New Beginning

 

Kala hari mulai berlalu, dan waktu yang terus melaju, seperti mimpi di masa itu, kini hadir awal yang baru. Kisah cinta yang luar biasa.

**✍Extraordinary Love✍

✍\(Cinta Luar Biasa\)✍**

 

✍✍✍✍✍✍✍✍✍✍✍✍✍✍✍✍✍✍

Kaki itu melangkah melewati pandangan para gadis yang menatapnya terpesona. Yuan memakai earphone-nya, mengabaikan suara bisikan dari mulut orang-orang yang memuji dan mengaguminya.

Hal seperti ini, sudah biasa Yuan hadapi sejak ia mulai masuk sekolah. Dari sekolah dasar sampai sekarang, dirinya adalah pria populer yang digemari dan di idam-idamkan para wanita.

"Yuan!" Suara wanita itu memecah keramaian, membuat semua orang terdiam dan memperhatikannya.

Yuan menoleh, terlihat seorang gadis dengan rambut pendek, mata besar, dan senyum yang terukir diwajah. Pria itu kemudian melepas earphone-nya, menatap gadis itu.

"Yuan, aku mencintaimu. Maukah kau menjadi pacarku?" Ungkap gadis itu sembari memberikan sebuah kotak persegi empat berukuran sedang yang berhiaskan pita merah ke arah pria itu.

Yuan mengalihkan pandangannya, melihat apakah mobil ayahnya masih ada di diparkiran atau tidak. Kemudian, terdengar hembusan nafas dari dirinya. Ia kembali menatap gadis yang masih pada posisinya itu.

"Iya." Jawab Yuan.

Semua orang yang ada disana terlihat menganga tak percaya dengan apa yang mereka dengar, begitupun dengan Nana yang berdiri tidak jauh dari mereka.

"Iya?" Gadis itu mengulangi perkataan Yuan, ia sendiri juga tidak percaya dengan jawaban Yuan, hatinya seakan melonjak bahagia walau hanya dengan satu kata itu.

"Bukankah itu jawaban yang kau inginkan?" Yuan menatap gadis itu dengan tatapan merendahkan, membuat senyum gadis itu memudar perlahan.

"Jangan berpikir kalau aku serius mengatakannya. Kau pikir, aku mau berpacaran dengan wanita seperti mu?" Kata Yuan.

"Kau bukan tipeku." Ujar Yuan, kemudian berbalik membelakangi gadis itu.

"Lalu seperti apa tipe wanita yang kau sukai?" Tanya gadis itu, terlihat jika ia tidak menyerah begitu saja. Banyak cibiran dan tatapan sinis dari orang lain padanya, tapi dia tidak peduli.

Yuan tersenyum miris padanya,

"Dari logo yang ada pada jaketmu itu, sepertinya kau berasal dari fakultas hukum. Kau harus tahu, aku tidak suka wanita yang pandai hukum, mereka itu terlalu pintar berbicara, berdebat dan sangat keras kepala. Aku benci wanita seperti mu, menjujung tinggi aturan? Menjijikan." Ucap Yuan tanpa menoleh padanya.

Setelah mengatakannya, Yuan berlalu pergi dari sana.

"Astaga, dia itu benar-benar!" Gumam Nana, kemudian berlari mengejar Yuan.

Rose, gadis yang menyatakan perasaannya pada Yuan. Ia menatap nanar punggung pria itu. Cibiran dan ungkapan kasihan masih terdengar dari semua orang yang menyaksikan melodrama itu.

Rose hanya bisa menundukkan kepalanya menahan malu dan sedih, dengan wajah lesunya, ia berlalu pergi dari sana, berjalan kembali ke fakultasnya.

•••

Nana memukul kepala Yuan, ia merasa geram dengan sikap sepupunya yang keterlaluan. Setidaknya pria itu hanya perlu menolaknya dengan cara baik-baik.

"Siapa yang berani—" Ucap Yuan, menoleh pada orang yang sudah kurang ajar memukul kepalanya. Tapi kemudian ia mengurungkan amarahnya saat tahu yang melakukannya adalah sepupunya.

"Nana! Kenapa memukulku?!"

"Bodoh!" Kata Nana dengan tangan yang kembali memukul kepala pria itu.

"Aw! Sakit!" Pekik Yuan yang kesal.

"Kenapa harus berlebihan seperti itu?! Jika ingin menolaknya, cukup tolak dengan cara yang baik! Kenapa kau harus membuatnya terbang tinggi sesaat dan kemudian melemparkannya ke bawah, lalu menginjak-injak harga dirinya?!" Ujar Nana dengan nada yang tak kalah lantang dari Yuan.

"Terserah, bukan urusanmu." Jawab Yuan, ia kembali melangkahkan kakinya, mengabaikan Nana yang terus menceramahi dirinya itu.

"Oh sepertinya bibi Ana menelponku!" Kata Nana, sengaja ia mengatakannya dengan suara keras agar pria itu mendengarnya.

Yuan terlihat membulatkan matanya, terkejut mendengar nama ibunya disebut oleh Nana, spontan tubuhnya berbalik dan kembali kehadapan Nana.

"Apa yang kau inginkan?!" Tanya Yuan yang takut jika Nana mengadukan sikap buruknya itu pada sang ibu.

Nana mengulum senyum penuh kemenangan nya,

"Ah sepertinya aku salah lihat ya, bibi Ana tidak menelponku." Ucap Nana.

Yuan menggertakkan giginya, geram dengan tingkah Nana yang selalu membuatnya jengkel.

"Apa yang kau inginkan?!" Tanya Yuan lagi.

"Minta maaf."

"Maaf." Ucap Yuan cepat.

"Bukan padaku!" Kata Nana yang kesal dengan raut wajah keterpaksaan Yuan.

"Jangan bercanda, kau tidak akan menyuruhku untuk meminta maaf pada perempuan tadi kan?"

"Tentu saja—"

"Tidak." Sanggah Yuan.

"Iya."

"Tidak Nana!"

"Baiklah, kalau begitu aku akan mengadu."

"Terserah! Aku tidak peduli." Ujar Yuan, dirinya mengalihkan pandangannya seakan benar-benar tidak peduli, tapi sebenarnya hatinya sangat khawatir jika Nana bersungguh-sungguh mengadukannya.

"Apa yang kalian ributkan?" Tanya seorang wanita paruh baya dengan wajah yang masih terlihat awet muda itu.

"Hai ibu." Sapa Nana, melambaikan tangannya pada ibunya yang berdiri di ujung tangga.

"Nana, bukankah kau ada di kelas ibu pagi ini, kenapa tidak cepat masuk? Walaupun kau anak ibu, ibu tidak akan mentolerirmu jika kau terlambat. Jangan sampai kaki ibu melangkah lebih cepat masuk kelas dari dirimu." Ujar Rachel, membuat Nana dengan gerakan cepat berlari ke arah kelas seni musik.

Rachel tersenyum dengan kepala menggeleng heran pada anak perempuannya yang satu itu. Rachel kemudian beralih pada Yuan yang tersenyum senang dengan kepergian Nana.

"Yuan." Panggil Rachel.

"Eh iya?"

"Kau ingin diam-diam masuk ke dalam kelasku lagi?" Tanya Rachel.

"Apa sekarang boleh?"

"Tentu tidak, bibi tidak menerima mahasiswa yang tidak ada di daftar absen." Jawab Rachel.

"Masuklah ke mata kuliah mu sendiri, jangan absen lagi, walaupun nilaimu saat ujian bagus, tapi daftar hadir sepuluh persen mempengaruhi nilai juga." Ujar Rachel.

"Kenapa tidak, bibi?" Yuan mengeluarkan jurus rayuannya, berharap bibinya memberikan ijin.

"Yuan, jika kau berpikir ingin seperti Nana yang kuliah di dua jurusan sekaligus, kau bisa melakukannya. Kau itu bahkan lebih pintar dari Nana, tapi jika kau ingin, mendaftar lah di jurusan seni, itu artinya, orangtuamu akan tahu." Kata Rachel.

Rachel menatap Yuan yang hanya bisa diam mendengarkan ceramahnya. Ibu dari Nana itu kemudian menghela nafasnya melihat raut wajah Yuan yang sulit dimengerti.

"Bibi selama ini tidak mengadukan tentang grup band mu, karena bibi tahu jika kau punya alasan tersendiri untuk semua ini. Tapi Yuan, kau harus ingat, jangan kecewakan orangtuamu, kau satu-satunya pewaris dan harapan mereka. Cukup jadikan musik dan dance sebagai hobimu, bukan sebagai impianmu. Bibi harap kau paham dengan hidupmu." Kata Rachel, sejenak ia masih menatap Yuan, lalu kemudian melangkah pergi meninggalkan keponakannya itu.

•••

Rose berjalan lesu, menginjakkan kakinya kembali ke halaman fakultasnya. Ia menatap kotak persegi yang berhiaskan pita merah itu dengan raut wajah tertekuk nya.

"Rose!" Panggil seseorang, dia Yana, teman Rose.

"Lihat platform universitas, dirimu menjadi sorotan banyak orang. Tapi—apa itu benar? Kau menyatakan cinta padanya di depan banyak orang? Apa kau sudah tidak waras?!" Tanya Yana, berharap jika temannya itu berkata tidak.

Rose mengangguk dengan bibir yang tertarik kebawah, ia menatap teman baiknya itu sedih.

"Yana, aku ditolak." Ucapnya dengan nada merengek. Gadis itu memeluk Yana dengan erat, mengadukan kesedihannya pada teman baiknya.

Yana menghela napasnya,

"Kau bodoh!" Ucap Yana, tangannya bergerak mengelus punggung Rose, memberikan rasa tenang pada sahabatnya.

"Kenapa menyatakan cinta padanya di depan umum? Yang lebih penting sekarang, kenapa kau harus benar-benar cinta mati, pada pria berkelas tinggi seperti dia?! Kau boleh suka tapi bisakah hanya sekedar menjadi fans-nya saja? sama sepertiku." Ujar Yana yang kesal dengan ulah Rose.

"Tapi—sikap dinginnya membuatku semakin menyukainya! Dia sangat berkelas, sesuatu yang sulit di dapat itu sangat berharga tau!" Kata Rose, senyum cerianya seketika kembali lagi saat itu.

Yana menghela napasnya, ia tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Rose, gadis itu terlalu cinta atau buta pada Yuan.

•••

Pagi berlalu, siang menjelang sore menyapa. Kelas hari ini telah usai, Yuan memasukkan laptopnya kedalam tas dan berdiri dari bangku kuliah yang bertingkat itu.

"Hari ini kau ada waktu?" Tanya seorang pria.

"Aku punya banyak waktu, tapi tidak bisa pergi keluar bersama kalian, hari ini aku ada acara keluarga." Jawab Yuan dengan nada lesu-nya.

"Kau sudah lama tidak berlatih bersama kita." Kata seorang yang lain.

"Maaf, tapi besok dan seterusnya, aku akan sering berlatih bersama kalian."

"Kau sudah mendapatkan kebebasan-mu ya?"

"Yah, begitulah."

"Yuan!" Panggil Nana yang berdiri di depan pintu kelas itu.

"Lihatlah, bodyguard-nya sudah datang. Kalau begitu sampai jumpa besok kawan." Kata pria itu, ia kemudian berlalu pergi bersama dengan dua pria lainnya.

"Mereka sudah pergi, padahal aku belum menyapa." Ucap Nana, ia kini berdiri disamping Yuan.

"Ah iya, ayo cepat. Ayahku sudah menjemput kita." Nana menarik tangan Yuan, keluar dari kelas itu. Tapi karena terburu-buru, mereka tidak sengaja menabrak seorang gadis saat ingin berbelok.

"Maaf maaf aku tidak sengaja." Ucap gadis yang ditabrak itu, dia Rose.

"Kenapa meminta maaf? Kami yang salah, maafkan kami, apa kau terluka?" Tanya Nana.

"Tidak." Jawab Rose.

"Syukurlah, kalau begitu kami permisi, sekali lagi maafkan kami." Ujar Nana membungkukkan badannya meminta maaf, ia menendang pelan kaki Yuan agar pria itu juga ikut meminta maaf. Tapi, harga diri Yuan terlalu tinggi untuk itu.

"Iya." Jawab Rose dengan senyum manis di wajah.

Setelahnya, Nana kembali menarik tangan Yuan menuju area parkir universitas.

"Itu ayahku. Ayo." Ucap Nana masih menarik Yuan yang hanya pasrah ditarik oleh Nana, dirinya sudah terbiasa dengan gadis itu, selalu sesuka hati dengannya. Padahal, orang lain dikampus ini, tidak ada yang berani walau hanya memegang ujung rambut Yuan. Semua orang tahu, jika Yuan adalah anak tunggal yang digadang-gadang akan menjadi pewaris perusahaan besar ayahnya.

"Ayah!" Panggil Nana pada seorang pria yang dipanggil ayah olehnya.

"Nana, Yuan. Ayo cepat." Ucap pria itu melambaikan tangannya.

Nana melepaskan tangannya dari lengan Yuan, gadis itu berjalan cepat menuju ayahnya.

"Ayah, bagaimana perjalanan bisnismu?" Tanya Nana pada Yohan.

Yohan tersenyum, mengelus rambut putri tirinya itu.

"Lancar, bagaimana kuliahmu? Ayah dengar sebentar lagi kau akan wisuda kelulusan jurusan manajemen bisnis ya?"

Nana mengangguk semangat,

"Iya, setelah itu, tinggal fokus dan menyelesaikan jurusan seni." Ujar Nana.

"Paman bisakah mengobrolnya dirumah saja?" Ujar Yuan yang sudah masuk ke dalam mobil.

Yohan tersenyum, mirip sekali dengan ayahnya dulu, pikir Yohan.

"Tunggu sebentar lagi ya, Daisy belum datang." Ujar Yohan.

"Ayah!" Panggil seorang gadis yang baru saja memasuki umur tujuh belas tahun, ia berlari menuju ke arah mobil itu.

"Maaf lama." Ucap Daisy dengan nafas yang terengah-engah.

"Ck, merepotkan." Gumam Yuan.

"Tak apa, ayo cepat masuk ke dalam mobil." Ujar Yohan pada Daisy.

Daisy mengangguk, kemudian masuk ke dalam mobil.

"Duduk dibelakang, kau tidak lihat, jika aku dan kakakmu duduk di bagian tengah?!" Kata Yuan, pria itu entah kenapa sikapnya sangat berbeda pada Daisy, Padahal gadis belia itu juga sepupunya.

"Daisy kau bisa duduk di bagian depan, samping ayah." Ujar Nana.

"Aku tidak suka duduk di bagian depan." Ucap Daisy.

"Baiklah, kakak yang akan duduk di depan." Kata Nana.

"Bodoh." Gumam Yuan lagi, ia melihat Nana beranjak dan pindah tempat duduk.

"Terimakasih Nana, kau selalu mengalah pada Daisy." Ucap Yohan saat Nana sudah duduk disampingnya.

"Dia adikku ayah." Ujar Nana dengan senyumannya.

"Kau memang gadis luar biasa. Baiklah ayo kita pulang." Kata Yohan, kemudian suara mobil terdengar menyala, mobil itu melaju pergi meninggalkan area kampus.

Menyisakan debu yang berterbangan pada seorang gadis yang sejak tadi berdiri agak jauh di belakang mobil itu.

"Yuan." Gumam Rose dengan senyumannya, perasaannya itu seperti seseorang yang jatuh hati pada idolanya.

✍Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon maaf apabila ada persamaan nama tokoh, karakter, tempat kejadian ataupun peristiwa yang terjadi.✍

Terpopuler

Comments

࿇KangEs😏😜✿࿐ ❦︎⃝ ⃝ ᵍᵇᵗ

࿇KangEs😏😜✿࿐ ❦︎⃝ ⃝ ᵍᵇᵗ

semangat rose

2023-10-14

0

࿇ℕ_ℚєєLค✿࿐ 🅟🅖 ☄

࿇ℕ_ℚєєLค✿࿐ 🅟🅖 ☄

kasihan rose

2021-11-14

0

felixia anime

felixia anime

ko yuan jutek k desy knp ya😁😁

2020-04-17

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 New Beginning
3 Makan Malam Keluarga
4 Rosela
5 Free Day
6 Teman
7 Bertemu papa
8 Berkumpulnya Keluarga Gavin
9 Satu Juta Dolar Lebih Dekat
10 Menjadi Pelayan — nya
11 Makan Siang (bersama)
12 Kau baik-baik saja?
13 Nightmare
14 Hilangnya Yuan
15 Bantu aku~
16 Tinggal Bersama
17 Isi pikiran setiap orang
18 Perubahan Sikap
19 Berita Hangat
20 Tempat Persembunyian
21 Sebuah Nasehat di Malam Hari
22 Perasaan Nana
23 Suara Hati di Pagi Hari
24 Senja menuju Malam Berbintang
25 Di Bawah Malam Berbintang
26 Pembicaraan di Malam Hari
27 Kita Berjumpa Lagi
28 Tentang Hari Ini
29 Clouds are Coming
30 One week later
31 A Little Bite
32 Last Day
33 Apa Aku Baik-baik Saja ¿
34 Menghindarimu, apa aku bisa?
35 I'm in Love at The First Sight
36 That's Family
37 Berhenti Mencintaiku? Apa Kau Bisa?
38 Apa itu Falling in Love?
39 Apa Hubunganmu dengannya?
40 Little Heart
41 Sesuatu yang Mengganggu Hati dan Pikiran
42 When Love Comes Home
43 Di bawah Payung Hitam yang Sama
44 Who is Feng?
45 (Don't) Go Away
46 Don't Disturb Her! 'Cause, She is Mine
47 Match Made in Heaven
48 Amusing
49 Yuan vs Feng (bagian satu)
50 Yuan vs Feng (bagian dua)
51 The Tip of The Iceberg
52 Spice Things Up
53 A Hard Nut to Crack
54 Ungkapan Perasaan Yuan
55 Night Mode
56 The Helper Sneezed
57 Kencan Pertama yang Tertunda
58 Dua Pasangan Romantis dan Seorang Pengganggu
59 Sore itu
60 Satu Hari Tidak Bertemu
61 Tanpa Kabar~
62 Asalkan Saling Mencintai
63 Pertengkaran Kecil yang Menggemaskan
64 Rencana Masa Depan
65 (Belum) ada yang tahu
66 Rival Baru Yuan (kah)
67 Percakapan Biasa
68 Bagaimana Cara Bersikap Romantis (bagian satu)
69 Dia Pacarku (bagian satu)
70 Dia Pacarku (bagian dua)
71 Gerimis (sebelum) Badai
72 Dia (mom) Mengetahuinya
73 Hide and Seek
74 Permintaan Yuan
75 Ketika Seorang Ayah Merasa~
76 Sekilas Info
77 Janji Untuk Masa Depan
78 Romantisme
79 Pagi yang Manis
80 Adu Keromantisan
81 Yuan Marah
82 Ada Apa Dengan Yuan
83 Sakit (bagian satu)
84 Sakit (bagian dua)
85 Berdamai
86 Mengurus Bayi Besar (bagian satu)
87 Mengurus Bayi Besar (bagian dua)
88 Morning Day
89 The Day
90 Pantaskah ?
91 Kejadian di Sore Hari
92 Menahan Diri
93 (Bukan) Hide and Seek
94 Konflik Masa Depan
95 Hampir Tengah Malam
96 Magang (bagian satu)
97 Magang (bagian dua)
98 Magang (bagian tiga)
99 Magang (bagian empat)
100 She and He (bagian satu)
101 She and He (bagian dua)
102 Problem (bagian satu)
103 Creeps Me Out
104 Be Alright
105 Bukan Salam Paham
106 Babak Baru (Selalu Ingin Bersamamu)
107 It's Love
108 Pernikahan dan Masa Depan
109 Hembusan Kabar Malam
110 Pilihanku
111 Love Island
112 Tokoh
113 Love is Problem
114 Your Choice
115 Menunggumu
116 Give Me A Reason
117 Reason (bagian satu)
118 Reason (bagian dua)
119 Kabar
120 Kejamnya Takdir
121 Rahasia Ray
122 Pieces (bagian satu)
123 Pieces (bagian dua)
124 Kembali
125 Hello Again
126 Sebuah Kabar Tanpa Undangan
127 Twins
128 Kebahagiaan (?)
129 Little Girl And Her Daddy (bagian satu)
130 Little Girl And Her Daddy (bagian dua)
131 Ingin Bertemu
132 Ulang Tahun-Nya
133 Bertemu (bagian satu)
134 Bertemu (bagian dua)
135 Aku Ayah Kalian
136 Kabar Baik dan Buruk
137 Ingin Tinggal
138 Tinggal Bersama (bagian satu)
139 Tinggal Bersama (bagian dua)
140 Tinggal Bersama (bagian tiga)
141 Tinggal Bersama (bagian empat)
142 Perjalanan ke Sekolah
143 Kerinduan
144 Papa (bagian satu)
145 Papa (bagian dua)
146 Bertemu Keluarga (bagian satu)
147 Bertemu Keluarga (bagian dua)
148 Keluarga
149 Siapa Ayahku
150 Menikahlah Denganku
151 Persetujuan (bagian satu)
152 Pagi yang Lugu
153 Extraordinary Love
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
New Beginning
3
Makan Malam Keluarga
4
Rosela
5
Free Day
6
Teman
7
Bertemu papa
8
Berkumpulnya Keluarga Gavin
9
Satu Juta Dolar Lebih Dekat
10
Menjadi Pelayan — nya
11
Makan Siang (bersama)
12
Kau baik-baik saja?
13
Nightmare
14
Hilangnya Yuan
15
Bantu aku~
16
Tinggal Bersama
17
Isi pikiran setiap orang
18
Perubahan Sikap
19
Berita Hangat
20
Tempat Persembunyian
21
Sebuah Nasehat di Malam Hari
22
Perasaan Nana
23
Suara Hati di Pagi Hari
24
Senja menuju Malam Berbintang
25
Di Bawah Malam Berbintang
26
Pembicaraan di Malam Hari
27
Kita Berjumpa Lagi
28
Tentang Hari Ini
29
Clouds are Coming
30
One week later
31
A Little Bite
32
Last Day
33
Apa Aku Baik-baik Saja ¿
34
Menghindarimu, apa aku bisa?
35
I'm in Love at The First Sight
36
That's Family
37
Berhenti Mencintaiku? Apa Kau Bisa?
38
Apa itu Falling in Love?
39
Apa Hubunganmu dengannya?
40
Little Heart
41
Sesuatu yang Mengganggu Hati dan Pikiran
42
When Love Comes Home
43
Di bawah Payung Hitam yang Sama
44
Who is Feng?
45
(Don't) Go Away
46
Don't Disturb Her! 'Cause, She is Mine
47
Match Made in Heaven
48
Amusing
49
Yuan vs Feng (bagian satu)
50
Yuan vs Feng (bagian dua)
51
The Tip of The Iceberg
52
Spice Things Up
53
A Hard Nut to Crack
54
Ungkapan Perasaan Yuan
55
Night Mode
56
The Helper Sneezed
57
Kencan Pertama yang Tertunda
58
Dua Pasangan Romantis dan Seorang Pengganggu
59
Sore itu
60
Satu Hari Tidak Bertemu
61
Tanpa Kabar~
62
Asalkan Saling Mencintai
63
Pertengkaran Kecil yang Menggemaskan
64
Rencana Masa Depan
65
(Belum) ada yang tahu
66
Rival Baru Yuan (kah)
67
Percakapan Biasa
68
Bagaimana Cara Bersikap Romantis (bagian satu)
69
Dia Pacarku (bagian satu)
70
Dia Pacarku (bagian dua)
71
Gerimis (sebelum) Badai
72
Dia (mom) Mengetahuinya
73
Hide and Seek
74
Permintaan Yuan
75
Ketika Seorang Ayah Merasa~
76
Sekilas Info
77
Janji Untuk Masa Depan
78
Romantisme
79
Pagi yang Manis
80
Adu Keromantisan
81
Yuan Marah
82
Ada Apa Dengan Yuan
83
Sakit (bagian satu)
84
Sakit (bagian dua)
85
Berdamai
86
Mengurus Bayi Besar (bagian satu)
87
Mengurus Bayi Besar (bagian dua)
88
Morning Day
89
The Day
90
Pantaskah ?
91
Kejadian di Sore Hari
92
Menahan Diri
93
(Bukan) Hide and Seek
94
Konflik Masa Depan
95
Hampir Tengah Malam
96
Magang (bagian satu)
97
Magang (bagian dua)
98
Magang (bagian tiga)
99
Magang (bagian empat)
100
She and He (bagian satu)
101
She and He (bagian dua)
102
Problem (bagian satu)
103
Creeps Me Out
104
Be Alright
105
Bukan Salam Paham
106
Babak Baru (Selalu Ingin Bersamamu)
107
It's Love
108
Pernikahan dan Masa Depan
109
Hembusan Kabar Malam
110
Pilihanku
111
Love Island
112
Tokoh
113
Love is Problem
114
Your Choice
115
Menunggumu
116
Give Me A Reason
117
Reason (bagian satu)
118
Reason (bagian dua)
119
Kabar
120
Kejamnya Takdir
121
Rahasia Ray
122
Pieces (bagian satu)
123
Pieces (bagian dua)
124
Kembali
125
Hello Again
126
Sebuah Kabar Tanpa Undangan
127
Twins
128
Kebahagiaan (?)
129
Little Girl And Her Daddy (bagian satu)
130
Little Girl And Her Daddy (bagian dua)
131
Ingin Bertemu
132
Ulang Tahun-Nya
133
Bertemu (bagian satu)
134
Bertemu (bagian dua)
135
Aku Ayah Kalian
136
Kabar Baik dan Buruk
137
Ingin Tinggal
138
Tinggal Bersama (bagian satu)
139
Tinggal Bersama (bagian dua)
140
Tinggal Bersama (bagian tiga)
141
Tinggal Bersama (bagian empat)
142
Perjalanan ke Sekolah
143
Kerinduan
144
Papa (bagian satu)
145
Papa (bagian dua)
146
Bertemu Keluarga (bagian satu)
147
Bertemu Keluarga (bagian dua)
148
Keluarga
149
Siapa Ayahku
150
Menikahlah Denganku
151
Persetujuan (bagian satu)
152
Pagi yang Lugu
153
Extraordinary Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!