4. Amel Bergosip

Baru empat hari Rini rutin ke rumah untuk menjalankan tugasnya sebagai guru les Adam, tapi sepertinya lebih tepat kalau disebut teman bermain Adam, hubungan mereka terjalin sangat baik.

Adam sering merengek ingin ikut bila waktunya Rini pulang. Tante Bella sampai heran dengan cucunya yang bisa sedekat itu dengan Rini. Karena biasanya Adam termasuk anak yang sulit didekati.

"Kak Rini, besok kesini lagi kan?"

"Maafkan kakak ya... Kakak kesini hanya senin sampai jum'at. Besok hari sabtu, kakak ada pekerjaan lain yang harus dilkukan."

"Yah... Berarti kita besok tidak bertemu dong." wajah kecewa Adam membuat Rini merasa tidak nyaman.

"Apa Adam lupa? Kakak kan sudah janji mau ajak Adam jalan-jalan di hari minggu."

"Ah iya, Adam ingat. Kakak mau ajak Adam bermain dengan banyak teman kan?"

"Benar sekali, dua jempol untuk Adam yang hebat" Rini mengacungkan dua jempolnya sambil tersenyum lebar.

"Kita jadi pergi, kan?"

"Tentu saja, Oma sudah meminta izin pada Papa Adam. Dan Papa Adam sudah mengizinkan."

"Hore... Hore... Hore..." Adam melompat kegirangan.

"Adam senang?"

"Iya, Adam senang kak"

"Kalau begitu Adam tidak boleh sedih saat kakak pulang. Kakak kan bisa main lagi ke sini."

"Baiklah... Adam tidak akan sedih, asalkan kak Rini mau ke sini lagi."

"Pasti kak Rini ke sini lagi. Kalau gak kesini bisa-bisa kakak kangen dengan pipi yang menggemaskan ini." Rini mengusap lembut pipi chuby Adam, membuat si pemilik pipi senyum. Adam merasa sangat nyaman dengan Rini karena perlakuannya yang lembut dan membuat Adam nyaman.

Rini membawa Adam turun karena sudah waktunya bagi Rini untuk pamit pulang.

"Sudah selesai, Rin?" Tanya Tante Bella saat melihat kedatangan Rini dan cucunya.

"Sudah, tante. Rini jug harus segera pulang karena ada janji mau bantu teman mengerjakan revisi skripsi."

"Terimakasih banyak untuk hari ini." Ucap Tante Bella pada Rini.

"Oh iya Tante. Untuk hari minggu nanti, tante bisa berangkat dengan Adam dari rumah langsung ke lokasi. Tidak apa-apa kan tante?"

"Bagaimana dengan kamu? Apa tidak bareng dengan kita?"

"Tidak tante, kebetulan malam minggu saya ada acara disana dan menginap juga. Jadi kita bisa langsung bertemu di lokasi saja."

"Baiklah, kalau begitu."

"Kalau begitu saya permisi pulang, tante" Rini menjeda untuk berpamitan kepada Adam "Anak hebat, kakak pulang dulu ya... Kita ketemu lagi hari minggu."

"Siap, Kak. Tidak boleh batal ya..."

"Pasti"

...****************...

Rini sudah berada di kafe Brian, kakak Amel, karena sudah memiliki janji dengan Amel.

"Hai Rin, Selamat datang." seperti biasa Brian sudah menyambutnya di dekat pintu masuk.

"Hai kak Brian. Amel sudah di dalam?"

"Sudah, masuklah, dia berada di kursi seperti biasa"

"Kalau begitu Rini permisi ya kak."

Rini melangkah menuju ke tempat dimana Amel sudah menunggunya.

"Hai, Mel. Maaf ya lama, biasa lah, bos kecil harus dibujuk dulu sebelum ditinggal."

"Nempel banget si bos kecil. Ck... Kayaknya kamu sudah pantas jadi ibu."

"Untuk jadi ibu harus nikah dulu, Mel....."

"Ya udah, nikah aja. Beres kan..."

"Emang nikah segampang itu."

"Gampang lah... Tuh ada Kak Brian yang siap lahir batin buat jadi suamimu. Langsung Gas aja gak pakai lama."

"Gas Gas aja, emang motor main gas gas saja..."

Tiba-tiba Brian mendatangi meja mereka membawakan makanan dan minunan.

"Makanlah dulu sebelum belajar, supaya belajarnya juga lebih bisa fokus"

"Terimakasih, kak" Ucap Rini saat Brian meletakkan makanan di depannya.

"Makan lah, aku tinggal ke mejaku"

Brian pergi dan seperti biasa Rini tidak menyiakan makanan didepannya.

"Tuh, kan. Kak Brian selalu perhatian sama kamu. Apa lagi yang bikin kamu ragu dengan kakakku?"

"Diamlah... Aku ingin fokus makan supaya pekerjan kamu tidak selesai terlalu malam."

"Ck, dasar Rini."

Selesai makan, mereka segera menyelesaikan pekerjaan agar tidak selesai hingga kemalaman. Disini Rini hanya membantu, yang banyak mengerjakan tentunya Amel, karena memang ini pekerjaan Amel.

Setelah beberapa jam berlalu akhirnya mereka menyelesaikan tugas itu.

"Wah... Akhirnya selesai. Semoga tidak ada revisi lagi."

"Amin..."

"Eh ngomong-ngomong kamu masih ingat Alisa gak?"

"Nama Alisa di dunia ini banyak, Mel. Yang kamu maksud Alisa mana? Alisa tukang Jamu, Alisa Tukang pijat apa Alisa tukang cireng keliling?"

"Oh iya, maksudku Alisa yang suka pakai baju kurang bahan di kelasku."

"Oh... Yang bikin kamu nangis bombay tujuh hari tujuh malam?"

"Ck, kok bagian itu yang diingat sih. Ingat yang keren-keren aja lah... Jangan diingat part kebodohanku dulu."

"Ha... Mana mungkin aku lupa, cerita itu bisa jadi momen penting buat kamu, momen buat warning kamu biar gak gila karena cinta lagi."

"Ck, itu cuma masa lalu. Sekarang kalau dia mau berbuat apapun dengan mantanku yang gak berkelas itu aku persilahkan dengan tangan terbuka. Mau sampai jungkir balik bareng juga silahkan. Aku sudah gak peduli."

"He... Pinterrrrr, sudah benar-benar move on ceritanya."

"Pasti dong!!! Sudah tidak boleh gila lagi, ngapain menangisi penghianat? Cari Cowok lain aja. Masih banyak cowok keren di dunia. Eh, kembali ke pembahasan. Jadi si Alisa itu satu dospem sama aku. Dan ternyata dia ngelakuin hal gila."

Rini mengerutkan dahinya. "Hal gila apa?"

"Sesuai dengan sifat gatelnya yang mendarah daging, dia coba menggatal ke dospem kita. Gila kan?"

"Kalau itu lebih dari gila."

"Apa lagi pak Yoga dikenal sebagai Dosen yang disiplin dan tegas. Gila aja dia mau coba-coba main api. Kebakar beneran deh"

"Emang apa yang terjadi?"

"Awalnya mau dikeluarin dari kampus, tapi gak tahu gimana ceritanya dia hanya diberi peringatan dari kampus. Waktu kejadian sebenarnya pak Yoga juga sudah marah besar. Anak manajemen sudah tahu semua gimana pak Yoga gak pernah respon cewek-cewek yang sering keganjenan. Hebatnya tuh Pak Yoga gak kayak mantan somplakku yang dikasih godaan dikit langsung booking kamar."

"Kamu mau coba kayak gitu? Kali aja kamu mau coba deketin dosen yang katanya paling ganteng di fakultas Bisnis."

"Ih, ogah. Mode sesat itu, gak boleh ya... Cari jalan lurus aja. Meski pak Yoga itu duda dan level gantengnya sebelas dua belas dengan Lee Min Ho, tapi itu akan merusak harga diri seorang Amelia Putri kesayangan bapak Hadi Wijaya."

"Duh, pinternya anak pak Hadi Wijaya satu ini. Kalau aku cowok, aku pacarin kamu."

"Ck, Pak Hadi Wijaya punya anak Cowok, tuh disana, gantengnya udah kayak Artis korea. Pacarin aja, pasti dijamin bikin bahagia."

"Gayamu kayak agen biro jodoh"

Mereka masih menikmati kesenangan dengan tertawa bersama tanpa tahu hal besar sebentar lagi akan merubah hari penuh tawa mereka.

Terpopuler

Comments

Rita Murwanti

Rita Murwanti

lanjut thor semangat ya

2025-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pekerjaan Baru
2 2. Cinta Perlu Diperjungkan
3 3. Menghibur Adam
4 4. Amel Bergosip
5 5. Tangisan Adam
6 6. Jadilah Mama untuk Adam
7 7. Keputusan Rini
8 8. Mas, Bukan Pak
9 9. Dean yang Dingin
10 10. Sudah Sah
11 11. Suami Dingin
12 12. Pasrahnya Rini
13 13. Terlambat Datang Bulan
14 14. Apa Kamu Akan Senang?
15 15. Kekecewaan Rini
16 16. Tolong, Jaga Suamiku
17 17. Ingin Menenangkan Diri
18 18. Memperbaiki yang Ku Rusak
19 19. Ketakutan Dean.
20 20. Amel Jatuh Cinta
21 21. Maafkan Aku
22 22. Merasakan Kehadirannya
23 23. Masa Lalu Dean
24 24. Nomor Asing
25 25. Merangkai Kebahagiaan
26 26. Hadiah Ulang Tahun
27 27. Kebahagiaan Rini dan Amel
28 28. Kembali Pulang
29 29. Rini yang Cemburu
30 30. Rini yang Dingin
31 31. Waspada Pelakor
32 32. Menunjukkan kepemilikan
33 33. Keep Your Enemy Closer
34 34. Pintu Belakang Alisa
35 35. Jeratan Hasrat Alisa
36 36. Bermain Detektif dan Mafia
37 37. Pelakor yang Merasa Menang
38 38. Aku Pemeran Utamanya
39 39. Keinginan Ibu Hamil
40 40. Milikku Sampai Akhir
41 41. Trik Awal Rini
42 42. Permaian Dimulai
43 43. Membuat terpojok
44 44. Lebih Cerdas
45 45. Menghancurkan Tanpa Menyentuh
46 46. Berjuang Bersama
47 47. Pesan Tersembunyi
48 48. Demi Rini dan Si Kembar
49 49. Bidak Pertama
50 50. Mood Bumil
51 51. Sekam dan Api
52 52. Membersihkan Sampai ke Akarnya
53 53. Bersama Menyembuhkan Luka
54 54. Suara Masa Lalu
55 55. Pengabdian yang Menyenangkan
Episodes

Updated 55 Episodes

1
1. Pekerjaan Baru
2
2. Cinta Perlu Diperjungkan
3
3. Menghibur Adam
4
4. Amel Bergosip
5
5. Tangisan Adam
6
6. Jadilah Mama untuk Adam
7
7. Keputusan Rini
8
8. Mas, Bukan Pak
9
9. Dean yang Dingin
10
10. Sudah Sah
11
11. Suami Dingin
12
12. Pasrahnya Rini
13
13. Terlambat Datang Bulan
14
14. Apa Kamu Akan Senang?
15
15. Kekecewaan Rini
16
16. Tolong, Jaga Suamiku
17
17. Ingin Menenangkan Diri
18
18. Memperbaiki yang Ku Rusak
19
19. Ketakutan Dean.
20
20. Amel Jatuh Cinta
21
21. Maafkan Aku
22
22. Merasakan Kehadirannya
23
23. Masa Lalu Dean
24
24. Nomor Asing
25
25. Merangkai Kebahagiaan
26
26. Hadiah Ulang Tahun
27
27. Kebahagiaan Rini dan Amel
28
28. Kembali Pulang
29
29. Rini yang Cemburu
30
30. Rini yang Dingin
31
31. Waspada Pelakor
32
32. Menunjukkan kepemilikan
33
33. Keep Your Enemy Closer
34
34. Pintu Belakang Alisa
35
35. Jeratan Hasrat Alisa
36
36. Bermain Detektif dan Mafia
37
37. Pelakor yang Merasa Menang
38
38. Aku Pemeran Utamanya
39
39. Keinginan Ibu Hamil
40
40. Milikku Sampai Akhir
41
41. Trik Awal Rini
42
42. Permaian Dimulai
43
43. Membuat terpojok
44
44. Lebih Cerdas
45
45. Menghancurkan Tanpa Menyentuh
46
46. Berjuang Bersama
47
47. Pesan Tersembunyi
48
48. Demi Rini dan Si Kembar
49
49. Bidak Pertama
50
50. Mood Bumil
51
51. Sekam dan Api
52
52. Membersihkan Sampai ke Akarnya
53
53. Bersama Menyembuhkan Luka
54
54. Suara Masa Lalu
55
55. Pengabdian yang Menyenangkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!