita kak Vina? Yang sering ada di tivi-tivi itu kan? Wah, Gio udah nggak sabar kak pingin kesana!" Terang Gio dengan mata berbinar-binar.
"Sebentar lagi kita juga sampai kok. Itu udah keliatan dari sini. Nanti kamu bisa puas-puasin main sama kakak. Nanti kakak ajak kamu mencoba macam-macam permainan. Mau?" Tawar Divo.
"Iikh ... mau banget dong kak. Kapan lagi bisa main kesana. Makasih banyak ya kak Vina, Kak Divo udah mau ajak Gio jalan-jalan." Tampak mata Gio sudah berkaca-kaca karena terlalu bahagia
Senyum simpul terbit di wajah Livina dan Divo yang menunjukkan kalau mereka pun ikut bahagia. Lalu mobil Divo pun mulai memasuki area tempat parkir. Dengan cekatan Divo memarkir mobilnya, seperti sudah biasa ia ke sini. Lalu Divo segera membuka pintu samping dan mempersilakan Livina turun terlebih dahulu. Baru kemudian ia membuka bagasi mobil untuk mengeluarkan kursi roda Gio baru ia membantu Livina memapah Gio untuk duduk di kursi rodanya.
Divo pun mendorong kursi roda Gio tersebut ke pintu depan mall. Dari kejauhan sudah terlihat Rini melambaikan tangannya pada mereka.
"Udah lama Rin nunggunya?" Tanya Livina.
"Barusan kok. Belum juga 5 menit. Oh, ini pasti adik kamu Gio kan? Halo Gio, salam kenal ya. Nama kakak Rini."
"Salam kenal juga kak Rini." Jawab Gio dengan tersenyum ramah.
Mereka pun memasuki area mall. Pertama-tama mereka masuk ke arena bermain. Disana Divo mengajari Gio berbagai macam permainan mulai dari tembak-tembakan, melemparkan bola ke dalam ring basket, melempar bola bowling, dan lain-lain.
Tampak raut kebahagiaan di wajah Livina dan Gio. Divo senang bisa membahagiakan mereka berdua. Setelah dari arena permainan, Divo dan Rini mengajak Livina dan Gio masuk ke restoran yang tak jauh dari arena permainan. Mereka memesan berbagai macam masakan mulai dari steak, spaghetti, dan jus buah segar.
Livina sempat khawatir karena makanan di resto pastilah mahal pikirnya. Beda dengan makanan di kantin perusahaan yang murah meriah Ia takut uangnya tak cukup untuk membayarnya. Namun, Divo meyakinkan Livina untuk tidak khawatir tentang masalah biayanya. Jadi mereka pun dapat makan dengan tenang.
Tak lupa Divo dan Rini juga mengajak Livina dan Gio ke swalayan. Di sana mereka membeli beberapa snack dan minuman untuk sekedar buah tangan sepulang jalan-jalan. Tak terasa hari sudah pukul 4 sore. Divo segera mengantarkan Rini pulang terlebih dahulu, baru kemudian Livina dan Gio.
Sesampainya di tempat tujuan, Divo disambut dengan hangat oleh Pak Ramlan dan Bu Ira. Mereka sempat mengajak Divo untuk mampir terlebih dahulu, tapi Divo menolak secara halus dengan alasan hari sudah terlalu sore jadi dia harus segera pulang.
"Kak, makasih banget ya sudah mengajak Gio jalan-jalan, main, makan, eh pulangnya masih dibelanjain lagi. Kakak baik banget deh," puji Gio saking bahagianya.
"Iya kak, Gio benar, makasih banget ya sudah mau ajak kami jalan seharian ini," timpal Livina sembari menunduk malu-malu seperti biasanya.
"Nggak masalah kok. Kakak juga seneng ajak kalian jalan-jalan. Kakak nggak punya adik jadi karena itu saat bersama kalian kakak seneng banget jadi berasa punya adik," jawab Divo dengan senyum yang terus mengembang.
"Kalo gitu, kakak pamit dulu ya. Saya pamit dulu pak, bu." Ucapnya sebelum beranjak pergi dari sana. Tak lupa ia mencium punggung tangan Pak Ramlan dan Bu Ira.
"Assalamu'alaikum," ucap Divo.
"Wa'alaikum salam," balas mereka kompak.
Sungguh hari itu adalah hari yang sangat menyenangkan bagi Livina. Untuk pertama kalinya ia bisa menginjakkan kakinya di mall terbesar di kotanya. Bukan hanya itu, ia juga bisa bermain di arena permainan sambil mengajak Gio, adik tersayangnya. Untuk pertama kalinya ia merasa bersyukur memiliki teman sebaik Divo.
...Happy Reading ❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments