3. Menghibur Adam

Nampak di depan Rini, sosok laki-laki kecil yang duduk di lantai beralas karpet dekat kasurnya. Sedikit demi-sedikit Rini melangkahkan kakinya untuk mendekatinya. Sementara Nyonya Bella keluar untuk memberi waktu dan tidak ingin mengganggu Rini.

Adam menoleh, merasa ada yang mendekatinya. Sekilas dia melihat Rini, namun kemudian dia mengalihkan kembali pandangannya pada jendela.

"Hai... Kamu Adam, kan?"

Adam tak menoleh ataupun menjawab.

"Perkenalkan, namaku kak Rini. Tante Bella bilang di dalam ini ada anak yang sedang murung dan malas diajak ngomong. Apa itu kamu?"

Adam tak menjawab namun ada sedikit reaksi yang di lihat Rini.

"Sepertinya dugaanku benar. Kamu sedang sedih? Mau bercerita?"

Adam sedikit menoleh meihat Rini.

"Kalau kamu tidak percaya padaku, aku tidak akan memaksamu. Huh... aku hanya ingin disini denganmu. Boleh, kan?" Rini menjeda sedikit ucapannya.

"Aku lagi kesepian, kalau aku pulang sekarang, tidak ada yang menyambutku. Jadi aku mau duduk disini saja, setidaknya aku tidak sendiri karena Adam ada disini. Benar, kan?"

Mendengar ucapan Rini, Adam mulai merespon "Apa kakak tidak punya teman di rumah?"

Rini tersenyum menyambut respon dari Adam. "Sayangnya aku tinggal sendiri, jadi tidak ada orang yang akan menyambutku saat pulang"

"Mengapa kakak sendiri? dimana orang tua kakak?"

"Orang tua kakak sudah di surga."

"Kakak tidak sedih?"

"Dulu kakak sedih, ah tidak, bukan sedih tapi sangat sedih sampai kakak tidak bisa berhenti menangis. Dan kamu tahu, mata kakak sampai merah seperti monster karena terlalu banya menangis" Rini memperagakan dengan gerakan monster dengan mata yang melotot.

Adam tersenyum karena merasa Rini lucu. Hal ini membuat Rini merasa lebih leluasa untuk mengajak Adam mengobrol.

"Kamu tahun? ada banyak anak-anak diluaran sana yang tidak punya orang tua seperti kakak. Bahkan ada anak yang sekecil kamu juga. Tapi mereka semua tidak sedih terlalu lama. Mereka juga suka mengajak anak-anak baik bermain bersama."

"Benarkah?"

"Benar, kalau kamu mau kenalan dengan mereka kakak bisa mengajakmu bermain ke tempat mereka. Kamu juga boleh berteman dan bermain bersama mereka. Itu kalau kamu mau."

"Apa kakak mau mengajakku kesana?"

"M... Boleh, tapi tidak hari ini, bagaimana kalau hari Minggu?"

"Adam mau, kak. Tapi apa Oma dan Papa akan mengizinkan."

"Kakak akan bantu berbicara dengan Oma, supaya nanti oma bantu meminta izin pada Papa. Tapi kakak punya syarat."

"Syarat apa kak?"

"Adam tidak boleh sedih sendirian. Kalau ada yang membuat Adam sedih Kakak akan bantu megusir monster yang buat Adam sedih"

"Adam Janji, Kak. Adam tidak akan sedih lagi. Tapi boleh kalau Adam tidak sekolah dulu?"

"Apa ada yang mengganggu Adam di sekolah?"

Adam hanya diam menunduk.

"Kamu ingat tadi yang kakak bilang, Kakak akan bantu Adam mengusir monster penggangu. Jadi Monster mana yang harus kakak usir?"

"hik.. hik... Adam mau seperti teman-teman" Adam menangis sambil menunduk. Rini merengkuh tubuh kecil itu. Mengusap punggunggnya untuk memberi ketenangan.

"Kenapa semua teman Adam diantar mamanya ke sekolah? Kenapa mama Adam tidak mau mengantar Adam? Apa mama tidak suka Adam? Apa Adam anak nakal? Adam sudah mau jadi anak baik. Kenapa mama tidak mau datang dan bermain bersama Adam?" Adam menangis dan menumpahkan semua yang membuatnya perasaannya sesak dalam pelukan Rini.

Rini merasa sakit melihat bagaimana anak usia empat tahun yang umumnya menikmati momen bermain dan bermanja dengan orang tua justru tidak dengan Adam. Rini merasa Adam menyimpan sesuatu yang membuatnya lebih peka dengan hidupnya.

"Menangislah sampai kamu merasa lega." Adam masih terus menangis dipelukannya. Hingga sepuluh menit kemudian suara tangisan itu sudah mulai reda.

"Apa kamu lapar setelah menangis?" tanya Rini untuk sedikit menggoda Adam sambil mengusap pipinya yang basah.

"Kakak..." Adam memanyunkan bibirnya membuat Rini tertawa karena ia melihat sisi anak-anak pada Adam yang menurutnya lucu.

"Kamu kalau begini lucu banget, jadi gemes dan pengen makan pipi tembem kamu."

Adam semakin memanyunkan bibirnya membuat RIni semakin terkikik karena merasa lucu.

"Baiklah, kakak tidak akan menggodamu lagi. Sekarang kakak bantu cuci muka ya? setelah itu kita kebawah. Oma dari tadi sedih karena melihat kamu sedih. Memang kamu tega melihat Oma sedih?"

Adam menggelengkan kepalanya.

Rini tersenyum, ia segera membatu Adam untuk merapikan diri dan membawanya turun menemui sang Oma.

...****************...

Tante Bella yang sejak tadi menunggu kabar terkait cucunya dari Rini terus memandang ke arah tangga dari ruang tengah. Tak lama dilihatnya cucu satu-satunya turun dengan kondisi yang telah rapi dan segar meski terlihat sembab di wajahnya. Kelegaan terpancar dari wajah wanita paruh baya itu saat cucunya tersenyum padanya dan berlari kearahnya.

"Oma, maafkan Adam ya Oma..." Adam memeluk Omanya yang telah mensejajarkan tingginya dengan Adam.

"Kenapa Cucu kesayangan Oma minta maaf?"

"Maaf karena Adam buat Oma Sedih"

"Tidak sayang, Oma bahagia karena sekarang cucu Oma sudah mau senyum kepada Oma."

"Oma, kata kak RIni, Kak Rini mau jadi teman Adam dan bermain bersama Adam." terlihat raut antusias terpancar dimata kecil itu.

"Apa kamu senang?"

"Adam sangat senang, Oma."

"Kalau begitu kakak Rini akan menjadi teman bermain Adam. Benarkan, Rin?"

"Siap, Kak Rini akan jadi teman bermain Adam." Rini menghadap Adam sambil berlagak seperti tentara.

"Kruk Kruk" suara perut Adam membuat semua beralih menatap bocah itu.

"Apa kamu lapar?"

"Adam ingin makan Ayam Goreng. Apa boleh oma?"

"Tentu, sayang." Tante Bella lantas memanggil salah satu pembantu untuk membawa Adam makan sementara ia ingin berbicara dengan Rini.

Setelah Adam berlalu, Tante Bella meminta Rini untuk duduk.

"Rin, tante benar-benar berterimakasih kepadamu hari ini. Terimakasih telah membantu tante. Tante bingung harus bagaimana. Sudah tiga hari ini Papanya tugas keluar kota, pagi ini pulang tapi harus mampir ke kampus dulu. Tante sampai bingung dengan anak tante, dia terlalu sibuk sampai jarang terlihat di rumah."

"Rini senang kalau bisa membantu tante. Lagi pula Adam anak yang baik dan manis."

"Tante senang mendengarnya."

"Oh iya, maaf sebelumnya, tadi saya ada janji mau mengajak Adam keluar besok minggu. Tapi kalau tante ikut juga tidak apa-apa. Pasti adam juga senang."

"Rencananya mau kemana?"

"Rini mau ajak ke panti Asuhan, tante."

"Boleh, tante juga mau ikut kalau begitu. Nanti aku kabari Papanya Adam. Semoga dia juga bisa ikut supaya Adam lebih senang."

"Syukurlah kalau begitu"

"Ya sudah, kalau begitu kita susul Adam di tempat makan. Pasti dia senang kalau kamu temani makan."

Terpopuler

Comments

Uceung Mincreung

Uceung Mincreung

cerita nya bagus Thor cuma ada kata" yg tulisan nya kurang tepat Thor 🙏, tapi alur cerita nya aku suka, di lanjut Thor semangattttttt ☺

2025-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pekerjaan Baru
2 2. Cinta Perlu Diperjungkan
3 3. Menghibur Adam
4 4. Amel Bergosip
5 5. Tangisan Adam
6 6. Jadilah Mama untuk Adam
7 7. Keputusan Rini
8 8. Mas, Bukan Pak
9 9. Dean yang Dingin
10 10. Sudah Sah
11 11. Suami Dingin
12 12. Pasrahnya Rini
13 13. Terlambat Datang Bulan
14 14. Apa Kamu Akan Senang?
15 15. Kekecewaan Rini
16 16. Tolong, Jaga Suamiku
17 17. Ingin Menenangkan Diri
18 18. Memperbaiki yang Ku Rusak
19 19. Ketakutan Dean.
20 20. Amel Jatuh Cinta
21 21. Maafkan Aku
22 22. Merasakan Kehadirannya
23 23. Masa Lalu Dean
24 24. Nomor Asing
25 25. Merangkai Kebahagiaan
26 26. Hadiah Ulang Tahun
27 27. Kebahagiaan Rini dan Amel
28 28. Kembali Pulang
29 29. Rini yang Cemburu
30 30. Rini yang Dingin
31 31. Waspada Pelakor
32 32. Menunjukkan kepemilikan
33 33. Keep Your Enemy Closer
34 34. Pintu Belakang Alisa
35 35. Jeratan Hasrat Alisa
36 36. Bermain Detektif dan Mafia
37 37. Pelakor yang Merasa Menang
38 38. Aku Pemeran Utamanya
39 39. Keinginan Ibu Hamil
40 40. Milikku Sampai Akhir
41 41. Trik Awal Rini
42 42. Permaian Dimulai
43 43. Membuat terpojok
44 44. Lebih Cerdas
45 45. Menghancurkan Tanpa Menyentuh
46 46. Berjuang Bersama
47 47. Pesan Tersembunyi
48 48. Demi Rini dan Si Kembar
49 49. Bidak Pertama
50 50. Mood Bumil
51 51. Sekam dan Api
52 52. Membersihkan Sampai ke Akarnya
53 53. Bersama Menyembuhkan Luka
54 54. Suara Masa Lalu
55 55. Pengabdian yang Menyenangkan
56 56. Pertemuan Tak Terduga
57 57. Sayang Papa dan Mama
58 58. Melupakan Sesuatu
59 59. Bersyukur Memilikimu
60 60. Nomor Siapa Itu?
61 61. Luka yang Ingin Ditebus
62 62. Menyambut Malaikat Kecil
63 63. Cemburu Maksimal
64 64. Mantan yang Akan Datang
65 65. Anak yang Pernah Ku Sia-siakan
66 66. Masa Lalu yang Mendekat
67 67. Persiapan Pulang
68 68. Saling Bucin
69 69. Menjaga Kondisi Istri
70 70. Kejutan Untuk Istri
71 71. Siap Bertemu Masa Lalu Suami
72 72. Permintaan Dari Masa Lalu
73 73. Keluarga yang Utuh
74 74. Berbicara Pada Adam
Episodes

Updated 74 Episodes

1
1. Pekerjaan Baru
2
2. Cinta Perlu Diperjungkan
3
3. Menghibur Adam
4
4. Amel Bergosip
5
5. Tangisan Adam
6
6. Jadilah Mama untuk Adam
7
7. Keputusan Rini
8
8. Mas, Bukan Pak
9
9. Dean yang Dingin
10
10. Sudah Sah
11
11. Suami Dingin
12
12. Pasrahnya Rini
13
13. Terlambat Datang Bulan
14
14. Apa Kamu Akan Senang?
15
15. Kekecewaan Rini
16
16. Tolong, Jaga Suamiku
17
17. Ingin Menenangkan Diri
18
18. Memperbaiki yang Ku Rusak
19
19. Ketakutan Dean.
20
20. Amel Jatuh Cinta
21
21. Maafkan Aku
22
22. Merasakan Kehadirannya
23
23. Masa Lalu Dean
24
24. Nomor Asing
25
25. Merangkai Kebahagiaan
26
26. Hadiah Ulang Tahun
27
27. Kebahagiaan Rini dan Amel
28
28. Kembali Pulang
29
29. Rini yang Cemburu
30
30. Rini yang Dingin
31
31. Waspada Pelakor
32
32. Menunjukkan kepemilikan
33
33. Keep Your Enemy Closer
34
34. Pintu Belakang Alisa
35
35. Jeratan Hasrat Alisa
36
36. Bermain Detektif dan Mafia
37
37. Pelakor yang Merasa Menang
38
38. Aku Pemeran Utamanya
39
39. Keinginan Ibu Hamil
40
40. Milikku Sampai Akhir
41
41. Trik Awal Rini
42
42. Permaian Dimulai
43
43. Membuat terpojok
44
44. Lebih Cerdas
45
45. Menghancurkan Tanpa Menyentuh
46
46. Berjuang Bersama
47
47. Pesan Tersembunyi
48
48. Demi Rini dan Si Kembar
49
49. Bidak Pertama
50
50. Mood Bumil
51
51. Sekam dan Api
52
52. Membersihkan Sampai ke Akarnya
53
53. Bersama Menyembuhkan Luka
54
54. Suara Masa Lalu
55
55. Pengabdian yang Menyenangkan
56
56. Pertemuan Tak Terduga
57
57. Sayang Papa dan Mama
58
58. Melupakan Sesuatu
59
59. Bersyukur Memilikimu
60
60. Nomor Siapa Itu?
61
61. Luka yang Ingin Ditebus
62
62. Menyambut Malaikat Kecil
63
63. Cemburu Maksimal
64
64. Mantan yang Akan Datang
65
65. Anak yang Pernah Ku Sia-siakan
66
66. Masa Lalu yang Mendekat
67
67. Persiapan Pulang
68
68. Saling Bucin
69
69. Menjaga Kondisi Istri
70
70. Kejutan Untuk Istri
71
71. Siap Bertemu Masa Lalu Suami
72
72. Permintaan Dari Masa Lalu
73
73. Keluarga yang Utuh
74
74. Berbicara Pada Adam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!