5. Tangisan Adam

Hari Minggu, hari dimana Adam telah memiliki janji dengan Rini. Sejak pagi kediaman keluarga Ardhana sudah heboh karena Adam yang ingin segera berangkat pergi.

"Oma, apa jam delapan itu apa masih lama?"

"Tidak, sayang. Tunggulah sambil bermain. Pasti tidak akan terasa."

"Tapi Adam ingin cepat berangkat, Oma."

"Sabarlah, kita akan berangkat kesana bersama Papa."

"Wah... Papa ikut"

"Ya tentu, karena ini hari minggu Papa bisa menemani Adam jalan-jalan."

"Adam senang, Oma. Dimana Papa sekarang?"

"Papa ada di depan rumah, mempersiapkan hadiah untuk teman-teman bermain kamu nanti."

"Kita membawa hadiah?"

"Iya, selain kita kesana agar kamu punya lebih banyak teman, kita akan berbagi kebahagiaan disana. Kita akan buat semua bahagia. Bagaimana menurut kamu?"

"Adam suka, Oma. Apalagi nanti ada Kak Rini, Papa, Oma dan banyak teman. Adam suka sekali Oma." Wajah berbinar nampak sekali di raut bocah kecil itu.

Tante Bella tak pernah melihat Adam yang seantusias ini untuk pergi bermain dengan teman baru. Kehadiran Rini memang banyak membawa perubahan pada Cucu semata wayangnya.

Andai menantunya dulu bisa seperti Rini. Pengandaian itu sering hadir di kepalanya. Namun, ia sadar itu semua sudah takdir, yang harus dilakukan sekarang adalah memperbaiki segalanya.

"PAPA..." teriakan Adam saat melihat Papanya masuk rumah.

"Hai putra Papa, Hm... Kenapa kamu sangat tampan dan wangi hari ini?" ucap papa Adam sambil mensejajarkan tinggi tubuhnya degan Adam.

"Kita akan pergi, Papa. Jadi Oma membantuku menjadi lebih tampan dan wangi."

"Wah... Si tampan ini semangat sekalai."

"Tentu Papa, kata Kak Rini nanti Adam bisa bermain dengan banyak teman-teman yang baik. Kata kak Rini mereka tidak punya Papa dan Mama. Tapi mereka hidup bahagian karena saling menyayangi. Adam tidak punya Mama, Adam juga mau bahagia seperti mereka."

Deg.

Perasaan Papa Adam dan Omanya seperti dicubit. Rasa sakit dan kecewa pada wanita yang melahirkan Adam sedikit muncul lagi. Meski berulang kali mencoba berdamai dengan masa lalu, namun luka itu nyatanya belum hilang 100%.

"Adam tidak bahagia karena ada Papa?" Tanya Papa Adam.

"Adam bahagia, tapi Papa sering pergi kerja. Kata Oma, Papa ke kantor, kadang juga ke kampus. Papa jarang bermain dengan Adam"

"Maaf sayang, Maafkan Papa"

Kalimat putranya memang benar, ia terlalu sering bekerja untuk mengalihkan pikirannya dari bayangan mantan istrinya. Sudah tiga tahun berpisah namun nyatanya trauma itu masih ada.

Padahal, dari perceraiannya bukan hanya dia saja yang terluka. Masih ada putranya yang harus kehilangan sosok ibu. Harusnya anak seusianya masih bisa bermanja dengan ibunya, namun nyatanya Ibunya lebih memilih pergi demi karir.

"Ini sudah jam delapan, sudah siap untuk pergi?" sang Oma menginterupsi karena melihat raut wajah putranya yang seolah diselimuti mendung.

"Yey... Kita berangkat, Oma" Adam melompat senang. "Ayo berangkat Papa" Adam menarik tangan papanya untuk segera pergi.

Perjalanan dilalui dalam waktu dua jam. Namun dua jam itu tidak terasa karena sepanjang jalan mereka terhibur oleh celotehan dari Adam yang lucu.

Setelah tiba, mereka dikejutkan dengan adanya anak-anak yang berkumpul dan dengan kompak menyambut kedatangan Adam dengan paduan suara mereka "Selamat datang Adam"

Adam berbinar ia merasa sangat diterima. Sementara diantara anak-anak itu ada Rini juga ikut menyambutnya dengan sangat riang.

"Bagaimana? Adam senang? mereka semua teman-teman Adam." ucap Rini pada bocah kecil itu.

"Benarkah? Apa mereka semua mau berteman dengan Adam."

"Tentu saja, kita mau jadi teman Adam. Ayo kita bermain bersama!" Ajak salah satu anak disana.

"Wahh Adam punya banyak teman, Papa Adam boleh bermain bersama mereka?"

"Tentu, bawalah semua mainan di mobil. Itu hadiah untuk mereka."

Suasana tawa gembir anak-anak meramaikan tempat itu. Papa Adam beberapa kali melihat interaksi Adam dengan Rini dan anak-anak panti membuatnya tersenyum.

Ia bahagia melihat putranya penuh kebahagiaan. Pemandangan yang jarang terjadi.

"Terimaksih Nyonya dan Tuan sudah singgah ke tempat kami. Terimakasih juga atas semua hadiah untuk anak-anak" Ucap Ibu Panti.

"Tidak perlu sungkan, bu. Disini kami juga bisa melihat bagaimana Adam tersenyum bahagia. Ini sudah lebih dari cukup bagi kami." Ucap Tante Bella.

"Syukurlah bila tempat ini bisa membawa kebahagiaan untuk anak lain."

"Sepertinya Rini sudah sangat akrab dengan orang-orang disini." ungkap Tante Bella.

"Rini biasanya kesini sebulan dua atau tiga kali untuk membantu anak-anak belajar. Dia terlalu sibuk kuliah dan bekerja. Tapi dia selalu ingin menyempatkan untuk bertemu anak-anak disini."

"Rini masih kuliah, ma?" tanya Papa Adam yang memang belum begitu tahu siapa Rini dan hari ini pun pertamakali bertemu.

"Iya, di kampus yang sama dengan tempat kamu mengajar. Tapi kalau dilihat saat dia melihatmu tadi, sepertinya dia tidak mengenalimu. Mungkin dia beda fakultas."

"Ayah Adam mengajar dikampus Rini?" tanya ibu panti.

"Iya, bu. Pekerjaan utamanya sebenarnya mengelola bisnis keluarga, kalau di kampus untuk selingan saja sekaligus mengamalkan ilmu. Sama seperti Papanya dulu."

Mereka mengobrol sambil mengenal terkait panti dan anak-anak yang ada disana.Sementara Rini bersama anak-anak asyik bermain bersama Adam. Hingga tak terasa jam makan siang tiba. Melihat putranya yang sangat bahagia, Papa Adam berinisiatif untuk mengajak Adam dan seluruh anak panti untuk makan diluar. Setelah berdiskusi menentukan tempat makan, akhirnya mereka meutuskan untuk makan di restoran ayam di sebuah mall yang ingin anak-anak panti kunjungi.

Papa Adam menelfon anak buahnya untuk membawa beberapa mobil ke panti. Mereka akan pergi dengan akomodasi yang juga disiapkan papa Adam.

Suasana makan siang penuh dengan keceriaan. Setelah selesai, Adam ingin mengajak teman-teman pantinya bermain di beberapa arena bermain. Hari itu Adam benar-benar menunjukkan sisi cerianya selayaknya anak kecil pada umumnya.

Sore tiba, saatnya mereka berpisah. Anak-anak panti sudah diantar oleh kendaraan yang disiapkan Papa Adam, semetara saat ini Rini bersiap ikut dengan mobil keluarga Adam karena bocah kecil itu belum mau lepas dari Rini.

Mereka sudah berada di Lobi Mall, Menunggu Papa Adam yang masih menerima telfon.

"Kakak, Adam mau ke toilet. Tangan Adam lengket."

"Apa tidak menunggu Papa?"

"Adam sudah tidak tahan, kak."

"Baiklah, ayo ke toilet."

Mereka pergi ke toilet setelah berpamitan pada Oma Adam.

Sampai di depan toilet ternyata Adam hanya minta ditunggu di depan Toilet.

Setelah beberapa orang keluar dari toilet akhirnya Adam juga keluar. Namun yang membuat Rini terkejut wajah ada memucat dan terlihat sedikit bulir di matanya.

"Adam, ada apa? Apa ada yang sakit?"

Adam diam, dia hanya berlari ke pelukan Rini dan tak mau melepasnya.

Episodes
1 1. Pekerjaan Baru
2 2. Cinta Perlu Diperjungkan
3 3. Menghibur Adam
4 4. Amel Bergosip
5 5. Tangisan Adam
6 6. Jadilah Mama untuk Adam
7 7. Keputusan Rini
8 8. Mas, Bukan Pak
9 9. Dean yang Dingin
10 10. Sudah Sah
11 11. Suami Dingin
12 12. Pasrahnya Rini
13 13. Terlambat Datang Bulan
14 14. Apa Kamu Akan Senang?
15 15. Kekecewaan Rini
16 16. Tolong, Jaga Suamiku
17 17. Ingin Menenangkan Diri
18 18. Memperbaiki yang Ku Rusak
19 19. Ketakutan Dean.
20 20. Amel Jatuh Cinta
21 21. Maafkan Aku
22 22. Merasakan Kehadirannya
23 23. Masa Lalu Dean
24 24. Nomor Asing
25 25. Merangkai Kebahagiaan
26 26. Hadiah Ulang Tahun
27 27. Kebahagiaan Rini dan Amel
28 28. Kembali Pulang
29 29. Rini yang Cemburu
30 30. Rini yang Dingin
31 31. Waspada Pelakor
32 32. Menunjukkan kepemilikan
33 33. Keep Your Enemy Closer
34 34. Pintu Belakang Alisa
35 35. Jeratan Hasrat Alisa
36 36. Bermain Detektif dan Mafia
37 37. Pelakor yang Merasa Menang
38 38. Aku Pemeran Utamanya
39 39. Keinginan Ibu Hamil
40 40. Milikku Sampai Akhir
41 41. Trik Awal Rini
42 42. Permaian Dimulai
43 43. Membuat terpojok
44 44. Lebih Cerdas
45 45. Menghancurkan Tanpa Menyentuh
46 46. Berjuang Bersama
47 47. Pesan Tersembunyi
48 48. Demi Rini dan Si Kembar
49 49. Bidak Pertama
50 50. Mood Bumil
51 51. Sekam dan Api
52 52. Membersihkan Sampai ke Akarnya
53 53. Bersama Menyembuhkan Luka
54 54. Suara Masa Lalu
55 55. Pengabdian yang Menyenangkan
56 56. Pertemuan Tak Terduga
57 57. Sayang Papa dan Mama
58 58. Melupakan Sesuatu
59 59. Bersyukur Memilikimu
60 60. Nomor Siapa Itu?
61 61. Luka yang Ingin Ditebus
62 62. Menyambut Malaikat Kecil
63 63. Cemburu Maksimal
64 64. Mantan yang Akan Datang
65 65. Anak yang Pernah Ku Sia-siakan
66 66. Masa Lalu yang Mendekat
67 67. Persiapan Pulang
68 68. Saling Bucin
69 69. Menjaga Kondisi Istri
70 70. Kejutan Untuk Istri
71 71. Siap Bertemu Masa Lalu Suami
72 72. Permintaan Dari Masa Lalu
73 73. Keluarga yang Utuh
74 74. Berbicara Pada Adam
75 75. Kamu yang Menyembuhkan Lukanya
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1. Pekerjaan Baru
2
2. Cinta Perlu Diperjungkan
3
3. Menghibur Adam
4
4. Amel Bergosip
5
5. Tangisan Adam
6
6. Jadilah Mama untuk Adam
7
7. Keputusan Rini
8
8. Mas, Bukan Pak
9
9. Dean yang Dingin
10
10. Sudah Sah
11
11. Suami Dingin
12
12. Pasrahnya Rini
13
13. Terlambat Datang Bulan
14
14. Apa Kamu Akan Senang?
15
15. Kekecewaan Rini
16
16. Tolong, Jaga Suamiku
17
17. Ingin Menenangkan Diri
18
18. Memperbaiki yang Ku Rusak
19
19. Ketakutan Dean.
20
20. Amel Jatuh Cinta
21
21. Maafkan Aku
22
22. Merasakan Kehadirannya
23
23. Masa Lalu Dean
24
24. Nomor Asing
25
25. Merangkai Kebahagiaan
26
26. Hadiah Ulang Tahun
27
27. Kebahagiaan Rini dan Amel
28
28. Kembali Pulang
29
29. Rini yang Cemburu
30
30. Rini yang Dingin
31
31. Waspada Pelakor
32
32. Menunjukkan kepemilikan
33
33. Keep Your Enemy Closer
34
34. Pintu Belakang Alisa
35
35. Jeratan Hasrat Alisa
36
36. Bermain Detektif dan Mafia
37
37. Pelakor yang Merasa Menang
38
38. Aku Pemeran Utamanya
39
39. Keinginan Ibu Hamil
40
40. Milikku Sampai Akhir
41
41. Trik Awal Rini
42
42. Permaian Dimulai
43
43. Membuat terpojok
44
44. Lebih Cerdas
45
45. Menghancurkan Tanpa Menyentuh
46
46. Berjuang Bersama
47
47. Pesan Tersembunyi
48
48. Demi Rini dan Si Kembar
49
49. Bidak Pertama
50
50. Mood Bumil
51
51. Sekam dan Api
52
52. Membersihkan Sampai ke Akarnya
53
53. Bersama Menyembuhkan Luka
54
54. Suara Masa Lalu
55
55. Pengabdian yang Menyenangkan
56
56. Pertemuan Tak Terduga
57
57. Sayang Papa dan Mama
58
58. Melupakan Sesuatu
59
59. Bersyukur Memilikimu
60
60. Nomor Siapa Itu?
61
61. Luka yang Ingin Ditebus
62
62. Menyambut Malaikat Kecil
63
63. Cemburu Maksimal
64
64. Mantan yang Akan Datang
65
65. Anak yang Pernah Ku Sia-siakan
66
66. Masa Lalu yang Mendekat
67
67. Persiapan Pulang
68
68. Saling Bucin
69
69. Menjaga Kondisi Istri
70
70. Kejutan Untuk Istri
71
71. Siap Bertemu Masa Lalu Suami
72
72. Permintaan Dari Masa Lalu
73
73. Keluarga yang Utuh
74
74. Berbicara Pada Adam
75
75. Kamu yang Menyembuhkan Lukanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!