Entah sudah berapa lama Annchi dan Wei melayang sejak jatuh dari tebing, tapi ia heran, mengapa mereka belum sampai kedasar, ia melirik gadis disisinya yang tak sadarkan diri, Annchi menggenggam tangan mungil Wei yang dingin.
Suara gemuruh muncul dari arah dalam, sebuah hisapan kuat menariknya dari dasar jurang, "Apa yang sebenarnya terjadi?" gumamnya panik. Hisapan itu semakin kuat, genggaman tangannya semakin erat pada tangan Wei, saat sebuah titik hitam muncul awalnya kecil semakin dekat semakin besar, membentuk pusaran tak berujung.
Pusaran hitam itu menelannya, membawanya berputar melawan arus memisahkan dua gadis yang bertaut tangan. Annchi menutup mata, tubuh Wei terlepas dari tangannya seiring perputaran pusaran tersebut menggila.
Tubuhnya terhempas, ia pikir akan sangat menyakitkan saat tubuhnya menyentuh dasar, ternyata tidak, punggungnya memental saat menyentuh sesuatu yang sangat lembut. Seperti terjatuh kedalam air, ia bisa melayang dan mendarat dengan bebas.
Annchi membuka matanya, netra coklat emasnya menangkap pemandangan yang indah. Seperti hamparan lentera yang diterbangkan, begitu pula dengan pemandangan indah yang terhampar didepannya, ribuan kupu-kupu emas terjebak dalam gelembung membiaskan cahaya kuning yang indah, memberikan penerangan terhadap retinanya. Netra coklat emasnya mencari sosok Wei disekitarnya, diantara ribuan gelembung yang hampir memenuhi tempat tersebut.
Annchi memanfaatkan gelembung itu sebagai batu loncatan, untuk mencapai tubuh Wei yang akan jatuh kedasar. Semakin banyak Annchi menyentuh gelembung semakin banyak pula gelembung yang pecah dan penerangan semakin meredup.
Remang itulah yang ia lihat, Annchi menggapai tubuh gadis enam tahun itu, setiap gelembung yang Annchi gunakan untuk pijakan meledak menghamburkan kupu-kupu emas kecil mengikuti gerakan tubuhnya, juga mengerubunginya, membentuk sebuah pertunjukan kecil didepannya membentuk pola-pola rumit yang tak Annchi mengerti.
Pola itu seperti sebuah hipnotis, yang membuatnya tanpa sadar masuk kedalam alam bawah sadarnya. Disebuah ruang hampa, berdiri seorang gadis remaja memunggunginya, surai hitam terurai indah melambai anggun saat tertiup angin, begitu pula hanfu putihnya, ia sangat cantik, seperti dewi yang dipenuhi aura kemurnian.
Gadis itu berbalik seutas senyum tercetak dibibir mungilnya, simbol dikeningnya bersinar, membentuk pola heksagon. Annchi terperangah saat melihat wajah yang tak asing baginya. "Lama tak jumpa Annchi, kau telah melepaskan kami dari dirimu, tapi sayangnya seseorang menginginkan kami tetap berada ditubuhmu untuk mencapai tujuannya" ucapnya.
"Siapa kau? Dan apa maksudmu?" tanya Annchi.
Gadis itu tersenyum lembut, "Aku adalah kau, bagian dirimu yang kau lepaskan dimasa lalu, tindakanmu memanglah benar tapi sayangnya, kau terlalu fokus pada apa yang ada didepanmu sampai kau lupa akan apa yang ada disampingmu," ucapnya.
"Apa maksudmu?"
Gadis itu menjentikan jarinya, sebuah pola rumit muncul dikepala Annchi, "Lihatlah!" ucapnya. Pandangan Annchi memudar sebuah lintasan cahaya muncul didepannya, muncullah beberapa ingatan dikepalanya.
Sebuah medan pertempuran yang dipenuhi genangan darah juga jeritan, seorang pria yang mati dengan memeluk kekasihnya, seorang gadis membunuh tiga jiwa dalam satu raga terekam penuh dinetra coklat emasnya.
Tanpa sadar air matanya menetes kala dua jiwa terbang bersama, meninggalkan isak tangis enam gadis yang tak terima, tapi bukan itu yang menjadi fokus sang netra.
Retiananya menangkap seseorang dengan seringai puasnya dari arah utara, menyaksikan semua kejadian itu dengan bahagia, jeit tangis manusia seolah alunan merdu ditelinganya, tapi saat sang gadis menghentikan semuanya dengan melepaskan seluruh kekuatannya, ia tampak kecewa dan menghilang tanpa jejak seperti tak pernah ada.
"Ku harap kau tak melakukan hal yang sama Annchi, kembalilah!" bisik gadis remaja tersebut.
Kesadaran Annchi kembali, nafasnya terengah, ia tak mengerti apa yang terjadi, tapi Annchi merasa jika ia pernah mengalami hal itu, pikirannya kacau.
Annchi bersandar pada gelembung terbesar disisinya, tentu saja gelembung itu pecah, ia terjatuh dengan posisi kepala dibawah, Annchi tetap mendekap tubuh sang adik, Annchi pikir saat menyentuh tanah tubuhnya akan terasa sakit tapi tak disangka, sebuah tarikan lembut membuat mata yang menutup terbuka, ia heran kenapa mereka berdua berada dipelukan pria tua?
"Terimakasih telah menyelamatkan kami kakek!" ucap Annchi, membungkukan badannya. Ia heran mengapa mereka ada dipantai, bukankah tadi mereka jatuh dari tebing?
Annchi menengadah, ia merasa tak asing deng pria tua didepannya, pria tua itu tersenyum, seolah tau apa yang Annchi pikirkan, "Kau tak sengaja memasuki portal penghubung duniaku," ucapnya.
Annchi terkejut, "Duniaku? Apa maksudmu?" ucapnya, waspada.
"Suatu hari nanti kau akan mengerti semuanya gadis kecil, hanya waktu yang akan menjawab semua pertanyaan dipikiranmu."
Annchi nampak tak peduli, ia melirik Wei yang masih tak sadarkan diri, "Apa adikku baik-baik saja?"
"Adikmu baik baik saja, ia hanya butuh istirahat."
Pria tua itu melihat Annchi dengan penuh selidik, ia menemukan simbol elemen dikening Annchi mulai memudar, 'Apa dia benar-benar melepaskan semuanya? Apa dia akan bertahan sampai akhir?' benaknya.
"Ikutlah denganku, aku akan melatihmu dan adikmu agar kau siap menghadapi arus yang akan menerjangmu dimasa depan," ucap pria tua itu.
"Tapi kami....," ucap Annchi terpotong.
"Kau pikir jika perguruan Long mengetahui identitasmu, mereka akan menerimamu?" mendengar itu Annchi kaget, darimana pria tua itu mengetahuinya? benaknya.
"Aku akan melatih kalian, setelah kalian sudah cukup kuat aku akan mengirim kalian keperguruan Long untuk meneruskan belajar kalian," lanjut pria tua.
Annchi diam, apa yang dibicarakan pria tua itu benar, walau pun mereka menyamar itu tak akan mudah. Menjadi kuat agar bisa melindungi diri sendiri itu lebih baik daripada dikucilkan karena tidak memiliki kemampuan.
Karena untuk memasuki perguruan Long seseorang harus memiliki kemampuan apapun yang menentukan masa depannya.
"Ingatlah satu hal gadis kecil, tidak ada apapun yang tak bisa kamu korbankan, ketika tidak ada seorang pun yang kamu sayang dan pedulikan, kamu tak akan memiliki kelemahan," ucap pria tua, Annchi terdiam mengingat sesuatu.
'Entah mengapa rasanya aku tak asing dengan kejadian seperti ini,' benak Annchi.
"Apa kau mencoba membuatku menjadi iblis?
Menjadi manusia tak berperasaan sungguh itu bukan kehidupan yang layak untukku," ucap Annchi, tegas.
"Huh.. Sepertinya beberapa ingatanmu sudah kembali ya, hmm? Aku tak pernah menciptakan iblis dari manusia, hanya saja manusia saja yang selalu menjadi iblis karena keinginan dan balas dendamnya."
"Aku tak mengerti apa yang kau katakan! Kau seperti mengenalku dengan baik, siapa kau sebenarnya?" tanya Annchi.
"Tentu aku mengenalmu, hanya butuh waktu kau akan mengingatku," ucapnya.
"Baiklah aku akan ikut denganmu."
Annchi dan Wei dibawa kesebuah gubuk dekat pantai, tidak ada apapun disana kecuali bentangan laut, pantai, dan ditengah laut tersebut terdapat pulau yang dipenuhi sumber daya yang melimpah. Tapi anehnya sang guru tak mengizinkan Annchi menyambanginya.
Annchi tertarik akan pertarungan, sedangkan Wei, ia lebih tertarik pada pengobatan. Gadis bernetra coklat itu trauma akan senjata dan darah, akibat kejadian paman Mo saat itu. Setiap hari mereka berlatih tanpa kenal waktu.
Wei belajar tentang pengobatan dan semua jenis racun, dirinya sendirilah yang menjadi kelinci percobaannya. Bagi Wei membunuh dengan racun lebih baik dari pada dengan senjata yang mengakibatkan keluarnya darah. Sedangkan Annchi ia memilih pemusatan energi alam juga senjata, sesekali ia menemani Wei belajar tentang racun.
Setelah beberapa waktu Annchi berlatih menguasai semua ilmu yang gurunya berikan, Ia tak perlu waktu lama untuk menguasainya, setiap gerakan yang pria tua itu ajarkan seolah ia sudah pernah menguasainya.
*tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Di Elva
hadeh.. si ancchi karakternya memang sangat menyebalkan.. dimatikan ajalah 🤣
2021-07-11
0
Oi Min
G sabar ktm Zhang lagi
2021-03-14
1
🎐꧁༺𝒜𝒾𝓈𝓎𝒶𝒽༻꧂🦋
semangat author semoga inspirasi lancar, diberi kesehatan selalu rezeki juga lancar
semangat
2020-09-27
5