Ch.5 Ke Mall

Sesuai rencana Divo dan Livina kemarin, Divo pun menjemput Livina dan Gio di rumahnya. Untungnya alamat rumah mereka mudah ditemukan jadi tidak membuat Divo kesulitan menemukannya. Apalagi Livina tidak memiliki hp. Kalau alamatnya rumit pasti bakalan ribet.

Mobil Divo tepat berhenti di depan rumah Livina. Livina dan Gio terlihat sudah siap untuk diajak jalan-jalan. Namun, sebelumnya tetap Divo harus meminta izin pada kedua orang tua mereka.

"Assalamualaikum pak, bu, Vin, Gio. Perkenalkan saya Divo, rekan satu kantor Livina." Ujarnya sembari mengulurkan tangan ke arah bapak dan ibu Livina yang disambut dengan antusias oleh mereka.

"Wa'alaikum salam, nak. Silahkan duduk dulu nak. Sebentar ibu ambilkan minum dulu ya." Ujar Bu Ira ramah.

"Nggak perlu repot-repot, bu. Sebentar lagi kami juga sudah mau berangkat. Teman kami Rini pasti juga sudah menunggu. Oh ya, Livina sudah cerita kan kalau kami mau ajak Gio jalan-jalan bu?"

"Iya sudah, nak. Tolong jaga Gio baik-baik, ya nak. Dia belum pernah pergi jauh-jauh soalnya. Paling di taman sekitar sini saja," pesan Pak Ramlan.

"Dengan senang hati, pak. Kami pasti akan menjaga Livina dan Gio baik-baik." jawab Divo.

Sengaja ia juga menyebutkan nama Livina karena terlihat sekali kalau bapak dan ibu mereka tak acuh pada Livina dan lebih perhatian pada Gio. Namun, Divo maklum, mungkin itu karena kondisi kesehatan Gio.

"Kalau begitu kami berangkat ya, pak, bu." Pamit Divo sambil mencium punggung tangan bu Ira dan Pak Ramlan yang diikuti Livina dan Gio.

Lalu Divo membukakan pintu mobil depan untuk Livina dan Gio di belakang.

"Hai Gio, kenalin nama kakak Divo." Sapa Divo sebelum menutup pintu mobilnya.

"Salam kenal juga kak," balas Gio. "Oh ya kak Divo sudah lama ya kenal sama kak Vina?"

"Baru kok dek, baru juga 1 bulan. Kakak baru kenal Kak Vina waktu dia mulai bekerja."

"Tapi kayaknya sudah akrab banget ya kak?"

"Ya gimana nggak akrab, ketemunya tiap hari apalagi kakak kamu itu orangnya baik walau agak pemalu. Heheee ..." Ujar Divo cengengesan membuat Livina tersenyum simpul.

"Kak Vina emang gitu kak. Tapi sewaktu kecil Kak Vina itu nggak gitu lho, malah cenderung cerewet, tapi semenjak aku mengalami kecelakaan Kak Vina jadi kayak gitu." Papar Gio sendu.

"Oh ya!" jawab Divo penasaran.

"Udah-udah, nggak ada hal lain yang perlu dibahas apa? Kok malah bahas tentang aku sih. Gio juga, tolong nggak usah bahas-bahas tentang kakak di depan orang lain," tegas Livina lembut.

"Maafin Gio kak."

"Kakak nggak marah kok, Gio. Kapan kakak pernah marah sama kamu?" Sahut Livina dengan tersenyum lembut, takut membuat adik tersayangnya sedih.

"Oh ya kak, Rini menunggu dimana?" Livina mengalihkan pembahasan dengan mempertanyakan keberadaan Rini.

"Rini nanti langsung ke lokasi aja katanya, Vin. Barusan dia chat sebentar lagi juga dia sampai."

"Emang kak Divo mau ajak kami jalan-jalan kemana kak?" tanya Gio.

"Ke Grand City," jawab Divo sambil tersenyum.

"Wah, bukannya itu mall terbesar di kota kita kak Vina? Yang sering ada di tivi-tivi itu kan? Wah, Gio udah nggak sabar kak pingin kesana!" Terang Gio dengan mata berbinar-binar.

"Sebentar lagi kita juga sampai kok. Itu udah keliatan dari sini. Nanti kamu bisa puas-puasin main sama kakak. Nanti kakak ajak kamu mencoba macam-macam permainan. Mau?" Tawar Divo.

"Iikh ... mau banget dong kak. Kapan lagi bisa main kesana. Makasih banyak ya kak Vina, Kak Divo udah mau ajak Gio jalan-jalan." Tampak mata Gio sudah berkaca-kaca karena terlalu bahagia

Senyum simpul terbit di wajah Livina dan Divo yang menunjukkan kalau mereka pun ikut bahagia. Lalu mobil Divo pun mulai memasuki area tempat parkir. Dengan cekatan Divo memarkir mobilnya, seperti sudah biasa ia ke sini. Lalu Divo segera membuka pintu samping dan mempersilakan Livina turun terlebih dahulu. Baru kemudian ia membuka bagasi mobil untuk mengeluarkan kursi roda Gio baru ia membantu Livina memapah Gio untuk duduk di kursi rodanya.

Divo pun mendorong kursi roda Gio tersebut ke pintu depan mall. Dari kejauhan sudah terlihat Rini melambaikan tangannya pada mereka.

"Udah lama Rin nunggunya?" Tanya Livina.

"Barusan kok. Belum juga 5 menit. Oh, ini pasti adik kamu Gio kan? Halo Gio, salam kenal ya. Nama kakak Rini."

"Salam kenal juga kak Rini." Jawab Gio dengan tersenyum ramah.

Mereka pun memasuki area mall. Pertama-tama mereka masuk ke arena bermain. Disana Divo mengajari Gio berbagai macam permainan mulai dari tembak-tembakan, melemparkan bola ke dalam ring basket, melempar bola bowling, dan lain-lain.

Tampak raut kebahagiaan di wajah Livina dan Gio. Divo senang bisa membahagiakan mereka berdua. Setelah dari arena permainan, Divo dan Rini mengajak Livina dan Gio masuk ke restoran yang tak jauh dari arena permainan. Mereka memesan berbagai macam masakan mulai dari steak, spaghetti, dan jus buah segar.

Livina sempat khawatir karena makanan di resto pastilah mahal pikirnya. Beda dengan makanan di kantin perusahaan yang murah meriah Ia takut uangnya tak cukup untuk membayarnya. Namun, Divo meyakinkan Livina untuk tidak khawatir tentang masalah biayanya. Jadi mereka pun dapat makan dengan tenang.

Tak lupa Divo dan Rini juga mengajak Livina dan Gio ke swalayan. Di sana mereka membeli beberapa snack dan minuman untuk sekedar buah tangan sepulang jalan-jalan. Tak terasa hari sudah pukul 4 sore. Divo segera mengantarkan Rini pulang terlebih dahulu, baru kemudian Livina dan Gio.

Sesampainya di tempat tujuan, Divo disambut dengan hangat oleh Pak Ramlan dan Bu Ira. Mereka sempat mengajak Divo untuk mampir terlebih dahulu, tapi Divo menolak secara halus dengan alasan hari sudah terlalu sore jadi dia harus segera pulang.

"Kak, makasih banget ya sudah mengajak Gio jalan-jalan, main, makan, eh pulangnya masih dibelanjain lagi. Kakak baik banget deh," puji Gio saking bahagianya.

"Iya kak, Gio benar, makasih banget ya sudah mau ajak kami jalan seharian ini," timpal Livina sembari menunduk malu-malu seperti biasanya.

"Nggak masalah kok. Kakak juga seneng ajak kalian jalan-jalan. Kakak nggak punya adik jadi karena itu saat bersama kalian kakak seneng banget jadi berasa punya adik," jawab Divo dengan senyum yang terus mengembang.

"Kalo gitu, kakak pamit dulu ya. Saya pamit dulu pak, bu." Ucapnya sebelum beranjak pergi dari sana. Tak lupa ia mencium punggung tangan Pak Ramlan dan Bu Ira.

"Assalamu'alaikum," ucap Divo.

"Wa'alaikum salam," balas mereka kompak.

Sungguh hari itu adalah hari yang sangat menyenangkan bagi Livina. Untuk pertama kalinya ia bisa menginjakkan kakinya di mall terbesar di kotanya. Bukan hanya itu, ia juga bisa bermain di arena permainan sambil mengajak Gio, adik tersayangnya. Untuk pertama kalinya ia merasa bersyukur memiliki teman sebaik Divo.

...Happy Reading ❤️❤️❤️...

Episodes
1 Ch.1 Sampai Kapan
2 Ch.2 Pergi Bekerja
3 Ch.3 Mulai Bekerja dan Masa Lalu
4 Ch.4 Rencana jalan
5 Ch.5 Ke Mall
6 Ch.6. Datang terlambat
7 Ch.7 Menemani Shella
8 Ch.8. Dipanggil pak bos
9 Ch.9. Surprise
10 Ch.10 Batalkan pertunangan kita
11 Ch.11 Viral
12 Ch.12 Sudah jatuh tertimpa tangga
13 Ch.13 Berjalan tak tentu arah
14 Ch.14 Kau harus menikah denganku
15 Ch.15 The Wedding day
16 Ch.16 Kedatangan Mevan
17 Ch.17 Kembalinya Shella
18 Ch.18 Gaun
19 Ch.19 Dinner
20 Ch.20 Pewaris tunggal Alendra Group
21 Ch.21 memikirkanmu
22 Ch.22 Duo Cowgan
23 Ch.23 Jalan With Zevan & Mevan
24 Ch.24 First Kiss
25 Visual
26 Ch.25 Harapan Nyonya Kania
27 Ch.26 kembali tergoda
28 Ch.27 Amarah Shella
29 Ch.28 penasaran
30 Ch.29 Dugaan
31 Ch.30 Tak enak badan
32 Ch.31 ISTRI ???
33 Ch.32 Pertama
34 Ch.33 merasa bersalah
35 Ch.34 Rencana Shella
36 Ch.35 Benci jadi cinta
37 Ch.36 saatnya beraksi
38 Ch.37 Pov
39 Ch.38 Baiklah,Aku akan pergi!
40 Ch.39 Pertengkaran 3 pria
41 Ch.40 Kebenaran Terungkap
42 Ch.41 Memulai Pencarian
43 Ch.42 Menjelaskan kebenaran pada orang tua angkat Livina
44 Ch.43 Apakah aku mencintainya?
45 Ch.44 penyesalan orang tua angkat Livina
46 Ch.45 Dua garis merah
47 Ch.46 Berterus terang
48 Ch.47 Kesedihan Zevan
49 Ch.48 kritis
50 Ch.49 melewati masa kritis
51 Ch.50 Livina diculik
52 Ch.51 Tolong aku
53 Ch.52 menyelamatkan Livina
54 Ch.53 Orang tua kandung
55 Ch.54 Kisah Sebenarnya
56 Ch.55 Menjadi suami istri sebenarnya
57 Ch.56 jalan with Zevan
58 57. Belum 100% pulih
59 Ch.58 mobil mencurigakan
60 Ch.59 kakak tiriku sayang
61 Ch.60 Skak Matt
62 Ch.61 Hidup berdampingan sebagai saudara
63 Ch.62 Terima kasih sayang
64 Ch.63 Mulai Bucin
65 Ch.64 Permohonan Maaf Delon
66 Ch.65 kegiatan produksi
67 Ch.66 Go To Honeymoon
68 Ch.67 Nami Island
69 Ch.68 menikmati sisa waktu honeymoon
70 Ch.69 Good News
71 Ch.70 Ngidam
72 Ch.71 Parfum bunga bangkai
73 Ch.72 Muka garang tapi aroma feminim
74 Ch.73 Kejutan
75 Ch.74 mari kita menikah
76 Ch.75 Wedding Day
77 Ch.76 Menuju kelahiran sang buah hati
78 Ch.77 Welcome to the world,my baby
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Ch.1 Sampai Kapan
2
Ch.2 Pergi Bekerja
3
Ch.3 Mulai Bekerja dan Masa Lalu
4
Ch.4 Rencana jalan
5
Ch.5 Ke Mall
6
Ch.6. Datang terlambat
7
Ch.7 Menemani Shella
8
Ch.8. Dipanggil pak bos
9
Ch.9. Surprise
10
Ch.10 Batalkan pertunangan kita
11
Ch.11 Viral
12
Ch.12 Sudah jatuh tertimpa tangga
13
Ch.13 Berjalan tak tentu arah
14
Ch.14 Kau harus menikah denganku
15
Ch.15 The Wedding day
16
Ch.16 Kedatangan Mevan
17
Ch.17 Kembalinya Shella
18
Ch.18 Gaun
19
Ch.19 Dinner
20
Ch.20 Pewaris tunggal Alendra Group
21
Ch.21 memikirkanmu
22
Ch.22 Duo Cowgan
23
Ch.23 Jalan With Zevan & Mevan
24
Ch.24 First Kiss
25
Visual
26
Ch.25 Harapan Nyonya Kania
27
Ch.26 kembali tergoda
28
Ch.27 Amarah Shella
29
Ch.28 penasaran
30
Ch.29 Dugaan
31
Ch.30 Tak enak badan
32
Ch.31 ISTRI ???
33
Ch.32 Pertama
34
Ch.33 merasa bersalah
35
Ch.34 Rencana Shella
36
Ch.35 Benci jadi cinta
37
Ch.36 saatnya beraksi
38
Ch.37 Pov
39
Ch.38 Baiklah,Aku akan pergi!
40
Ch.39 Pertengkaran 3 pria
41
Ch.40 Kebenaran Terungkap
42
Ch.41 Memulai Pencarian
43
Ch.42 Menjelaskan kebenaran pada orang tua angkat Livina
44
Ch.43 Apakah aku mencintainya?
45
Ch.44 penyesalan orang tua angkat Livina
46
Ch.45 Dua garis merah
47
Ch.46 Berterus terang
48
Ch.47 Kesedihan Zevan
49
Ch.48 kritis
50
Ch.49 melewati masa kritis
51
Ch.50 Livina diculik
52
Ch.51 Tolong aku
53
Ch.52 menyelamatkan Livina
54
Ch.53 Orang tua kandung
55
Ch.54 Kisah Sebenarnya
56
Ch.55 Menjadi suami istri sebenarnya
57
Ch.56 jalan with Zevan
58
57. Belum 100% pulih
59
Ch.58 mobil mencurigakan
60
Ch.59 kakak tiriku sayang
61
Ch.60 Skak Matt
62
Ch.61 Hidup berdampingan sebagai saudara
63
Ch.62 Terima kasih sayang
64
Ch.63 Mulai Bucin
65
Ch.64 Permohonan Maaf Delon
66
Ch.65 kegiatan produksi
67
Ch.66 Go To Honeymoon
68
Ch.67 Nami Island
69
Ch.68 menikmati sisa waktu honeymoon
70
Ch.69 Good News
71
Ch.70 Ngidam
72
Ch.71 Parfum bunga bangkai
73
Ch.72 Muka garang tapi aroma feminim
74
Ch.73 Kejutan
75
Ch.74 mari kita menikah
76
Ch.75 Wedding Day
77
Ch.76 Menuju kelahiran sang buah hati
78
Ch.77 Welcome to the world,my baby

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!