Petualangan Annchi 2: New Life
Angin itu membawa kita kepadang rumput yang luas, menyajikan simponi indah membalut kebersamaan kita, tapi tak sangka angin kita berbeda haluan, kita kembali terpisahkan oleh takdir kita.
Apakah pilihanku sia-sia? Tapi takdir tak akan pernah salah bukan?
***
Tahun demi tahun telah berlalu perang di masalalu kini menjadi sebuah cerita yang diturunkan dari generasi kegenerasi, revolusi terjadi seiring berjalannya waktu. Para pemimpin terdahulu telah berganti.
Dahulu, perempuan hanya sebagai pajangan kini ikut peperangan, kecantikan tetap mereka pertahankan, keangguan dan kesopanan selalu mereka terapkan disetiap pertemuan, tapi saat ayunan pedang mereka arahkan, keganasanlah yang mereka tunjukan.
Tapi para saingan terus berdatangan, ketidak puasan terus terngiang, kesombongan dan keserakahan mulai bertebaran, kerakusan dan hawa nafsu tumbuh mekar dihati mereka.
Dulu mereka bersatu, menyatukan kekuatan, cita dan cinta demi mencapai tujuan bersama, membasmi iblis demi kedamian abadi. Tapi kini mereka semua berbeda. Iblislah yang hidup dihati mereka, bersemayam dan mengendalikan rasa.
Disebuah kawah gunung berapi, tumbuh sebuah pohon plum yang besar, dengan bunga merah jambu yang selalu segar dan mekar, tak ada kehidupan disana kecuali seekor Kupu-kupu emas yang terus mengepakan sayapnya, mengelilingi bunga plum yang mekar bertebaran, walau kini bukanlah musim semi.
Sudah seribu tahun yang lalu, Kupu-kupu itu tinggal menyaksikan semua kejadian revolusi alam, ia hanya diam dan mengenang. Tak ada tubuh untuk ia hinggapi, karena ia sang jiwa abadi dan murni.
"Hmm, kau disana rupanya?" ucap seorang pria tua, dengan janggut dan rambut putih panjangnya juga tongkat yang tak pernah lepas dari tangannya.
Kupu-kupu itu diam, menikmati semilir angin, yang menerpa sayapnya, tak terganggu dengan seseorang asing yang masuk wilayahnya. "Apa kau tak bosan terus seperti itu gadis kecil?" lanjut pria tua, tersenyum penuh arti menatap sang Kupu-kupu yang tak peduli.
"Huh, apa kau bicara padaku? Tapi itu tak mungkin bukan? Pria tua yang aneh!" ucap Kupu-kupu itu malas, sambil terbang menjauh.
"Tentu saja, selain kau siapa lagi hidup disini? Sepertinya kau sudah melupakan ku, hmm?" ucap pria tua, ia duduk bersandar dibawah pohon plum.
"Eh, kau mengerti bahasaku?" ucap sang kupu-kupu kaget. "Apa maksudmu? Apa benar kau mengenalku?" lanjutnya.
"Aku mengerti bahasamu, tentu saja aku mengenalmu. Jiwamu sudah terikat pada pohon plum, memang agak sulit melupakan masa lalu, tapi sepertinya kau kehilangan sebagian ingatanmu gadis kecil," ucapnya, yang membuat kupu-kupu itu kembali kehadapan pria tua.
"Kau tau tentangku?"
"Tentu, apa kau bosan?"
"Bosan? tentu saja, selama seribu tahun aku menghabiskan waktu disini, hanya pohon ini yang menerimaku, hingga mempertahankan bunganya untukku."
"Kau bisa kembali kewujud manusia, jika dia pun kembali."
"Dia? Siapa yang kau maksud?"
"Seseorang yang jiwanya terikat padamu, jika kau menginginkan hidup seperti dulu, maka aku akan bisa membantumu tapi dengan syarat, ingatanmu yang tersisa akan pergi dan kembali dengan sendirinya."
"Seratus tahun yang lalu, aku kembali kewujudku. Tapi, hanya saat peristiwa Blue Blood Moon terjadi, aku sudah mengalaminya sebanyak sembilan kali, selama aku disini. Aku berubah pertamakali saat seratus lima puluh tahun tinggal disini," tutur kupu-kupu tersebut.
Pria tua itu tersenyum, ada kepuasan diwajahnya. "Itu artinya dia sudah kembali?"
Mereka berbincang hingga mentari sudah terganti oleh sang kegelapan yang kini menguasai. Pria tua itu pergi, menyisakan sepi yang kembali menerpa sang kupu-kupu emas sendiri. Semua karena keputusannya, langit tak menerimanya, karena alasan ia tak bisa melakukan tugasnya dengan baik.
Dimalam yang sepi dan sang bulan pun tak terpatri dilangit yang melambung tinggi, suara langkah kaki bersahutan dari arah luar gunung, tak lama tampaklah segerombolan pria dengan tandu yang diangkat oleh empat orang pria berbaju sama seperti seorang prajurit suatu kerajaan.
"Benar-benar melelahkan, jika tak sesuai dengan imbalannya, aku sudah membuangnya kesungai," ucap salah satu dari mereka kesal, saat sampai ditebing yang dibawahnya berpijar lava panas yang siap membakar apapun.
"Huh, bukankah seharusnya kita membuangnya kehutan? Tapi mengapa kita membawanya kekawah?" ucap salah satu diantara mereka.
"Benar juga. Tapi sudahlah, lebih baik selesaikan tugasmu! Sebelum kita mati terpanggang disini."
"Cepatlah! Kita harus kembali, sebelum keluarga kekaisaran menyadari kejadian ini."
Tanpa pikir panjang mereka menjatuhkan tandu itu dari atas tebing, tampaklah seorang wanita dengan perut buncitnya. Kupu-kupu itu hanya diam menyaksikan hal tersebut. Tapi saat sang kupu-kupu mencoba tak peduli, detak jantung yang seirama terdengar oleh pendengaran penembusnya.
Sang kupu-kupu bergegas terbang menyelamatkan sang wanita, tiba-tiba tubuhnya berubah menjadi seorang gadis dengan surai hitam juga mata coklat emasnya yang bersinar dan sepasang sayap kupu-kupu berwarna emas dipunggungnya.
"Se...la..mat..kan ba.. yi.. ku ku..mo...hon." Pinta sang wanita hamil dengan suara parau dan mata berkaca-kaca, tubuhnya lemah, Saat gadis kupu-kupu itu membawanya kebawah pohon plum.
Tak ada penerang selain semburan lava yang bergolak dikawah gunung, juga cahaya dari sepasang sayap sang gadis. Pada malam itu lahirlah seorang putri yang diramalkan akan menghancurkan kenistaan.
Tapi sayang tak ada tangisan yang mengiringi kehadiran bayi tersebut, tubuh sang bayi sedingin es, tanpa detak juga tanpa gerak. Gadis kupu-kupu ia mengernyit bingung, "Bayimu...." Aneh lanjutmya dalam hati.
"A.. apa yang terjadi pada bayiku?" gumam ibu sang bayi, kekhawatiran jelas terlukis diwajah pucatnya.
"Maafkan aku, tapi sepertinya bayimu tak bisa aku selamatkan," ucap sang gadis, sambil menggendong bayi yang baru lahir tersebut, dengan darah dan plasenta yang masih menempel ditubuhnya.
Wanita itu tersenyum sendu, "Sang kuasa menitipkannya padaku, kau yang tentukan bagaimana nasib putriku selanjutnya," ucapnya setengah berbisik, lalu memberikan sebuah kantung yang terbuat dari sutra yang bersulamkan benang emas dengan simbol naga dan petir yang saling menggulung.
"Ambilah! Itu akan berguna saat kau menentukan jalan dimasa depan, semoga kau berhasil putriku," ucapnya, ia memegang tangan mungil sang bayi yang sedingin es.
Kemudian Ibu sang bayi memudar bersama dengan darah dan plasenta yang menghilang juga kejadian alam yang menggemparkan. "Ini tidak mungkin! Apa yang terjadi?" gumam sang gadis kupu-kupu, bayi itu bersih seperti kertas kosong tanpa noda.
"Apa yang harus aku lakukan pada bayi ini? Dia ada tanpa jiwa, sedangkan aku jiwa masalalu yang berkelana, apa itu artinya..?" gadis itu menyatukan keningnya dengan sang bayi, simbol dikeningnya bersinar
Jiwa sang gadis kupu-kupu terserap kedalam tubuh sang bayi, bersamaan dengan itu alam seperti menyambut kebangkitannya.
Guntur bersahutan, angin pun tak kalah kencang, bunga plum berguguran, sinar merah memancar dari puncak gunung, terlihat sampai kekaisaran tapi hanya beberpa detik saja dan kembali menghilang.
Rasa khawatiran bergemuruh dihati para pendekar, juga tetua perguruan. Seakan membuka kembali sejarah seribu tahun lalu, yang ditulis dengan tinta emas diperguruan Long, yang didirikan oleh sang naga juga lima gadis perkasa.
*tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Oi Min
Annchi terlahir kmbali.... Siapa yg akn merawat bayi Annchi
2021-03-14
1
Tasyan
Kak badanku sampe merinding (ᗒᗩᗕ)
2020-11-26
2
belva_3106
ihhhhh...
apa aku aja yg merinding saat baca?😰
2020-11-11
7