Ch.4 Rencana jalan

Tak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Hari ini tepat 1 bulan Livina bekerja di Z&M Kitchenware. Sore tadi ia telah menerima gaji pertamanya yang ditransfer ke rekening pribadinya. Gajinya lumayan besar, di atas UMR di kotanya. Membawa kebahagiaan tersendiri bagi Livina. Ia ambil separuh dari gajinya untuk diserahkan kepada ibunya. Sedangkan sisanya ia biarkan di dalam tabungan. Uang itu sengaja ia kumpulkan untuk biaya operasi Gio. Walau belum tahu kapan uangnya akan cukup untuk biaya operasi, tapi ia akan tetap mengumpulkannya sedikit demi sedikit demi terwujudnya impiannya mengobati penyakit Gio.

Livina sengaja tidak mengambil uang untuk kebutuhan pribadinya karena uang pegangannya masih cukup. Uang itu ia dapat dari pemberian rekan satu kantornya yang kadang meminta tolong dibelikan makanan ataupun minuman dan lain-lain. Uang kelebihannya sering mereka berikan kepada Livina. Jumlahnya pun lumayan jadi bisa Livina manfaatkan untuk ongkos dan makan siang. Karena kesederhanaan dan keuletan Livina dalam bekerja, banyak rekan kerjanya yang menyukainya. Tak terkecuali Divo, rekan kerjanya bagian HRD.

Divo selalu memberikan perhatian-perhatian kecil pada Livina. Tak jarang Divo sengaja naik ke lantai 5 untuk menemui Livina dan mengajaknya makan siang. Livina sering kali menolak, namun Divo memaksa. Livina menolak bukan tanpa alasan. Ia merasa tak enak hati karena setiap kali Divo mengajaknya makan siang, ia selalu dibayari. Setiap kali Livina ingin membayar makanannya sendiri, Divo selalu menolak. Seperti siang ini, Divo lagi-lagi naik ke lantai 5 hanya untuk mengajak Livina makan siang.

"Hai Vin, makan siang yuk! Dah laper ni."

"Emm ... Vina belum laper kak. Kak Divo makan bareng Rini aja ya, kayaknya Rini juga mau ke kantin. Ya kan Rin?" Tolak Livina halus.

"Iya sih, aku juga mau ke kantin. Tapi masa' kami cuma berdua aja. Kamu ikut juga dong, Vin!" bujuk Rini.

"Iya, kamu ni Vin. Jangan alasan belum laper mulu, nanti kalau kena sakit magh kan kamu sendiri yang repot. Pokoknya kamu harus ikut. Titik!" Paksa Divo.

Akhirnya dengan terpaksa Livina mengikuti Divo dan Rini makan di kantin perusahaannya.

Oh ya, kini Livina memanggil Divo dengan panggilan kakak atas permintaan Divo sendiri. Semua bukan tanpa alasan. Divo bilang, ia sudah menganggap Livina seperti adiknya sendiri. Apalagi menurut ibunya, ia sebenarnya memiliki adik perempuan, tapi saat Divo bertanya pada ibunya dimana adiknya, ibunya malah menangis histeris dan akhirnya pingsan.

Saat ia bertanya pada ayahnya, ayahnya hanya diam. Jadi sampai sekarang ia belum tahu apa-apa tentang adiknya. Tapi ia tak menceritakan hal ini pada Livina.

Di kantin

"Vin, kamu mau makan apa? Nanti sekalian aku pesenin?" tanya Divo.

"Emmm ... nasi putih, soto, sama kerupuk aja kak."

"Itu aja? Lauk dan minumnya?"

"Nggak usah kak, Vina minum air putih aja."

"Huft ... " Divo menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tahu, percuma memaksa Livina memesan lauk dan minuman, pasti ia menolak. Karena itu, Divo selalu mengambil lauk lebih untuk ia berikan pada Livina.

"Kalo kamu, Rin? Mau pesan apa?"

"Biar aku pesan sendiri aja Vo. Aku mau liat-liat dulu ada menu apa aja."

Beberapa menit kemudian.

"Nih, Vin makan siangmu." Ucap Divo seraya menyerahkan nampan berisi makan siang Livina.

"Kok banyak banget kak lauknya? Kan aku cuma mau makan nasi, soto, sama kerupuk?" Livina melihat bukan hanya nasi, soto, dan kerupuk saja isinya, tapi juga ada ikan goreng, sambal, tahu, plus jus alpokat. Membuat Livina makin tak enak hati.

"Udah, makan aja. Itu namanya rejeki jadi jangan ditolak. Okey."

"Makasih kak." yang hanya diangguki oleh Divo.

"Oh ya Vin, ngomong-ngomong besok kan libur, kita jalan yuk?"

"Jalan kemana, Rin?"

"Kemana aja, ke mall oke, ke cafe juga boleh."

"Maaf Rin, kayaknya aku nggak bisa. Kan jarang-jarang kita libur jadi aku mau manfaatin untuk nemenin adikku jalan-jalan di taman sekitar rumah kami." Tolak Livina.

Sebenarnya Livina juga pingin jalan-jalan ke mall atau cafe seperti ajakan Rini karena ia belum pernah satu kali pun ke mall apalagi cafe, tapi apa boleh buat sebab ia harus berhemat demi mewujudkan keinginannya mengobati penyakit Gio.

"Emang umur adik kamu berapa Vin? Cewek apa cowok?"

"Cowok, umurnya udah 15 tahun."

"Lho kok masih kamu temenin jalan-jalan kan biasanya umuran segitu anak cowok lagi demen-demennya main dan kumpul sama temen-temennya sesama cowok malah ada yang udah males di rumah karena sibuk pacaran." heran Rini.

Livina tertunduk sambil meremas ujung kemejanya.

"Gio beda Rin. Gio nggak bisa jalan. Kakinya lumpuh. Dia juga nggak punya temen kayak anak-anak seusianya. Karena tubuhnya sakit-sakitan, ia juga nggak sekolah." Jelas Livina sambil terisak. Tak terasa air matanya sudah mengalir membasahi pipi tapi segera ia hapus dengan kedua tangannya.

"Maaf ya, Vin. Aku nggak bermaksud buat kamu sedih." Ucap Rini merasa bersalah.

"Kalo gitu, gimana kalau kita ajak juga Gio jalan-jalan. Pasti Gio seneng. Kalo mau besok aku pinjam mobil sama pamanku terus jemput kamu sama Gio,Vin. Kamu mau kan?" ajak Divo.

"Nghak usah kak. Makasih banget atas kebaikan kakak. Aku nggak mau ngerepotin kakak."

"Nggak repot kok. Aku juga dah lama nggak jalan-jalan nih. Apalagi kata kamu Gio nggak punya temen, pasti dia seneng kalau aku dan Rini mau jadi temennya."

"Ya udah Vin, nggak usah banyak mikir, ikut aja kenapa sih, itung-itung nyenengin adikmu juga."

"Iya kak, Rin. Nanti aku ajak Gio juga. Semoga ibu dan bapak ngijinin."

"Nah, gitu donk. Kalau gitu nanti kamu kirimin alamat rumahmu via wa ya! Oh ya, aku juga belum punya nomor kamu nih Vin?"

"Livina nggak punya hp, Vo."

"Ah, masa'. Zaman sekarang masih ada yang belum punya hp. Beneran Vin?" Tanya Divo sangsi.

"Iya kak, Vina nggak punya hp." Livina tertunduk malu.

"Ya udah kalau gitu, kamu nanti tulis aja ya alamat kamu, nanti pas pulang kasih ke aku. Aku tunggu di ruang HRD."

"Iya kak. "

"Yuk balik ke kantor, jam makan siang udah hampir habis nih."

Mereka pun kembali ke kantor.

Sore hari sepulang kerja.

"Assalamualaikum kak Divo. Ini alamat rumahku."

"Oke, besok kakak jemput jam 10 ya!"

"Baik kak."

<>

Terpopuler

Comments

Juragan Jengqol

Juragan Jengqol

jangan2 vina adik divo ya....

2023-09-30

0

Jesica Irawan

Jesica Irawan

sudut pandang nya..berubah2..kadang2 jadi aki
.tp.jadi oranglain
.gimana ini..cuma sekedar kritik saja..lebih bagus..seperti.di.awal..sudut pandang sebagai diri sendiri

2020-10-10

1

lihat semua
Episodes
1 Ch.1 Sampai Kapan
2 Ch.2 Pergi Bekerja
3 Ch.3 Mulai Bekerja dan Masa Lalu
4 Ch.4 Rencana jalan
5 Ch.5 Ke Mall
6 Ch.6. Datang terlambat
7 Ch.7 Menemani Shella
8 Ch.8. Dipanggil pak bos
9 Ch.9. Surprise
10 Ch.10 Batalkan pertunangan kita
11 Ch.11 Viral
12 Ch.12 Sudah jatuh tertimpa tangga
13 Ch.13 Berjalan tak tentu arah
14 Ch.14 Kau harus menikah denganku
15 Ch.15 The Wedding day
16 Ch.16 Kedatangan Mevan
17 Ch.17 Kembalinya Shella
18 Ch.18 Gaun
19 Ch.19 Dinner
20 Ch.20 Pewaris tunggal Alendra Group
21 Ch.21 memikirkanmu
22 Ch.22 Duo Cowgan
23 Ch.23 Jalan With Zevan & Mevan
24 Ch.24 First Kiss
25 Visual
26 Ch.25 Harapan Nyonya Kania
27 Ch.26 kembali tergoda
28 Ch.27 Amarah Shella
29 Ch.28 penasaran
30 Ch.29 Dugaan
31 Ch.30 Tak enak badan
32 Ch.31 ISTRI ???
33 Ch.32 Pertama
34 Ch.33 merasa bersalah
35 Ch.34 Rencana Shella
36 Ch.35 Benci jadi cinta
37 Ch.36 saatnya beraksi
38 Ch.37 Pov
39 Ch.38 Baiklah,Aku akan pergi!
40 Ch.39 Pertengkaran 3 pria
41 Ch.40 Kebenaran Terungkap
42 Ch.41 Memulai Pencarian
43 Ch.42 Menjelaskan kebenaran pada orang tua angkat Livina
44 Ch.43 Apakah aku mencintainya?
45 Ch.44 penyesalan orang tua angkat Livina
46 Ch.45 Dua garis merah
47 Ch.46 Berterus terang
48 Ch.47 Kesedihan Zevan
49 Ch.48 kritis
50 Ch.49 melewati masa kritis
51 Ch.50 Livina diculik
52 Ch.51 Tolong aku
53 Ch.52 menyelamatkan Livina
54 Ch.53 Orang tua kandung
55 Ch.54 Kisah Sebenarnya
56 Ch.55 Menjadi suami istri sebenarnya
57 Ch.56 jalan with Zevan
58 57. Belum 100% pulih
59 Ch.58 mobil mencurigakan
60 Ch.59 kakak tiriku sayang
61 Ch.60 Skak Matt
62 Ch.61 Hidup berdampingan sebagai saudara
63 Ch.62 Terima kasih sayang
64 Ch.63 Mulai Bucin
65 Ch.64 Permohonan Maaf Delon
66 Ch.65 kegiatan produksi
67 Ch.66 Go To Honeymoon
68 Ch.67 Nami Island
69 Ch.68 menikmati sisa waktu honeymoon
70 Ch.69 Good News
71 Ch.70 Ngidam
72 Ch.71 Parfum bunga bangkai
73 Ch.72 Muka garang tapi aroma feminim
74 Ch.73 Kejutan
75 Ch.74 mari kita menikah
76 Ch.75 Wedding Day
77 Ch.76 Menuju kelahiran sang buah hati
78 Ch.77 Welcome to the world,my baby
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Ch.1 Sampai Kapan
2
Ch.2 Pergi Bekerja
3
Ch.3 Mulai Bekerja dan Masa Lalu
4
Ch.4 Rencana jalan
5
Ch.5 Ke Mall
6
Ch.6. Datang terlambat
7
Ch.7 Menemani Shella
8
Ch.8. Dipanggil pak bos
9
Ch.9. Surprise
10
Ch.10 Batalkan pertunangan kita
11
Ch.11 Viral
12
Ch.12 Sudah jatuh tertimpa tangga
13
Ch.13 Berjalan tak tentu arah
14
Ch.14 Kau harus menikah denganku
15
Ch.15 The Wedding day
16
Ch.16 Kedatangan Mevan
17
Ch.17 Kembalinya Shella
18
Ch.18 Gaun
19
Ch.19 Dinner
20
Ch.20 Pewaris tunggal Alendra Group
21
Ch.21 memikirkanmu
22
Ch.22 Duo Cowgan
23
Ch.23 Jalan With Zevan & Mevan
24
Ch.24 First Kiss
25
Visual
26
Ch.25 Harapan Nyonya Kania
27
Ch.26 kembali tergoda
28
Ch.27 Amarah Shella
29
Ch.28 penasaran
30
Ch.29 Dugaan
31
Ch.30 Tak enak badan
32
Ch.31 ISTRI ???
33
Ch.32 Pertama
34
Ch.33 merasa bersalah
35
Ch.34 Rencana Shella
36
Ch.35 Benci jadi cinta
37
Ch.36 saatnya beraksi
38
Ch.37 Pov
39
Ch.38 Baiklah,Aku akan pergi!
40
Ch.39 Pertengkaran 3 pria
41
Ch.40 Kebenaran Terungkap
42
Ch.41 Memulai Pencarian
43
Ch.42 Menjelaskan kebenaran pada orang tua angkat Livina
44
Ch.43 Apakah aku mencintainya?
45
Ch.44 penyesalan orang tua angkat Livina
46
Ch.45 Dua garis merah
47
Ch.46 Berterus terang
48
Ch.47 Kesedihan Zevan
49
Ch.48 kritis
50
Ch.49 melewati masa kritis
51
Ch.50 Livina diculik
52
Ch.51 Tolong aku
53
Ch.52 menyelamatkan Livina
54
Ch.53 Orang tua kandung
55
Ch.54 Kisah Sebenarnya
56
Ch.55 Menjadi suami istri sebenarnya
57
Ch.56 jalan with Zevan
58
57. Belum 100% pulih
59
Ch.58 mobil mencurigakan
60
Ch.59 kakak tiriku sayang
61
Ch.60 Skak Matt
62
Ch.61 Hidup berdampingan sebagai saudara
63
Ch.62 Terima kasih sayang
64
Ch.63 Mulai Bucin
65
Ch.64 Permohonan Maaf Delon
66
Ch.65 kegiatan produksi
67
Ch.66 Go To Honeymoon
68
Ch.67 Nami Island
69
Ch.68 menikmati sisa waktu honeymoon
70
Ch.69 Good News
71
Ch.70 Ngidam
72
Ch.71 Parfum bunga bangkai
73
Ch.72 Muka garang tapi aroma feminim
74
Ch.73 Kejutan
75
Ch.74 mari kita menikah
76
Ch.75 Wedding Day
77
Ch.76 Menuju kelahiran sang buah hati
78
Ch.77 Welcome to the world,my baby

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!