“Nayla!” teriak Reno kaget ketika hampir menabraknya. Mobilnya berhenti mendadak, ban berdecit di jalan basah.
“Aduh… sakit,” ucap Nayla sambil meringis, tapi wajahnya malah memerah karena malu, bukan sakit.
Reno buru-buru keluar dari mobil, menunduk panik. “Kamu mau ke mana sih? Ini udah malam, Nay!” Nada suaranya tegas tapi matanya jelas-jelas khawatir.
“Bawa gue pergi dari sini, Ren!” ucap Nayla dengan napas terengah-engah. Rambutnya berantakan, wajahnya pucat, matanya liar mencari arah lain.
“Kemana?” tanya Reno cepat.
“Kemana aja! Asal bukan ke sana!” ucap Nayla hampir berteriak.
Reno tak berpikir lama. “Ya udah, masuk mobil.”
Dengan langkah gemetar Nayla masuk ke mobil, dadanya naik-turun cepat, seolah baru lari maraton.
“Ada apa, Nay?” tanya Reno pelan sambil meliriknya sekilas.
Nayla menatap lurus ke depan, wajahnya penuh panik. “Mantan gue datang. Pak Stevan malah bilang kamar gue di mana.” Suaranya bergetar.
Reno menghela napas panjang, lalu tersenyum nakal. “Mungkin dia belum move on… kayak aku,” ujarnya sambil terkekeh ringan.
Nayla menatap tajam, tapi terlalu lelah untuk membalas. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ponselnya berdering berkali-kali di dashboard.
“Angkat, Nay. Dia pasti khawatir,” ucap Reno lembut.
“Males,” sahut Nayla kesal, suaranya serak menahan tangis.
“Ya udah, gimana kalau kita balik lagi, terus bilang aja kita mau nikah?” goda Reno sambil menahan tawa.
“Ngga lucu, ih!” Nayla menatapnya jengkel.
“Sorry, sorry.” Reno tersenyum kecil, mencoba mencairkan suasana.
Beberapa detik kemudian Nayla akhirnya menyerah, mengangkat telepon.
“Dimana kamu?” suara Zevan di seberang terdengar cemas.
“Gue bilang tadi, gue di neraka! Puas lo?” Nayla membentak, air matanya mulai menetes.
Reno melirik sekilas dan berbisik pelan, “Wow… dramatis.”
“Nayla, serius, kamu di mana?” Zevan terdengar panik.
“Gue ngga mau ketemu lo. Pergi sana!” Nayla menahan tangisnya sekuat tenaga.
“Nayla, aku jauh-jauh ke sini demi kamu. Kok kamu gini sih?” suara Zevan terdengar lirih, nyaris putus asa.
"Udah nikah saja sama calon istri lo ngapain cari gue lagi." teriak nayla sambil menangis.
Reno menepi di lampu merah, memperhatikan Nayla yang mulai menangis pelan. Bahunya bergetar.
Wajah Reno berubah serius. Ia mengambil ponsel Nayla dari tangannya.
“Dia sama gue,” ucap Reno dengan nada tegas. “Calon suaminya. Kami akan menikah segera.”
“Apa?! Tapi Nayla mana?” Zevan terdengar panik dan marah.
“Jangan ganggu Nayla lagi. Faham?” ujar Reno dingin sebelum menutup telepon tanpa menunggu jawaban.
“Lo apaan sih, Ren?!” Nayla membentak dengan mata merah. “Ngapain ngomong gitu, ha?!”
Reno menatapnya serius. “Aku nyelamatin kamu. Kita nikah, Nay. Jangan bantah. Ibu sama ayah kamu udah setuju. Kita pulang sekarang.”
“Apa?!” Nayla membelalak, suaranya tercekat antara kaget, bingung, dan panik. “Lo becanda kan?!”
Tapi Reno tidak menjawab. Ia menyalakan mesin mobil, menatap lurus ke jalan.
Malam itu, di bawah langit Bali yang pekat, Reno membawa Nayla ke bandara.
Di pesawat, Nayla duduk diam menatap jendela. Lampu kota Bali perlahan menjauh di bawah sana.
Ia mendelik tajam ke arah Reno yang duduk di sampingnya.
“Lo gila.”
Reno menoleh, senyum tipis muncul di bibirnya. “Aku sayang kamu.”
“Lo brengsek!”
“Aku tetep sayang kamu.”
“Ngga mau! Ngga mau nikah sama lo!” Nayla hampir berteriak, matanya berkaca-kaca.
“Ssstt… malu, berisik. Orang-orang liatin.”
Reno menatapnya lembut, mencoba menenangkannya.
“Kesel!” Nayla bersungut, menunduk sambil menahan tangis. Tapi tak ada air mata yang keluar. Hanya perih di dada.
Sesampainya di Bandung.
Udara dingin malam menyambut mereka. Nayla berjalan cepat keluar dari bandara, wajahnya datar tapi langkahnya gemetar. Reno mengikuti di belakang, tenang tapi waspada.
“Pergi!” bentak Nayla.
“Jangan teriak dong, malu…” ucap Reno dengan senyum kecil.
“Gue ngga mau deket sama lo!” Nayla mendengus kesal.
“Mobil aku di rumah, nebeng ya?” Reno masih sempat bercanda.
“Gak mau!” Nayla menatapnya tajam, tapi nadanya terdengar seperti anak kecil yang ngambek.
“Dih, manja-nya masih sama,” ujar Reno sambil menatapnya lembut.
“Pergi, sana!” Nayla langsung masuk ke mobilnya, menyalakan mesin dan tancap gas meninggalkan Reno di depan bandara.
“Brengsek! Apa sih ini! Sial!” gerutu Nayla sambil memukul-mukul setir.
Beberapa menit kemudian ia sampai di rumah. Nafasnya masih tidak teratur.
“Loh, Reno-nya mana?” tanya ibunya begitu Nayla masuk.
“Mati!” jawab Nayla ketus.
Ibunya malah tersenyum. “Kok gitu? Dia calon suami kamu, loh. Tadi ibunya ke sini.
Seminggu lagi kamu nikah sama Reno.”
“APA?!” Nayla hampir menjerit. “Ibu apa-apaan sih ini?!”
“Udah, jangan ngelawan. Nanti kamu balik lagi sama Zevan yang nggak jelas itu!” sahut Pak Wisnu kesal.
“Tapi ini gila, Bu! Aku bahkan nggak ditanya mau atau nggak! Kalian ini kenapa sih?!” Nayla menatap ibunya dengan mata berkaca.
Bu Sari menghela napas. “Itu yang terbaik, Nayla. Percaya sama Ibu. Kamu harus nurut.”
Nayla terdiam. Percuma debat. Badannya lelah, pikirannya kusut. Ia hanya menatap lantai, lalu berjalan gontai ke kamar.
Begitu pintu tertutup, ia langsung rebah di kasur.
“Brengsek… anjing…” gumamnya lirih. Air mata akhirnya menetes.
Ia membuka ponselnya, mengetik status pendek:
Fuck.
Komentar langsung masuk.
Tari: Kenapa lo?
Nayla: Masa gue tiba-tiba ketemu Reno lagi, trus dia ngajak nikah, trus seminggu lagi gue nikah sama dia. Kan gila ya?!
Tari: Haha bagus itu. Selamat ya 😆
Nayla: Najis lo! Lo lupa gue nangis tiap malam gara-gara dia?! Sampe bertahun-tahun gue jomblo takut sama cowok!
Tari: Tau. Tapi lo juga tau dia lebih menderita dari lo. Lo itu batu, Nay. Dia minta balik berkali-kali, lo-nya yang gak mau.
Nayla terdiam. Jari-jarinya berhenti mengetik. Ia menatap layar kosong ponselnya lama, lalu mematikan.
Kepalanya berat.
Matanya perih.
Dan malam itu,nayla tertidur dengan perasaan campur aduk ia masih mencintai zevan bagaimana dengan alur kehidupan nya yang begitu rumit.
Bersambung...
Mohon dukungan nya dengan cara.
#vote
#like
#komen
Biar author semangat makasih 🥰🥀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Cut syifa
bentar bentar update, biar gak di bilang kudate apa gimana ini nay?🤣
2025-10-25
1
Xia Ni Si☀
Satu masalah satu SW/Facepalm/
2025-10-25
1
Nurika Hikmawati
sekali dayung, dua tiga pulau terlampauo ya Reno. selain niat nyelamatin Nayla, sekaligus lamaran. siapa tau diterima /Joyful/
2025-10-25
1